"Pokok Pikiran The Wealth of Nations"…
"Pokok Pikiran The Wealth of Nations"…
"Pokok
Pikiran The Wealth of Nations"
“If
a pin manufacturer tried to charge more than his competitors, they would take
away his trade; if a workman asked for more than the going wage, he would not
be able to find work; if a landlord sought to exact arent steeper than another
with land of the same quality, he would get no tenants” (Adam Smith, An Inquiry
Into the Nature and Causes of The Wealth of Nations, 1776)
Kutipan
tersebut di atas diambil dari The Wealth
of Nations, 1776, ketika membahas arti serakah dan adanya keinginan untuk
mendapatkan laba dalam jangka panjang. Pada dasarnya, The Wealth of Nations memiliki lima pokok bahasan penting yaitu: 1. hakikat bahwa manusia itu serakah, 2.mekanisme pasar bebas, 3.teori nilai suatu barang, 4.teori pembagian kerja dan 5.teori ekumulasi kapital.
1. Hakikat Manusia Serakah
Manurut
Adam Smith, pada hakikatnya manusia itu rakus, egoistis dan selalu mementingkan
diri sendiri. Sifat manusia seperti ini, oleh Adam Smith, dianggap akan memacu
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. Sifat egoistis manusia
ini tidak akan mendatangkan kerugian dan kerusakan masyarakat sepanjang ada
persaingan bebas. Lebih lanjut dijelaskan bahwa setiap orang yang menginginkan
laba dalam jangka panjang, tidak akan pernah menaikkan harga di atas tingkat
harga pasar.
Jadi
jika sesorang penjual peniti mencoba menetapkan harga lebih tinggi dari harga
yang ditetapkan oleh pesaing-pesaingnya, maka bisnisnya pasti akan hancur. Hal
itu, disebabkan orang tidak mau lagi membeli peniti padanya dan berpindah pada
pesaingnya. Begitu juga buruh yang menetapkan upah lebih tinggi dari upah pasar
akan sulit memperoleh pekerjaan. Selanjutnya tuan tanah yang menetapkan sewa
lebih tinggi untuk kesuburan tanah yang sama, tidak akan menemukan penggarap.
Pada intinya, tindak tanduk manusia didasarkan pada kepentingan diri sendiri
(self interest), bukan belas kasihan dan juga bukan perikemanusiaan.
2. Mekanisme Pasar Bebas
The
Wealth of Nations berpendapat dan menghendaki agar pemerintah sedapat mungkin
tidak terlalu banyak campur tangan mangatur perekonomian. Perekonomian harus
dibuarkan berjalan secara wajar tanpa campur tangan pemerintah, karena pada
titik tertentu akan ada suatu tangan yang tidak kentara (invisible hands) yang
akan membawa perekonomian tersebut ke arah keseimbangan (equilibrium). Jika
banyak campur tangan pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi yang akan
membawa perekonomian dalam ketidakefisienan (inefficiency) dan
ketidakseimbangan (disequilibrium).
Dengan
demikian, walaupun setiap orang mengerjakan sesuatu didasarkan kepada
kepentingan pribadi, tetapi hasilnya bisa selaras dengan tujuan masyarakat.
Dampak aktivitas setiap individu dalam mengejar kepentingan masing-masing,
justru lebih baik dibandingkan dengan tiap orang berusaha memajukan masyarakat.
Adam Smith tidak percaya dengan ‘maksud baik’, baik dari perorangan dan dari
pemerintah, sehingga mengatakan bahwa jalan ke neraka selalu dihiasi dengan
maksud-maksud baik.
3. Teori Nilai
Barang
memiliki dua nilai, pertama nilai guna (value in use) kedua nilai tukar (value
in exchange). Nilai tukar atau harga suatu barang ditentukan oleh sejumlah
tenaga (labor) yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut. Harga labor
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tenaga ‘labor‘ yang dicurahkan
untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Harga labor adalah upah yang
diterimanya dalam menghasilkan barang tersebut. Tingkat Upah sekaligus
menentukan perbedaan tingkat keterampilan labor.
Hubungan
nilai guna dan nilai tukar, dijelaskan bahwa suatu barang yang mempunyai nilai
guna tinggi kadang-kadang tidak mempunyai nilai tukar. Sebaliknya, ada barang
yang mempunyai nilai tukar tinggi, tetapi tidak berfaedah dalam kehidupan.
Contohnya adalah air dan intan. Dengan demikian, bagi Adam Smith nilai tukar
dapat diartikan dengan kemampuan sesuatu barang untuk memperoleh barang lain.
Hal itu berarti nilai tukar suatu barang sama dengan harga barang itu sendiri.
4. Teori Pembagian Kerja
Produktivitas
tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja (division of labor).
Pembagian kerja akan mendorong spesialisasi, orang akan memilih mengerjakan
yang terbail sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Adanya
spesialisasi berarti setiap orang tidak perlu menghasilkan setiap barang yang
dibutuhkan secara sendir-sendiri. Akan tetapi, hanya menghasilkan satu jenis
barang saja. Kelebihan barang atas kebutuhan sendiri itu dipertukarkan arau
diperdagangkan di pasar.
Contohnya
pembuatan peniti. Jika setiap orang melakukan semua jenis pekerjaan
sendiri-sendiri termasuk di dalamnya meluruskan kawat, memotongnya,
meruncingkan dan memasangkan kepala peniti, maka hasil yang diperoleh kecil.
Akan tetapi jika dilakukan pembagian tugas, yang satu khusus meluruskan, yang
lain memotong dan seterusnya, maka hasil produksi peniti secara total akan
menjadi lebih banyak. Dengan demikian, pembagian tugas telah menyebabkan setiap
orang ahli di bidangnya dan meningkatkan produktivitas.
5. Teori Akumulasi Kapital
Setiap
orang berkeinginan untuk meningkatkan kesejahterannya. Peningkatan
kesejahteraan bisa diperoleh dengan meningkatkan laba. Maka cara terbaik untuk
mmeperoleh keuntungan sebesar-besarnya adalah dengan melakukan investasi yaitu
membeli mesin-mesin dan peralatan. Dengan mesin dan peralatan tersebut, maka
produktivitas laborakan meningkat, yang berarti peningkatan produksi
perusahaan. Jika perusahaan melakukan hal yang sama, output nasional, maka
berarti kesejahteraan masyaakat akan meningkat pula.
Adam
Smith menganggap penting arti akumulasi kapital bagi pembangunan ekonomi.
Sistem ekonomi yang dianut sesuai pemikiran Adam Smith adalah sistem ekonomi
liberal atau sistem kapitalisme. Salah satu cirinya adalah sistem ini
memberikan keleluasaan yang besar bagi setiap individu untuk bertindak dalam
perekonomian atau juga diartikan suatu sistem yang sangat menekankan kepada
akumulasi kapital dalam pembangunan.
Wasalam……
Komentar
Posting Komentar