PERIHAL PENDIDIKAN
http://www.krishnamurti.or.id
J. KRISHNAMURTI
PERIHAL PENDIDIKAN
Yayasan Krishnamurti Indonesia 1979
Copyright (c) Krishnamurti Foundafion Trust Ltd .1974 Copyright (c) Krishnamurti Foundation Trust Ltd. 1979
Judul asli : Krishnamurti on Education
Terjemahan ini diizinkan oleh Krishnamurti FoundationTrust Ltd. London dan disetujui oleh Krishnamurti Foundation India.
Dicetak di Percetakan Yayasan Krishnamurti Indonesia, Malang. Disetujui: Komtares Kepolisian 102 tgl. 27 Oktober 1979 No. B /1132 / X /1979 / Kowil/ Intel
Website YKI : www.krishnamurti.or.id
DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar 1
Bagian I. Ceramah kepada siswa-siswa.
1. Tentang pendidikan 4 2. Tentang batin yang religius dan batin yang ilmiah 13 3. Tentang pengetahuan dan inteligensi(Intelligence) 17 4. Tentang kebebasan dan ketertiban 25 5. Tentang kepekaan 31 6. Tentang rasa takut 38 7. Tentang kekerasan 46 8. Tentang pembentukan citra (image) 54 9. Tentang tingkah laku 62
Bagian II. Percakapan dengan para guru.
1. Tentang pendidikan yang benar 69 2. Tentang pandangan yang jauh 79 3. Tentang tindakan 86 4. Tentang penolakan sejati 92 5. Tentang persaingan 101 6. Tentang rasa takut. 108 7. Tentang mengajar dan belajar 118 8. Tentang batin yang baik 129 9. Tentang pendekatan secara negatif 137 10. Tentang meditasi dan pendidikan 147 11. Tentang pemekaran 153
1
KATA PENGANTAR
Buku ini adalah hasil dari ceramah dan diskusi-diskusi yang diadakan di India oleh J Krishnamurti dengan siswa-siswa dan guru-guru sekolah dari Sekolah Rishi Valley di Andhra Pradesh dan Sekolah Rajghat di Varanasi. Pusat-pusat ini diselenggarakan oleh Krishnamurti Foundation India, yang didirikan untuk menciptakan satu suasana lingkungan dimana ajaran-ajaran Krishnamurti dapat disampaikan kepada anak. Krishnamurti menganggap pendidikan mempunyai arti yang sangat panting dalam menyampaikan apa yang pokok untuk perubahan batin manusia dan pembentukan kebudayaan baru. Perubahan yang fundamentil itu terjadi apabila si anak, sementara dilatih dalam pelbagai ketrampilan dan ilmu pengetahuan, juga diberi kemampuan untuk menyadari proses- proses-proses pikiran, perasaan dan tindakannya sendiri. Kewaspadaan ini membuatnya kritis terhadap diri sendiri dan cermat pengamatannya, dan dengan demikian membentuk keutuhan penglihatan, pembedaan dan tindakan, yang sangat panting untuk pendewasaan didalam dirinya bagi suatu hubungan yang benar terhadap sesama manusia, terhadap alam dan terhadap alat-alat yang diciptakan manusia.
Dewasa ini sedang dipermasalahkan lagi patokan-patokan dasar dari struktur pendidikan beserta pelbagai sistimnya, di India dan di seluruh dunia. Disemua tingkat orang makin menyadari bahwa contoh-contoh yang ada telah gagal, dan sama sekali tidak ada hubungan yang berarti antara manusia dengan masyarakat jaman sekarang yang kompleks. Krisis lingkungan-hidup dan kemiskinan yang meningkat, kelaparan dan kekerasan, mau tidak mau memaksa manusia untuk menghadapi kenyataan-kenyataan dari situasi manusia. Pada masa seperti sekarang diperlukan suatu pendekatan yang sama sekali baru terhadap patokan pendidikan. Krishnamurti mempermasalahkan akar-akar dari kebudayaan kita. Tantangannya tidak hanya ditujukan kepada struktur pendidikan, melainkan juga kepada seluk-beluk dan sifat dari batin dan kehidupan manusia. Berbeda dengan semua usaha-usaha lain untuk menyelamatkan atau menawarkan ganti bagi sistim pendidikan yang ada, pendekatan Krishnamurti mendobrak
2
perbatasan-perbatasan kebudayaan tertentu dan menegakkan sejumlah nilai-nilai yang sama sekali baru, yang pada gilirannya dapat menciptakan suatu peradaban baru dan masyarakat baru.
Bagi Krishnamurti, batin yang baru hanya mungkin apabila semangat-religius dan sikap-ilmiah merupakan bagian dari gerak kesadaran yang sama — suatu keadaan di mana sikap-ilmiah dan sernangat-religius bukan merupakan dua proses batin atau kemampuan batin yang sejajar. Keduanya bukan terdapat dalam ruangan-ruangan kedap-air sebagai dua gerakan terpisah yang harus digabungkan, melainkan adalah suatu gerak yang baru yang terdapat dalam kecerdasan dan dalam batin yang kreatif.
Krishnamurti bicara tentang dua alat yang dapat di pakai oleh manusia — alat pengetahuan yang memungkinkannya untuk menguasai ketrampilan teknis, dan kecerdasan yang timbul dari pengamatan dan pengenalan-diri.
Sementara Krishnamurti memberi tekanan pada pemupukan intelek, perlunya memiliki pikiran yang tajam, jernih, analitis dan teliti, ia menaruh tekanan yang jauh lebih besar lagi pada kesadaran yang kritis dan lebih tajam terhadap dunia dalam dan dunia luar, penolakan terhadap otoritas pada semua tingkat, dan suatu keseimbangan yang harmonis antara intelek dan kepekaan.
Untuk menemukan daerah-daerah di mana pengetahuan dan ketrampilan teknis diperlukan, dan dimana mereka tidak penting dan bahkan merusak, bagi Krishnamurti adalah salah satu tugas pendidikan yang fundamentil, oleh karena hanya jika batin belajar mengenal adanya daerah-daerah di mana pengetahuan tidak penting, barulah dapat di hayati suatu dimensi yang sama sekali baru, ditimbulkan enersi yang baru, dan digiatkan daya-kemampuan batin manusia yang belum pernah terpakai.
Salah satu masalah dan tantangan yang belum terpecahkan oleh para pendidik di seluruh dunia ialah masalah kebebasan dan ketertiban. Bagaimana seorang anak, seorang siswa, bisa tumbuh dalam kebebasan dan sekaligus mengembangkan rasa ketertiban batiniah yang mendalam. Ketertiban adalah justru akar dari
3
kebebasan. Bagi Krishnamurti, kebebasan tidak mempunyai titik akhir, melainkan selalu diperbaharui dari saat ke saat dalam tindakan hidup itu sendiri. Pada halaman-halaman berikut ini kita dapat memperoleh pandangan sekilas, meraba, sifat kebebasan ini dimana ketertiban merupakan bagian yang terkandung di dalamnya.
Tahun-tahun yang dilewatkan seorang siswa dalam sebuah sekolah hendaknya menimbulkan kesan keharuman dan kegembiraan baginya. Ini hanya mungkin terjadi apabila tidak terdapat persaingan, tidak ada otoritas, dimana mengajar dan belajar adalah proses yang serentak (simultan) diwaktu sekarang, di mana si pendidik dan si terdidik kedua-duanya ikut serta di dalam tindakan belajar.
Berbeda dengan penyampaian semangat-religius oleh pelbagai sekte dan kelompok agama, pendekatan Krishnamurti dapat dikatakan sungguh-sungguh sekuler, namun mengandung dimensi religius yang mendalam. Dalam ajaran-ajaran Krishnamurti terdapat penyimpangan dari pendekatan tradisionil dalam hal hubungan antara si pengajar dan yang diajar, antara guru dan siswa. Pendekatan tradisionil pada dasarnya bersifat hirarkis; ada guru yang tahu dan siswa yang tidak tahu dan harus diajar. Bagi Krishnamurti, guru dan siswa berfungsi pada tingkat yang sama — saling berhubungan dengan bertanya dan bertanya-balik, sampai kedalaman problem itu terbongkar dan pemahaman, terbuka, menerangi batin keduanya.
Krishnamurti Foundation India merasa memperoleh kehormatan besar untuk dapat menyajikan buku ini kepada para siswa dan pendidik.
Penyusun
BAGIAN I
CERAMAH KEPADA
SISWA - SISWA
4
1. TENTANG PENDIDIKAN
Anda tahu, anda hidup didalam salah satu lembah paling indah yang pernah saya lihat. Lembah ini punya suasana yang istimewa. Pernahkah anda memperhatikan, terutama diwaktu malam dan pagi-pagi sekali, suasana keheningan yang meresapi, menembusi lembah ini? Saya yakin disekitar sini terdapat bukit-bukit yang paling tua didunia dan manusia masih belum merusaknya; sedangkan kemanapun anda pergi, ke kota-kota atau ke lain-lain tempat, manusia menghancurkan alam, menebangi pohon-pohon untuk mendirikan lebih banyak rumah, mengotori udara dengan mobil mobil dan industri. Manusia menghancurkan binatang; sekarang ini hanya ada sedikit sekali harimau yang tinggal. Manusia menghancurkan segala sesuatu karena makin lama rnakin banyak orang lahir dan mereka harus punya lebih banyak ruang. Berangsur-angsur, manusia menyebarkan kehancuran di seluruh dunia. Dan bilamana orang tiba disebuah lembah seperti ini — dimana hanya ada sedikit orang, di mana alam belum dirusak, dimana masih terdapat keheningan, ketenangan, keindahan — orang akan sungguh-sungguh kagum. Setiap kali orang datang kemari orang merasakan keanehan tanah ini, tapi mungkin anda sudah terbiasa olehnya. Anda tidak memandang ke bukit-bukit itu lagi, anda tidak mendengarkan burung-burung itu lagi dan angin berbisik diantara dedaunan. Dengan demikian anda berangsur- angsur menjadi tak acuh.
Pendidikan bukan hanya belajar dari buku-buku, menghafalkan beberapa fakta, melainkan juga belajar bagaimana rnelihat, bagaimana mendengarkan apa yang dikatakan oleh buku-buku, apakah mereka mengatakan sesuatu yang benar atau palsu. Semua itu adalah bagian dari pendidikan. Pendidikan bukan hanya untuk lulus ujian, memperoleh gelar dan pekerjaan, kawin dan menetap, melainkan juga untuk marnpu mendengarkan burung- burung, memandang langit, melihat keindahan pohon yang luar biasa, dan bentuk dari bukit-bukit, dan merasakan bersama mereka, secara langsung sungguh-sungguh bersentuhan dengan. mereka. Makin anda bertambah tua, suasana mendengarkan dan melihat ini sayang sekali lenyap karena anda punya kecemasan-
5
kecemasan, anda ingin lebih banyak uang, mobil yang lebih harus, lebih banyak atau lebih sedikit anak. Anda menjadi cemburu, ambisius, serakah, iri hati; dengan demikian anda kehilangan rasa keindahan dari bumi ini. Anda tahu apa yang sedang terjadi didunia. Anda tentu mempelajari peristiwa-peristiwa yang muktahir. Terdapat peperangan, pemberontakan, bangsa bertentangan dengan bangsa Di negeri inipun terdapat perpecahan, pemisahan, makin banyak orang lahir, kemiskinan, keburukan, dan orang yang tak punya perasaan samasekali. Orang tak peduli apa yang menimpa orang lain selama dirinya sendiri betul-betul aman. Dan anda sedang dididik supaya bisa cocok dengan semua ini.
Tahukah anda bahwa dunia ini sudah gila, bahwa semua ini adalah kegilaan — perkelahian, pertengkaran, penindasan, saling cakar- mencakar ini? Dan anda tumbuh untuk supaya bisa cocok dengan semua ini. Apakah ini benar, apakah ini tujuan pendidikan, bahwa anda mau atau tidak mau harus mengambil tempat dalam struktur gila yang disebut masyarakat ini ? Dan tahukah anda apa yang sedang terjadi dengan agama-agama diseluruh dunia? juga disini manusia sedang berantakan, tak seorangpun percaya lagi akan sesuatu. Manusia tak rnempunyai keyakinan, dan agama hanyalah hasil dari propaganda yang luas.
Karena anda masih muda, segar, polos, dapatkah anda memandang semua keindahan bumi ini, memiliki sifat kasih- sayang? Dan dapatkah anda mempertahankannya? Sebab, kalau tidak, bilamana anda tumbuh menjadi dewasa, anda akan menyesuaikan diri, oleh karena cara hidup yang termudah. Bilamana anda tumbuh menjadi dewasa, beberapa orang dari anda akan berontak, tetapi pemberontakan itupun tak akan menjawab persoalannya Sebagian dari anda akan mencoba lari dari masyarakat, tetapi pelarian itu tak ada artinya. Anda harus merubah masyarakat, tetapi bukan dengan membunuhi orang. Masyarakat adalah anda dan saya. Anda dan saya menciptakan masyarakat dimana kita hidup ini. Maka andalah yang harus berubah. Janganlah anda sampai merasa cocok dengan masyarakat yang mengerikan ini. Jadi apakah yang akan anda lakukan?
6
Dan anda, yang tinggal dilembah yang luar biasa ini, apakah anda kelak akan terlempar kedalam dunia yang penuh perjuangan, kekacauan, perang, kebencian? Apakah anda akan menyesuaikan diri, mengambil tempat, menerima semua nilai-nilai lama? Anda tahu apa nilai-nilai itu — uang, kedudukan, prestise, kekuasaan. Itulah semua yang diingini manusia, dan rnasyarakat ingin agar anda cocok dalam pola nilai-nilai itu. Tetapi jika anda sekarang mulai berpikir, mengamati, belajar, bukan dari buku-buku, melainkan belajar sendiri dengan mengamati, mendengarkan segala sesuatu yang terjadi disekitar anda, anda akan tumbuh menjadi manusia yang berbeda — seorang yang memperhatikan, yang menyayangi, yang mencintai orang lain. Mungkin, jika anda hidup seperti itu, anda akan menemukan kehidupan religius yang sesungguhnya.
Oleh karena itu pandanglah alam ini, pohon asam itu, pohon-pohon mangga yang tengah berbunga, dan dengarlah burung-burung dipagi hari dan menjelang malam. Pandanglah langit yang jernih, bintang-bintang betapa mengagumkan matahari yang terbenam dibalik bukit-bukit itu. Perhatikanlah semua warna warni itu, cahaya pada dedaunan, keindahan tanah ini, bumi yang kaya.. Nah, setelah melihat semua itu dan juga melihat bagaimana dunia ini, dengan segala kekejaman, kekerasan, keburukannya, apakah yang akan anda perbuat?
Tahukah anda apa artinya memperhatikan, menaruh perhatian? Jika anda menaruh perhatian, anda melihat segala sesuatu jauh lebih jelas. Anda mendengar nyanyian burung itu jauh lebih nyata. Anda membedakan berbagai suara. Jika anda memandang kepada sebatang pohon dengan perhatian yang mendalam, anda melihat seluruh keindahan pohon itu Anda melihat daunnya, cabang- cabangnya, anda melihat angin bermain dengan dahan dan daun. Jika anda menaruh perhatian, anda melihat dengan luar biasa jelasnya. Pernahkah anda melakukannya? Perhatian adalah berbeda dengan konsentrasi. Jika anda berkonsentrasi, anda tidak melihat semuanya. Tetapi jika anda menaruh perhatian, anda melihat banyak hal. Sekarang, cobalah perhatikan. Pandanglah pohon itu dan lihatlah bayang-bayangannya, angin yang sepoi- sepoi diantara dedaunannya. Pandanglah bentuk pohon itu Lihatlah
7
ukuran pohon itu dalam hubungan dengan pohon-pohon lainnya. Lihatlah sifat cahaya yang menembus dedaunannya, cahaya yang jatuh pada cabang-cabang dan batangnya. Lihatlah keseluruhan pohon itu. Lihatlah secara itu, oleh karena saya akan membicarakan sesuatu yang harus anda perhatikan. Perhatian adalah sangat penting, dikelas, atau jika anda berada diluar, ketika anda makan, ketika anda berjalan. Perhatian adalah suatu hal yang luar biasa.
Saya akan bertanya kepada anda. Mengapa anda dididik? Mengertikah anda pertanyaan saya? Orang tua anda mengirim anda ke sekolah. Anda mengikuti pelajaran dikelas, anda belajar matematika, anda belajar ilmu bumi, anda belajar sejarah. Mengapa? Pernahkah anda bertanya mengapa anda ingin dididik, apakah makna dari pendidikan? Apa maknanya anda menempuh ujian dan memperoleh gelar? Apakah untuk kawin, memperoleh pekerjaan dan menetap dalam hidup seperti yang dilakukan oleh jutaan manusia? Itukah yang akan anda lakukan, itukah arti pendidikan? Mengertikah anda apa yang tengah saya bicarakan? Ini adalah masalah yang sungguh-sungguh sangat serius Seluruh dunia kini sedang mempermasalahkan dasar-dasar pendidikan. Kita melihat untuk apa saja pendidikan pernah digunakan. Manusia diseluruh dunia — baik di Russia atau di Tiongkok atau di Amerika atau di Eropa atau di negeri ini — dididik untuk menyesuaikan diri, untuk mengambil tempat dalam masyarakat dan dalam kebudayaan mereka, untuk mengambil tempat dalam arus kegiatan sosial dan ekonomi, untuk terhisap dalam arus yang maha besar yang telah mengalir ribuan tahun. Itukah pendidikan, ataukah pendidikan itu sesuatu yang samasekali lain? Dapatkah pendidikan menjaga agar batin manusia tidak tertarik kedalam arus yang maha besar ini dan dengan demikian dihancurkan; menjaga agar batin tak akan terhisap ke dalam arus itu; sehingga dengan batin yang demikian anda bisa menjadi manusia yang samasekali lain dengan sifat yang lain menghadapi hidup? Apakah anda akan dididik secara itu? Ataukah anda akan membiarkan orang tua anda, masyarakat, mendikte anda sehingga anda menjadi bagian dari arus masyarakat? Pendidikan yang sejati berarti bahwa batin manusia, batin anda, bukan saja mampu untuk menjadi pandai dalam rnatematika, ilmu bumi dan sejarah, melainkan juga tak akan
8
pernah, dalam keadaan apapun juga, tertarik ke dalam arus masyarakat. Oleh karena arus yang kita sebut kehidupan itu sangat korup, immoral, penuh kekerasan, serakah. Arus itu adalah kebudayaan kita. Maka, masalahnya ialah bagaimana melaksanakan pendidikan yang benar sehingga batin dapat menahan segala godaan, segala pengaruh, kebinatangan dari peradaban dan kebudayaan ini. Kita telah sampai pada satu titik dalam sejarah dimana kita harus menciptakan suatu kebudayaan yang baru, kehidupan yang samasekali lain, tidak berdasar pada konsumsi barang-barang dan industrialisasi, melainkan suatu kebudayaan yang berdasar pada sifat religius yang sejati. Nah, bagaimanakah kita menimbulkan melalui pendidikan yang benar, suatu batin yang samasekali lain, suatu batin yang tidak serakah, tidak dengki? Bagaimana kita menciptakan suatu batin yang tidak ambisius, yang luar biasa aktif dan efisien; yang memiliki penglihatan yang sejati terhadap apa yang benar dalam hidup sehari-hari, yang justru itulah agama.
Nah, marilah kita menyelidiki apa arti dan maksud sebenarnya dari pendidikan. Dapatkan batin anda, yang telah dibeban-pengaruhi oleh masyarakat, oleh kebudayaan dimana anda hidup, dirubah melalui pendidikan sehingga anda tak akan pernah dalam keadaan apapun juga memasuki arus masyarakat? Mungkinkah untuk mendidik anda secara lain? "Mendidik" dalarn arti kata yang sebenarnya; bukan menyampaikan dari guru kepada siswa beberapa keterangan mengenai matematika atau sejarah atau melainkan justru di dalam penyampaian mata pelajaran-pelajaran ini melaksanakan perubahan dalam batin anda. Yang berarti bahwa anda harus menjadi luar biasa kritis. Anda harus belajar untuk tidak pernah menerima apapun juga yang tidak anda lihat sendiri dengan jelas, tidak pernah mengulangi apa yang dikatakan orang lain.
Saya rasa anda harus menanyakan masalah-masalah ini kepada diri sendiri, bukan sekali-kali, melainkan setiap hari. Temukanlah. Dengarkanlah segala sesuatu, burung-burung itu, sapi yang melenguh itu. Pelajarilah segala sesuatu dalam dirimu sendiri, oleh karena jika anda belajar sendiri dari diri sendiri, maka anda tak akan menjadi manusia pengulang kata orang. Maka, kalau boleh saya anjurkan, dari sekarang anda harus menemukan bagaimana
9
untuk hidup secara lain samasekali, dan itu akan sukar, oleh karena saya kuatir sebagian besar dari kita ingin mendapatkan suatu cara hidup yang mudah. Kita suka mengulangi dan mengikuti apa yang dikatakan orang lain, apa yang dikerjakan oleh karena itulah cara hidup yang paling mudah — menyesuaikan diri dengan pola yang lama atau pola yang baru. Kita harus menemukan apa artinya tidak pernah menyesuaikan diri dan apa artinya hidup tanpa rasa-takut. Ini adalah hidup anda sendiri, dan tak seorangpun akan mengajar anda, tiada buku, tiada guru apapun juga. Anda harus belajar dari diri anda sendiri, bukan dari buku-buku. Banyak sekali yang bisa dipelajari tentang diri sendiri. Hal itu tidak ada akhirnya, ia adalah sesuatu yang mengagumkan, dan jika anda belajar tentang diri sendiri dari diri sendiri, dari situ timbullah kebijaksanaan. Lalu anda bisa hidup secara luar biasa, bahagia, indah. Bukan? Nah, apakah anda akan bertanya?
Siswa: Dunia ini penuh dengan manusia yang berhati batu, manusia yang tak acuh, manusia yang kejam; dan bagaimanakah anda bisa merubah orang-orang seperti itu?
Krishnamurti: Dunia ini penuh dengan manusia berhati batu, manusia yang tak acuh, manusia yang kejam, dan bagaimanakah anda bisa merubah orang-orang seperti itu? Itukah? Mengapa anda pusing tentang merubah orang lain? Rubahlah dirimu sendiri. Kalau tidak, jika anda menjadi dewasa nanti, anda juga akan berhati batu. Anda juga akan menjadi tak acuh. Anda juga akan menjadi kejam. Generasi yang lampau akan lenyap, mereka pergi, dan anda datang, dan jika ternyata anda juga berhati batu, tak acuh, kejam, anda juga akan membangun masyarakat yang sama. Yang penting ialah anda yang berubah, anda tidak berhati batu, anda bukan tak acuh. Jika anda berkata semua ini adalah masalah generasi tua, pernahkah anda melihat mereka, pernahkah anda memperhatikan mereka, pernahkah anda bersimpati dengan mereka? Jika demikian, anda akan berbuat sesuatu. Rubahlah dirimu dan ujilah dengan tindakan. Tindakan yang demikian adalah sesuatu yang paling luar biasa Tetapi kita ingin merubah semua orang dan bukan diri kita sendiri, yang sesungguhnya berarti, kita tidak ingin berubah, kita ingin orang lain berubah, sehingga dengan begitu kita tetap berhati batu, tak acuh, kejam, mengharap lingkungan akan berubah
10
sehingga kita bisa terus dengan cara kita sendiri. Mengertikah anda apa yang saya bicarakan?
Siswa: Anda minta kita berubah, kita berubah menjadi apa?
Krishnamurti: Anda minta kita berubah, kita berubah menjadi apa? Kita tidak bisa berubah menjadi seekor kera; mungkin anda ingin, tapi itu tidak bisa. Sekarang, jika anda berkata, "Aku ingin berubah menjadi sesuatu" — dengarkan baik-baik — jika anda berkata kepada diri sendiri, "Aku harus berubah, aku harus merubah diriku menjadi sesuatu", "menjadi sesuatu" itu adalah suatu pola yang anda ciptakan, bukan? Apakah anda melihatnya? Lihat, anda keras atau serakah dan anda ingin merubah diri anda rnenjadi orang yang tidak serakah. Ingin tidak serakah adalah suatu bentuk keserakahan juga, bukan? Anda lihatkah itu? Tapi jika anda berkata "Aku serakah, aku ingin menemukan apa artinya itu, mengapa aku serakah, apa yang terkandung didalamnya" maka apabila anda memahami keserakahan itu, anda akan bebas dari keserakahan. Mengertikah anda apa yang saya bicarakan?
Mari saya jelaskan. Aku serakah, dan aku berusaha, berjuang, mengerahkan daya-upaya luar biasa untuk tidak serakah. Aku telah mempunyai sebuah ide, gambaran, bayangan tentang apa artinya tidak serakah. Maka aku menyesuaikan diri dengan ide yang kuanggap sebagai ketidak-serakahan. Mengertikah anda? Sedangkan jika saya melihat kepada keserakahanku, jika aku memahami mengapa aku serakah, seluk-beluk keserakahanku, struktur keserakahanku, maka, apabila aku mulai memahami semua itu, aku bebas dari keserakahan. Oleh karena itu, bebas dari keserakahan adalah sama sekali berlainan dengan mencoba untuk tidak serakah. Anda lihatkah perbedaannya? Bebas dari keserakahan adalah samasekali berlainan dengan berkata, "Aku harus jadi orang besar, oleh karena itu aku tidak boleh serakah". Mengertikah anda?
Kemarin saya merenung, bahwa saya telah datang kelembah ini, bolak-balik, selama kira-kira empat puluh tahun. Orang-orang datang dan pergi. Pohon-pohon mati dan pohon-pohon baru tumbuh. Anak-anak yang berlainan datang, menyelesaikan
11
sekolahnya, menjadi insinyur, ibu rumah tangga, dan lenyap samasekali ditelan massa. Kadang-kadang saya bertemu dengan mereka, di lapangan terbang atau di salah satu pertemuan, orang- orang yang biasa samasekali. Dan jika anda tidak berhati-hati sekali, anda juga akan berakhir seperti itu.
Siswa: Apa maksud anda dengan biasa?
Krishnamurti: Menjadi seperti kebanyakan orang lain, dengan kecemasan mereka, dengan korupsi, kekerasan, kebrutalan, ketakacuhan, hati batu mereka Menginginkan pekerjaan, ingin mempertahankan pekerjaan, tak peduli anda cakap atau tidak, ingin mati dalam pekerjaan itu. Itulah yang dinamakan biasa — tidak memiliki sesuatu yang baru, sesuatu yang segar, tiada kegembiraan hidup, tak pernah ingin tahu tekun, bergairah, tak pernah menyelidiki tapi rnenyesuaikan diri belaka. Itulah yang saya maksud dengan biasa. Hal itu di sebut borjuis. Cara hidup yang seperti mesin, sebuah rutin, kebosanan.
Siswa: Bagaimana supaya kita tidak menjadi biasa?
Krishnamurti: Bagaimana supaya anda tidak menjadi biasa? Jangan menjadi biasa. Anda tak bisa melenyapkannya. Pokoknya jangan menjadi biasa.
Siswa: Bagaimana caranya, pak?
Krishnamurti: Tidak ada caranya. Anda lihat, ini adalah salah satu pertanyaan yang paling merusak: "Tunjukkan bagaimana caranya". Manusia selalu berkata, di seluruh dunia, "Tunjukkan bagaimana caranya". Jika anda melihat seekor ular, seekor kobra berbisa, anda tidak berkata, "tolong katakan bagairnana caranya lari dari ular itu". Anda langsung lari. Secara itu Pula, jika anda melihat bahwa anda adalah biasa, larilah, tinggalkan, bukan besok, tapi seketika itu juga. Kalau anda tidak ingin mengajukan pertanyaan lagi, saya akan mengusulkan sesuatu. Anda tahu, orang sering bicara tentang meditasi, bukan.
Siswa: Ya.
12
Krishnamurti: Anda tak tahu apa-apa tentang itu. Saya senang sekali. Karena anda tidak tahu apa-apa tentang itu, anda bisa mempelajarinya. Seperti kalau orang tidak mengerti bahasa Perancis, Latin atau Itali. Karena anda tidak tahu, anda bisa belajar, anda bisa belajar se-olah-olah untuk pertama kalinya. Mereka yang sudah tahu apa meditasi itu, harus meniadakan pengetahuannya itu dan kemudian belajar. Anda melihat bedanya? Karena anda tidak tahu apa meditasi itu, marilah kita mempelajarinya. Untuk mempelajari meditasi, anda harus melihat bagaimana batin anda bekerja. Anda harus mengamati, seperti anda mengamati seekor cicak berlalu merayapi dinding. Anda melihat keempat kakinya, bagaimana ia melekat pada dinding itu, dan selagi anda mengamati, anda melihat semua gerakannya. Secara itu pula, amatilah pikiranmu. Jangan memperbaiki. Jangan menekan. Jangan berkata, "Semua ini terlalu sukar". Amatilah saja; sekarang, pagi ini.
Pertama duduklah diam samasekali. Duduklah yang enak bersila, samasekali diam, tutup matamu, dan jagalah agar matamu tidak bergerak. Mengertikah anda? Biji matamu cenderung untuk bergerak, jagalah supaya diam samasekali, sekedar untuk main- main. Lalu, selagi anda duduk tenang sekali, temukanlah apa yang sedang diperbuat oleh pikiranmu. Amatilah seperti anda mengamati cicak itu. Amati pikiran, caranya ia lari, suatu pikiran menyusul pikiran yang lain. Dengan begitu anda mulai belajar mengamati.
Adakah anda mengamati pikiran-pikiranmu — bagaimana pikiran yang satu mengejar pikiran yang lain, dan berkatalah pikiran, "Ini pikiran baik, ini pikiran buruk ?” Apabila anda pergi tidur di waktu malam, apabila anda sedang berjalan, amatilah pikiranmu. Amatilah saja pikiranmu, jangan memperbaikinya, dan anda mulai mempelajari permulaan meditasi. Sekarang duduklah diam sekali. Tutuplah matamu dan jagalah agar biji-matamu samasekali tak bergerak. Lalu amatilah pikiranmu sehingga anda belajar. Sekali anda mulai belajar, Belajar itu tidak ada akhirnya.
13
2. TENTANG BATIN YANG RELIGIUS DAN BATIN YANG ILMIAH.
Tadi, pagi sekali saya melihat seekor burung yang indah, berwarna hitam dengan leher yang merah, saya tidak tahu apa nama burung itu. Ia terbang dari pohon ke pohon dengan dendang dihatinya sungguh indah untuk dipandang Pagi ini saya ingin bicara dengan anda tentang suatu hal yang agak serius. Anda harus mendengarkan baik-baik dan jika anda ingin, mungkin nanti, anda bisa membicarakannya dengan guru-guru anda. Saya ingin bicara tentang sesuatu yang menyangkut seluruh dunia, yang mencemaskan seluruh dunia. Yaitu masalah semangat-religius dan batin yang ilmiah. Terdapatlah dua sikap batin ini didunia. Hanya dua sikap batin inilah yang bernilai, semangat-religius yang sejati dan batin-ilmiah yang sejati. Semua kegiatan lain bersifat merusak, membawa kepada banyak kesengsaraan, kekacauan dan penderitaan.
Batin yang ilmiah sangat mengutamakan fakta-fakta. Tugas serta pandangannya adalah untuk menemukan. Ia melihat benda melalui mikroskop, melalui teleskop; segala sesuatu harus dilihat dengan sesungguhnya seperti apa adanya; dari penglihatan itu ilmu pengetahuan menarik kesimpulan-kesimpulan, membangun teori- teori. Batin seperti itu bergerak dari fakta ke fakta. Semangat ilmu pengetahuan tidak ada sangkut pautnya dengan keadaan perseorangan, dengan nasionalisme, dengan ras, dengan prasangka. Sarjana-sarjana ilmu pengetahuan bertugas meyelidiki dunia materi, menyelidiki struktur bumi dan bintang-bintang dan planet-planet, untuk menemukan bagaimana menyembuhkan penyakit-penyakit manusia, bagaimana memperpanjang hidup manusia, menerangkan hal waktu, baik yang lampau maupun yang akan datang. Namun batin yang ilmiah beserta penemuan- penemuannya digunakan dan dimanfaatkan oleh batin yang nasionalistik, oleh batin yang berupa India, oleh batin yang berupa Russia, oleh batin yang berupa Amerika. Penemuan ilmiah dipakai dan digunakan oleh negara-negara dan benua-benua yang berdaulat untuk kepentingan sendiri.
14
Lalu terdapatlah batin yang religius, batin religius yang sejati yang tak mengenal sesuatu kultus, sesuatu kelompok, sesuatu agama, sesuatu gereja yang terorganisir. Batin yang religius bukanlah batin Hindu, batin Kristen, batin Buddhis, atau batin Muslim. Batin yang religius tidak masuk dalam suatu kelompok yang menamakan dirinya agama. Batin yang religius bukanlah batin yang pergi ke gereja, ke kuil, ke mesjid. Ia bukan pula batin yang religius jika ia berpegang pada kepercayaan, dogma-dogma, dalam bentuk tertentu. Batin yang religius benar-benar berdiri sendiri. Ia adalah batin yang telah melihat menembus kepalsuan dari gereja, dogma, kepercayaan, tradisi. Tidak bersifat nasionalistis, tidak dibeban pengaruhi oleh lingkungannya, batin yang demikian itu tidak mempunyai cakrawala, tidak mempunyai batas.
Sifatnya mudah meledak, baru, muda, segar, polos. Batin yang polos, batin yang muda, batin yang luar biasa lentur, halus tak memiliki sauh. Hanya batin yang demikianlah yang dapat mengalami apa yang anda namakan Tuhan, apa yang tak terukur.
Seorang manusia adalah manusia sejati apabila semangat ilmiah dan semangat religius sejati berjalan bersama-sama. Dengan begitu manusia akan menciptakan dunia yang baik — bukan dunia komunis atau kapitalis, dunia kaum Brahmana, atau Katolik Roma. Sesungguhnya Brahmana yang sejati adalah orang yang tidak termasuk sesuatu kepercayaan agama, tidak mempunyai kelas, tidak mempunyai otoritas; tidak mempunyai posisi dalam masyarakat. Dialah Brahmana yang sejati, manusia baru, yang memadukan batin ilmiah dan batin religius, dan oleh karena itu harmonis tanpa sesuatu kontradiksi dalam dirinya. Dan saya rasa tujuan pendidikan ialah untuk menciptakan batin yang baru ini, yang bersifat mudah meledak, dan tidak menyesuaikan diri dengan suatu pola yang ditetapkan oleh masyarakat.
Batin yang religius adalah batin yang kreatif. Ia bukan saja harus mengakhiri masa-lampau, melainkan juga harus meledak dalam masa-sekarang. Dan batin ini — bukan batin yang menafsir-nafsir dari buku-buku, Bhagavad Gita, Upanishad, Injil — yang mampu menyelidiki, dan juga mampu menciptakan realitas yang eksplosif. Disini tidak terdapat tafsiran maupun dogma. Adalah luar biasa
15
sukarnya untuk bersifat religius dan memiliki batin ilmiah yang jernih dan teliti, untuk memiliki batin yang tidak takut, yang tidak mempedulikan keamanan dirinya sendiri, ketakutan-ketakutannya sendiri. Anda tak bisa memiliki batin yang religius tanpa mengenal diri sendiri, tanpa mengetahui segala sesuatu tentang diri anda, batin anda, emosi anda, bagaimana batin bekerja, bagaimana pikiran berfungsi. Dan untuk mengatasi semua itu, untuk menyingkap semua itu, anda harus mendekatinya dengan batin ilmiah yang teliti, jernih, tanpa prasangka, yang tidak menyalahkan, yang mengamati, yang melihat. Jika anda memiliki batin seperti itu anda sungguh-sungguh seorang manusia yang berbudaya, seorang manusia yang mengenal kasih-sayang. Manusia yang demikian itu tahu apa artinya hidup.
Bagaimana kita menimbulkan hal ini? Oleh karena sangat penting untuk membantu siswa untuk bersikap ilmiah, untuk berpikir dengan jernih dan teliti sekali, untuk berpikir tajam, disamping membantunya untuk menyingkap lubuk — lubuk hatinya, untuk mengatasi kata-kata, tanda golongan yang beraneka-ragam sebagai Hindu, Muslim, Kristen. Mungkinkah untuk mendidik siswa untuk mengatasi semua tanda golongan dan menemukan, mengalami, sesuatu yang tidak diukur oleh batin, yang tak terdapat dalam buku manapun juga, dan tak seorang gurupun bisa menuntun anda menujunya? Jika pendidikan semacam itu mungkin dilakukan dalam sekolah seperti ini, itu adalah hal yang menarik. Anda semua harus melihat manfaatnya mengadakan sekolah seperti itu. Itulah yang sedang dibicarakan oleh para guru dan saya dalam beberapa hari ini. Kita telah memperbincangkan banyak hal — tentang otoritas, tentang disiplin, tentang bagaimana mengajar, apa yang harus diajar, apa mendengarkan apa pendidikan itu, apa kebudayaan itu, bagaimana untuk duduk diam. Sekedar menaruh perhatian pada menari, menyanyi, berhitung, pelajaran-pelajaran, bukanlah keseluruhan hidup. Adalah bagian dari hidup juga untuk duduk diam dan memandang diri anda sendiri, untuk memiliki kejelasan pandangan untuk melihat. Juga penting untuk mengamati bagaimana berpikir, apa yang harus dipikir dan mengapa anda berpikir. Merupakan bagian dari hidup juga untuk memandang burung, memandang kepada orang-orang desa, kejorokannya — yang telah ditimbulkan oleh masing-masing dari kita, yang
16
dipertahankan oleh masyarakat. Semua ini adalah bagian dari pendidikan.
17
3. TENTANG PENGETAHUAN DAN INTELIGENSI (INTELLIGENCE)
Anda berada di sini untuk mengumpulkan pengetahuan — ilmu sejarah, hayat, bahasa, matematika, alam, bumi dan sebagainya. Selain pengetahuan yang anda peroleh di sini, terdapat pengetahuan kolektif, pengetahuan dari rumpun bangsa, dari nenek moyang anda, dari generasi-generasi anda yang lampau. Mereka semua memiliki banyak pengalaman, banyak hal terjadi pada mereka, dan pengalaman kolektif mereka menjadi pengetahuan. Lalu terdapatlah pengetahuan dari pengalaman-pengalaman anda sendiri, reaksi-reaksi, kesan-kesan anda sendiri, tendensi- tendensi dan kecenderungan-cenderungan anda sendiri, yang telah mengambil bentuk-bentuknya sendiri yang khusus. Maka terdapatlah pengetahuan ilmiah, ilmu hayat, matematika, ilmu alam, ilmu bumi, sejarah; terdapat pula pengetahuan kolektif dari masa lampau yang merupakan tradisi dari kelompok, rumpun bangsa; lalu terdapat pengetahuan pribadi yang telah anda alami sendiri. Terdapatlah ketiga jenis pengetahuan ini — ilmiah, kolektif, pribadi. Apakah mereka bersama-sama menghasilkan inteligensi?
Sekarang, apakah pengetahuan itu? Apakah pengetahuan berhubungan dengan inteligensi? Inteligensi menggunakan pengetahuan, inteligensi yaitu kemampuan untuk berpikir secara jernih, obyektif, waras, sehat. Inteligensi adalah keadaan yang didalamnya tidak terlibat emosi pribadi, pendapat, prasangka atau kecenderungan pribadi. Inteligensi adalah kemampuan memahami secara langsung. Saya kuatir soal ini agak sulit, tapi ini penting, baik buat anda untuk melatih otak anda. Maka terdapatlah pengetahuan, yaitu masa lampau yang terus menerus ditambah, dan terdapat inteligensi. Inteligensi adalah sifat batin yang sangat peka, sangat waspada, sangat sadar. Inteligensi tidak berpegang pada sesuatu penilaian tertentu, tapi mampu berpikir dengan jernih dan obyektif sekali. Inteligensi tidak melibatkan diri. Apakah anda mengikut hal ini? Sekarang, bagaimana inteligensi ini dipupuk? Apakah kemampuan dari inteligensi ini? Anda tinggal di sini, dididik dalam berbagai mata-pelajaran, dalam berbagai cabang pengetahuan. Apakah anda juga dididik demikian rupa agar
18
inteligensi timbul pada saat yang lama? Apakah anda melihat maksudnya? Anda mungkin memiliki pengetahuan yang sangat baik dalam matematika atau teknologi. Anda mungkin mengambil suatu gelar, masuk perguruan tinggi dan menjadi insinyur kelas satu. Tetapi pada saat yang sama apakah anda menjadi peka, waspada? Adakah anda berpikir secara obyektif, jernih, dengan kecerdasan, pengertian? Adakah keselarasan antara pengetahuan dan kecerdasan, suatu keseimbangan diatara keduanya? Anda tidak bisa berpikir jernih apabila anda berprasangka, jika anda mempunyai pendapat-pendapat. Anda tidak bisa berpikir jernih apabila anda tidak peka; peka terhadap alam, peka terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitarmu, peka bukan saja terhadap apa yang terjadi diluar dirimu melainkan juga di dalam dirimu. Jika anda tidak peka, jika anda tidak menyadari, anda tidak bisa berpikir jernih. Inteligensi mengandung arti bahwa anda melihat keindahan bumi, keindahan pohon-pohon, keindahan langit, indahnya matahari terbenam, bintang-bintang serta keindahan dari kehalusan.
Nah, apakah inteligensi ini anda kumpulkan dalam sekolah ini? Adakah anda mengumpulkannya ataukah hanya mengumpulkan pengetahuan melalui buku-buku? Jika anda tak punya inteligensi, tak punya kepekaan, maka pengetahuan bisa menjadi sangat berbahaya. la dapat digunakan untuk tujuan-tujuan yang merusak. Inilah yang tengah dikerjakan oleh seluruh dunia. Adakah anda memiliki inteligensi untuk bertanya, mencoba menemukan? Apakah yang dilakukan oleh para guru dan anda, untuk menimbulkan sifat inteligensi ini, yang melihat keindahan bumi ini, kekotoran, kejorokan, dan juga sadar akan kejadian-kejadian didalam batin, bagaimana kita berpikir, bagaimana kita mengamati kehalusan pikiran? Apakah anda melakukan semua ini? Kalau tidak, apakah gunanya anda dididik?
Sekarang, apakah peranan seorang pendidik? Apakah hanya untuk memberimu keterangan, pengetahuan, ataukah untuk menimbulkan inteligensi dalam diri anda? Seandainya saya seorang guru disini, tahukah anda apa yang akan saya lakukan? Pertama-tama, saya ingin agar anda bertanya tentang segala sesuatu kepada saya — bukan tentang pengetahuan, hal itu sangat mudah, melainkan bertanya tentang bagaimana melihat, bagaimana melihat bukit-bukit
19
ini, melihat pohon asam itu, bagaimana mendengarkan burung- burung itu, bagaimana menyusuri sebatang sungai. Saya akan membantu anda untuk melihat bumi dan alam yang menakjubkan, keindahan daratan ini, merahnya tanah. Lalu saya akan berkata, lihatlah petani-petani, orang-orang desa itu. Lihatlah mereka, jangan mengecam, lihatlah saja kejorokannya, kemiskinannya, bukan seperti anda melihat mereka sekarang, samasekali tak acuh. Itu ada gubuk-gubuk, pernahkah anda kesana? Pernahkah para guru pergi kesana dan melihat gubuk-gubuk itu, dan kalau mereka pernah, apakah yang mereka lakukan? Maka saya akan membuat anda melihat, yaitu membuat anda peka, dan anda tidak bisa peka jika anda tak menaruh perhatian, tak acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitarmu. Lalu saya akan berkata, "Untuk menjadi cerdas anda harus tahu apa yang sedang anda kerjakan, cara anda berjalan, cara anda bicara, cara anda makan". Mengertikah anda? Saya akan bicara dengan anda tentang makanan anda. Saya akan berkata, "Lihat, bicarakan, jangan takut bertanya apapun, temukan, belajarlah," dan dalam kelas saya akan membahas suatu hal bersama anda, bagaimana membaca, bagaimana belajar, apa artinya menaruh perhatian. Jika anda berkata anda ingin melihat keluar jendela, saya akan berkata lihatlah keluar jendela, lihatlah segala sesuatu yang ingin kau lihat di luar jendela, dan setelah anda melihatnya, lihatlah buku anda dengan perhatian dan kesenangan yang sama pula. Lalu saya akan berkata, "Melalui buku-buku melalui diskusi-diskusi saya telah membantu anda untuk menjadi inteligent; marilah saya bantu anda untuk menemukan bagaimana caranya untuk hidup didunia ini secara waras, sehat, bukan setengah tidur". Itulah peranan seorang guru, seorang pendidik, bukan hanya sekedar memberimu sejumlah tanggal- tanggal, pengetahuan, melainkan untuk menunjukkan kepada anda seluruh bentangan kehidupan, keindahannya, keburukannya, kegembiraannya, suka citanya, ketakutannya, kesakitannya. Sehingga jika kelak anda meninggalkan tempat ini; anda menjadi manusia yang hebat yang dapat menggunakan inteligensimu dalam hidup, bukan menjadi manusia yang tak berpikir, destruktif, tak berperasaan.
Sekarang anda telah mendengarkan; para guru, kepala sekolah dan para siswa, anda semua telah mendengarkan. Apa yang akan
20
anda lakukan untuk itu? Anda tahu semua itu adalah tanggung jawab anda juga, sebagai siswa, sebagaimana pula tanggung jawab para guru. Adalah tanggung jawab para siswa untuk mendesak bertanya, tidak hanya berkata "saya akan duduk, ajarilah saya". Itu berarti bahwa anda harus luar biasa intelligent, peka, hidup, tak berprasangka. Adalah juga penting bagi para guru untuk mengusahakan agar anda menjadi intelligent sehingga apabila anda meninggalkan Rishi Valley kelak anda akan pergi dengan seulas senyum, dengan kemegahan dalam hati, sehingga anda menjadi peka, siap untuk menangis, untuk tertawa.
Siswa: Jika anda sangat peka; menurut pendapat anda tidakkah anda cenderung untuk menjadi emosionil?
Krishnamurti: Apa salahnya emosionil? Apabila saya melihat orang-orang kecil itu hidup dalam kemiskinan, perasaan saya meluap. Salahkah itu? Tidak ada salahnya mengalami emosi jika anda melihat kejorokan, kekotoran, kemiskinan disekitar anda. Tetapi perasaan anda juga meluap jika ada orang mengatakan sesuatu yang buruk tentang diri anda. Jika ini terjadi, apakah yang akan anda lakukan? Karena emosi anda apakah anda akan memukulnya kembali? Atau oleh karena anda peka, emosionil, apakah anda menyadari apa yang akan anda lakukan? Jika terdapat selang-waktu sebelum anda menanggapi dan anda mengamati, peka terhadapnya, maka dalam selang-waktu itu masuklah inteligensi. Biarkanlah selang-waktu ada; di dalamnya mulailah memperhatikan. Jika anda luarbiasa sadar akan masalahnya, terdapatlah tindakan yang seketika, dan tindakan seketika itu adalah tindakan yang benar dari inteligensi.
Siswa: Mengapa kita dibeban pengaruhi?
Krishnamurti: Menurut pikiran anda mengapa kita dibeban pengaruhi? Mudah sekali. Anda telah mengajukan pertanyaan itu. Sekarang, latihlah otakmu. Temukan mengapa anda dibeban pengaruhi. Anda dilahirkan di negeri ini, anda hidup dalam suatu lingkungan, dalam suatu kebudayaan, anda tumbuh menjadi seorang anak muda, lalu apa yang terjadi? Perhatikan bayi-bayi di sekitarmu. Perhatikan para ibu, para ayah, jika mereka orang Hindu
21
atau Muslim atau Komunis atau Kapitalis; mereka berkata kepada si anak, "berbuatlah begini, berbuatlah begitu". Si anak melihat nenek pergi ke kuil, melakukan upacara-upacara, dan si anak berangsur- angsur menerima semuanya itu. Atau orang tua mungkin berkata, "Saya tidak percaya upacara-upacara," dan si anak juga menerimanya. Fakta yang sederhana ialah bahwa batin, otak, si anak seperti adonan semen atau tanah liat, dan pada adonan itu dibuat cetakan-cetakan, seperti alur-alur pada piringan hitam. Segala sesuatu dicatat. Maka didalam diri si anak segala sesuatu dicatat secara sadar atau tidak sadar, sampai ber-angsur-angsur ia menjadi seorang Hindu, Muslim, Katolik atau orang yang tak mau percaya. Lalu ia membuat pembagian-pembagian — sebagai kepercayaanku, kepercayaanmu, Tuhanku, Tuhanmu, negeriku, negerimu. Anda dibeban pengaruhi untuk mengerahkan daya upaya yang hebat; anda harus berdaya upaya untuk belajar, untuk lulus ujian, anda harus berdaya upaya untuk menjadi baik.
Maka masalahnya ialah bagaimana batin yang di beban-pengaruhi ini melepaskan ikatannya sendiri, keluar dari beban pengaruhnya sendiri? Apa usul anda untuk keluar padanya? Nah, kerahkanlah inteligensimu untuk menemukan. Jangan mengikuti orang lain yang berkata, "lakukanlah ini dan anda akan bebas dari beban pengaruh anda"; temukanlah bagaimana anda akan membebaskan diri dari beban-pengaruh. Mari jawablah saya, katakan, bahaslah dengan saya.
Siswa: Dapatkah anda katakan bagaimana untuk membebaskan diri dari beban pengaruh?
Krishnamurti: Untuk masuk dalam perangkap beban pengaruh yang lain, bukankah begitu? Pertama-tama, tahu kah anda bahwa anda dibeban-pengaruhi? Bagaimana anda tahu? Apakah hanya seseorang berkata kepada anda bahwa anda dibeban-pengaruhi lalu anda tahu?
Apakah anda melihat bedanya? Yaitu ada orang berkata kepada anda bahwa anda lapar, itu suatu hal; dan mengetahui sendiri bahwa anda lapar adalah berbeda sama sekali. Kedua pernyataan ini berbeda bukan? Secara itu pula, apakah anda mengetahuinya
22
sendiri tanpa orang lain berkata kepada anda bahwa anda di beban pengaruhi, sebagai seorang Hindu, seorang Muslim? Tahu sendirikah anda?
Sekarang saya akan mengajukan sebuah pertanyaan dan melihat apakah ada suatu jarak sebelum anda menjawabnya. Baik? Sekarang amatilah, berpikirlah dengan jernih sekali, tanpa emosi, tanpa prasangka apapun. Pertanyaanku adalah menyadarikah anda bahwa anda dibeban pengaruhi tanpa diberitahu? Apakah anda menyadari? Itu tidaklah terlalu sukar?
Tahukah anda apa artinya menyadari? Jika terdapat rasa nyeri pada ibu-jari, anda menyadari ada rasa nyeri, tak seorangpun berkata kepada anda bahwa ada rasa nyeri. Anda mengetahuinya. Nah, secara demikian pula tahukah anda bahwa anda dibeban pengaruhi, untuk berpikir bahwa anda seorang Hindu, bahwa anda percaya ini, bahwa anda tidak percaya itu, bahwa anda harus pergi ke kuil, bahwa anda tidak usah pergi kekuil? Apakah anda menyadari hal itu?
Siswa: Ya.
Krishnamurti: Anda menyadarinya? Nah, karena anda menyadari bahwa anda dibeban pengaruhi, lalu bagaimana selanjutnya.
Siswa: Lalu saya melihat apakah saya ingin bebas dari beban pengaruh saya.
Krishnamurti: Anda dibeban pengaruhi dan anda menjadi sadar, lalu apa yang terjadi? Lalu saya bertanya, apa salahnya dibeban pengaruhi? Sekarang saya di beban pengaruhi sebagai seorang Muslim, dan anda di beban pengaruhi sebagai seorang Hindu, benar? Apa yang terjadi? Kita mungkin tinggal di jalan yang sama, tapi karena beban pengaruh saya, kepercayaan saya, dogma saya, dan anda dengan kepercayaan anda, dogma anda, sekalipun mungkin kita bertemu di jalan yang, sama, kita terpisah bukan? Maka dimana terdapat keterpisahan disitu mesti ada konfik. Dimana terdapat pembagian politis, ekonomis, sosial atau nasionalistis, disitu mesti terdapat konflik. Maka beban pengaruh adalah
23
penyebab dari pembagian. Oleh karena itu, untuk dapat hidup damai di dunia ini, marilah kita bebas dari beban pengaruh tak lagi sebagai Muslim atau Hindu. Inilah faktor dari inteligensi menyadari bahwa kita di beban pengaruhi, lalu melihat akibat beban pengaruh itu di dunia, pembagian-pembagian, nasionalistis, bahasa, dan sebagainya; dan melihat dimana terdapat pembagian disitu terdapat konflik. Jika anda melihat ini, jika anda menyadari bahwa anda dibeban pengaruhi itulah kerja dari inteligensi. Cukuplah untuk hari ini. Apakah anda mau bertanya lagi?
Siswa: Bagaimana kita bisa bebas dari prasangka?
Krishnamurti: Jika anda berkata, "bagaimana", apa yang anda maksud dengan kata itu? Bagaimana saya harus bangun dari tempat ini? Yang harus saya lakukan cuma bangun berdiri. Saya tak pernah bertanya bagaimana saya harus berdiri. Gunakanlah inteligensimu. Jangan berprasangka. Pertama-tama sadarilah bahwa anda berprasangka. Jangan mau diberitahu orang lain bahwa anda berprasangka. Mereka sendiri berprasangka, jadi jangan pedulikan apa kata orang lain tentang prasangka-prasangka anda. Pertama-tama sadarilah bahwa anda berprasangka. Anda melihat apa akibat prasangka — manusia terpecah-pecah. Oleh karena itu anda melihat bahwa harus ada tindakan yang inteligent, yaitu bahwa batin harus mampu bebas dari prasangka, bukan menanya "bagaimana" yang berarti suatu sistim, suatu metoda. Temukanlah apakah batin anda bisa bebas dari prasangka. Lihatlah apa yang terlibat di dalamnya. Mengapa anda berprasangka? Oleh karena sebagian dari beban pengaruh anda adalah untuk berprasangka dan didalam prasangka terdapat rasa nyaman yang besar, terdapat kesenangan yang besar. Jadi pertama-tama sadarilah; menyadari keindahan tanah ini, menyadari pohon-pohon, warna, bayangan, kedalaman cahaya, dan keindahan pohon-pohon yang bergerak itu, dan perhatikan burung-burung itu, sadari segala sesuatu yang ada disekitarmu; lalu berangsur-angsur masuklah kedalam, temukan, sadari dirimu sendiri; menyadari bagaimana anda bereaksi dalam hubungan dengan teman-temanmu — semua itu menghasilkan inteligensi. Cukupkah itu untuk pagi ini? Kini kita akan melakukan sesuatu yang lain.
24
Pertama-tama duduklah diam sekali, secara nyaman, duduk dengan tenang sekali, lemaskan badan, hendak kuperhatikan kepada anda. Sekarang pandanglah pohon-pohon itu, bukit-bukit itu, bentuk dari bukit-bukit itu, pandanglah mereka, pandanglah sifat warnanya, perhatikan mereka. Jangan dengarkan saya. Perhatikan dan lihatlah pohon-pohon itu, pohon yang menguning, pohon asam, kemudian pandanglah semak bougainvillea itu. Pandanglah bukan dengan batinmu tetapi dengan matamu. Setelah melihat semua warna-warni itu, bentuk tanah, bukit-bukit, batu batu, bayangan, lalu bergerak dari luar ke dalam dan tutup matamu, tutup matamu sama sekali. Anda telah selesai melihat hal-hal diluar, dan sekarang dengan mata tertutup anda bisa melihat apa yang terjadi di dalam, Perhatikan apa yang terjadi didalam diri anda, jangan berpikir, perhatikan saja, jangan gerakkan biji matamu, jagalah supaya biji matamu diam sama-sekali, karena sekarang tidak ada apa-apa yang perlu dilihat, anda telah melihat segala sesuatu disekitarmu, sekarang anda melihat apa yang terjadi didalam batinmu, anda harus tenang sekali didalam. Dan kalau ini anda lakukan tahukah anda apa yang terjadi dengan anda? Anda menjadi sangat peka, anda menjadi sangat waspada terhadap hal-hal diluar dan didalam. Lalu anda menemukan bahwa yang diluar adalah yang didalam, lalu anda menemukan bahwa si pengamat adalah yang diamati.
25
4. TENTANG KEBEBASAN DAN KETERTIBAN.
Pagi ini sangat indah, bukan? Sejuk, segar dan terdapatlah embun di rumput-rumput sedangkan burung-burung bernyanyi. Saya harap anda menikmati pagi ini, sama seperti saya, melihat keluar jendela, ke langit biru yang tak berawan, bayang-bayang yang jelas, udara yang berkilau-kilau dan seluruh burung-burung, pohon-pohon serta bumi yang bersorak sorai dengan gembira. Saya harap anda mendengarkannya.
Pagi saya ingin bicara tentang sesuatu yang kita semua harus pahami. Untuk memahami sesuatu orang harus mendengarkan, seperti anda mendengarkan burung-burung itu. Jika anda ingin mendengar seruan yang nyaring, nyanyian burung itu, anda harus mendengarkan dengan teliti sekali, dengan penuh perhatian, anda harus mengikuti setiap nada, mengikuti setiap gerak dari suara itu, lihatlah betapa dalamnya dan betapa jauh yang dicapainya. Dan jika anda tahu bagaimana mendengarkan, anda belajar banyak; mendengarkan adalah lebih penting daripada apapun juga dalam hidup. Untuk mengetahui bagaimana mendengarkan, anda harus penuh perhatian. Jika batin anda, pikiran anda, hati anda, memikirkan soal-soal lain, merasakan soal-soal lain, anda tak bisa mendengarkan burung-burung itu. Untuk mendengarkan anda harus mencurahkan seluruh perhatian anda. Jika anda sedang memperhatikan seekor burung dan memandang bulunya, warnanya, paruhnya, ukuran dan bentuk yang indah dari burung itu, maka anda memberikan hati anda, jiwa dan raga anda, segala yang anda punya, untuk memperhatikannya. Maka anda sungguh- sungguh menjadi bagian dari burung itu. Anda sungguh-sungguh menikmatinya. Maka secara itu pula, pagi ini, cobalah dengarkan, bukannya anda harus setuju atau tidak setuju dengan apa yang kita bicarakan tetapi dengarkanlah saja.
Pernahkah anda duduk ditepi sebatang, sungai dan memperhatikan air yang mengalir? Anda tak bisa berbuat apa-apa dengan air itu. Disitu ada air yang jernih, daun yang gugur, ranting-ranting. Anda melihat bangkai seekor binatang hanyut dan anda memperhatikan semuanya itu. Anda melihat gerakan air itu, kejernihan air itu, arus
26
air yang deras dan kejenuhan air itu. Tapi anda tak bisa berbuat apa-apa. Anda memperhatikan dan anda membiarkan air itu mengalir. Nah secara itu pula dengarkan apa yang ingin saya bicarakan pagi ini. Tidak ada kebebasan tanpa ketertiban. Keduanya berjalan bersama-sama Jika anda tak bisa memiliki ketertiban, anda tak bisa memiliki kebebasan. Keduanya tak bisa dipisahkan. Jika anda berkata . "Aku akan berbuat sesuka hatiku, Aku akan datang ke meja makan kapan saja aku suka; aku akan masuk kelas kapan saja aku suka" anda menciptakan ketidak-tertiban. Anda harus mempertimbangkan apa yang dikehendaki orang lain. Supaya semuanya berjalan lancar, anda harus datang tepat pada waktunya. Kalau pagi ini saya datang terlambat sepuluh menit, tentu anda terpaksa menunggu saya. Jadi saya harus punya tenggang rasa. Saya harus memikirkan orang lain, Saya harus sopan, tenggang- rasa, memperhatikan kepentingan orang lain. Dari tenggang-rasa itu, dari perhatian itu, dari kewaspadaan itu, baik keluar maupun kedalam, timbullah ketertiban dan beserta ketertiban itu timbul kebebasan.
Anda tahu, serdadu-serdadu di seluruh dunia dilatih setiap hari; mereka diberi perintah apa yang harus dikerjakan, diberi perintah untuk berjalan berbaris. Mereka mematuhi perintah secara mutlak tanpa berpikir. Tahukah anda apa akibatnya buat manusia? Jika anda diberi perintah apa yang harus diperbuat, apa yang harus dipikir, untuk patuh, mengikuti, tahukah anda apa akibatnya buat anda? Batin anda menjadi tumpul, ia kehilangan inisiatifnya, kecepatannya, Penerapan disiplin dari luar, secara ini membuat batin menjadi bodoh, membuat anda menyesuaikan diri, membuat anda meniru. Tetapi jika anda mendisiplinkan diri anda dengan mengamati, mendengarkan dengan tenggang-rasa, dengan memperhatikan secara mendalam — maka dari pengamatan, mendengarkan, tenggang-rasa terhadap orang lain, itu timbullah ketertiban. Di mana terdapat ketertiban, disitu selalu terdapat kebebasan. Jika anda berteriak-teriak, berceloteh, anda tak dapat mendengarkan apa yang hendak di katakan oleh orang lain. Anda hanya bisa mendengar dengan jelas apabila anda duduk diam- diam, jika anda memberikan perhatian anda.
27
Anda juga tidak bisa memiliki ketertiban bila anda tidak bebas untuk mengamati, jika anda tidak bebas untuk mendengarkan, jika anda tidak bebas untuk tenggang-rasa. Masalah kebebasan dan ketertiban ini adalah salah satu masalah yang paling sulit dan paling mendesak dalam hidup. Ia adalah masalah yang sangat rumit. Ia harus direnungkan jauh lebih banyak daripada matematika, ilmu-bumi atau sejarah. Jika anda tidak sungguh-sungguh bebas, anda tak akan pernah mekar, anda tak akan pernah jadi baik, tak mungkin ada keindahan. Jika burung itu tidak bebas, ia tak dapat terbang jika benih tidak bebas untuk mekar, untuk menembus keluar dari dalam tanah, ia tak dapat hidup. Semuanya harus memiliki kebebasan, termasuk pula manusia. Tapi manusia takut akan kebebasan. Mereka tidak menginginkan kebebasan. Burung, sungai, pohon-pohon, semuanya menuntut kebebasan, dan manusiapun harus menuntutnya juga, bukan setengah-tengah, tapi sepenuhnya. Kebebasan, kemerdekaan, bebas untuk menyatakan apa yang dipikir, untuk melakukan apa yang ingin dilakukan, adalah salah satu hal yang paling penting dalam hidup. Untuk bebas sungguh-sungguh dari amarah, cemburu, kekejaman, kelaliman; untuk bebas sungguh-sungguh dalam diri sendiri, adalah salah satu hal yang paling sulit dan paling berbahaya.
Anda tidak bisa minta kebebasan begitu saja. Anda tidak bisa berkata, "Aku akan bebas berbuat sesuka hatiku". Oleh karena orang lain juga ingin bebas, juga ingin menyatakan apa yang mereka rasakan, juga ingin berbuat sesuka hati mereka. Setiap orang ingin bebas, namun mereka ingin mengungkapkan diri mereka — amarah mereka, kekejaman mereka, ambisi mereka, persaingan mereka dan sebagainya. Jadi selalu terdapat konflik. Saya ingin berbuat sesuatu dan anda ingin berbuat sesuatu, lalu kita berkelahi. Kebebasan bukanlah berbuat sekehendak kita, karena manusia tidak bisa hidup sendiri. Bahkan para rahib, bahkan seorang sannyasi tidak bebas berbuat sekehendak hatinya, oleh karena ia harus berjuang untuk apa yang diinginkannya, berkelahi dengan dirinya sendiri, berdebat dengan dirinya sendiri. Dan untuk bebas perlu inteligensi, kepekaan, pengertian yang luar biasa. Namun adalah mutlak perlu bahwa setiap manusia apapun juga kebudayaannya, untuk bebas. Jadi anda lihat, kebebasan tidak bisa terdapat tanpa ketertiban.
28
Siswa: Apakah anda maksudkan bahwa untuk bebas tidak boleh ada disiplin ?
Krishnamurti: Secara teliti telah saya terangkan bahwa anda tidak bisa memiliki kebebasan tanpa ketertiban, dan ketertiban adalah disiplin. Saya tidak suka menggunakan kata "disiplin" karena kata itu dibebani bermacam-macam arti. Disiplin berarti penyesuaian diri, meniru, patuh; berarti melakukan apa yang diperintahkan kepada anda, bukan? Tetapi, jika anda ingin bebas — dan manusia haruslah bebas sepenuhnya; kalau tidak mereka tak dapat mekar, kalau tidak mereka tak dapat menjadi manusia sejati — anda harus menemukan sendiri apa artinya tertib, apa artinya menepati waktu, baik hati, murah hati, tidak takut. Menemukan semua itu adalah disiplin. Ini menimbulkan ketertiban. Untuk menemukan anda harus menyelidik, dan untuk menyelidik anda harus bebas. Jika anda memiliki tenggang rasa, jika anda mengamati, jika anda mendengarkan, maka, oleh karena anda bebas, anda akan menepati waktu, anda akan masuk kelas secara teratur, anda akan belajar, anda akan penuh gairah hidup sehingga anda ingin melaksanakan segala sesuatu secara benar.
Siswa: Anda berkata bahwa kebebasan sangat berbahaya bagi manusia. Mengapa begitu ?
Krishnamurti: Mengapa kebebasan berbahaya ? Tahukah anda apa masyarakat itu ?
Siswa: Sekelompok besar orang yang memerintahkan kepada anda apa yang harus dilakukan dan apa yang tak boleh dilakukan.
Krishnamurti: Sekelompok besar orang yang memerintah kepada anda apa yang harus dilakukan dan apa yang tak boleh dilakukan. Juga kebudayaan, adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan, dari masyarakat tertentu; struktur sosial, moral, etik, religius, tempat manusia hidup, itulah yang umumnya disebut masyarakat. Sekarang, jika setiap, individu dalam masyarakat itu berbuat sesuka hatinya, ia akan merupakan bahaya bagi masyarakat itu.
29
Jika anda berbuat sesuka hati anda di sekolah ini, apa yang terjadi? Anda merupakan bahaya bagi seluruh sekolah ini, bukan ? Oleh karena itu umumnya orang tidak menghendaki orang lain bebas. Seorang yang sungguh-sungguh bebas, bukan dalam ide-ide, melainkan secara batiniah bebas dari keserakahan, ambisi, irihati, kekejaman, dianggap membahayakan orang lain, karena ia sama sekali berbeda dari manusia biasa. Maka masyarakat memujanya atau membunuhnya atau tak menghiraukannya.
Siswa: Anda berkata bahwa kita harus memiliki kebebasan dan ketertiban, tetapi bagaimana kita memperolehnya?
Krishnamurti: Pertama-tama, anda tak bisa bergantung pada orang lain; anda tak bisa berharap orang lain akan memberi anda kebebasan dan ketertiban — entah ia itu ayah anda, ibu anda, suami anda, guru anda. Anda harus menimbulkannya dalam diri anda sendiri. Ini adalah yang pertama harus disadari, bahwa anda tak bisa minta apa-apa dari orang lain, kecuali makanan, pakaian dan tempat berteduh. Anda tak mungkin minta atau mengharapkan dari seseorang, guru-guru anda atau Tuhan-Tuhan anda. Tak seorangpun dapat memberi anda kebebasan dan ketertiban, jadi, anda harus menemukan bagaimana untuk mendatangkan ketertiban dalam diri anda sendiri. Itu berarti anda harus mengamati dan menemukan sendiri, apa artinya mendatangkan kebajikan dalam diri anda. Tahukah anda apa kebajikan itu — bersifat moral baik? Kebajikan adalah ketertiban. Maka anda harus menemukan sendiri bagaimana untuk menjadi baik, bagaimana untuk ramah, bagaimana untuk tenggang rasa. Dan dari tenggang rasa itu, dari pengamatan itu, anda mendatangkan ketertiban dan oleh karena itu kebebasan. Anda bergantung kepada orang lain untuk diberi tahu apa yang harus anda lakukan, bahwa anda tak boleh melihat keluar jendela, bahwa anda harus menepati waktu, bahwa anda harus ramah. Tetapi jika anda berkata "Saya akan melihat keluar jendela kalau saya ingin, tetapi kalau saya sedang belajar saya akan melihat ke buku", anda mendatangkan ketertiban dalam diri anda tanpa diberi tahu oleh orang lain.
Siswa: Apa yang kita peroleh dengan menjadi bebas?
30
Krishnamurti: Tidak ada. Jika anda bicara tentang apa yang diperoleh, anda sesungguhnya berpikir dalam istilah-istilah barang dagangan. Bukankah begitu?
Saya akan melakukan ini, dan sebagai balasannya, berilah aku sesuatu. Aku ramah kepada anda karena hal itu menguntungkan bagiku. Tetapi itu bukan keramahan. Jadi selama kita berpikir dalam pengertian untuk memperoleh sesuatu, disitu tidak ada kebebasan. Jika anda. berkata, "Jika saya memperoleh kebebasan, saya akan bisa berbuat ini atau itu", maka itu bukanlah kebebasan. Oleh karena itu janganlah berpikir dalam istilah-istilah memanfaatkan sesuatu. Selama kita berpikir dalam istilah memanfaatkan, tidak ada soal kebebasan sama sekali. Kebebasan hanya bisa terdapat apabila tidak ada motif. Anda bukan mencintai seseorang karena ia memberi anda makanan, pakaian atau tempat berteduh. Kalau begitu itu bukan cinta.
Pernahkah anda berjalan-jalan sendiri? Atau apakah anda selalu pergi dengan orang lain? Jika anda sekali-kali berjalan-jalan seorang diri, jangan jauh-jauh karena anda masih sangat muda, nanti anda akan mengenal diri anda sendiri, apa yang anda pikirkan, apa yang anda rasakan, apa itu kebajikan, anda ingin menjadi apa. Temukanlah. Dan anda tak dapat menemukan diri sendiri jika anda selalu bercakap-cakap, keluyuran dengan teman- teman anda, dengan setengah lusin orang. Duduklah tenang- tenang seorang diri di bawah sebatang pohon, jangan membawa buku. Lihatlah saja bintang-bintang, langit yang cerah, burung- burung, bentuk dedaunan. Amatilah bayang-bayang. Amatilah burung yang melintasi langit. Dengan berada seorang diri, duduk tenang-tenang di bawah sebatang pohon, anda mulai memahami gerak gerik batin anda sendiri, dan, hal itu sama pentingnya seperti masuk kelas.
31
5. TENTANG KEPEKAAN.
Beberapa guru dari sekolah ini baru-baru ini memperbincangkan dengan saya betapa pentingnya menjadi peka, betapa perlunya memiliki tubuh yang peka dan batin yang peka. Seorang manusia yang menyadari lingkungannya, dan juga menyadari setiap gerak dari pikiran dan perasaan, yang merupakan keutuhan yang harmonis, adalah peka. Bagaimanakah kepekaan itu timbul? Bagaimana bisa diperoleh perkembangan yang lengkap dari jasmani, dari emosi, dari kemampuan berpikir secara mendalam dan secara luas, sehingga seluruh pribadi menjadi luar biasa hidup terhadap setiap sesuatu disekitarnya, terhadap setiap tantangan, terhadap setiap pengaruh? Dan apakah hal itu mungkin, di dunia seperti ini, di dunia tempat pengetahuan teknologis, merupakan hal yang maha penting, tempat mencari uang, menjadi insinyur atau ahli elektronika dianggap demikian pentingnya? Mungkinkah untuk menjadi peka? Para politikus, para ahli elektronika, menjadi manusia-manusia mesin yang mengagumkan, tetapi hidup mereka sangat sempit. Mereka adalah manusia-manusia menderita yang tidak punya kedalaman. Apa yang mereka tahu adalah dunia mereka yang kecil, dunia yang ditentukan oleh bidang mereka sendiri.
Hidup yang berpegang pada pengetahuan teknologis adalah hidup yang sangat sempit dan terbatas. Hidup demikian akan menghasilkan banyak penderitaan dan kesengsaraan. Tetapi dapatkah orang memiliki pengetahuan teknologis, mampu berbuat sesuatu, mencari sedikit uang, namun hidup di dunia secara intens, secara jelas, dengan tinjauan yang jauh? Inilah masalah sesungguhnya. Hidup bukanlah cuma pergi ke kantor dari hari ke hari. Hidup adalah luar biasa vital, penting dan untuk itu anda harus peka, anda harus memiliki kepekaan yang dapat mengagumi keindahan. Anda tahu, ada sesuatu yang luar biasa dalam keindahan. Keindahan tidak pernah bersifat perseorangan, sekalipun kita membuatnya bersifat perseorangan. Kita menyuntingkan bunga di rambut kita, mengenakan gaun yang bagus, memakai kemeja dan celana yang bagus, nampak tampan sekali dan berusaha menjadi secantik mungkin; itu adalah
32
keindahan yang sangat terbatas. Saya tidak berkata bahwa anda tidak boleh berpakaian bagus, tetapi kalau cuma itu — itu bukanlah mengagumi keindahan. Mengagumi keindahan ialah melihat sebatang pohon, melihat sebuah lukisan, melihat sebuah patung, melihat awan-awan, langit, burung-burung dengan sayap terkembang, melihat bintang pagi, dan matahari terbenam di balik bukit-bukit itu. Untuk melihat keindahan yang hebat itu kita harus terlepas dari kehidupan perseorangan kita yang kecil.
Anda mungkin memiliki selera yang baik. Tahukah anda apa artinya selera yang baik? Tahu bagaimana memadukan warna-warna, tidak menggunakan warna yang menyolok, tidak berkata sesuatu yang kejam tentang seseorang, mempunyai perasaan lembut, melihat keindahan sebuah rumah, mempunyai gambar-gambar yang bagus di kamar anda, mempunyai kamar dengan perbandingan- perbandingan yang wajar. Semua itu selera yang baik, yang bisa di pupuk, Tetapi selera baik bukanlah berarti mengagumi keindahan. Keindahan tak pernah bersifat perseorangan. Jika keindahan dijadikan perseorangan, ia menjadi berpusat pada diri sendiri. Mementingkan diri sendiri adalah sumber dari penderitaan. Anda tahu, kebanyakan orang tidak berbahagia di dunia. Mereka punya uang, mereka punya kedudukan dan kekuasaan. Tetapi singkirkan uangnya, kedudukannya, kekuasaannya dan anda melihat dibalik itu kedangkalan hati yang amat sangat. Sumber dari kedangkalan, kesengsaraan, konflik dan kesedihan mereka yang hebat itu adalah perasaan bersalah dan rasa takut.
Sungguh-sungguh mengagumi keindahan berarti melihat sebuah gunung, melihat pohon-pohon yang indah tanpa adanya "anda" disana; menikmatinya, memandangnya, sekalipun itu milik orang lain; melihat sungai yang mengalir dan bergerak bersamanya dari awal sampai akhir; tenggelam dalam keindahan, gairah dan kecepatan sungai itu. Tetapi anda tak dapat melakukan semua itu bila anda hanya memikirkan kekuasaan, uang dan karir. Itu hanya sebagian saja dari hidup, dan hanya memikirkan sebagian saja dari hidup adalah tidak peka dan oleh karena itu hidup secara dangkal dan sengsara. Hidup yang kerdil selalu menghasilkan kesengsaraan dan kekacauan, bukan saja untuk diri sendiri,
33
melainkan juga untuk orang lain. Saya berkhotbah tentang moral, saya cuma sekedar mengemukakan fakta-fakta kehidupan.
Tugas dari guru-guru anda adalah untuk mendidik, bukan saja sebagian batin, melainkan keseluruhan batin; mendidik anda demikian rupa sehingga anda tidak akan terperangkap dalam kubangan hidup yang kecil, melainkan hidup dalam sungai kehidupan yang penuh. Inilah seluruh tugas pendidikan. Pendidikan yang benar memupuk seluruh pribadi anda, keseluruhan batin anda. Ia memberi kedalaman pada batin dan hati anda, suatu pemahaman terhadap keindahan.
Mungkin, anak-anak wanita di antara anda akan menjadi dewasa dan menikah, anak-anak laki-laki akan memiliki karir, dan berakhir sampai di situ. Anda tahu, pada saat anda menikah — saya tidak berkata anda tidak boleh menikah — anda mempunyai suami, anak-anak dan tanggung jawab mulai berdatangan seperti burung gagak berkerumun pada sebatang pohon. Suami, rumah, anak- anak, menjadi suatu kebiasaan dan anda terperangkap dalam kebiasaan itu. Sepanjang hidup anda, sampai anda mati, anda akan bekerja, bekerja di rumah atau pergi ke kantor setiap hari.
Saya ingin tahu — kemarin pagi waktu saya melihat anda semua begitu riang gembira — apa yang akan terjadi dengan anda semua kelak? Apakah anda akan hidup dengan api yang menyala dalam diri anda, ataukah sepanjang sisa hidup anda, anda akan menjadi pedagang atau ibu rumah tangga? Apa yang akan anda lakukan? Tidakkah seharusnya anda dididik untuk mengikis rasa terhormat, untuk menjebol segala penyesuaian diri?
Mungkin saya rnengatakan sesuatu yang berbahaya, tapi itu tidak menjadi soal. Mungkin anda akan mendengarkan sedikit dan mungkin ini akan mengendap ke dalam kesadaran anda dan mungkin pada suatu saat di mana anda akan mengambil suatu keputusan ini akan merubah jalan hidup anda.
Siswa: Bagaimana kita menjadi peka?
34
Krishnamurti: Saya tidak tahu apakah anda memperhatikan, tadi malam hujan rintik-rintik. Lalu ada hujan deras sejenak. Awan-awan hitam, berat, sarat oleh hujan. Ada pula awan-awan yang penuh cahaya, putih, dengan cahaya kemerahan di dalamnya. Dan ada awan awan yang hampir seperti bulu terbang melintas. Pemandangan itu mengagumkan dan terdapatlah keindahan yang agung. Jika anda tidak melihat dan merasa semua ini selagi anda muda, selagi anda masih berhasrat ingin tahu, selagi anda masih belum berketetapan hati, selagi anda masih melihat-lihat, mencari dan bertanya; jika anda tidak merasakan sekarang, anda tak akan pernah merasakannya. Makin anda bertambah tua, hidup makin mengurung anda, hidup menjadi keras. Anda hampir tak pernah lagi memandang bukit-bukit itu, sebuah wajah yang cantik atau seulas senyum. Tanpa merasakan kasih sayang, keramahan, kelembutan, hidup menjadi sangat suram, buruk, kejam. Dan makin anda bertambah tua, anda makin mengisi hidup anda dengan politik, dan memikirkan pekerjaan anda, keluarga anda. Anda menjadi takut dan berangsur-angsur kehilangan sifat yang luar biasa untuk memandang matahari yang terbenam, awan-awan dan bintang- bintang di waktu malam. Makin anda bertambah tua, intelek mulai menghancurkan hidup anda. Saya tidak bermaksud bahwa anda tidak boleh memiliki intelek untuk berpikir yang jernih, tetapi kalau itu menonjol di atas yang lain akan membuat anda tumpul, membuat anda kehilangan hal-hal yang lebih halus daripada hidup.
Anda harus sungguh-sungguh merasakan secara kuat segala sesuatu, bukan hanya satu atau dua hal, melainkan segala sesuatu. Jika anda merasakan secara kuat, maka soal-soal kecil tidak akan memenuhi hidup anda. Politik, pekerjaan, karir, adalah soal-soal kecil. Jika anda merasakan secara kuat, jika anda merasakan dengan penuh gairah, dengan penuh semangat, anda akan hidup dalam keheningan yang dalam. Batin anda akan menjadi sangat jernih, sederhana, kuat. Makin manusia bertambah tua, mereka kehilangan sifat merasa ini, simpati, kelembutan terhadap orang lain. Setelah kehilangan itu, mereka menciptakan agama. Mereka pergi ke kuil-kuil, minum-minum, menggunakan obat-bius, untuk membangunkan spontanitas ini. Mereka menjadi religius. Tetapi agama di dunia dibentuk oleh manusia. Semua kuil, gereja, dogma, kepercayaan, diciptakan oleh manusia. Manusia merasa takut oleh
35
karena ia tersesat tanpa memiliki perasaan keindahan yang mendalam, perasaan kasih-sayang yang mendalam. Dan, sesudah kehilangan ini, upacara-upacara dangkal, pergi ke kuil, mengulang ulang mantra, rituil, menjadi sangat penting. Sesungguhnya hal-hal itu tidak penting sama sekali. Agama yang lahir karena rasa takut akan menjadi tahyul yang buruk.
Maka, orang harus memahami rasa takut. Anda tahu, orang merasa takut; takut terhadap orang tua, takut tidak lulus ujian, takut terhadap guru, takut terhadap anjing, takut terhadap ular. Anda harus memahami rasa takut dan bebas dari rasa takut. Jika anda bebas dari rasa takut, terdapatlah perasaan sejahtera yang kuat, berpikir dengan sangat jernih, memandang bintang-bintang, memandang awan-awan, melihat wajah-wajah dengan seulas senyum. Dan apabila tidak ada rasa takut anda bisa pergi lebih jauh. Lalu anda bisa menemukan sendiri apa yang telah dicari manusia turun temurun.
Di gua-gua di Perancis Selatan dan di Afrika Utara terdapat lukisan- lukisan yang berurnur 25 ribu tahun yang menggambarkan binatang berkelahi dengan manusia, rusa-rusa, sapi-sapi. Lukisan-lukisan itu luar biasa. Di gambarkan disitu bagaimana manusia senantiasa mencari perjuangannya melawan hidup dan usahanya mencari hal yang luar biasa yang disebut Tuhan. Tetapi ia tak pernah menemukan hal luar biasa itu. la hanya bisa terwujud secara tak terduga, tanpa mengenalnya, apabila tidak ada rasa takut bagaimanapun juga. Pada saat tidak terdapat rasa takut anda memiliki perasaan-perasaan yang sangat kuat. Makin kuat anda merasa, makin kurang anda memperhatikan soal-soal kecil. Rasa takutlah yang mengusir semua perasaan akan keindahan, akan sifat keheningan yang besar. Seperti anda belajar matematika, begitu pula anda harus mempelajari rasa takut. Anda harus mengenal rasa takut dan tidak lari daripadanya sehingga anda dapat memandang rasa takut. Seperti pergi berjalan-jalan dan tiba- tiba berjumpa dengan seekor ular, meloncat ke belakang dan memperhatikan ular itu. Jika anda hening sekali, diam sekali, tidak takut, maka anda bisa melihat dengan teliti sekali, sambil menjaga jarak yang aman. Anda bisa melihat lidahnya yang hitam dan matanya yang tidak berkelopak mata. Anda bisa melihat sisiknya,
36
pola kulitnya. Jika anda memperhatikan ular itu dengan sangat teliti, anda melihat dan menghargainya dan mungkin mempunyai kasih sayang yang besar terhadap ular itu. Tetapi anda tak dapat melihat kalau anda takut, kalau anda lari. Maka seperti anda melihat seekor ular, anda harus melihat perjuangan yang disebut hidup ini, beserta penderitaan, kesengsaraan, kekacauan, konflik, perang, kebencian, keserakahan, ambisi, kecemasan dan rasa bersalahnya. Anda hanya bisa memandang hidup dan cinta apabila tidak terdapat rasa takut.
Siswa: Mengapa kita semua ingin hidup ?
Krishnamurti: Janganlah tertawa karena seorang anak kecil, bertanya, kalau hidup ini begitu fana, mengapa kita ingin hidup? Tidakkah sangat menyedihkan seorang anak kecil bertanya seperti itu? Itu berarti bahwa ia telah melihat sendiri bahwa segala sesuatu berakhir. Burung-burung mati, daun-daun berguguran, orang menjadi tua, manusia sakit, nyeri, menderita; sekelumit kegembiraan, secerah kesenangan, dan membanting tulang tanpa akhir. Dan anak kecil itu bertanya mengapa kita melekat pada semua itu? Ia melihat betapa anak-anak muda menjadi tua sebelum sampai umurnya, sebelum waktunya. Ia melihat maut. Dan manusia melekat pada hidup karena tak ada lagi yang bisa dipegangnya Tuhan-tuhannya, kuil-kuilnya, tak mengandung kebenaran; kitab- kitab sucinya hanyalah sekedar kata-kata. Maka dia bertanya mengapa orang melekat pada hidup kalau terdapat begitu banyak kesengsaraan. Mengertikah anda? Apa jawab anda? Apa jawab orang-orang dewasa? Apa jawab guru-guru sekolah ini ? Semuanya diam. Orang dewasa berpegang pada ide-ide, pada kata-kata, dan anak itu berkata, "aku lapar, berilah aku makanan, bukan kata-kata". Ia tidak percaya pada anda dan oleh karena itu ia bertanya, "mengapa kita melekat pada semua ini?" Tahukah anda mengapa anda melekat? Karena anda tidak tahu apa-apa lagi. Anda melekat pada rumah tangga anda, anda melekat pada buku- buku anda, anda melekat pada berhala-berhala anda, tuhan-tuhan anda, kesimpulan-kesimpulan anda, ikatan-ikatan anda, penderitaan-penderitaan anda, karena anda tidak punya apa-apa lagi dan semua yang anda kerjakan menimbulkan ketidak- bahagiaan. Untuk menemukan apakah ada sesuatu yang lain, anda
37
harus melepaskan apa yang anda lekati. Jika anda ingin menyeberangi sungai, anda harus meninggalkan tepi ini. Anda tak dapat duduk pada satu tepi. Anda ingin bebas dari kesengsaraan, namun anda tidak mau menyeberangi sungai. Maka, anda melekat pada sesuatu yang anda ketahui betapapun sengsaranya dan anda takut melepaskannya karena anda tidak tahu apa yang ada di seberang sungai.
38
6. TENTANG RASA TAKUT.
Saya yakin anda seringkali mendengar dari para politikus, dari para pendidik, dari orang tua anda dan dari masyarakat bahwa anda adalah generasi yang mendatang. Tetapi jika mereka bicara tentang anda sebagai generasi baru, mereka tidak sungguh- sungguh bermaksud demikian karena mereka menjaga agar anda menyesuaikan diri dengan pola masyarakat yang lama. Mereka tidak sungguh-sungguh ingin anda menjadi manusia yang baru, yang berbeda. Mereka ingin agar anda menjadi seperti mesin, mengambil tempat dalam tradisi, menyesuaikan diri, percaya, menerima otoritas. Sekalipun demikian, jika anda dapat sungguh- sungguh membebaskan diri anda dari rasa takut, bukan secara teoretis, bukan secara ideal, bukan sekedar lahiriah, melainkan sungguh-sungguh, secara batiniah, mendalam, maka anda bisa menjadi manusia yang berbeda. Maka anda bisa menjadi generasi mendatang. Orang-orang tua dibebani rasa takut — takut akan maut, takut akan kehilangan pekerjaan, takut akan pendapat umum. Mereka sama sekali dicengkeram oleh rasa takut. Maka tuhan- tuhan mereka, kitab-kitab suci mereka, puja-puja mereka, semuanya berada dalam lapangan rasa takut dan oleh karena itu batin terpiuh, bengkok, secara aneh. Batin seperti itu tidak dapat berpikir lurus, tak dapat membahas secara logis, wajar, sehat, oleh karena ia berakar dalam rasa takut. Perhatikanlah generasi tua dan anda akan melihat betapa takutnya mereka akan segala sesuatu — akan kematian, akan penyakit, akan bertentangan dengan arus tradisi, akan menjadi lain, akan menjadi baru.
Rasa takutlah yang menghalangi mekarnya batin, mekarnya kebaikan. Kebanyakan dari kita belajar melalui rasa takut. Rasa takut adalah intisari dari otoritas dan kepatuhan; orang tua dan pemerintah menuntut kepatuhan. Terdapat otoritas dari buku; otoritas menurut Sankara, Buddha; otoritas menurut Einstein. Kebanyakan orang adalah pengikut; mereka membuat seorang pelopor menjadi otoritas, dan lewat propaganda, lewat pengaruh, lewat kepustakaan, mereka menanamkan pada otak yang lunak kebutuhan akan kepatuhan. Apa yang terjadi dengan anda jika anda patuh? Anda berhenti berpikir. Karena anda merasa bahwa si
39
otoritas tahu begitu banyak, mereka adalah orang-orang yang berkuasa, punya begitu banyak uang, dapat mengusir anda dari rumah anda, karena mereka menggunakan kata-kata "kewajiban, cinta", anda menyerah, anda takluk, anda mulai patuh, dan menjadi budak dari suatu ide, dari suatu kesan, dari suatu pengaruh. Jika otak menyesuaikan diri dengan suatu pola kepatuhan, ia tak lagi mampu menjadi segar, tak lagi mampu berpikir secara sederhana dan langsung.
Sekarang, mungkinkah belajar tanpa otoritas? Tahu kah anda apa belajar itu? Memperoleh pengetahuan adalah suatu hal, tetapi belajar adalah sesuatu yang sama sekali berlainan. Sebuah mesin bisa memperoleh keterangan seperti sebuah robot atau sebuah komputer elektronik. Sebuah mesin memperoleh pengetahuan oleh karena ia diberi makan keterangan-keterangan tertentu. Ia mengumpulkan keterangan makin lama makin banyak yang kemudian menjadi pengetahuan. Ia memiliki kemampuan untuk memperoleh keterangan, menyimpannya dan menjawab bila ditanya. Sebaliknya, jika banyak manusia dapat belajar, maka ia mampu lebih dari sekedar memperoleh dan menyimpan. Tetapi belajar hanya bisa terdapat apabila batin segar, apabila ia tidak berkata "aku tahu", Maka, orang harus membedakan, memisahkan antara belajar dan memperoleh pengetahuan. Memperoleh pengetahuan membuat anda seperti mesin, tetapi belajar membuat batin sangat segar, muda, halus. Dan anda tidak bisa belajar bila anda hanya mengikuti otoritas pengetahuan. Kebanyakan pendidik, di seluruh dunia, hanya sekedar memperoleh dan menyampaikan pengetahuan dan dengan demikian membuat batin seperti mesin dan tidak mampu belajar. Anda hanya bisa belajar jika anda tidak tahu. Belajar hanya timbul apabila tidak ada rasa takut dan apabila tidak ada otoritas.
Masalahnya ialah, bagaimana anda mengajar matematika, atau mata-pelajaran lain, tanpa otoritas, dan oleh karena itu tanpa rasa takut ? Rasa takut terkandung secara hakiki dalam persaingan. Baik persaingan kelas maupun persaingan dalam hidup. Takut menjadi bukan apa-apa, tidak mencapai, tidak sukses, terdapat pada dasar persaingan. Tetapi jika terdapat rasa takut, anda berhenti belajar. Maka saya rasa tugas pendidikanlah untuk
40
melenyapkan rasa takut, menjaga agar anda tidak menjadi seperti mesin, dan sementara itu memberi anda pengetahuan. Belajar tanpa menjadi seperti mesin, yang berarti belajar tanpa rasa takut, adalah suatu masalah yang rumit. Hal itu menyangkut penghapusan semua persaingan. Dalam proses persaingan ini, anda menyesuaikan diri dan perlahan-lahan anda menghancurkan kehalusan, kesegaran, kemudaan otak. Tetapi anda tak dapat mengingkari pengetahuan. Jadi, mungkinkah untuk memiliki pengetahuan namun juga belajar untuk bebas dari rasa takut? Dapatkah anda melihat ini ? Bilakah anda belajar paling banyak? Pernahkah anda memperhatikan diri anda belajar ? Cobalah kadang-kadang memperhatikan diri sendiri dan mengamati diri sendiri belajar. Anda paling banyak belajar jika tidak terdapat rasa takut, jika anda tidak terancam oleh otoritas, jika anda tidak bersaing dengan tetangga anda. Maka batin anda menjadi luar biasa hidup. Maka masalahnya bagi guru dan masalahnya bagi anda, sebagai siswa, ialah belajar tanpa otoritas, memperoleh pengetahuan tanpa memiuhkan atau menumpulkan otak, dan melenyapkan rasa takut. Anda lihatkah masalahnya ?
Untuk belajar tidak boleh ada penyesuaian diri, tidak boleh ada otoritas, namun anda harus memperoleh pengetahuan. Untuk memadukan semua ini tanpa memiuh otak, itulah masalahnya. Sehingga apabila anda bertambah tua, apabila anda lulus ujian dan menikah, anda menghadapi hidup dengan kesegaran, tanpa rasa takut. Maka anda akan belajar tentang hidup sepanjang waktu; bukan hanya menafsirkan hidup menurut pola anda.
Tahukah anda apa hidup itu? Anda terlalu muda untuk mengetahui. Saya akan katakan kepada anda. Pernahkah anda melihat orang- orang desa itu yang berpakaian compang-camping, kotor, terus menerus kelaparan, bekerja setiap hari sepanjang hidupnya? Itu adalah bagian dari hidup. Lalu anda melihat seseorang mengendarai mobil, isterinya beruntaikan permata, dengan wangi- wangian, mempunyai banyak pelayan. Itupun bagian dari hidup. Lalu ada orang yang dengan kemauan sendiri melepaskan harta- bendanya, hidup secara sederhana sekali, tak dikenal, tidak mau dikenal, tidak menyatakan dirinya sebagai seorang suci. Itupun
41
bagian dari hidup. Lalu ada orang yang ingin menjadi pertapa, sannyasi, dan ada pula orang yang menjadi pemuja, yang tidak mau berpikir, yang hanya ikut secara membuta. Itupun bagian dari hidup. Lalu ada orang yang berpikir secara berhati-hati, logis dan wajar dan setelah menemukan bahwa pikiran yang demikian itu terbatas, maka dilampauinya pikiran. Itupun bagian dari hidup. Dan kematianpun adalah bagian dari hidup, hilangnya segala sesuatu. Kepercayaan pada dewa-dewa dan dewi-dewi, pada juru selamat, pada surga, pada neraka, adalah bagian dari hidup. Adalah bagian dari hidup pula untuk mencintai, membenci, merasa cemburu, serakah dan bagian dari hidup pula untuk melampaui semua hal-hal remeh ini. Tidak ada gunanya tumbuh menjadi dewasa dan menerima satu bagian dari hidup, bagian yang seperti mesin yang berhubungan dengan memperoleh pengetahuan, yang berarti menerima pola nilai-nilai yang dibuat oleh generasi lampau. Orang tua anda kebetulan punya uang, mereka mengirim anda ke sekolah lalu ke perguruan tinggi, mereka mengatur agar anda mempunyai pekerjaan. Lalu anda menikah dan berakhirlah sampai di situ. Semua ini hanyalah sekelumit kecil dari hidup. Tetapi ada lapangan hidup yang amat luas, lapangan yang tak terkatakan luasnya, yang untuk memahaminya tidak boleh ada rasa takut, dan hal itu adalah sangat sukar.
Salah satu masalah yang lebih penting dalam hidup ialah kenyataan bahwa kita menjadi layu dan hancur. Rasa takut dan proses kemerosotan saling berhubungan. Makin anda bertambah tua, kalau anda tidak memecahkan masalah rasa takut pada saat timbulnya, seketika, tanpa membawanya ke hari esok, faktor kemerosotan ini muncul seperti penyakit, seperti luka yang membusuk, menghancurkan. Takut tidak akan memperoleh pekerjaan yang lebih baik, takut tidak akan memenuhi harapan anda sendiri, menggerogoti kemampuan anda, kepekaan anda, watak intelektuil dan moral anda. Maka pemecahan rasa takut dan faktor kemerosotan adalah saling berhubungan. Cobalah temukan apa yang anda takuti dan lihatlah apakah anda dapat mengatasi rasa takut itu, bukan dengan kata-kata, bukan secara teoretis, tetapi sesungguhnya. Janganlah menerima otoritas. Menerima otoritas adalah kepatuhan yang hanya menumbuhkan rasa takut lebih jauh.
42
Untuk memahami masalah yang luar biasa rumitnya dan disebut hidup ini, yang sekaligus berada didalam waktu dan diluar waktu, anda harus memiliki batin yang amat muda, segar dan polos. Batin yang dibebani rasa takut dalam dirinya, hari demi hari, bulan demi bulan, adalah batin yang seperti mesin. Dan anda lihat mesin tak dapat memecahkan masalah-masalah manusiawi. Anda tak mungkin memiliki batin yang muda, segar dan polos jika anda dibebani rasa takut, jika dari sejak kanak-kanak sampai meninggal anda dilatih dalam ketakutan. Itulah sebabnya mengapa suatu pendidikan yang baik, suatu pendidikan yang sejati melenyapkan rasa takut.
Siswa: Bagaimanakah orang bisa bebas sama sekali dari rasa takut?
Krishnamurti: Pertama-tama, anda harus tahu apa rasa takut itu. Jika anda mengenal isteri anda, suami, orang tua, masyarakat anda, anda tidak lagi takut terhadap mereka. Mengetahui sesuatu secara penuh membuat batin bebas dari rasa takut.
Bagaimana anda akan menemukan tentang rasa takut? Apakah anda takut terhadap pendapat umum, pendapat umum yaitu apa pendapat teman-teman anda tentang anda? Kebanyakan dari kita, terutama ketika kita masih mnda, ingin nampak serupa, berpakaian serupa, bicara serupa. Kita tidak mau berbeda walau sedikit saja, oleh karena berbeda berarti tidak menyesuaikan diri, tidak menerima pola. Apabila anda mulai meragukan pola itu terdapatlah rasa takut. Sekarang selidikilah rasa takut itu, selamilah. Jangan berkata, "saya takut", lalu lari dari padanya. Pandanglah ia, hadapilah, temukan mengapa anda takut.
Misalkan saya takut terhadap tetangga saya, isteri saya, tuhan saya, negeri saya — nah apakah rasa takut itu? Apakah itu sungguh-sungguh, ataukah hanya ada di pikiran, dalam waktu? Saya akan beri contoh yang lebih sederhana. Kita semua akan mati pada suatu waktu. Kematian itu tak terelakkan buat kita semua dan memikirkan kematian itu menimbulkan rasa takut, memikirkan sesuatu yang tidak saya ketahui menimbulkan rasa takut. Tetapi jika hal itu memang sungguh-sungguh, jika kematian ada disitu
43
seketika itu juga dan saya akan mati sekarang, saat itu tidak ada rasa takut. Mengertikah anda? Pikiran di dalam waktu menimbulkan rasa takut. Tetapi jika sesuatu harus dikerjakan seketika itu juga, maka tidak ada rasa takut, oleh karena berpikir tidak mungkin lagi. Jika saya akan mati sesaat lagi maka saya menghadapinya, tapi coba beri saya satu jam dan saya mulai berkata, "Hartaku, anak- anakku, negaraku, aku belum menyelesaikan bukuku." Aku menjadi cemas, takut.
Jadi rasa takut selalu di dalam waktu, oleh karena waktu adalah pikiran. Untuk melenyapkan rasa takut anda harus menaruh perhatian terhadap pikiran sebagai waktu, lalu menyelidiki seluruh proses berpikir ini. Hal itu agak sukar sedikit.
Aku takut terhadap orang tuaku, terhadap masyarakatku, terhadap apa yang hendak mereka katakan besok atau sepuluh hari lagi. Pikiranku mengenai apa yang mungkin terjadi menyorotkan rasa takut. Jadi dapatkah saya berkata, "Aku akan melihat rasa takut itu sekarang bukan sepuluh hari lagi"? Dapatkah saya mengundang apa yang akan mereka katakan sekarang dan melihatnya, dan kalau itu ternyata besar, dapatkah aku menerimanya? Mengapa aku harus takut? Dan kalau itu ternyata salah, aku juga menerimanya. Mengapa itu tidak mungkin salah? Mengapa aku harus takut? Dan aku akan mendengarkan pak guru untuk belajar, tapi aku tak akan merasa takut. Maka, jika aku menghadapi rasa takut, ia lenyap. Tetapi untuk menghadapi rasa takut aku harus melakukan penyelidikan, yang merupakan proses rumit karena hal itu menyangkut masalah waktu.
Anda tahu, ada dua macam waktu : waktu menurut jam, menit yang berikut, nanti malam, besok lusa ; dan ada waktu macam lain yang diciptakan oleh batin di dalam, oleh pikiran — "Aku akan menjadi orang besar," "Aku akan mempunyai pekerjaan," "Aku akan pergi ke Eropa" — itu adalah masa depan yang bersifat psikologis, dalam waktu dan ruang. Nah, untuk memahami waktu kronologis menurut jam dan memahami waktu sebagai pikiran dan mengatasi kedua- duanya, berarti sungguh-sungguh bebas dari rasa takut.
44
Siswa: Anda berkata, jika anda mengetahui sesuatu anda tidak lagi merasa takut terhadapnya. Tetapi bagaimana anda tahu apa mati itu?
Krishnamurti: Itu adalah pertanyaan yang bagus. Anda bertanya, "Bagaimana anda tahu apa mati itu dan bagaimana anda bisa tidak lagi takut terhadapnya"? Saya akan perlihatkan kepada anda. Anda tahu, ada dua macam kematian — kematian jasmani dan kematian pikiran. Badan mau tidak mau akan mati — seperti tulisan pencil, pada akhirnya akan mengabur. Para dokter mungkin menemukan obat-obat baru; anda mungkin hidup seratus duapuluh tahun dan bukan delapan puluh tahun. Namun kematian tetap ada. Badan jasmani ini berakhir. Kita tidak takut akan itu. Yang kita takuti ialah berakhirnya pikiran, berakhirnya si "aku" yang telah hidup sekian tahun, si "aku" yang telah memperoleh sekian banyak uang, yang memiliki keluarga, anak-anak, yang ingin menjadi penting, yang ingin memiliki lebih banyak harta, uang. Matinya si "aku" itulah yang kutakuti. Apakah anda melihat perbedaan antara kedua hal itu? Kematian jasmani dan kematian si "aku"?
Secara psikologis kematian si "aku" adalah jauh lebih penting daripada kematian badan dan itulah yang kita takuti. Sekarang ambillah satu kesenangan dan matilah terhadapnya. Saya akan jelaskan kepada anda.
Anda tahu saya tidak ingin menyelami seluruh persoalan ini; saya hanya menunjukkan sesuatu. Anda tahu, si "aku" adalah kumpulan dari banyak kesenangan dan banyak kesakitan. Dapatkah si "aku" mati terhadap satu hal? Maka ia akan tahu apa artinya mati. Jadi, dapatkah aku mati terhadap suatu keinginan? Dapatkah saya berkata, "Aku tidak mau keinginan itu, aku tidak mau kesenangan itu ?” dapatkah aku mengakhirinya, mati terhadapnya? Tahukah anda tentang meditasi?
Siswa: Tidak pak.
Krishnamurti: Tetapi orang dewasapun tidak tahu. Mereka duduk di satu sudut, menutup mata dan berkonsentrasi, seperti anak sekolah mencoba berkonsentrasi pada sebuah buku. Itu bukan
45
meditasi. Meditasi adalah sesuatu yang luar biasa, jika anda tahu bagaimana melakukannya. Saya akan berceritera sedikit tentang hal itu.
Pertama-tama duduklah dengan tenang sekali, jangan memaksa dirimu duduk diam, tetapi duduklah atau berbaring dengan tenang tanpa sesuatu paksaan. Mengertikah anda? Lalu perhatikan pikiranmu. Perhatikan apa yang kau pikirkan. Anda menemukan bahwa anda sedang berpikir tentang sepatu anda, gaun anda, apa yang akan anda katakan, burung diluar itu yang anda dengarkan; ikutilah pikiran-pikiran itu dan selidikilah mengapa suatu pikiran timbul. Jangan mencoba merubah pikiranmu. Lihatlah mengapa pikiran-pikiran tertentu timbul dalam batinmu, sehingga anda mulai memahami arti dari setiap pikiran dan setiap perasaan tanpa sesuatu paksaan. Dan jika sebuah pikiran timbul, jangan menyalahkannya, jangan berkata itu benar, itu salah, itu baik, itu buruk. Perhatikan saja, sehingga anda mulai memperoleh pengertian, kesadaran yang aktif dalam melihat setiap macam pikiran, setiap macam perasaan. Anda akan mengetahui setiap pikiran rahasia yang tersembunyi, setiap dorongan (motif) yang tersembunyi, setiap perasaan, tanpa terpiuh, tanpa berkata itu benar, salah, baik atau buruk. Jika anda melihat, menyelami pikiran secara mendalam sekali, batin anda menjadi luar biasa halus, hidup. Tidak ada bagian batin yang tertidur. Batin itu jaga sepenuhnya.
Itu hanyalah landasannya Maka batin anda sangat tenang. Seluruh diri anda menjadi sangat diam. Lalu selamilah keheningan itu, makin dalam, makin jauh —seluruh proses itulah meditasi. Meditasi bukanlah duduk di sudut mengulang-ulang sejumlah kata-kata; atau memikirkan sebuah gambaran dan hanyut dalam hayalan-hayalan liar yang mempesonakan.
Untuk memahami seluruh proses pikiran dan perasaan anda berarti bebas dari semua pikiran, bebas dari semua perasaan, sehingga batin anda, seluruh diri anda, menjadi sangat hening. Dan itu juga bagian dari hidup dan dengan keheningan itu anda dapat melihat pohon, anda dapat melihat orang-orang, anda dapat melihat langit dan bintang-bintang. Itulah keindahan hidup.
46
7. TENTANG KEKERASAN
Terdapat banyak sekali kekerasan di dunia. Ada kekerasan fisik dan ada pula kekerasan di dalam. Kekerasan fisik ialah membunuh orang, menyakiti orang lain dengan sadar, dengan sengaja, atau tanpa berpikir panjang, mengatakan hal-hal yang kejam, penuh pertentangan dan kebencian; dan di dalam, di dalam kulit, tidak menyukai orang, membenci orang, mengritik orang. Di dalam, kita selalu bertengkar, bertempur, tidak hanya dengan orang lain, tetapi juga dengan diri sendiri. Kita ingin orang berubah, kita ingin memaksa mereka mengikuti jalan pikiran kita.
Di dunia kalau kita tumbuh menjadi dewasa, kita melihat banyak kekerasan, pada segala tingkat kehidupan manusia. Puncak kekerasan adalah perang — membunuh demi ide, demi apa yang dinamakan prinsip agama, demi kebangsaan, membunuh untuk mempertahankan sejengkal tanah. Untuk itu manusia mau membunuh, menghancurkan, membuat cacat dan juga di bunuh sendiri. Terdapat kekerasan yang amat banyak di dunia; si kaya ingin menjaga supaya orang lain tetap miskin dan si miskin ingin menjadi kaya dan dalam proses itu membenci si kaya. Dan anda, terperangkap dalam masyarakat, juga akan memberikan sumbangan anda kepada hal ini.
Terdapat kekerasan antara suami, isteri dan anak anak. Terdapat kekerasan, pertentangan, kebencian, kekejaman, kritik yang buruk, amarah semua itu terkandung dalam diri manusia, terkandung dalam setiap insan. Terkandung dalam diri anda. Dan pendidikan seharusnya membantu anda mengatasi semua itu, bukan hanya untuk lulus ujian dan memperoleh pekerjaan. Anda harus dididik supaya anda menjadi manusia yang sungguh-sungguh indah, sehat, waras, rasionil dan bukan manusia yang buas dengan otak yang sangat cerdik yang dapat berdebat mempertahankan kebuasannya. Anda akan menghadapi semua kekerasan ini kalau anda tumbuh menjadi dewasa. Anda akan lupa akan semua yang anda dengar di sini dan akan hanyut dalam arus masyarakat. Anda akan menjadi seperti dunia yang kejam, keras, pahit, marah
47
bergolak dan anda tak akan membantu mendatangkan masyarakat baru, dunia baru.
Tetapi dunia baru adalah perlu. Kebudayaan baru adalah perlu. Kebudayaan lama ini mati, terkubur, terbakar hangus, meledak, menguap. Anda harus menciptakan kebudayaan baru. Kebudayaan baru tidak bisa di dasarkan pada kekerasan. Kebudayan baru tergantung pada anda karena generasi tua telah membangun masyarakat yang berdasarkan kekerasan, berdasarkan keagresifan dan inilah yang menyebabkan semua kekacauan, semua penderitaan. Generasi-generasi tua telah menghasilkan dunia ini dan anda harus merubahnya. Anda tidak bisa duduk-duduk saja dan berkata, "Aku akan mengikuti orang lain dan mencari sukses dan kedudukan".
Jika anda berbuat begitu, anak-anak anda akan menderita. Mungkin anda bisa bersenang-senang, tetapi anak anak anda harus membayar untuk itu. Maka anda harus memperhitungkan semua itu, kekejaman lahiriah antar manusia atas nama tuhan, atas nama agama, atas nama kepentingan diri sendiri, atas nama keamanan keluarga. Anda harus menaruh perhatian terhadap kekejaman dan kekerasan lahiriah dan kekerasan batiniah yang belum, lagi anda ketahui.
Anda masih muda, tetapi makin anda bertambah tua anda akan menyadari betapa batiniah manusia hidup di neraka, hidup dalam kesengsaraan yang amat sangat, oleh karena ia terus menerus bertempur dengan dirinya, dengan isterinya, dengan anak-anaknya, dengan, tetangganya, dengan tuhan-tuhannya. Ia menderita dan kacau dan tidak ada cinta, tidak ada keramahan, tidak ada kemurahan hati, tidak ada sikap dermawan. Seseorang boleh memiliki gelar Doktor di depan namanya atau ia mungkin menjadi usahawan dengan rumah-rumah dan mobil-mobil, tetapi jika ia tidak memiliki cinta, tidak memiliki kasih sayang, keramahan, tenggang- rasa, sesungguhnya ia lebih buruk dari seekor binatang karena ia membantu menciptakan dunia yang destruktif. Maka selagi anda masih muda anda harus mengetahui semua hal ini. Semua hal itu harus ditunjukkan kepada anda. Semua hal itu perlu diungkapkan kepada anda sehingga batin anda mulai berpikir. Kalau tidak, anda
48
akan menjadi seperti kebanyakan orang saja. Dan tanpa cinta, tanpa kasih sayang, tanpa sikap dermawan dan kemurahan hati, hidup menjadi pekerjaan yang mengerikan. Itulah sebabnya mengapa orang harus melihat ke dalam seluruh problem kekerasan ini. Tidak memahami kekerasan berarti sungguh-sungguh tidak tahu, tidak memiliki kecerdasan dan tidak berbudaya. Hidup adalah sesuatu yang amat besar dan kalau cuma menggali lubang kecil untuk diri sendiri dan tetap berada dalam lubang itu, mengusir setiap orang lain, itu bukanlah hidup. Terserah kepada anda. Mulai sekarang anda harus tahu tentang semua ini. Anda harus terang- terangan memilih atau menempuh jalan kekerasan, atau berdiri menentang masyarakat.
Jadilah bebas, hiduplah bahagia, gembira, tanpa pertentangan sedikitpun, tanpa kebencian sedikitpun. Maka hidup menjadi sesuatu yang sungguh lain. Maka hidup mempunyai arti, penuh kegembiraan dan kejernihan.
Sewaktu anda bangun pagi tadi, adakah anda melihat keluar jendela? Jika ya, anda akan melihat bukit-bukit itu menjadi jingga selagi matahari timbul dan naik ke langit biru yang indah. Dan selagi burung-burung mulai bernyanyi dan burung mulai berkicau pagi-pagi sekali, terdapatlah keheningan yang dalam disekeliling kita, suatu perasaan keindahan dan kesepian yang besar dan jika orang tidak menyadari semua itu, sama saja seperti orang mati. Tetapi hanya sedikit sekali orang yang sadar. Anda hanya bisa menyadarinya apabila batin dan hati anda terbuka, apabila anda tidak takut, apabila anda tidak lagi keras. Lalu terdapatlah kegembiraan, terdapatlah kenikmatan yang luar biasa yang hanya diketahui oleh sedikit sekali orang dan adalah bagian dari pendidikan untuk mendatangkan keadaan itu dalam batin manusia.
Siswa: Apakah penghancuran sama sekali dari masyarakat akan mendatangkan kebudayaan baru, pak?
Krishnamurti: Apakah penghancuran sama sekali dari masyarakat akan mendatangkan kebudayaan baru? Anda tahu pernah terjadi revolusi-revolusi — Revolusi Perancis. Revolusi Rusia, Revolusi Cina. Mereka menghancurkan segala-galanya untuk mulai secara
49
baru. Adakah mereka menghasilkan sesuatu yang baru? Setiap masyarakat mempunyai tiga tingkatan atau hirarki —yang diatas, yang ditengah dan yang di bawah, yang di atas ialah kaum bangsawan, si kaya, mereka yang pandai; lain kelas menengah, yang selalu bekerja, lalu Para pekerja. Nah, kemudian masing- masing saling bertempur melawan yang lain. Yang di tengah ingin ke atas dan mereka mengadakan revolusi dan jika mereka sampai di atas, mereka berpegang pada kedudukan mereka, prestise mereka, kesejahteraan mereka, harta mereka dan lagi-lagi kelas menengah yang baru mencoba naik keatas. Yang di bawah mencoba mencapai yang ditengah, dan yang ditengah mencoba mencapai yang diatas; Itulah pertempuran yang berlangsung terus menerus, di seluruh masyarakat dan di semua kebudayaan. Dan yang ditengah berkata : "Saya akan naik keatas dan mendobrak segala sesuatu" dan jika ia sampai di atas, anda tahu apa yang dilakukannya. Ia tahu bagaimana mengontrol orang melalui pikiran, melalui penyiksaan, melalui pembunuhan, melalui panghancuran, melalui rasa takut.
Jadi, dengan menghancurkan anda tak pernah dapat menghasilkan sesuatu. Tetapi jika anda memahami seluruh proses ketidak- tertiban dan penghancuran itu, jika anda mempelajarinya, tidak hanya di luar melainkan di dalam diri anda sendiri, maka dari pemahaman, perhatian, kasih sayang, cinta, dari semua itu timbullah ketertiban yang sama sekali berlainan. Tetapi jika anda tidak mengerti, jika anda hanya berontak, itu adalah pola yang sama yang diulang-ulang, oleh karena kita manusia adalah selalu sama. Anda tahu, bukanlah seperti rumah yang bisa dirobohkan dan dibangun rumah yang baru. Manusia tidak terbentuk seperti itu, oleh karena manusia lahiriahnya terdidik, berbudaya, pandai, tetapi batiniahnya mereka kejam. Selama naluri kebinatangan itu tidak dirubah secara fundamentil, betapa pun juga keadaan lahiriahnya, batiniahnya selalu akan mengalahkan yang lahiriah. Pendidikan adalah perubahan dari batin manusia.
Siswa: Pak, anda berkata anda harus merubah dunia. Bagaimana anda dapat merubahnya pak?
50
Krishnamurti: Apakah dunia itu? Dunia adalah tempat dimana anda hidup — keluarga anda, teman-teman anda, tetangga anda. Dan keluarga anda, teman-teman anda, tetangga anda, dapat diperluas dan itulah dunia. Nah anda adalah pusat dari dunia itu. Itulah dunia di mana anda hidup. Sekarang, bagaimanakah anda akan merubah dunia? Dengan merubah diri anda sendiri?
Siswa: Pak, bagaimana anda merubah diri anda sendiri?
Krishnamurti: Bagaimana anda melakukannya?
Pertama-tama lihatlah. Pertama-tama lihatlah bahwa anda adalah pusat dari dunia ini. Anda dan keluarga anda adalah pusat. Itulah dunia dan anda harus berubah dan anda bertanya, "Bagaimana aku harus berubah"? Bagaimana anda berubah? Itu adalah salah satu hal yang paling sukar — berubah — karena kebanyakan dari kita tidak mau berubah. Selagi anda muda anda ingin berubah. Anda penuh gairah hidup, penuh enersi, anda ingin memanjat pohon, anda ingin melihat, anda penuh dengan rasa ingin tahu dan setelah anda menjadi lebih tua sedikit, masuk perguruan tinggi, anda mulai menetap. Anda tidak mau berubah. Anda berkata, "demi Tuhan, biarkan aku sendiri" Sangat sedikit orang yang ingin merubah dunia dan lebih sedikit lagi yang ingin merubah dirinya, oleh karena mereka berada dipusat dunia di mana mereka hidup. Dan untuk mendatangkan perubahan membutuhkan pemahaman yang amat besar. Orang bisa berubah dari begini menjadi begitu. Tetapi itu sama sekali bukan perubahan. Jika orang berkata, "Aku berubah dari begini menjadi begitu," mereka mengira mereka bergerak. Mereka mengira mereka berubah. Tetapi fakta sesungguhnya mereka sama sekali tidak bergerak. Yang telah mereka lakukan telah dipantulkan sebagai suatu ide tentang bagaimana mereka seharusnya. Ide tentang bagaimana mereka "seharusnya" berbeda dari "apa adanya". Dan perubahan kearah "apa yang seharusnya" dianggap oleh mereka sebagai suatu, gerakan. Tetapi itu bukanlah gerakan. Mereka mengira itu perubahan, tetapi perubahan ialah pertama-tama menyadari apa yang sungguh-sungguh "ada" dan hidup dengannya, lalu orang menemukan bahwa "melihat" itu sendiri mendatangkan perubahan.
51
Siswa: Apakah orang perlu serius?
Krishnamurti: Apakah orang perlu serius? Suatu pertanyaan yang sangat baik tuan. Pertama-tama, apakah yang anda maksud dengan serius? Pernahkah anda memikirkan apa artinya serius? Apakah berhenti tertawa? Memiliki wajah dengan seulas senyum, apakah itu menunjukkan bahwa anda tidak serius? Ingin melihat sebuah pohon dan melihat keindahan pohon itu, apakah itu berarti tidak ada keseriusan? Ingin mengetahui mengapa orang melihat secara itu, apa yang mereka pakai, mengapa mereka bercakap secara itu, apakah berarti tidak ada keseriusan? Ataukah keseriusan berarti selalu memiliki dahi yang berkerut, selalu berkata, "Apakah aku melakukan hal yang benar, apakah aku menyesuaikan diri dengan pola?" Saya akan berkata itu sama sekali bukan keseriusan. Mencoba bermeditasi bukanlah keseriusan, mencoba mengikuti pola masyarakat bukanlah keseriusan — apakah itu pola Buddha atau Shankara. Sekedar menyesuaikan diri tak pernah berarti serius. Itu cuma meniru. Jadi anda bisa serius dengan seulas senyum pada wajah anda, anda bisa serius selagi anda melihat sebuah pohon, anda bisa serius selagi anda melukis, selagi anda mendengarkan musik. Sifat keseriusan adalah mengejar sampai keakhirnya sebuah pikiran, sebuah ide, sebuah perasaan; pergi sampai ke ujungnya, tidak terbujuk untuk berhenti oleh sesuatu faktor yang lain; menyelidiki setiap pikiran sampai pada akhirnya, apapun yang mungkin terjadi pada anda, bahkan sekalipun anda harus kelaparan dalam proses itu, kehilangan semua harta milik anda, segala sesuatu; pergi sampai keakhir pikiran, itulah artinya serius. Apakah pertanyaan anda telah saya jawab, tuan?
Siswa: Ya pak.
Krishnamurti: Saya kuatir belum. Anda begitu mudah setuju karena anda tidak memahami sungguh-sungguh apa yang saya katakan. Mengapa anda tidak menyetop saya dan berkata, "Lihat, saya tidak mengerti apa yang anda bicarakan. "Itu baru jujur, itu baru serius. Jika anda tidak memahami sesuatu, tidak peduli siapa yang mengatakannya, bahkan sekalipun Tuhan sendiri, katakanlah, "Saya tidak mengerti apa yang anda bicarakan, ceritakan lebih
52
jelas"; itu baru serius. Tetapi kalau secara jinak setuju karena ada orang mengatakan begini-begitu, itu menunjukkan tidak adanya keseriusan. Keseriusan berarti melihat hal-hal secara jernih, menemukan, bukan menerima. Tetapi nanti, jika anda menikah dan mempunyai anak dan tanggung jawab, ada keseriusan macam lain. Lalu anda tidak mau memecahkan pola, anda ingin tempat berteduh, anda ingin hidup dalam suatu tempat tertutup yang aman, bebas dari semua revolusi.
Siswa: Mengapa orang mencari kesenangan dan melepaskan kesakitan?
Krishnamurti: Anda agak serius pagi ini bukan. Mengapa? Karena anda mengira kesenangan adalah lebih nyaman bukan? Penderitaan adalah menyakitkan. Yang satu ingin anda hindarkan dan yang lain ingin anda pegangi. Mengapa? Adalah instink yang wajar untuk menghindari sakit, bukan? Kalau saya sakit gigi, saya ingin menghindarinya. Saya ingin pergi berjalan-jalan karena hal itu menyenangkan. Masalahnya bukanlah kesenangan atau kesakitan, melainkan penghindaran yang satu atau yang lain. Hidup adalah kesenangan dan kesakitan, bukan? Hidup adalah kegelapan dan cahaya. Pada hari seperti ini, terdapat awan-awan dan matahari bersinar; lalu datanglah musim dingin dan musim semi; semua itu adalah bagian dari hidup, bagian dari eksistensi. Tetapi mengapa kita mesti menghindari yang satu dan memegangi yang lain? Mengapa kita mesti lekat pada kesenangan dan menghindari kesakitan? Mengapa tidak sekedar hidup dengan keduanya? Pada saat anda ingin menghindari kesakitan, penderitaan, anda akan membuat pelarian-pelarian, mengutip Buddha, Bhagavad Gita, nonton bioskop atau menciptakan kepercayaan-kepercayaan. Masalahnya tidak terpecahkan baik oleh penderitaan maupun oleh kesenangan. Jadi janganlah memegangi kesenangan atau melarikan diri dari kesakitan.
Jika anda memegangi kesenangan, apa yang terjadi ? Anda menjadi melekat, bukan? Dan jika terjadi sesuatu dengan orang yang anda lekati, atau dengan harta milik anda atau dengan pendapat anda, anda akan celaka. Lalu anda berkata, harus ada pelepasan. Janganlah melekat atau melepas; lihat saja fakta-
53
faktanya dan apabila anda memahami fakta-fakta itu, maka tidak terdapat kesenangan maupun kesakitan; yang ada hanyalah fakta.
54
8. TENTANG PEMBENTUKAN CITRA ( IMAGE )
Ketika kita masih sangat muda hidup adalah suatu kegembiraan, kita gembira mendengar burung-burung pagi, melihat bukit-bukit yang baru saja dibasahi hujan, melihat tebing-tebing berbatu itu bersinar ditimpa matahari, daun-daun berkilauan, melihat awan berarak, dan bergembira pada pagi yang cerah, dengan sepenuh hati serta batin yang jernih.
Kita kehilangan perasaan ini kalau kita tumbuh menjadi dewasa, karena kekuatiran, kecemasan, pertengkaran, kebencian, ketakutan, dan perjuangan tanpa akhir untuk mencari nafkah. Kita lewatkan hari-hari kita dengan saling bertempur, tidak menyukai, dan menyukai, dengan sekelumit kesenangan sekali-sekali. Kita tak pernah mendengarkan burung-burung, melihat pohon-pohon, seperti kita dahulu pernah melihatnya, melihat embun di rumput dan burung mengembangkan sayapnya dan mengkilatnya batu di lereng gunung yang berkilauan ditimpa sinar mata hari pagi. Kita tak pernah melihat semua itu apabila kita tumbuh menjadi dewasa. Mengapa? Saya tidak tahu apakah anda pernah mengajukan pertanyaan itu. Saya rasa kita perlu mempertanyakannya. Jika anda tidak bertanya sekarang, sebentar lagi anda akan terperangkap. Anda akan masuk perguruan tinggi, menikah, punya anak, suami, istri, tanggung jawab, mencari nafkah, lalu anda akan menjadi tua dan mati. Itulah yang terjadi dengan orang-orang. Kita harus bertanya sekarang, mengapa kita kehilangan rasa keindahan yang luar biasa ini jika kita melihat bunga-bunga, jika kita mendengar burung-burung? Mengapa kita kehilangan perasaan tentang apa yang indah ? Saya rasa kita kehilangan hal itu terutama karena kita selalu memikirkan diri sendiri. Kita mempunyai citra tentang diri sendiri.
Tahukah anda apa citra (image) itu ? Itu adalah sesuatu yang dibentuk dengan tangan, dibuat dari batu, dari pualam dan batu yang dipahat ini diletakkan disebuah kuil dan dipuja. Tetapi itu tetap buatan tangan, citra yang dibuat oleh manusia. Anda juga mempunyai citra tentang diri anda sendiri, tidak dibuat oleh tangan melainkan dibuat oleh batin, olen pikiran, oleh pengalaman, oleh
55
pengetahuan, oleh perjuangan anda, oleh semua konflik dan kesengsaraan dalam hidup anda. Makin anda bertambah tua, citra itu menjadi makin kuat, makin besar, banyak menuntut dan mendesak. Makin banyak anda mendengarkan, bertindak, hidup di dalam citra itu, makin kurang anda melihat keindahan, makin kurang pula anda merasa gembira akan sesuatu yang bebas melampaui desakan-desakan remeh dari citra itu.
Sebabnya mengapa anda kehilangan sifat penuh ialah karena anda begitu memikirkan diri sendiri. Tahu kah anda apa artinya kata-kata "memikirkan diri sendiri?" Yaitu asyik dengan diri sendiri, sibuk dengan kemampuan-kemarnpuan kita yang baik maupun yang buruk, dengan apa pendapat tetangga tentang diri anda, apakah anda mempunyai pekerjaan yang baik, apakah anda akan menjadi orang penting, atau akan disisihkan oleh masyarakat. Anda selalu berjuang dikantor, dirumah, di lapangan; di manapun anda berada, apapun yang anda kerjakan, anda selalu berada dalam konflik dan anda nampaknya tak mampu keluar dari konflik; karena tak mampu keluar dari konflik, lalu anda menciptakan citra tentang negara yang sempurna, tentang surga, tentang Tuhan — lagi-lagi sebuah citra yang dibuat oleh batin manusia. Anda mempunyai citra bukan hanya dalam batin tetapi juga jauh didalam dan citra-citra itu selalu bertentangan satu sama lain. Maka makin banyak anda berada dalam konflik — dan konflik akan selalu ada selama anda mempunyai citra, pendapat, konsep, ide tentang diri anda — makin besar pergulatannya.
Maka masalahnya ialah : mungkinkah hidup di dunia tanpa sesuatu citra tentang diri sendiri? Anda bekerja sebagai dokter, sarjana, guru, ahli ilmu alam. Anda menggunakan jabatan itu untuk menciptakan citra tentang diri anda, sehingga dengan demikian, dengan menggunakan jabatan, anda menciptakan konflik dalam bekerja, dalam bertindak. Saya ingin tahu-apakah anda memahami ini? Anda tahu, jika anda menari dengan baik, jika anda memainkan sebuah alat musik, biola, veena, anda menggunakan alat musik itu atau tarian itu untuk menciptakan citra tentang diri anda, untuk merasakan betapa mengagumkan anda, betapa baik sekali anda bermain atau menari. Anda menggunakan tarian, permainan alat musik, untuk memperkaya citra tentang diri anda sendiri. Dan
56
begitulah anda hidup, mencipta, memperkuat citra tentang diri anda. Maka terdapat makin banyak konflik; batin menjadi tumpul dan sibuk dengan dirinya sendiri; dan ia kehilangan rasa keindahan, kegembiraan dan pikiran yang jernih.
Saya rasa adalah bagian dari pendidikan untuk bekerja tanpa menciptakan citra. Maka anda akan bekerja tanpa pertempuran, pergulatan batiniah yang terus berlangsung dalam diri anda.
Pendidikan tidak ada akhirnya. Bukan berarti bila anda membaca sebuah buku, lulus ujian dan berakhirlah pendidikan. Seluruh kehidupan, dari saat anda lahir hingga saat anda meninggal adalah suatu proses belajar. Belajar tidak ada akhirnya dan itulah sifat belajar yang tak mengenal unsur waktu. Dan anda tidak bisa belajar jika anda bertempur, jika anda bertentangan dengan diri sendiri, dengan tetangga anda, dengan masyarakat. Anda selalu dalam konflik dengan masyarakat dengan tetangga anda selama terdapat suatu citra. Tetapi jika anda mempelajari seluk beluk pembuatan citra itu, lalu anda akan melihat bahwa anda bisa memandang langit, lalu anda bisa melihat sungai dan tetesan air hujan di atas daun-daun, merasakan udara sejuk di pagi hari dan angin segar di antara dedaunan. Maka hidup mempunyai arti yang luar biasa. Hidup itu sendiri — bukan makna yang diberikan oleh citra pada hidup — hidup itu sendiri mempunyai arti yang luar biasa.
Siswa: Jika anda memandang sekuntum bunga, apakah hubungan anda dengan bunga itu?
Krishnamurti: Anda memandang sekuntum bunga, dan apakah hubungan anda dengan bunga itu? Apakah anda melihat bunga itu, ataukah anda mengira melihat bunga itu? Anda melihat bedanya? Apakah anda sungguh sungguh melihat bunga itu ataukah anda berpikir anda harus melihat bunga itu, ataukah anda melihat bunga itu, dengan citra yang anda punyai tentang bunga itu — citra bahwa bunga itu adalah sekuntum bunga mawar ? Kata adalah citra, kata adalah pengetahuan, dan oleh karena itu anda melihat bunga itu dengan kata, dengan lambang, dengan pengetahuan, dan oleh karena itu anda tidak melihat bunga itu. Atau, apakah anda melihatnya dengan batin yang memikirkan sesuatu yang lain?
57
Jika anda melihat sekumtum bunga tanpa kata, tanpa citra, dan dengan batin yang menaruh perhatian sepenuhnya, lalu apakah hubungan anda dengan bunga itu ? Pernahkah anda melakukannya? Pernahkan anda melihat sekuntum bunga tanpa mengatakan bahwa itu sekuntum mawar ? Pernahkah anda melihat sekuntum bunga dengan sepenuhnya, dengan perhatian total di mana tidak terdapat kata, tidak terdapat lambang, tiada penamaan terhadap bunga itu, dan oleh karena itu terdapat perhatian yang sepenuhnya ? Sampai anda melakukan hal itu, anda tak punya hubungan apa-apa dengan bunga itu. Untuk mempunyai hubungan dengan seorang lain atau dengan batu itu atau dengan daun itu, orang harus memperhatikan dan mengamati dengan perhatian penuh. Maka hubungan anda dengan apa yang anda lihat adalah sama sekali berlainan. Maka tidak ada si pengamat sama sekali. Yang ada hanya itu. Jika anda mengamati secara demikian, maka tidak ada pendapat, tidak ada penilaian. Yang ada adalah apa yang ada. Mengertikah anda? Maukah anda melakukannya? LihatIah sekuntum bunga secara itu. Lakukanlah, tuan, jangan bicara saja tentang itu, tapi lakukanlah.
Siswa: Jika anda mempunyai banyak waktu, bagaimana anda akan melewatkannya, pak ?
Krishnamurti: Saya akan melakukan apa yang sedang saya lakukan. Anda lihat, jika anda menyenangi apa yang anda lakukan, maka anda memiliki seluruh waktu luang yang anda perlukan dalam hidup anda. Mengertikah anda apa yang saya katakan? Anda bertanya apa yang akan saya lakukan kalau saya punya waktu luang. Saya berkata, saya akan melakukan apa yang sedang saya lakukan; yaitu pergi ke berbagai tempat di dunia, bicara, menemui orang dan sebagainya. Saya lakukan itu karena saya senang melakukannya; bukan karena saya bicara dengan banyak orang dan merasa bahwa saya orang yang sangat penting. Jika anda merasa menjadi orang sangat penting, anda tidak mencintai apa yang anda lakukan; anda mencintai diri sendiri dan bukan apa yang sedang anda lakukan. Maka, urusan anda bukanlah apa yang sedang saya lakukan, melainkan apa yang akan anda lakukan. Benar? Nah, sekarang ceritakan apa yang akan anda lakukan jika anda punya banyak waktu luang.
58
Siswa: Saya akan bosan pak.
Krishnamurti: Anda akan bosan. Tepat sekali. Begitulah kebanyakan orang.
Siswa: Bagaimana saya menghilangkan kebosanan ini pak ?
Krishnamurti: Tunggu dulu dengarkan. Kebanyakan orang merasa bosan. Mengapa? Anda bertanya bagaimana menghilangkan kebosanan. Nah, temukanlah. Jika anda berada seorang diri selama setengah jam, anda merasa bosan. Maka anda mengambil sebuah buku, ngobrol, melihat-lihat majalah, nonton film, bicara, mengerjakan sesuatu. Anda menyibukkan batin anda dengan sesuatu. Ini adalah suatu pelarian dari diri sendiri.
Anda telah mengajukan sebuah pertanyaan. Sekarang, perhatikanlah apa yang dikatakan. Anda merasa bosan karena anda mendapati diri anda bersama diri sendiri; dan anda tak pernah mendapati diri anda bersama diri sendiri. Oleh karena itu anda merasa bosan. Anda berkata : Hanya itukah diriku? Aku begitu kecil, aku begitu cemas; aku ingin lari dari semua itu. Apa adanya diri anda adalah sangat membosankan, jadi anda lari. Tetapi jika anda berkata, aku tak akan menjadi bosan; aku akan memeriksa mengapa aku seperti ini; aku ingin melihat bagaimana aku sesungguhnya, maka hal itu seperti melihat diri anda dalam sebuah cermin. Di situ anda melihat dengan jelas bagaimana anda, bagaimana nampaknya wajah anda. Lalu anda berkata bahwa anda tidak menyukai wajah anda; bahwa anda harus cantik, anda harus mirip seperti bintang film. Tetapi jika anda memandang diri anda dan berkata, "Ya, itulah adanya diriku; hidungku tidak begitu lurus, mataku agak kecil, rambutku lurus." Anda menerimanya. Jika anda melihat apa adanya diri anda, tidak ada kebosanan. Kebosanan hanya datang apabila anda menolak apa yang anda lihat dan ingin menjadi sesuatu yang lain. Begitu pula, apabila anda bisa memandang ke dalam diri anda dan melihat secara tepat apa adanya diri anda, melihat hal itu tidak mernbosankan. Hal itu luar biasa menariknya, karena makin banyak anda melihatnya, makin banyak yang bisa dilihat. Anda bisa berjalan makin dalam, makin dalam, makin luas, tidak ada akhirnya. Di situ tidak ada kebosanan.
59
Jika anda dapat melakukan hal itu, maka apa yang anda lakukan ialah apa yang anda lakukan dengan rasa cinta dan jika anda melakukan sesuatu demikian, maka tidak terdapat unsur waktu. Jika anda suka menanam pohon, anda menyiramnya, memeliharanya, melindunginya; jika anda mengetahui apa yang sungguh-sungguh senang anda lakukan, anda akan merasakan hari-hari terlalu pendek. Jadi anda harus menemukan sendiri mulai sekarang apa yang senang anda lakukan; apa yang sungguh- sungguh ingin anda lakukan, bukan hanya memikirkan soal karir.
Siswa: Bagaimana anda menemukan apa yang anda lakukan dengan rasa cinta/dedikasi, pak ?
Krishnamurti: Bagaimana anda menemukan apa yang anda lakukan dengan rasa cinta ? Anda harus memahami bahwa itu mungkin berlainan dari apa yang ingin anda lakukan. Anda mungkin ingin menjadi seorang pengacara oleh karena ayah anda seorang pengacara, atau karena anda melihat bahwa dengan menjadi seorang pengacara anda bisa mendapat banyak uang. Maka anda bukan menyenangi apa yang anda lakukan, oleh karena anda memiliki motif untuk melakukan sesuatu yang akan memberi anda keuntungan, yang akan membuat anda ternama. Tetapi jika anda mencintai sesuatu, di situ tidak ada motif. Anda tidak menggunakan apa yang anda lakukan untuk rasa penting diri anda sendiri.
Untuk menemukan apa yang anda lakukan dengan rasa cinta adalah salah satu hal yang paling sukar. Itu adalah bagian dari pendidikan. Untuk menemukannya anda harus menyelami diri anda sangat dalam sekali. Itu tidak begitu mudah. Anda mungkin berkata: "Aku ingin menjadi pengacara", dan anda berjuang untuk menjadi pengacara, lalu tiba-tiba anda menemukan bahwa anda tidak ingin menjadi pengacara. Anda ingin melukis. Tetapi sudah terlambat. Anda telah menikah. Anda telah mempunyai isteri dan anak. Anda tidak bisa melepaskan karir anda, tanggung jawab anda. Maka anda mengalami frustrasi, tidak bahagia. Atau mungkin anda berkata, "Aku sungguh-sangguh ingin melukis, dan anda mengabdikan seluruh hidup anda kepada hal itu, lalu anda tiba-tiba menemukan bahwa anda bukan seorang pelukis yang baik dan
60
bahwa yang sungguh-sungguh ingin anda lakukan ialah menjadi pilot.
Pendidikan yang benar bukanlah membantu anda untuk menemukan karir; demi Tuhan, buanglah itu ke luar jendela. Pendidikan bukanlah sekedar mengumpulkan keterangan dari pak guru atau belajar matematika dari sebuah buku atau belajar tanggal-tanggalnya sejarah raja-raja dan adat-istiadat, melainkan pendidikan adalah untuk membantu anda memahami problem- problem pada saat timbulnya, dan hal itu membutuhkan suatu batin yang baik — batin yang berakal sehat, batin yang tajam, batin yang tidak mempunyai kepercayaan. Oleh karena kepercayaan bukanlah fakta. Seorang yang percaya Tuhan adalah sama tidak tahunya seperti orang yang tidak percaya Tuhan. Untuk menemukan anda harus memikir dan anda tidak bisa memikir jika anda telah mempunyai suatu pendapat, jika anda memiliki prasangka jika batin anda telah sampai pada suatu kesimpulan. Maka anda membutuhkan batin yang baik, batin yang tajam, pasti, teliti dan sehat — bukan batin yang percaya, bukan batin yang mengikuti otoritas. Pendidikan yang benar ialah untuk membantu anda menemukan sendiri apa yang sungguh-sungguh dengan sepenuh hati dengan rasa cinta anda lakukan. Tidak peduli apa itu, apakah memasak atau menjadi tukang kebun, tetapi anda mencurahkan batin dan hati anda kepadanya. Maka anda sungguh-sungguh efisien, tanpa menjadi kejam. Dan sekolah ini haruslah menjadi suaru tempat di mana anda dibantu untuk menemukan sendiri, melalui diskusi, dengan mendengarkan, dengan keheningan, untuk menemukan, sepanjang hidup anda apa yang sungguh-sungguh anda lakukan dengan rasa cinta.
Siswa: Pak, bagaimana kita mengenal diri sendiri?
Krishnamurti: Itu adalah pertanyaan yang bagus. Dengarkan saya baik-baik Bagaimana anda mengetahui apa adanya diri anda ? Mengertikah anda pertanyaan saya? Anda melihat ke dalam cermin untuk pertama kali, dan sesudah beberapa hari atau beberapa minggu, anda melihat lagi dan berkata, "Itu saya lagi". Benar ? Maka, dengan melihat di dalam cermin setiap hari, anda mulai mengenal wajah sendiri, dan anda berkata ? "Itu saya". Nah,
61
dapatkah anda secara itu pula mengenal apa adanya diri anda dengan mengamati diri anda ? Dapatkah anda mengamati gerak- gerik anda, cara anda berjalan, cara anda bicara, cara anda bertingkah laku, apakah anda keras, kejam, kasar ataupun sabar ?
Maka anda mulai mengenal diri sendiri. Anda mengenal diri sendiri dengan mengamati diri sendiri di dalam cermin dari apa yang anda kerjakan, apa yang anda pikirkan, apa yang anda rasakan. Itulah cerminnya — perasaan, perbuatan, pikiran. Dan di dalam cermin itu, anda mulai mengamati diri sendiri. Cermin itu berkata, inilah fakta; tetapi anda tidak suka fakta itu. Maka anda ingin menggantinya. Anda mulai memiuhkannya. Anda tidak melihatnya seperti apa adanya.
Nah, seperti saya katakan baru-baru ini, anda belajar apabila terdapat perhatian dan keheningan. Belajar bisa ada apabila anda memiliki keheningan dan mencurahkan perhatian penuh. Dalam keadaan itu anda mulai belajar. Sekarang duduklah diam sekali; bukan karena saya minta anda duduk diam, tetapi karena itulah caranya untuk belajar. Duduklah diam sekali dan jadilah hening, bukan saja secara jasmaniah, bukan saja badan anda, melainkan juga batin anda. Jadilah hening sekali, lalu di dalam keheningan itu, perhatikanlah. Perhatikan suara-suara di luar gedung ini, ayam yang berkokok, burung-burung, ada orang batuk, ada orang pergi; pertama-tama dengarkan hal-hal diluar dirimu, lalu dengarkan apa yang berlangsung di dalam batinmu. Maka anda akan melihat, jika anda mendengarkan dengan perhatian yang mendalam sekali, di dalam keheningan itu, bahwa suara di luar dan suara di dalam adalah sama.
62
9. TENTANG TINGKAH LAKU
Salah satu dari hal-hal yang paling sukar dalam hidup ialah menemukan suatu cara tingkah laku yang tidak didikte oleh keadaan. Keadaan dan orang-orang mendikte atau memaksa anda untuk bertingkah laku menurut suatu cara tertentu. Cara anda membawa diri, cara anda makan, cara anda bicara, moral anda, tindak tanduk ethis anda tergantung kepada keadaan tempat anda berada dan dengan demikian tingkah laku anda selalu silih berganti, selalu berubah. Demikianlah halnya apabila anda bicara kepada ayah anda, ibu anda atau kepada pelayan anda — nada suara anda, kata-kata anda, sungguh berlainan. Cara-cara bertingkah laku dikendalikan oleh pengaruh-pengaruh lingkungan dan dengan menganalisa tingkah laku, anda hampir bisa meramalkan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh orang.
Sekarang, dapatkah orang menanya kepada diri sendiri, apakah orang bisa bertingkah laku secara sama di dalam batin, apapun juga lingkungannya? Dapatkah tingkah laku kita muncul dari dalam dan tidak tergantung pada apa pikiran orang tentang anda atau bagaimana mereka memandang anda? Tetapi hal itu sukar, karena kita tidak tahu bagaimana batin kita. Didalam batin terjadi juga perubahan terus-menerus. Anda sekarang bukanlah anda kemarin. Nah, dapatkah kita menemukan sendiri suatu cara bertingkah laku yang tidak didikte oleh orang lain atau oleh masyarakat atau oleh keadaan atau oleh sanksi-sanksi agama, suatu cara bertingkah laku yang tidak tergantung pada lingkungan? Saya rasa kita bisa menemukannya apabila kita tahu apa cinta itu.
Tahukah anda apa cinta itu? Tahukah anda apa artinya mencintai orang? Memelihara sebatang pohon, menyikat seekor anjing, menyisirnya, memberinya makan, berarti anda menaruh perhatian pada pohon itu, anda merasa kasih sayang yang besar terhadap anjing itu. Saya tidak tahu apakah anda pernah memperhatikan sebatang pohon di jalan yang tidak pernah dihiraukan oleh seorangpun juga; sekali-sekali orang memandangnya, lain pergi. Pohon itu sama sekali berlainan dengan pohon yang dirawat dalam sebuah taman, sebatang pohon yang memberi keteduhan buat
63
anda duduk, yang anda pandangi, yang anda lihat daun-daunnya dan anda panjati cabang-cabangnya. Pohon seperti itu tumbuh dengan kuatnya. Jika anda memelihara sebatang pohon, jika anda memberinya air, pupuk; jika anda memotong pucuk pucuknya, memotong ranting-rantingnya, merawatnya, ia memberi perasaan yang sama sekali berlainan dari pada pohon yang tumbuh di tepi jalan.
Rasa penuh perhatian adalah permulaan dari kasih sayang. Anda tahu, makin banyak anda merawat, makin anda menjadi peka. Maka haruslah terdapat kasih sayang, sifat kelembutan, keramahan, kemurahan hati. Jika terdapat kasih sayang seperti itu, maka tingkah laku didikte oleh kasih sayang itu dan tidak tergantung pada lingkungan, keadaan atau orang. Dan menemukan kasih sayang itu adalah salah satu hal yang paling sukar — untuk sungguh-sungguh menaruh kasih sayang, apakah orang ramah kepada anda atau tidak, apakah mereka bicara secara kasar kepada anda, ataukah mereka merasa kesal kepada anda. Saya rasa anak kecil memilikinya. Anda semua memilikinya ketika anda masih muda. Anda merasa sangat bersahabat satu sama lain, dengan orang lain. Anda suka membelai seekor anjing. Sekali- sekali anda memandang benda-benda dan anda juga mudah tersenyum. Tetapi makin anda bertambah tua, semua ini lenyap. Oleh karena itu memiliki kasih sayang sepanjang hidup anda adalah salah satu hal yang paling sukar dan tanpa itu hidup menjadi amat kosong. Anda boleh mempunyai anak, anda boleh mempunyai rumah bagus, mobil dan lain-lainnya, tetapi tanpa kasih sayang hidup adalah bagaikan bunga tanpa keharuman. Bukankah merupakan bagian dari pendidikan, untuk sampai kepada kasih sayang ini, dari mana terdapat kegembiraan yang besar dan hanya dari situ bisa timbul cinta?
Bagi kebanyakan dari kita cinta adalah rasa memiliki. Di mana terdapat cemburu, iri hati, hal itu menumbuhkan kekejaman, menumbuhkan kebencian. Cinta hanya bisa terdapat dan berkembang apabila tidak terdapat kebencian, iri hati, ambisi. Tanpa cinta, hidup menjadi seperti tanah yang mandul, gersang, keras, kejam. Tetapi pada saat terdapat kasih sayang, hidup menjadi seperti tanah yang subur berair dengan hujan, dengan
64
keindahan. Kita harus mempelajari semua ini selagi kita masih sangat muda, bukan kalau kita sudah tua, karena kalau begitu sudah terlambat. Maka anda menjadi tawanan dari masyarakat, dari lingkungan, dari suami, isteri, kantor. Temukanlah sendiri apakah anda bisa bertingkah laku dengan kasih sayang. Dapatkah anda pergi ke kelas tepat pada waktunya karena anda merasa tidak mau membiarkan orang lain menunggu? Dapatkah anda datang ke meja makan tepat pada waktunya, oleh karena, sekali lagi anda tidak mau membiarkan orang menunggu? Dapatkah anda berhenti berteriak-teriak kalau anda sedang berkumpul, karena ada orang yang memperhatikan anda, yang bersama-sama dengan anda?
Apabila tingkah-laku, kesopanan, tenggang-rasa, bersifat dangkal dan tanpa kasih sayang, hal-hal itu tidak punya arti. Tetapi jika terdapat kasih sayang, keramahan, tenggang-rasa, maka dari situ, timbullah kesopanan, tata cara yang baik, tenggang-rasa terhadap orang lain, yang sesungguhnya berarti bahwa kita makin sedikit memikirkan diri sendiri, dan itu adalah salah satu hal paling sukar dalam hidup. Jika kita tidak memikirkan diri sendiri, maka kita sungguh-sungguh menjadi manusia yang bebas. Maka kita bisa memandang langit, gunung - gunung, bukit - bukit, air, burung - burung, bunga-bunga, dengan batin yang segar, dengan rasa kasih sayang besar. Begitu bukan? Nah sekarang bertanyalah.
Siswa: Jika terdapat cemburu dalam cinta, tidakkah juga terdapat pengorbanan dalam cinta ?
Krishnamurti: Tidakkah juga terdapat pengorbanan dalam cinta ? Cinta tak pernah dapat berkorban. Apakah maksud anda dengan menggunakan kata "pengorbanan itu? Menyerahkah ? Melakukan hal-hal yang tak mau anda lakukan? ltukah yang anda maksud ? Aku mengorbankan diri untuk negaraku, karena aku cinta akan negaraku. Aku mengorbankan diri karena aku mencintai orang tuaku. Itukah yang anda maksud ? Nah, apakah itu cinta ? Bisakah cinta itu ada apabila anda harus memaksa diri untuk melakukan sesuatu untuk orang lain? Saya tidak tahu apakah anda memahami kata "pengorbanan". Mengapa anda menggunakan kata itu? Anda tahu, kata-kata "tanggung jawab", "kewajiban" "pengorbanan", adalah kata-kata yang menakutkan. Jika anda mencintai
65
seseorang, tidak terdapat tanggung jawab, tidak terdapat kewajiban, tidak terdapat pengorbanan. Anda berbuat karena anda cinta. Dan anda tidak bisa mencinta kalau anda memikirkan diri sendiri. Jika anda memikirkan diri sendiri, maka anda menjadi yang pertama dan orang lain nomor dua; lalu untuk mencintainya, anda mengorbankan diri anda. Maka itu bukanlah cinta. Itulah jual-beli. Mengertikah anda ?
Siswa: Belajar dan mencinta; apakah keduanya terpisah atau berhubungan, pak?
Krishnamurti: Tahukah anda apa artinya mencinta dan tahukah anda apa artinya belajar ?
Siswa: Saya tahu apa artinya belajar.
Krishnamurti: Entahlah. Saya tidak mengatakan anda tidak tahu. Saya cuma bertanya kepada anda. Tahukah anda apa artinya belajar ? Anda tahu apa artinya memperoleh pengetahuan. Anda mendengar guru menceritakan beberapa fakta tertentu, dan anda menyimpan apa yang anda dengar dalarn batin anda, dalam otak anda. Proses menyimpan inilah yang kita namakan belajar. Bukankah begitu ?
Siswa: Dalam satu segi.
Krishnamurti: Dalam satu segi. Tetapi apakah segi yang lain? Anda memiliki pengalaman, anda mendaki bukit lalu tergelincir dan terluka, dan anda belajar sesuatu daripadanya. Anda bertemu seorang teman dan ia menyakiti hati anda, dan anda belajar dari situ. Anda membaca surat kabar dan anda belajar dari situ. Jadi, belajar itu umumnya bersifat menambah informasi makin lama makin banyak. Nah, apakah itu belajar ? Ada suatu bentuk belajar yang lain — yaitu, belajar sambil anda berjalan, tanpa mengumpulkan. Dan kemudian dari situ bertindak, memikir. Apakah anda memahami apa artinya belajar dalam berbuat? Ini bukan berarti sesudah belajar baru berbuat. Itu adalah dua keadaan yang berbeda, bukan? Ada suatu keadaan di mana saya belajar dan dari pengetahuan itu saya bertindak, dan ada belajar sambil berbuat.
66
Keduanya berlainan sama sekali. Jika sesudah saya belajar lalu berbuat, itu adalah seperti mesin, sedangkan belajar dari berbuat adalah non-mekanis. Ia selalu segar. Oleh karena itu belajar sambil berbuat tidak pernah membosankan; tidak pernah melelahkan; sedangkan berbuat sesudah belajar adalah seperti mesin. Itulah sebabnya anda semua menjadi bosan dalam belajar demikian. Mengertikah anda ? Jadi sekarang anda tahu apa artinya belajar. Belajar adalah berbuat, sehingga dalam tindakan berbuat itu sendiri anda belajar. Sekarang, apakah cinta ?
Cinta adalah perasaan di mana terdapat kelembutan, ketenangan, kehalusan, tenggang-rasa, di mana terdapat keindahan. Di dalam cinta tidak terdapat ambisi, tidak terdapat cemburu. Sekarang anda bertanya apakah belajar dan cinta tidak mirip. Anda bertanya begitu, bukan?
Siswa: Apakah keduanya berhubungan ?
Krishnamurti: Apa pendapat anda ? Anda telah memahami apa yang kita maksudkan dengan cinta, apa yang kita maksudkan dengan belajar. Apakah keduanya berhubungan?
Siswa: Dalam satu segi.
Krishnamurti: Katakan dalam segi apa. Bolehkah saya tolong anda ? Keduanya berhubungan oleh karena keduanya membutuhkan kegiatan yang non-mekanis. Mengertikah anda ? Belajar seraya saya berbuat adalah non-mekanis. Tetapi didalam cinta yang menjadi mekanis, tidak terdapat belajar. Cinta dimana terdapat ambisi, konflik, keserakahan, iri hati, cemburu, amarah, ambisi, bukanlah cinta. Apabila tidak terdapat ambisi, tidak terdapat cemburu, maka terdapat prinsip yang sangat aktif. la memperbaharui dirinya sepanjang waktu, ia segar. Baik dalam cinta maupun dalam belajar terdapatlah gerak dari kesegaran, gerak yang spontan, yang tidak dikuasai oleh keadaan. Ia adalah gerak yang bebas. Maka terdapatlah hubungan yang halus dan mesra antara keduanya. Tetapi untuk belajar dan untuk mencinta haruslah terdapat kasih sayang yang besar. Terdapat pula kemiripan yang besar di antara keduanya apabila terdapat perhatian, yang bukan
67
hanya sekedar kesimpulan. Maka jika anda sedang memperhatikan, memperhatikan apa yang anda pikirkan, dari situ terdapatlah kasih sayang, dari situ terdapatlah belajar.
Siswa: Bagaimana kita bisa menghayati hidup kita, pak ?
Krishnamurti: Pertama-tama, tahukah anda apa hidup anda, dan bagaimana menghayatinya ? Saya bukan melucu. Saya cuma bertanya. Untuk menghayati hidup anda, anda harus tahu apa hidup anda, dan untuk menemukan hidup anda, lagi-lagi anda harus menyelidikinya. Hidup anda bukanlah apa yang dikatakan oleh ayah atau ibu anda, oleh masyarakat anda, guru anda, tetangga anda, agama anda, politisi anda. Jangan berkata; "Tidak". Begitulah keadaannya. Hidup anda terbentuk oleh pengaruh- pengaruh — politis, religius, sosial ekonomis, iklim — semua pengaruh-pengaruh ini menyatu dalam diri anda dan anda berkata : "Itulah hidup. Aku harus menghayatinya". Anda hanya bisa menghayati hidup anda jika anda memahami semua pengaruh- pengaruh ini, dan dengan memahami mulai menemukan cara berpikir dan cara hidup anda sendiri. Maka anda tidak perlu bertanya : "Bagaimana saya bisa menghayati hidupku?" Maka anda telah menghayatinya. Tetapi, pertama-tama anda harus memahami semua pengaruh-pengaruh itu. Pengaruh masyarakat, pidato-pidato politik, para politisi, iklim, makanan, buku-buku yang anda baca, mempengaruhi anda sepanjang waktu. Anda harus bertanya, apakah memang mungkin untuk bebas dari pengaruh-pengaruh ini. Dan itu adalah salah satu penyelidikan yang paling mendesak. Dan sesudah menyelidikinya, memeriksanya, anda harus memahami, menemukan, suatu cara hidup yang bukan milik anda maupun milik orang lain. Dan itulah hidup. Maka barulah anda hidup.
Sekarang, dalam semua ini, apakah yang penting? Pertama-tama ialah jangan hidup seperti mesin. Anda memahami apa yang saya maksud dengan hidup seperti mesin? Yaitu mengerjakan sesuatu karena diperintahkan oleh orang lain, atau oleh karena anda merasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan, lalu anda mengulang, dan mengulangnya, dan berangsur-angsur otak anda, batin anda, tubuh anda, menjadi tumpul, berat, bodoh. Jadi, janganlah hidup secara rutin. Anda mungkin harus pergi ke Kantor.
68
Anda mungkin harus menempuh ujian, belajar. Tetapi kerjakanlah itu semua dengan kesegaran, dengan gairah; dan anda hanya bisa melakukannya dengan kesegaran dan dengan semangat, jika anda belajar. Dan anda tidak bisa belajar jika anda tidak menaruh perhatian.
Yang kedua ialah, menjadi lemah lembut, menjadi ramah tamah, tidak menyakiti orang. Anda harus memandang orang, menolong orang, bermurah hati, tenggang rasa.
Haruslah terdapat cinta, kalau tidak, hidup anda kosong. Mengertikah anda? Anda boleh memiliki apa saja yang anda inginkan : suami, mobil, anak, isteri; tetapi hidup akan menjadi seperti padang pasir yang kosong. Anda mungkin sangat pintar, anda mungkin mempunyai kedudukan yang sangat baik, menjadi pengacara yang baik, insinyur yang baik, administrator yang mengagumkan, tetapi, tanpa cinta, anda adalah manusia mati. Jadi janganlah melakukan sesuatu secara mekanis. Temukanlah apa artinya mencintai orang, mencintai anjing, langit, bukit-bukit biru dan sungai. Cintalah dan rasakan.
Maka anda juga harus tahu apa meditasi itu, apa artinya memiliki batin yang sangat hening, yang sangat diam, bukan batin yang mengoceh. Dan hanya batin yang demikianlah yang bisa mengetahui batin yang sungguh-sungguh religius. Dan tanpa batin yang religius, tanpa perasaan itu, hidup adalah seperti bunga tanpa keharuman, seperti dasar sungai yang tak pernah mengenal riak air di atasnya, seperti tanah yang tak pernah menumbuhkan sebatang pohon, serumpun semak, sekuntum bunga.
BAGIAN II
PERCAKAPAN DENGAN
PARA GURU
69
1. TENTANG PENDIDIKAN YANG BENAR
Krishnamurti : Adalah menjadi maksud kita, di tempat-tempat seperti Rishi Valley di Selatan dan Rajghat di Utara, untuk menciptakan suatu lingkungan, suatu iklim di mana orang bisa menghasilkan jika hal itu memang mungkin — seorang manusia baru. Tahukah anda riwayat kedua sekolah ini? Keduanya sudah berjalan tigapuluh tahun atau lebih. Maksud tujuan dan dorongan dari sekolah-sekolah ini ialah untuk memperlengkapi si anak dengan ketrampilan teknologis yang paling baik sehingga ia bisa berfungsi secara jernih dan efisien di dalam dunia modern dan jauh lebih penting lagi menciptakan iklim yang tepat sehingga si anak bisa berkembang penuh sebagai seorang manusia yang utuh. Ini berarti memberi kesempatan kepadanya untuk mekar dalam kebaikan sehingga ia dapat berhubungan secara tepat dengan orang, benda-benda dan ide-ide, dengan seluruh kehidupan. Hidup berarti berhubungan. Tidak ada hubungan yang benar dengan apapun apabila tidak terdapat perasaan yang benar terhadap keindahan, tanggapan terhadap alam, terhadap musik dan seni, suatu perasaan estetik yang berkembang tinggi.
Saya rasa cukup jelas bahwa pendidikan yang kompetitif dan perkembangan siswa dalam proses itu adalah sangat destruktif. Saya tidak tahu seberapa dalam orang menyadari artinya ini. Jika orang telah menyadarinya, maka apakah pendidikan yang benar? Saya rasa jelas bahwa pola yang sekarang kita pupuk dan kita namakan pendidikan, yaitu penyesuaian diri dengan masyarakat, amat sangat destruktif. Dengan kegiatan-kegiatannya yang ambisius, pendidikan itu menimbulkan frustrasi secara ekstrim. Dan apa yang selama ini kita anggap — baik di Barat maupun di Timur — sebagai perkembangan di dalam proses ini, adalah kebudayaan. Hal itu mau tidak mau mengundang penderitaan. Melihat kebenaran hal itu adalah penting sekali. Jika itu sudah jelas sekali, dan jika orang sudah meninggalkannya dengan sukarela, bukan sebagai reaksi, tetapi sekedar seperti sehelai daun yang gugur dari pohon, terlepas jatuh lalu apakah yang dimaksud dengan mekar, apakah pendidikan yang benar? Apakah anda mendidik siswa untuk menyesuaikan diri, untuk melaraskan diri, untuk mencocokkan diri
70
dengan ataukah anda mendidiknya untuk memahami, untuk melihat secara jelas sekali, seluruh arti semua itu dan pada saat yang sama membantunya agar dapat membaca dan menulis? Jika anda mengajarnya membaca dan menulis di dalam sistim frustrasi yang sekarang ini, maka mekarnya batin akan terhalang. Maka persoalannya ialah, jika orang melepaskan pendidikan yang kompetitif ini, apakah sebenarnya mungkin batin itu dididik sebagaimana umum mengertikan kata "pendidikan" itu? Atau tidakkah pendidikan sesungguhnya terdiri dari justru menjauhkan diri kita dan si siswa dari struktur sosial berupa frustrasi dan keinginan dan pada saat yang sama memberinya pengetahuan tentang matematika, ilmu alam dan sebagainya? Bagaimanapun juga, jika guru dan siswa telah bebas dari semua kekacauan yang hebat ini, apalagi yang perlu dididik? Yang dapat anda ajarkan kepada siswa ialah membaca dan menulis, menghitung, merencana mengingat-ingat dan menyampaikan fakta-fakta dan pendapat- pendapat tentang fakta.
Maka, apakah fungsi pendidikan dan adakah metoda tertentu untuk pendidikan? Apakah anda mengajarkan kepada siswa suatu kejuruan sehingga ia menjadi cakap dan dalam ketrampilan itu menumbuhkan perasaan ambisi? Dengan mengajarkan kepadanya suatu kejuruan untuk memperoleh suatu pekerjaan, anda juga membebaninya dengan kaitan-kaitannya berupa sukses dan frustrasi. Ia ingin sukses dalam hidup dan ia juga ingin menjadi manusia yang damai. Seluruh hidupnya adalah suatu kontradiksi. Makin besar kontradiksinya, makin besar ketegangannya. Ini adalah fakta. Jika ada penekanan pada kontradiksi, terdapatlah kegiatan lahiriah yang lebih besar. Anda memberi siswa suatu kejuruan dan pada saat yang sama menumbuhkan dalam dirinya ketidak- seimbangan yang luar biasa ini, kontradiksinya yang ekstrim ini, yang menuju kepada frustrasi dan keputusasaan. Makin ia mengembangkan kemampuannya dalam kejuruan, makin besar ambisinya dan makin besar frustrasinya. Anda mendidiknya untuk memiliki suatu keahlian yang akan membawanya kepada keputus- asaan.
71
Maka masalahnya ialah, dapatkah anda membantunya supaya tidak hanyut ke dalam kontradiksi? Ia akan hanyut ke situ jika anda tidak membantunya untuk mencintai apa yang dilakukannya.
Anda tahu, jika siswa senang akan ilmu ukur, mencintainya demi ilmu ukur itu sendiri, ia begitu asyik di dalamnya sehingga ia tidak punya ambisi. Ia sungguh-sungguh mencintai ilmu ukur dan hal itu merupakan kegembiraan yang besar. Oleh karena itu ia akan mekar di situ. Bagaimana anda membantu siswa untuk mencintai, secara itu, sesuatu yang si siswa itu belum menemukannya bagi dirinya sendiri.
Jika anda ditanya, sebagai seorang guru, apa tujuan dari sekolah ini, dapatkah anda menjawab? Saya ingin tahu apa yang diusahakan anda semua, hendak dijadikan apakah siswa itu? Apakah anda berusaha membentuknya, membeban-pengaruhinya, memaksanya kearah tertentu? Apakah anda berusaha mengajarkan kepada si siswa matematika, ilmu alam, memberinya sejumlah pengetahuan sehingga ia menjadi trampil secara tehnologis dan mampu bekerja baik dalam suatu karir di kemudian hari? Ribuan sekolah melakukannya, di seluruh dunia — berusaha menjadikan siswa pandai secara tehnologis, sehingga ia menjadi sarjana yang baik, ahli mesin yang baik, ahli ilmu alam yang baik dan sebagainya. Atau apakah anda berusaha berbuat jauh lebih banyak di sini? Jika jauh lebih banyak, apakah itu? Kita harus memiliki kejernihan dalam diri kita tentang apa yang kita inginkan, tentang bagaimana seharusnya seorang manusia — seorang manusia utuh, bukan hanya manusia tehnologis. Jika kita terlalu memusatkan perhatian pada ujian-ujian, pada pengetahuan tehnologis, pada usaha membuat si anak cerdik, trampil dalam mengumpulkan pengetahuan dan sementara itu kita mengabaikan segi yang lain, maka si anak akan tumbuh menjadi manusia yang berat sebelah. Kalau kita berbicara tentang manusia utuh, yang kita maksudkan bukan hanya manusia yang memiliki pengertian batiniah, dengan kemampuan untuk menjelajahi, menyelidiki hidup batiniahnya, keadaan batinnya, beserta kemampuan untuk bebas melampaui keadaan batin tersebut, tetapi juga manusia yang mampu secara lahiriah mengerjakan sesuatu dengan baik. Keduanya harus berjalan bersama-sama. Itulah masalah
72
sesungguhnya dalam pendidikan — untuk mengusahakan apabila si anak meninggalkan sekolah kelak ia dapat kuat sentosa dalam kebaikan, baik lahiriah maupun batiniah.
Haruslah terdapat suatu titik awal darimana kita berfungsi sehingga kita dapat memupuk, bukan hanya segi tehnologisnya saja, tetapi juga membuka lapisan-lapisan yang lebih dalam, lapangan- lapangan yang lebih dalam, dari batin manusia. Saya akan mengemukakannya dengan cara lain. Jika anda memusatkan perhatian pada usaha mernbuat si siswa hebat sekali dalam tehnologi dan mengabaikan segi yang lain, seperti yang biasanya kita lakukan, apakah yang terjadi dengan manusia seperti itu? Jika anda memusatkan perhatian pada usaha membuat siswa menjadi penari yang sempurna atau ahli matematika yang sempurna, apa yang terjadi? Ia bukan hanya itu, ia jauh lebih dari itu.
Ia cemburu, marah, mengalami frustrasi, putus asa, ambisius. Maka anda menciptakan masyarakat dimana selalu terdapat ketidak- tertiban, karena anda menekankan tehnologi dan ketrampilan di satu lapangan dan mengabaikan lapangan yang lain. Betapapun sempurnanya seseorang secara tehnologis, ia selalu bertentangan didalam hubungan-hubungan sosialnya. la selalu bertempur dengan tetangganya.
Dengan demikian tehnologi tidak dapat menghasilkan masyarakat yang sempurna atau baik. Tehnologi bisa menghasilkan masyarakat besar, di mana tidak terdapat kemiskinan, di mana terdapat persamaan materiil dan sebagainya. Masyarakat besar tidak selalu berarti masyarakat yang baik. Masyarakat yang baik mengandung arti ketertiban. Ketertiban bukanlah berarti kereta api berjalan menurut jadwal, atau surat pos yang di sampaikan secara teratur. Ketertiban berarti sesuatu yang lain. Bagi seorang manusia, ketertiban berarti ketertiban dalam dirinya. Dan ketertiban seperti itu mau tidak mau akan menghasilkan suatu masyarakat yang baik. Nah, sekarang dari pusat manakah kita akan mulai?
Mengertikah anda pertanyaan saya? Jika saya mengabaikan batin menaruh tekanan pada tehnologi, apa pun yang saya kerjakan akan berat sebelah. Jadi saya harus menemukan suatu cara, saya harus
73
mengadakan suatu gerakan yang akan mencakup keduanya. Sejauh ini kita telah memisahkan kedua hal itu dan setelah memisahkannya kita memberi tekanan pada yang satu dan mengabaikan yang lain. Yang kita coba lakukan sekarang ialah memadukan lagi keduanya. Jika terdapat pendidikan yang semestinya, siswa tidak akan memperlakukannya sebagai dua lapangan terpisah. Ia akan mampu bergerak di dalam keduanya sebagai satu gerakan.
Bukankah begitu? Sambil membuat dirinya sempurna secara tehnologis, ia juga akan membuat dirinya manusia yang berguna. Apakah uraian ini menyampaikan sesuatu atau tidak?
Sebatang sungai tidak selamanya sama, tepinya berubah dan airnya dapat digunakan untuk kepentingan industri atau untuk berbagai keperluan lain, namun ia tetap air. Mengapa kita memisahkan dunia tehnologi dan dunia yang lain? Kita berkata : "Jika kita bisa membuat dunia tehnologi sempurna, kita akan memiliki makanan, pakaian, perumahan untuk setiap orang; jadi marilah kita memusatkan perhatian pada hal-hal tehnologis." Lalu ada pula orang-orang yang hanya memusatkan perhatian pada dunia batin. Mereka mengutamakan apa yang disebut dunia batin dan menjadi semakin terasing, semakin mementingkan diri sendiri, semakin kabur, mengejar kepercayaan, dogma dan visiun mereka sendiri. Terdapatlah pembagian yang hebat ini dan kita berkata bagaimanapun juga kita harus menggabungkan ke dua hal ini. Jadi setelah membagi hidup menjadi yang di luar dan di dalam, sekarang kita mencoba memadukannya. Saya rasa cara ini pun membawa kepada konflik yang lebih banyak. Sedangkan jika kita dapat menemukan sebuah pusat, suatu gerakan, suatu pendekatan yang tidak membagi-bagi, kita akan berfungsi dalam keduanya secara sama.
Apakah gerakan yang luar biasa inteligennya? Saya menggunakan kata "inteligen", bukan pandai, bukan intuitif, bukan berasal dari pengetahuan, keterangan. pengalaman. Apakah gerakan yang memahami semua pembagian ini, semua konflik ini; dan bukankah pemahaman itulah yang menciptakan gerakan dari inteligensi?
74
Kita melihat di dunia dua gerakan sedang berlangsung, gerakan religius yang dalam yang selalu dicari oleh manusia dan telah menjelma menjadi Katoliksisme, Protestantisme, Hinduisme dan gerakan tehnologi yang duniawi, dunia dari komputer dan serba otomatis yang memberi lebih banyak waktu luang kepada manusia. Gerakan religius itu sangat lemah dan sangat sedikit orang yang mengikutinya. Sedangkan gerakan tehnologi kian bertambah kuat dan manusia kehilangan arah didalamnya, semakin bersifat mekanis sehingga manusia mencoba lari dari mekanisme ini, mencoba menemukan sesuatu yang baru - dalam lukisan, musik, seni, teater. Dan golongan religius, jika ada, berkata : "Itu jalan yang salah" dan menjauhkan diri ke dalam dunia mereka sendiri. Mereka tidak melihat kekurangannya, ketidak-matangannya sifat mekanis, dari keduanya. Sekarang, dapatkah kita bahwa kedua gerakan ini masing-masing tidak memadai? Jika kita dapat melihat itu, kita mulai melihat suatu gerakan yang tidak bersifat mekanis yang akan mencakup keduanya.
Jika saya mempunyai anak yang harus dididik, saya akan membantunya melihat sifat mekanis dan kekurangan dari kedua jalan itu dan di dalam menyelidiki kekurangannya dari kedua jalan itu selagi kedua hal itu bekerja di dalam dirinya, akan lahirlah inteligensi yang timbul melalui penyelidikan.
Tuan-tuan, lihatlah bunga-bunga itu, kecemerlangnya, keindahannya. Sekarang, bagaimanakah saya, sebagai guru, harus membantu siswa untuk melihat bunga-bunga itu dan juga menjadi pintar dalam matematika? Jika saya hanya menaruh perhatian pada bunga-bunga dan tidak pandai dalam matematika, tentu ada yang salah dalam diri saya. Jika saya hanya menaruh perhatian pada matematika, juga ada yang salah pada diri saya.
Anda tidak dapat memupuk pengetahuan tehnologis, menguasainya dengan sempurna lebih dulu, lalu berkata anda harus juga mempelajari yang lain. Dengan mencurahkan hati anda bertahun-tahun untuk mengumpulkan pengetahuan anda telah menghancurkan sesuatu dalam diri anda — perasaan dari kemampuan untuk meIihat. Dengan mengutamakan yang satu atau
75
yang lain anda menjadi tidak peka dan intisari inteligensi adalah kepekaan.
Maka, sifat yang kita inginkan agar dapat dimiliki si anak ialah bentuk kepekaan yang tertinggi. Kepekaan adalah inteligensi; ia tidak datang dari buku-buku. Jika anda menghabiskan empat puluh tahun untuk mempelajari matematika tetapi tidak mampu memandang bunga-bunga itu dan memandang langit biru, anda mati.
Jika anda peka, yang merupakan sifat tertinggi dari inteligensi, anda mampu memandang bunga-bunga itu dan juga mempelajari matematika. Jika terdapat gerak dari inteligensi itu, ia akan mencakup kedua lapangan tersebut. Sekarang, bagaimanakah anda dan saya, sebagai sekelompok guru, akan menciptakan gerak kepekaan itu di dalam diri si anak? Siswa harus bebas. Kalau tidak, ia tidak dapat peka. Jika ia tidak bebas dalam mempelajari matematika, menikmati matematika, mencurahkan sepenuh hatinya kepadanya, yaitu kebebasan, ia tak dapat mempelajarinya dengan memadai. Dan untuk memandang bunga-bunga itu, memandang keindahan itu, ia juga harus bebas. Jadi pertama-tama haruslah ada kebebasan. Itu berarti saya harus membantu anak itu untuk bebas. Kebebasan mengandung arti ketertiban, kebebasan bukan berarti membiarkan si anak berbuat sesuka hatinya, pergi makan dan masuk kelas sesuka hatinya.
Di dalam meneliti, bekerja, belajar, kita mengerti bahwa bentuk kepekaan yang tertinggi adalah intelegensi. Kepekaan ataupun inteligensi itu, hanya timbul di dalam kebebasan, tetapi untuk menyampaikannya kepada seorang anak membutuhkan banyak inteligensi di pihak kita. Saya ingin membantunya, menjadi bebas, namun sekaligus memiliki ketertiban dan disiplin, tanpa penyesuaian diri. Untuk menyelidiki sesuatu kita harus memiliki bukan hanya kebebasan, melainkan juga disiplin. Disiplin ini bukanlah sesuatu dari luar yang diterapkan pada si anak, dan terhadap mana ia mencoba menyesuaikan diri. Di dalam penyelidikan terhadap kedua proses ini sendiri yaitu proses teknologis dan proses religius, terdapat perhatian, dan oleh karena itu disiplin. Maka kita bertanya : "Bagaimana kita dapat membantu
76
anak, laki-laki maupun perempuan, untuk bebas sepenuhnya, namun berdisiplin tinggi, bukan melalui ketakutan, bukan melalui penyesuaian diri, bukan bebas setengah-setengah, tetapi bebas sepenuhnya, namun sekaligus berdisiplin tinggi?" Bukan ini dulu, lalu itu. Keduanya berjalan bersama-sama.
Nah, bagaimana kita melakukannya ? Apakah kita melihat jelas bahwa kebebasan adalah mutlak perlu, dan bahwa kebebasan bukan berarti berbuat sesuka hati ? Anda tak dapat berbuat sesuka hati, oleh karena anda selalu berhubungan dalam hidup dengan orang lain. Lihatlah perlunya dan pentingnya untuk bebas sepenuhnya namun berdisiplin tinggi tanpa penyesuaian diri. Lihatlah bahwa kepercayaan-kepercayaan anda, ide-ide anda, anda, semuanya tidak orisinil. Anda harus melihat semua itu, dan melihat bahwa anda harus bebas secara mutlak. Kalau tidak, anda tak dapat berfungsi sebagai seorang manusia.
Nah, saya ingin tahu apakah anda melihat hal ini sebagai satu ide atau sebagai kenyataan sama nyatanya seperti botol tinta ini. Bagaimana anda, sebagai sekelompok guru, jika anda melihat pentingnya si anak untuk bebas sama sekali, dan juga menyadari perlunya disiplin dan ketertiban — bagaimana anda membantunya sehingga ia dapat mekar dalam kebebasan dan ketertiban ? Bentakan-bentakan anda kepada si anak tak akan menghasilkannya, dengan memukuli si anak maupun membandingkan dia dengan orang lain juga tak akan menghasilkannya. Setiap bentuk paksaan, penindasan, atau sistim pemberian angka atau tanpa angka, tidak akan menghasilkannya.
Jika anda melihat pentingnya si anak untuk bebas dan sekaligus memiliki ketertiban yang tinggi, dan jika anda melihat bahwa menghukumnya atau menyanjungnya tidak menghasilkan apa-apa, apakah anda akan melepaskan semua itu dalam diri anda ? Cara yang lama tidak menghasilkan kebebasan. Cara itu membuat manusia tunduk dan menyesuaikan diri, tetapi jika anda melihat bahwa kebebasan adalah mutlak perlu dan oleh karenanya ketertiban adalah penting, maka cara-cara yang telah kita pergunakan selama berabad-abad ini harus dilepaskan.
77
Kesukarannya ialah bahwa anda telah terbiasa dengan cara-cara lama itu dan tiba-tiba anda kehilangan dia. Maka anda dihadapkan kepada suatu masalah di mana anda harus berpikir dengan suatu cara yang sama sekali berbeda. Ini adalah masalah anda. Ini adalah tanggung jawab anda. Anda dihadapkan kepada masalah ini. Anda tak mungkin menggunakan cara-cara lama, karena anda telah melihat bahwa si anak harus bebas sepenuhnya, namun harus terdapat ketertiban. Maka apakah yang terjadi dengan anda, yang sejauh ini telah menerima dan bekerja dengan rumusan yang lama ? Anda telah membuang rumusan itu, dan memandang masalah itu secara baru, bukan? Anda memandang masalah itu dengan batin yang segar, yang bebas.
Guru: Untuk melihat, apakah kita harus selalu berada dalam keadaan itu ?
Krishnamurti: Jika anda tidak melihatnya sekarang, tetapi menuntut untuk selalu melihatnya, itu tidak ada artinya. Sekali melihat merupakan benih yang ditanam dalam tanah, ia akan berkembang. Tetapi jika anda berkata bahwa anda harus selalu melihatnya, maka anda kembali dalam rumusan yang lama.
Lihatlah apa yang terjadi : pola berpikir lama berkenaan dengan pengajaran dan kebebasan dan ketertiban telah lepas dari diri anda. Maka anda memandang masalah-masalah itu secara lain. Perbedaannya ialah bahwa batin anda sekarang bebas untuk memandang, bebas untuk menyelidiki masalah kebebasan dan ketertiban. Sekarang, bagaimana anda akan menyampaikan kepada si anak bahwa anda tidak akan menghukumnya, tidak akan mengganjarnya, namun ia harus bebas sepenuhnya dan tertib ?
Guru: Saya rasa guru mempunyai masalah yang sama dengan si anak. Ia harus bekerja dari sebuah lapangan di mana ia merasakan kebebasan dan disiplin berjalan bersama-sama. Dalam cara berpikirnya yang sekarang, ia memisahkan ketertiban dan kebebasan. Ia berkata kebebasan bertentangan dengan ketertiban dan ketertiban bertentangan dengan kebebasan,
78
Krishnamurti: Saya kira ada sesuatu yang Iuput. Apabila anda melihat bahwa cara lama dari hukuman dan ganjaran sudah mati, batin anda menjadi jauh lebih aktif. Karena anda harus memecahkan masalah ini, batin anda hidup. Jika ia hidup, ia akan menyentuh masalahnya.
Karena anda bebas dan memahami kebebasan, anda akan datang tepat pada waktunya di kelas dan dari kebebasan anda akan bicara dengan siswa dan bukan dari sebuah ide. Bicara dari sebuah ide, sebuah rumusan, sebuah konsep, sama sekali berbeda dengan bicara dari sebuah fakta nyata yang telah anda lihat sendiri — bahwa siswa harus bebas dan oleh karena itu tertib. Jika anda sebagai guru bebas dan tertib, anda sudah menyampaikannya, bukan hanya dengan kata-kata, melainkan tanpa kata-kata, dan siswa segera mengetahuinya.
Sekali anda melihat fakta bahwa hukuman dan ganjaran dalam segala bentuk bersifat merusak, anda tak akan kembali kepadanya. Dengan membuangnya, anda sendiri menjadi berdisiplin dan disiplin itu timbul dari kebebasan penyelidikan. Anda menyampaikan kepada si anak fakta itu dan bukan suatu ide. Maka anda berkomunikasi dengannya bukan hanya melalui kata-kata, melainkan pada suatu tingkat yang sama sekali berlainan.
79
2. TENTANG PANDANGAN JAUH
Saya rasa kebanyakan dari kita tahu apa yang sedang terjadi di dunia — ancaman perang, bom nuklir, ketegangan-ketegangan dan pertentangan-pertentangan yang menimbulkan krisis-krisis baru. Saya rasa diperlukan suatu batin yang sama sekali berlainan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini. Suatu batin yang tidak terlatih khusus, tidak hanya terlatih dalam teknologi, tidak hanya mencari kemakmuran, melainkan yang dapat menghadapi tantangan- tantangan secara memadai, secara penuh. Dan saya rasa itulah tugas pendidikan, itulah tugas sebuah sekolah.
Di mana-mana — di Eropa, Rusia, Amerika, Jepang dan di sini — mereka menghasilkan tehnisi-tehnisi, ahli-ahli ilmu pengetahuan, pendidik-pendidik. Para spesialis ini tidak mampu menghadapi tantangan hidup yang luar biasa rumitnya. Mereka sama sekali tidak mampu, namun merekalah yang memerintah dunia sebagai politisi, sebagai ilmuwan. Mereka adalah ahli-ahli di bidang mereka, dan tuntunan mereka, kepemimpinan mereka, jelas sekali telah dan sedang gagal. Mereka hanya menanggapi apa yang mendesak. Anda lihat, kita berpikir dalam pengertian apa yang mendesak, kejadian-kejadian yang dekat. Kita memikirkan jawaban-jawaban yang segera dari sebuah negeri yang sangat miskin, seperti India, atau jawaban yang segera dari kemakmuran luar biasa yang ada di Barat. Setiap orang berpikir dalam pengertian untuk melakukan sesuatu secara segera. Saya rasa kita harus mengambil pandangan yang jauh tentang seluruh masalahnya dan saya rasa para spesialis tidak mampu berbuat demikian, karena spesialis selalu berpikir dalam pengertian tindakan dalam waktu dekat. Sekalipun tindakan segera itu perlu, namun saya rasa tugas pendidikan ialah menghasilkan suatu batin yang bukan saja akan bertindak segera, melainkan juga bebas melampauinya.
Di seluruh dunia pemerintahan yang otoriter, para pendeta, para profesor, para analis, para psikolog, semua orang berkepentingan untuk mengendalikan, membentuk, atau mengarahkan batin dan oleh karena itu kebebasan hanya sedikit sekali. Masalah sesungguhnya ialah untuk menemukan bagaimana caranya hidup
80
di dunia yang begitu dikuasai otoritas, begitu kejam dan menindas, bukan hanya dalam hubungan-hubungan langsung, melainkan juga dalam hubungan-hubungan dengan masyarakat, bagaimana caranya hidup dalam dunia yang demikian rupa dengan kemampuan luar biasa untuk menghadapi tuntutan-tuntutannya dan juga untuk bebas. Saya rasa seharusnya pendidikan yang benar memupuk batin supaya tidak jatuh dalam alur kebiasaan, betapapun bermanfaat atau mulianya, betapapun pentingnya secara teknologis, melainkan untuk memiliki batin yang luar biasa hidup, bukan dengan pengetahuan, bukan dengan pengalaman, melainkan hidup. Oleh karena seringkali makin banyak pengetahuan yang kita miliki, makin kurang waspada otak kita.
Saya tidak menentang pengetahuan. Ada perbedaan antara belajar dan memperoleh pengetahuan. Belajar berakhir apabila hanya terdapat penimbunan pengetahuan. Belajar hanya ada apabila tidak ada penumpukan sama sekali. Jika pengetahuan menjadi maha penting, maka belajar berhenti. Makin banyak saya menambah pengetahuan, batin merasa aman, makin merasa pasti, dan oleh karena itu batin berhenti belajar. Belajar tidak pernah merupakan proses penambahan. Jika kita sedang belajar, itu adalah proses yang aktif. Sedangkan memperoleh pengetahuan berarti hanya mengumpulkan keterangan dan menyimpannya. Maka saya rasa ada perbedaan antara memperoleh pengetahuan dan belajar. Di seluruh dunia pendidikan berarti hanya memperoleh pengetahuan dan oleh karena itu batin menjadi tumpul dan berhenti belajar. Batin hanya memperoleh. Pemilikan itu menentukan tindakan-tindakan dalam hidup, dan oleh karena itu membatasi pengalaman. Sedangkan belajar adalah tidak terbatas.
Dapatkah kita, di sekolah, bukan hanya memperoleh pengetahuan, yang penting untuk hidup di dunia ini, tetapi juga memiliki batin yang terus-menerus belajar ? Kedua hal itu tidak bertentangan. Di sekolah, jika pengetahuan menjadi maha penting, maka belajar menjadi satu kontradiksi. Pendidikan seharusnya memperhatikan keseluruhan hidup, dan bukan hanya jawaban-jawaban seketika terhadap tantangan-tantangan yang langsung.
81
Marilah kita lihat apa yang terlibat dalam dua hal itu. Jika kita hidup dalam pengertian yang segera, menjawab tantangan yang langsung, maka yang mendesak itu terus-menerus berulang dalam bentuk-bentuk yang lain. Tahun ini ada perang, tahun depan mungkin revolusi, tahun ketiga kegoncangan industri; jika kita hidup dalam pengertian yang segera, hidup menjadi sangat dangkal. Tetapi anda mungkin berkata bahwa itu sudah cukup, oleh karena hanya itulah yang perlu kita perhatikan. Itu satu cara untuk memandang hidup. Jika anda hidup seperti itu, hidup demikian adalah kosong. Anda bisa mengisinya dengan mobil, buku, seks, minuman, lebih banyak pakaian, tapi itu adalah dangkal dan kosong. Orang yang hidupnya kosong, dangkal, selalu mencoba melarikan diri; dan pelarian berarti penipuan-diri (delusi), lebih banyak tuhan, lebih banyak kepercayaan, lebih banyak dogma, lebih banyak sikap otoriter, atau lebih banyak sepakbola, lebih banyak seks, lebih banyak televisi. Jawaban-jawaban yang segera dari mereka yang hidup secara mendesak adalah luar biasa kosong, sia-sia serta menyedihkan. Ini bukan perasaanku atau prasangkaku, anda bisa melihatnya. Anda mungkin berkata bahwa itu cukup, atau anda mungkin berkata bahwa itu belum cukup baik. Maka haruslah ada pandangan yang jauh, sekalipun tentu saja saya harus bertindak segera, berbuat sesuatu apabila rumah terbakar, tetapi itu bukanlah akhir dari tindakan. Haruslah ada sesuatu yang lain dan bagaimana kita mengejar sesuatu yang lain itu tanpa memasukkan otoritas, buku dan pendeta ? Dapatkah kita menghapus semua itu, dan mengejar yang lain ? Jika kita mengejar yang lain itu, masa yang segera ini akan terjawab secara lebih besar dan lebih vital. Jadi, bagaimanakah perasaan anda, sebagai manusia dan juga sebagai guru, pendidik, terhadap hal itu ?
Saya tidak ingin anda menyetujui saya. Tetapi jika anda menggunakan otak anda, jika anda mengamati kejadian-kejadian di dunia, jika anda mengamati kecenderungan-kecenderungan anda sendiri, tuntutan-tuntutan, dorongan-dorongan hati anda sendiri, jika anda melihat seluruh keadaan manusia dan getaran keputus- asaannya, bagaimana tanggapan anda? Bagaimanakah tindakan anda, cara anda memandang itu semua ? Lupakan bahwa anda berada di sekolah. Kita berbicara sebagai sesama manusia.
82
Guru: Dalam menghadapi suatu tantangan yang langsung, khususnya makin kita bertambah tua, rupanya kita menjadi gelisah. Adakah suatu pendekatan yang lain, kalau kita makin bertambah tua ?
Krishnamurti: Apakah yang anda maksud dengan "bertambah tua?" Bertambah tua dalam pengertian melakukan suatu pekerjaan? Bertambah tua dalam arti sesuatu yang rutin, kebosanan? Apakah yang anda maksud dengan ketuaan? Apa yang membuat anda tua? Jasmani ini melapuk — mengapa ? Apakah karena penyakit, ataukah karena pengulangan- pengulangan seperti mesin yang berjalan terus-menerus ? Jiwa ini tidak pernah hidup; ia hanya berfungsi di dalam kebiasaan- kebiasaan. Maka ia menyebabkan jasmani ini cepat menjadi tua. Mengapa jiwa ini menjadi tua, atau haruskah ia menjadi tua? Saya rasa ia tidak perlu menjadi tua. Dan apakah ketuaan hanya suatu kebiasaan ? Pernahkah anda perhatikan orang-orang tua, cara mereka makan, cara mereka bicara? Dan mungkinkah memelihara jiwa ini agar tetap luar biasa muda, hidup, polos? Mungkinkah jiwa ini tetap hidup, dan tak pernah sedetikpun kehilangan semangat hidupnya melalui kebiasaan, melalui rasa aman, melalui keluarga, melalui tanggung jawab ? Tentu saja hal itu mungkin, yang berarti bahwa anda harus memusnahkan segala sesuatu yang anda bangun. Itulah yang saya maksud dengan pandangan yang jauh. Anda mendapat sebuah pengalaman, yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, yang meninggalkan bekas, dan batin anda hidup di dalamnya : "Aku pernah mendapat pengalaman yang mengagumkan", atau, "Hidupku begitu menyedihkan", dan hal itu sendiri merupakan proses melapuk. Jadi pengalaman dan hidup dalam pengalaman, adalah pelapukan.
Marilah kembali kepada pertanyaan saya. Sebagai seorang manusia, yang hidup di masyarakat ini, di dunia yang menuntut tindakan yang segera, bagaimana jawaban anda terhadap tantangan yang mendesak ini?
Tantangan yang mendesak selalu menuntut anda menjawab dengan segera, dan anda terperangkap di situ. Bagaimanakah anda, sebagai orang tua, sebagai guru, sebagai warga negara,
83
menjawabnya ? Oleh karena, sesuai dengan tanggapan anda, anda terperangkap di situ. Apakah anda menanggapi secara sadar atau tidak sadar, akibatnya akan melekat pada jiwa.
Guru: Adakah suatu cara untuk membuat pandangan yang jauh itu menjadi kenyataan, sama nyatanya seperti apa yang mendesak ?
Krishnamurti: Tentu saja. Oleh karena yang segera adalah yang nyata. Ada bom nuklir sarjana-sarjana Rusia, Amerika, Perancis, menemukan cara-cara untuk membuat bom atom yang murah — mereka bisa meledakkan dirinya sendiri menjadi berkeping-keping. Mengapa anda harus menanggapinya? Bom nuklir itu adalah hasil dari serangkaian panjang dari kejadian-kejadian — nasionalisme, industrialisme, perbedaan kelas, keserakahan, iri hati, kebencian, ambisi — semua ini telah menciptakan bom nuklir. Anda menjawab tanpa memahaminya — Amerika dan Rusia harus berhenti membuat bom nuklir — dan anda namakan itu tanggapan yang nyata. Tanpa menjawab keseluruhannya, apa faedahnya menjawab bagian-bagian dari masalah itu?
Maka, jika ini adalah yang nyata, dan anda melihat bahwa yang nyata itu menghasilkan tanggapan yang sangat tidak matang, maka anda harus mengejar yang lain. Mengetahui bahwa anda harus menjawab hal-hal yang segera dan juga bahwa anda harus memiliki pandangan yang jauh, bagaimanakah anda menimbulkannya sebagai seorang pendidik ? Tidak seorangpun menaruh perhatian pada yang lain itu. Tidak ada pendidik yang menaruh perhatian pada pandangan yang jauh, penglihatan yang jauh. Pendidikan dewasa ini hanya berkepentingan dengan hal-hal yang mendesak. Tetapi jika anda tidak puas dengan yang segera, lalu bagaimana anda mengejar yang itu dengan tidak mengabaikan yang ini? Apakah anda melihat pentingnya hal itu ?
Bolehkah saya mengemukakan masalah ini secara lain ? Bagaimana kita dapat memelihara agar batin tetap muda, tidak membiarkannya menjadi tua, dan tak pernah berkata, "Cukup buat saya", lalu mencari satu sudut dan macet di situ? Itulah kecenderungannya dan itulah fakta yang nyata. Adalah sukar untuk memperoleh suatu kedudukan, tapi sekali anda memperolehnya
84
anda macet di situ. Segala sesuatu di dunia ini menghancurkan pandangan yang jauh. Buku, koran, politisi, pendeta, segala sesuatu mempengaruhi anda dan bagaimana kita keluar dari semua itu? Anda ditulari, namun anda harus bekerja dan anda tak bisa keluar dari situ.
Hidup adalah kehancuran, hidup adalah cinta, hidup adalah kreasi. Kita tidak mengenalnya. Ia adalah sesuatu yang hebat luar biasa. Sekarang, bagaimanakah anda menterjermahkan semua ini ke dalam pendidikan?
Guru: Mungkinkah mengejar pandangan yang satu dengan mengorbankan pandangan yang lain ? Mungkinkah mengabaikan pandangan yang dekat ?
Krishnamurti: Masalahnya bukanlah lari dari semua kesengsaraan atau melihat bagaimana memadukan keduanya. Anda tak dapat memadukan yang kecil dengan yang besar; yang besar harus mencakup yang kecil.
Guru: Tetapi, tidakkah lebih baik mengikuti yang kecil dulu, dan kemudian sampai kepada yang besar ?
Krishnamurti: Tidak. Jika anda berkata, yang kecil adalah langkah pertama, maka anda tersesat, anda terperangkap di dalam yang kecil. Renungkan sendiri. Jika anda menerima yang kecil, lalu di mana anda berada? Anda akan terperangkap, bukan — keluarga kecil, rumah kecil, suami kecil, uang kecil, pakaian kecil semua serba kecil. Anda membuat yang kecil itu menjadi penting, yang kecil itu menjadi terkemuka, sehingga tanggung jawab anda lemah dalam masyarakat. Anda semua begitu terhormat. Mengapa anda meletakkan yang kecil itu di muka ? Oleh karena itulah jalan yang termudah.
Guru: Bagaimana kita bisa mengerti yang kecil serta memahaminya ?
Krishnamurti: Anda hanya bisa memahami yang besar; yang kecil sama sekali tidak penting, tetapi anda telah membuatnya penting.
85
Ini adalah hal yang sangat halus yaitu untuk memiliki kemampuan dan tidak diperbudak olehnya, menjawab dengan segera terhadap hal-hal yang perlu anda tanggapi, dan memiliki kedalaman, ketinggian dan keluasan yang luar biasa ini.
Lepaskanlah yang kecil. Tahukah anda apa artinya melepaskan? Melepaskan, bukan karena anda memiliki pandangan yang jauh, melainkan karena apa yang dilepaskan itu palsu.
86
3. TENTANG TINDAKAN
Krishnamurti: Maukah kita membahas masalah mendesaknya tindakan? Kita masing-masing, didesak untuk bertindak dan haruslah terdapat pandangan yang jauh yang mencakup hal-hal yang segera; tetapi yang segera tidaklah mencakup yang lebih besar, yang lebih luas, yang lebih dalam. Kebanyakan orang yang pandai dan terpelajar di seluruh dunia nampaknya terperangkap dalam tanggapan-tanggapan yang segera terhadap tantangan- tantangan yang mendesak. Dibutuhkan lebih banyak ahli ilmu pengetahuan, lebih banyak insinyur, lebih banyak tehnisi, dan pendidikan diatur untuk menghasilkan ahli-ahli itu. Tuntutan yang mendesak ini diterima dan ditanggapi dan dengan demikian saya rasa kita kehilangan perspektif yang lebih luas, dan oleh karena itu batin, jasmani dan emosi kita menjadi sangat dangkal dan hampa. Jika kita sungguh-sungguh menyadari semua ini, bukan dengan kata-kata saja, tetapi dengan penglihatan yang langsung, bagaimanakah seharusnya seorang guru mengajar siswa untuk memiliki bukan hanya, pengetahuan teknis apa -dan- bagaimananya, melainkan juga pengertian yang lebih luas, lebih dalam, mengenai hidup?
Bagaimanakah anda menterjermahkannya ke dalam tindakan pendidikan ? Bukankah itu yang akan anda kerjakan di sini ? Bagaimana anda memulainya, kalau anda belum mengerjakannya? Saya rasa, di Rishi Valley ini, asal rnula sekolah ini ialah untuk mengadakan suatu pendidikan yang lain. Bukan hanya memberi si anak pengetahuan tetapi membuatnya mengerti bahwa pengetahuan bukan tujuan hidup; bahwasanya perlu untuk peka terhadap pohon-pohonan, terhadap keindahan, mengetahui apa artinya mencinta, ramah-tamah, murah hati: Nah, bagaimana anda memulainya ?
Agaknya pertama-tama mutlak perlu adanya beberapa orang yang memiliki perasaan ini, dan dengan semangat pengertian, kemampuan mereka, bukan hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga untuk melihat melampaui bukit-bukit. Jika saya ada di sini dan saya merasa hal yang mendesak bahwa siswa harus cakap
87
secara akademis, dan juga harus tahu bagaimana menari, menyanyi, memandang pohon-pohon, melihat gunung-gunung, tahu bagaimana memandang seorang wanita tanpa sikap seksuil yang biasa menyertainya, dan merenungkan keindahan hidup yang luar biasa, mengerti penderitaan dan bebas melampauinya — jika saya ada di sini, bagaimana saya memulainya ?
Jika saya ada di sini dan satu-satunya tugas saya adalah itu, saya tak akan begitu saja membiarkan anda. Saya akan membahas bersama anda cara anda bicara, berpakaian, memandang, bertingkah laku, makan; saya akan membicarakannya sepanjang waktu dan mungkin anda akan menyebut saya seorang penguasa yang kejam lalu bicara tentang demokrasi dan kebebasan. Saya rasa ini bukanlah masalah demokrasi, tirani dan kebebasan. Anda lihat, soal ini menimbulkan masalah otoritas. Kita telah banyak membicarakan soal ini di tempat ini, berulang kali, setiap kali saya datang; tetapi marilah kita bahas lagi soal otoritas.
Buat saya otoritas adalah mengerikan, bersifat merusak. Otoritas bersifat tirani — otoritas pendeta, polisi, otoritas hukum. Semua itu adalah otoritas lahiriah. Juga terdapat otoritas batiniah dari pengetahuan, dari kehormatan kita sendiri, dari pengalaman kita yang menentukan sikap-sikap hidup tertentu. Semua ini menimbulkan otoritas, dan tanpa menjalankan otoritas ini anda harus mengurus si anak, mengusahakan agar ia memiliki selera yang baik, mengenakan pakaian yang patut, makan dengan semestinya, memiliki cara bicara dan cara berjalan yang terpuji; anda juga harus mengajarkan kepadanya permainan-permainan, bukan secara kompetitif dan kasar, melainkan sekedar untuk kesenangan.
Untuk membangunkan semua ini dalam dirinya tanpa otoritas adalah luar biasa sukarnya, dan karena sukarnya anda lalu menggunakan otoritas. Kita harus mempunyai disiplin di sekolah. Nah, dapatkah anda mendatangkan disiplin tanpa menjalankan otoritas ? Anak-anak harus datang makan secara teratur, tidak bicara terus-menerus pada waktu makan, segala sesuatu harus sepatutnya, dalam kebebasan dan kasih sayang; dan haruslah timbul semacam penghargaan pada diri sendiri yang tidak otoriter.
88
Memberikan pengetahuan yang tidak menjadi tujuan sendiri dan mendidik batin untuk memiliki pandangan jauh, pengertian yang luas terhadap hidup, tidaklah mungkin jika pendidikan berdasarkan otoritas.
Guru: Adalah luar biasa sukarnya untuk menimbulkan ketertiban batiniah dalam diri si anak tanpa disiplin, tanpa pengekangan dan otoritas. Orang dewasa berbeda keadaannya dengan anak-anak.
Krishnamurti: Saya ragu apakah memang begitu. Kita dibeban pengaruhi dan anak-anak pun sedang dibeban pengaruhi. Dapatkah pendidikan mendatangkan batin yang revolusioner ? Kesukarannya ialah bahwa hal ini harus mulai pada usia yang sangat muda, bukan kalau anak sudah empat belas tahun atau lebih. Pada saat itu mereka sudah terbentuk dan dirusak, tetapi kalau mereka datang pada anda pada waktu masih sangat muda, apakah yang akan anda perbuat untuk menggugah perasaan bahwa ada hal-hal lain disamping sekedar seks, uang dan kedudukan?
Di samping memberi si anak keterangan sebagai pengetahuan, bagaimanakah anda menunjukkan kepadanya bahwa dunia ini bukan hanya apa yang mendesak, melainkan ada hal-hal lain yang jauh lebih besar? Pertama-tama, anda dan saya harus merasakan hal ini, bukan hanya karena saya membicarakannya atau anda membicarakanya. Hal itu harus membara dalam diri saya, dan jika hal itu berkobar-kobar dalam diri saya, bagaimana saya menyampaikannya tanpa mempengaruhi si anak ? Sebab jika saya mempengaruhi, saya merusak anak itu; saya membuatnya menyesuaikan diri dengan gambaran yang saya miliki. Jadi saya harus menyadari, sekalipun saya merasakan semua ini secara sangat kuat, dalam hubungan dengan siswa — betapapun mudanya ia —saya tidak boleh menganjurkan sikap dan tindakan yang merupakan peniruan belaka. Semua ini luar biasa sukarnya. Jika saya mencintai seseorang, saya ingin dia menjadi lain, melakukan hal-hal secara lain, memandang hidup, merasakan keindahan bumi. Dapatkah saya menunjukan kepadanya semua ini tanpa pengaruh, tanpa menumbuhkan instink meniru ?
89
Guru: Sebelum kita dapat menolong si anak tanpa mempengaruhinya, adalah suatu pendekatan yang bisa kita adakan dalam diri kita sendiri, oleh karena dalam hidup kita nampaknya terdapat begitu banyak kontradiksi ?
Krishnamurti: Untuk mengadakannya, kita harus berubah, melenyapkan kontradiksi-kontradiksi, menghapuskan perasaan- perasaan yang merusak. Hal itu mungkin membutuhkan berhari- hari, atau mungkin tidak membutuhkan waktu sama sekali. Kita berkata bahwa hal itu bisa dilakukan melalui analisa, melalui kesadaran, dengan bertanya, menyelidik, meneliti. Semua itu menyangkut waktu. Tetapi waktu adalah berbahaya. Sebab pada saat kita berpaling kepada waktu untuk berubah, ia sesungguhnya adalah kelanjutan dari apa yang lampau. Jika saya harus menyelidiki batin saya dan sadar akan kegiatan-kegiatan saya dan beban pengaruh saya serta tuntutan-tuntutan saya, dan setiap hari meneliti, semua ini menyangkut waktu. Waktu sebagai cara untuk berubah adalah khayalan. Dan jika saya memasukkan waktu ke dalam masalah perubahan, maka perubahan itu tertunda, sebab dengan demikian waktu hanya merupakan berlanjutnya kesinambungan dari keinginanku untuk terus seperti apa adanya diriku sekarang. Untuk belajar Bahasa Perancis diperlukan waktu. Waktu yang terpakai untuk belajar Perancis bukanlah suatu khayalan. Akan tetapi untuk mendatangkan perubahan psikologis, perubahan dalam jiwa saya, melalui waktu adalah khayalan, oleh karena hal itu mendorong kemalasan, penundaan, rasa berhasil, keangkuhan. Semua itu terkandung dalam penggunaan waktu, jika saya menggunakan waktu sebagai sarana untuk berubah. Jadi, jika saya sama sekali tidak berpaling pada waktu untuk berubah, lalu apakah yang terjadi?
Ini adalah sesuatu yang mempesonakan. Semua orang yang religius melihat waktu sebagai sarana untuk berubah, dan ternyata kita menemukan bahwa perubahan hanya mungkin di luar waktu, bukan melalui waktu.
Guru: Tidakkah hal itu berlaku untuk semua tindakan kreatif?
90
Krishnamurti: Sudah tentu. Jadi, dapatkah batin saya menolak untuk menggunakan waktu, dan melepaskan waktu yang digunakan sebagai sarana untuk berubah? Apakah anda melihat keindahannya ? Lalu apakah yang terjadi ?
Hal yang saya inginkan agar berubah, telah dibentuk oleh waktu; ia adalah hasil dari waktu, dan saya melepaskan waktu. Maka saya lepaskan hal itu seluruhnya, dan dengan demikian perubahan telah terjadi. Saya tidak tahu apakah anda melihat hal ini. Ini bukanlah permainan kata-kata.
Mengertikah anda ? Jika saya melepaskan beban pengaruh saya sebagai orang Hindu, yang merupakan hasil dari waktu, dan saya lepaskan waktu, saya lepaskan hal itu seluruhnya. Saya terlepas daripadanya. Jika saya lepaskan upacara-upacara — Kristen, Hindu, atau Buddhis — melepaskannya karena ia adalah hasil dari waktu, maka saya lepas bebas. Saya tidak perlu Iagi bertanya bagaimana mendatangkan perubahan. Hal itu sendiri adalah hasil dari waktu, dan saya lepaskan waktu maka ia berakhirlah sudah.
Maka batin yang telah mengalami perubahan, batin seperti itulah baru dapat mengajar, dapat memandang, dapat menghasilkan serangkaian tindakan-tindakan yang tepat di sekitarnya. Kita tak dapat mengingkari penggunaan waktu untuk memperoleh pengetahuan, tetapi apakah waktu juga terdapat dalam hal yang lain ?
Guru: Bahkan dalam kegiatan-kegiatan kita membutuhkan waktu; nampaknya kita bekerja secara acak-acakan, sehingga waktu rasanya berat menggandol. Jika pemahaman waktu dalam semua hal ini begitu sederhana seperti ini, mengapa kita tidak mampu keluar daripadanya?
Krishnarnurti: Tetapi jika anda mencurahkan seluruh perhatian anda, bukan kepada perubahan melalui waktu melainkan untuk melepaskan waktu, maka anda akan berada dalam kedudukan untuk mengajar secara lain sama sekali. Anak-anak berada di sini untuk memperoleh pengetahuan, dan jika anda dapat menyampaikan pengetahuan ini dengan perhatian, yang berarti
91
tidak menggunakan waktu untuk menyampaikan keterangan, maka anda menggairahkan batin mereka.
Itulah yang menarik perhatian saya, yaitu bagaimana membangunkan batin, menjaga agar batin tetap hidup secara luar biasa. Kita berkata bahwa batin dapat tetap hidup melalui pengetahuan, dan oleh karena itu kita hanya menjejalinya dengan pengetahuan, yang hanya menumpulkan batin. Batin yang bekerja dalam waktu adalah batin yang masih terbatas. Tetapi batin yang tidak bekerja dalam waktu adalah luar biasa waspadanya luar biasa hidup, dan dapat menyampaikan suasana hidup itu kepada batin yang masih mencari, menyelidik, polos. Dengan demikian kita telah menemukan sesuatu yang baru. Anda dan saya telah menemukan sesuatu. Saya telah menyampaikan sesuatu kepada anda. Bersama-sama kita temukan bahwa batin bekerja dalam waktu, dan bahwa batin adalah hasil daripada waktu. Dalam keadaan itu, batin hanya dapat memberi keterangan. Batin seperti itu terbatas. Tetapi batin yang tidak bekerja maupun berpikir dalam istilah waktu, sekalipun ia menggunakan waktu, akan menggairahkan batin orang lain, dan oleh karenanya pengetahuan tak akan merusak. Anda lihat, batin seperti itu berada dalam keadaan belajar, bukan mengumpulkan. Oleh karena itu ia hidup abadi; batin seperti itu adalah muda.
Beberapa di antara anak-anak di sekolah ini sudah tua karena mereka hanya berkepentingan untuk memperoleh pengetahuan, bukan untuk belajar. Dan belajar terletak di luar waktu. Sekarang, bagaimana anda akan menggairahkan batin, memeliharanya agar tetap hidup secara mengagumkan sepanjang waktu ?
Anda harus memahami kualitas batin yang telah mengalami perubahan. Perubahan itu terjadi pada saat anda melepaskan waktu. Anda telah membuang seluruh masa lampau. Anda bukan lagi seorang Hindu, seorang Kristen. Sekarang, bagaimana batin yang telah mengalami perubahan itu mengajar, mewujudkan tindakannya? Bagaimana ia akan bertindak dalam memberikan pengetahuan, yang menyangkut waktu, namun menjaga agar batin si anak tetap dalam keadaan hidup yang penuh intensitas ? Temukanlah.
92
4. TENTANG PENOLAKAN SEJATI
Guru: Dalam salah satu percakapan anda dengan anak-anak, anda berkata bahwa apabila suatu persoalan muncul, kita harus memecahkannya secara langsung. Bagaimana kita melakukannya?
Krishnamurti: Untuk memecahkan suatu persoalan secara langsung, anda harus memahami persoalan itu. Apakah pemahaman terhadap persoalan itu masalah waktu, ataukah masalah kuatnya penglihatan, kuatnya melihat ? Misalkan saya mempunyai suatu masalah : saya angkuh. Hal itu merupakan masalah untuk saya dalam arti hal itu menimbulkan konflik, kontradiksi dalam diri saya. Faktanya ialah bahwa saya angkuh, dan terdapat pula fakta lain bahwa saya tidak ingin angkuh. Pertama tama, saya harus memahami fakta bahwa saya angkuh. Saya harus hidup dengan fakta itu. Saya bukan hanya harus menyadari secara kuat fakta itu, tetapi juga memahaminya sepenuhnya. Nah, apakah pemahaman itu masalah waktu? Saya bisa melihat faktanya secara langsung, bukan? Dan penglihatan yang langsung itu menghancurkan faktanya. Jika saya melihat seekor ular kobra, saya segera bertindak. Tetapi saya tidak melihat keangkuhan dengan cara yang sama jika saya melihat keangkuhan, maka saya menyukainya dan oleh karena itu melanjutkannya, atau saya tidak menyukainya oleh karena ia menimbulkan konflik. Jika tidak menimbulkan konflik, maka persoalan tidak ada.
Persepsi dan pemahaman bukanlah dari waktu. Persepsi adalah intensitas melihat, melihat secara total. Bagaimanakah sifat dari melihat sesuatu secara total? Apakah gerangan yang memberi kita kemampuan, enersi, vitalitas, dorongan, untuk menggarap sesuatu secara langsung, dengan seluruh enersi kita yang tak terbagi-bagi? Pada saat anda membagi enersi, anda mempunyai konflik, dan oleh karena itu tidak melihat, tidak ada persepsi akan sesuatu secara total. Nah, apakah yang memberi anda enersi untuk melompat kalau anda melihat seekor kobra? Proses apakah yang membuat jiwa raga kita, sebagai keseluruhan itu melompat, sehingga tidak terdapat keraguan, sehingga bereaksi langsung? Apakah yang menyebabkan reaksi langsung itu? Berbagai hal menyebabkan
93
tindakan yang langsung itu: rasa takut, perlindungan alamiah yang harus ada, pengetahuan bahwa seekor kobra sangat berbahaya.
Sekarang, mengapa kita tidak memiliki tindakan bersemangat yang sama untuk melenyapkan keangkuhan ? Saya mengambil keangkuhan sebagai contoh. Ada beberapa alasan yang menyebabkan tidak adanya enersi dalam diri saya. Saya menyukai keangkuhan; dunia ini berlandasan keangkuhan; ia adalah dasar dari pola masyarakat; ia memberi saya semacam rasa vitalitas tertentu, semacam sifat rasa terhormat dan angkuh, rasa bahwa saya agak lebih baik dari orang lain. Semua ini menghalangi enersi yang diperlukan untuk melenyapkan keangkuhan. Nah, saya bisa menganalisa semua sebab-sebab yang menghalangi tindakan saya, menghalangi enersi saya, untuk menggarap keangkuhan itu atau saya melihatnya secara langsung. Analisa adalah proses dari waktu dan proses penundaan. Selagi saya menganalisa keangkuhan itu terus berlangsung, dan waktu tak akan mengakhirinya. Jadi saya harus melihat keangkuhan itu secara total, dan saya tidak punya enersi untuk melihat. Nah, untuk mengumpulkan enersi yang terbuang itu dibutuhkan tindakan mengumpulkan, bukan hanya selagi saya menghadapi masalah seperti keangkuhan, melainkan tindakan mengumpulkan sepanjang waktu, bahkan selagi tidak ada persoalan. Tidak selamanya kita menghadapi persoalan-persoalan. Ada saat-saat di mana kita tidak menghadapi persoalan. Jika pada saat-saat itu kita mengumpulkan tenaga, mengumpulkan dalam arti sadar maka jika persoalan timbul, kita bisa menghadapinya dan tidak melakukan proses analisa.
Guru: Ada satu kesukaran lain : bilamana tidak ada masalah, dan tidak ada pengumpulan enersi ini, ada semacam proses pemikiran.
Krishnamurti: Adalah penghamburan enersi di dalam pengulangan semata-mata, di dalam reaksi terhadap ingatan, reaksi terhadap pengalaman. Jika anda mengamati batin anda sendiri, anda akan melihat bahwa suatu kejadian yang menyenangkan, anda akan terus-menerus memikirkannya. Anda ingin kembali kepadanya, anda ingin memikirkannya, dan dengan demikian ia mengumpulkan tenaga pendorong. Jika batin sadar disitu tidak ada penghamburan,
94
apakah mungkin membiarkan tenaga pendorong itu, pikiran itu, berkembang? Yang berarti anda tidak pernah berkata, "Ini benar atau salah", tetapi menghayati pikiran itu seluruhnya, memiliki suatu perasaan di mana pikiran itu bisa berkembang sehingga ia akan berakhir dengan sendirinya.
Dapatkah kita mendekati masalah ini secara lain ? Kita telah berbicara tentang menciptakan suatu generasi yang memiliki sifat batin yang baru. Bagaimana kita melakukannya ? Jika saya menjadi guru di sini hal itu akan menjadi perhatian saya — dan seorang pendidik yang baik sudah terang memiliki perhatian ini dalam hatinya — untuk menghasilkan suatu batin yang baru, kepekaan baru, suatu perasaan baru terhadap pohon-pohon, langit, angkasa raya, sungai, untuk menimbulkan suatu kesadaran baru; bukan kesadaran lama yang diacu kembali dalam bentuk baru. Yang saya maksud ialah batin yang sama sekali baru, tidak dikotori oleh yang lampau. Jika itu yang menjadi perhatian saya, bagaimana saya memulainya?
Pertama-tama, mungkinkah mendatangkan batin yang baru seperti itu ? Bukan batin yang merupakan kelanjutan dari yang lampau dalam acuan baru, melainkan batin yang tidak ternoda. Apakah hal itu mungkin terjadi, atau haruskah yang lampau melanjut melalui masa kini untuk dirubah dan diberi bentuk baru ? Kalau begitu, tidak ada generasi baru; yang ada hanyalah generasi lama yang berulang dalam bentuk baru.
Saya rasa adalah mungkin untuk menciptakan generasi baru. Dan saya bertanya : Bagaimana saya bisa, bukan saja mengalami sendiri hal ini dalam diri saya, melainkan juga mengungkapkannya kepada siswa ?
Jika dengan percobaan saya melihat sesuatu dalam diri saya sendiri, mau tidak mau saya akan mengungkapkannya kepada siswa. Sesungguhnya ini bukanlah soal saya dan orang lain, melainkan suatu hal bersama, bukan?
Nah, bagaimana saya menimbulkan suatu batin yang tidak ternoda? Anda dan saya bukanlah bayi-bayi yang baru lahir; kita
95
telah dikotori oleh masyarakat, oleh Hinduisme, oleh pendidikan, oleh keluarga, oleh masyarakat, oleh surat kabar. Bagaimana kita melepaskan diri dari pengotoran ini ? Apakah saya berkata, ini adalah bagian dari hidup saya dan menerimanya ? Apakah yang saya lakukan, tuan ? Ini adalah satu masalah — bahwa batin kita telah dikotori. Buat orang-orang tua lebih sukar untuk melepaskan diri. Anda masih termasuk muda, dan masalahnya ialah meniadakan pengotoran batin yang sudah ada. Bagaimana hal itu dilakukan ?
Hal itu mungkin, atau tidak mungkin. Nah, bagaimana kita menemukan mungkin tidaknya ? Saya ingin anda terjun ke dalam masalah ini.
Tahukah anda apa yang dimaksud dengan istilah "penolakan"? Apa artinya, menolak yang lampau, menolak sebagai seorang Hindu ? Apakah maksud anda dengan kata "menolak" itu ? Pernahkan anda menolak sesuatu ? Ada penolakan yang sejati, ada penolakan yang palsu. Penolakan yang disertai motif, adalah penolakan palsu. Penolakan yang disertai tujuan, penolakan disertai niat, disertai harapan akan masa depan, bukanlah penolakan. Jika saya menolak sesuatu untuk mendapatkan sesuatu lain yang lebih, itu bukanlah penolakan. Tetapi ada penolakan yang tidak memiliki motif. Jika saya menolak dan tidak tahu apa yang terletak dihadapan saya, itulah penolakan yang sejati saya menolak menjadi sebagai seorang Hindu, saya menolak ikut dalam sesuatu organisasi, saya menolak sesuatu kepercayaan tertentu, dan dalam penolakan itu saya membuat diri saya sama sekali tidak aman. Tahukah anda penolakan seperti itu, dan pernahkah anda menolak sesuatu? Dapatkah anda menolak segala yang lampau secara itu — menolak dan tidak tahu apa yang ada di hari depan? Dapatkah anda menolak segala yang dikenal?
Guru: Jika saya menolak sesuatu — katakanlah Hinduisme, bersamaan dengan itu terdapat pemahaman akan Hinduisme.
Krishnamurti: Yang kita bicarakan ialah soal menimbulkan batin yang baru, dan apakah itu mungkin. Batin yang telah dikotori tidak bisa menjadi batin yang baru. Maka kita bicara tentang peniadaan
96
pengotoran yang telah ada, dan apakah hal itu mungkin. Dan dalam hubungan itu, saya mulai dengan bertanya apakah maksud anda dengan penolakan, oleh karena saya rasa penolakan banyak hubungannya dengan, hal itu. Penolakan ada hubungannya dengan batin yang baru. Jika saya menolak secara bersih, tanpa titik tolak, tanpa motif, itu adalah penolakan yang sesungguhnya. Nah, apakah itu mungkin ? Anda tahu, jika saya tidak menolak sama sekali masyarakat di mana tersangkut politik, ekonomi, hubungan masyarakat, ambisi, keserakahan — jika saya tidak menolak semua itu secara sempurna, tidak mungkin untuk menemukan apa artinya memiliki batin yang baru. Oleh karena itu, penghancuran landasan yang pertama-tama ialah menolak hal-hal yang telah kukenal. Mungkinkah itu ?
Sudah jelas bahwa obat-obat tidak akan menghasilkan batin yang baru; tidak ada sesuatu yang dapat menimbulkannya kecuali penolakan segala yang lampau secara menyeluruh. Mungkinkah itu? Apa kata anda? Dan jika saya telah merasakan harumnya, telah melihat, mengenyam penolakan seperti itu, bagaimana saya membantu menyampaikannya kepada siswa? Ia harus mengetahui banyak hal — matematika, ilmu bumi, sejarah — namun harus banyak bebas pula dari apa yang dikenal, bebas daripadanya tanpa menyesal.
Guru: Tuan, semua tanggapan pancaindra (sensation) meninggalkan suatu sisa, suatu gangguan yang mengakibatkan berbagai konflik dan kegiatan mental lainnya. Pendekatan yang tradisionil dari semua agama ialah untuk menolak tanggapan pancaindra ini dengan jalan disiplin dan penolakan. Tetapi apa yang anda katakan agaknya mengandung maksud suatu sikap terbuka dan menerima yang peka terhadap tanggapan-tanggapan pancaindra ini, sehingga anda melihat tanggapan-tanggapan ini tanpa terpiuh atau bersisa.
Krishnamurti: Itulah persoaiannya. Kepekaan dan tanggapan indra adalah dua hal yang berbeda. Batin yang diperbudak oleh pikiran, tanggapan indra, perasaan, adalah batin yang bersisa. Ia menyenangi sisanya, ia senang memikirkan dunia yang menyenangkan, dan setiap pikiran meninggalkan suatu bekas, yang
97
merupakan sisa. Setiap pikiran tentang suatu kenikmatan tertentu yang pernah anda peroleh, menimbulkan bekas yang menyebabkan ketidakpekaan. Hal itu jelas menumpulkan batin, sedangkan disiplin, kontrol dan penekanan menumpulkan batin lebih jauh. Saya berkata bahwa kepekaan bukanlah tanggapan indra, bahwa kepekaan berarti tanpa bekas, tanpa sisa.. Nah, apakah persoalannya ?
Guru: Apakah penolakan yang anda katakan berbeda dengan penolakan yang berupa pembatasan tanggapan indra?
Krishnamurti: Bagaimana anda melihat bunga-bunga itu, melihat keindahannya, peka secara sempurna terhadapnya, sehingga tidak terdapat sisa, tidak ada ingatan terhadapnya, sehingga bila anda melihatnya lagi sejam kemudian anda melihat sekuntum bunga yang baru? Hal itu tidak mungkin jika anda melihatnya sebagai suatu tanggapan indra, dan tanggapan itu berhubungan dengan bunga-bunga, dengan kesenangan. Cara yang tradisionil ialah menutup diri terhadap apa yang menyenangkan, oleh karena asosiasi-asosiasi demikian membangunkan kesenangan- kesenangan lain, sehingga anda mendisiplinkan diri anda untuk tidak melihat. Memotong asosiasi dengan pisau bedah adalah tidak dewasa. Jadi, bagaimanakah batin, mata, melihat warna-warna yang luar biasa itu tanpa meninggalkan bekas?
Saya tidak minta suatu metoda. Bagaimana keadaan itu terwujud? Kalau tidak, kita tidak bisa peka. Itu seperti pelat film yang menerima kesan-kesan dan memperbaharui dirinya sendiri. Ia menerima kesan, namun menjadi negatip lagi untuk kesan yang berikutnya. Jadi setiap saat ia membersihkan dirinya dari setiap kesenangan. Mungkinkah itu, ataukah kita hanya bermain-main dengan kata-kata dan bukan dengan fakta ?
Fakta yang kulihat jelas ialah bahwa setiap kepekaan yang bersisa, tanggapan indra, menumpulkan batin. Saya menolak fakta itu, tetapi saya tidak tahu apa artinya peka secara demikian luar biasanya sehingga pengalaman tidak meninggalkan bekas, namun bisa melihat bunga itu secara penuh, dengan ketajaman yang luar biasa. Saya melihat sebagai suatu fakta yang tak dapat dimungkiri
98
bahwa setiap tanggapan indra, setiap perasaan, setiap pikiran, meninggalkan bekas, membentuk batin, dan bahwa bekas-bekas seperti itu tidak mungkin menghasilkan batin yang baru. Saya melihat bahwa mempunyai batin yang berbekas berarti mati dan saya menolak kematian. Tetapi saya tidak tahu yang lain. Saya juga melihat bahwa batin yang baik adalah peka tanpa sisa pengalaman. Ia mengalami, tetapi pengalaman itu tidak meninggalkan bekas, darimana ia menarik pengalaman lebih jauh, kesimpulan lebih jauh, kematian lebih jauh.
Yang ini kutolak sedangkan yang lain saya tidak tahu. Bagaimana perubahan dari penolakan terhadap apa yang dikenal menuju apa yang tidak dikenal itu terwujud?
Bagaimana kita menolak ? Apakah kita menolak apa yang dikenal, bukan dalam peristiwa-peristiwa besar yang dramatis, melainkan dalam hal-hal yang kecil? Apakah saya menolak sewaktu saya bercukur, dan saya mengingat-ingat masa indah yang pernah kualami di Swiss? Apakah kita menolak ingatan terhadap suatu saat yang menyenangkan? Apakah kita menjadi sadar akan hal itu, dan menolaknya ? Itu bukan sesuatu yang dramatis, bukan hebat menggemparkan, tidak seorangpun tahu akan hal itu. Namun penolakan yang terus-menerus dari hal-hal yang kecil ini, menghapuskan yang kecil-kecil, menggosok sampai bersih hilang yang kecil-kecil adalah perlu, bukan hanya satu penghapusan besar yang hebat saja. Adalah penting untuk menolak pikiran sebagai ingatan, yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, setiap menit pada saat ia timbul. Kita melakukannya bukan karena sesuatu motif, bukan dengan harapan memasuki suatu keadaan tak dikenal yang luar biasa. Anda tinggal di Rishi Valley dan memikir tentang Bombay atau Roma. Ini menimbulkan konflik, membuat batin tumpul, suatu hal yang terbagi-bagi. Dapatkah anda melihat ini dan menghapuskannya? Dapat anda terus-menerus menghapus, bukan karena anda ingin memasuki apa yang tidak dikenal? Anda tak akan pernah tahu apa yang tak dikenal itu karena pada saat anda mengenalnya sebagai yang tak dikenal, anda berada kembali dalam apa yang dikenal.
99
Proses pengenalan adalah proses kelanjutan dari apa yang dikenal. Karena saya tidak tahu apa yang tak di kenal itu, saya hanya bisa melakukan satu hal ini, yaitu terus-menerus menghapus pikiran setiap ia timbul.
Anda melihat bunga itu, merasakannya, keindahan, intensitas, kecemerlangannya yang luar biasa. Lain anda masuk ke kamar tempat tinggal anda, yang tidak serasi, yang buruk. Anda tinggal di kamar itu, tetapi anda mempunyai rasa keindahan tertentu dan anda mulai memikir tentang bunga itu, dan anda menangkap pikiran itu pada saat ia timbul dan anda menghapusnya. Sekarang, dari kedalaman mana anda menghapus, dari kedalaman mana anda menolak bunga, isteri anda, dewa--dewa anda, kehidupan ekonomis anda ? Anda harus bidup bersama isteri anda, anak-anak anda, bersama masyarakat yang buruk mengerikan ini. Anda tak dapat menarik diri dari kehidupan. Tetapi jika anda menolak secara menyeluruh pikiran, penderitaan, kesenangan, maka hubungan anda menjadi lain, sehingga harus ada penolakan yang menyeluruh, bukan penolakan yang setengah-setengah, bukan menyimpan hal-hal yang anda senangi dan menolak hal-hal yang tidak anda sukai.
Nah, bagaimanakah anda menterjemahkan apa yang anda pahami ini kepada siswa ?
Guru: Anda berkata bahwa dalam mengajar dan belajar, suasananya adalah suatu intensitas di mana anda tidak berkata, "Saya mengajar anda sesuatu". Sekarang, apakah penghapusan yang terus-menerus dari bekas-bekas pikiran itu ada hubungannya dengan intensitas dari suasana mengajar-dan belajar ?
Krishnamurti: Sudah jelas. Anda tahu, saya merasa bahwa mengajar dan belajar adalah sama. Apa yang berlangsung di situ? Saya bukan mengajar anda — saya bukan guru anda atau otoritas anda; saya hanya menjelajah, dan menyampaikan penjelajahan saya kepada anda. Anda bisa mengambilnya atau mengabaikannya. Suasananya sama saja dalam hubungan dengan siswa.
100
Guru: Lain apa yang dilakukan guru ?
Krishnamurti: Anda hanya bisa menemukan bila anda terus- menerus menolak. Pernahkah anda mencobanya ? Rasanya seolah-olah anda tak dapat tidur semenit pun di waktu siang.
Guru: Hal itu bukan hanya membutuhkan enersi, tuan, tetapi juga melepaskan sejumlah besar enersi.
Krishnamurti: Tetapi pertama-tama anda harus punya enersi untuk menolak.
101
5. TENTANG PERSAINGAN
Kita telah membahas masalah menegakkan hubungan yang benar antara kita dengan siswa, dan di dalam kemanunggalan itu mewujudkan suatu suasana atau iklim yang lain, di mana siswa mulai belajar. Saya tidak tahu apakah anda pernah memperhatikan, bahwa seperti halnya sikap seenaknya bersifat menular, begitu pula sikap serius. Sikap serius itu bukan timbul dari wajah yang nampak angker atau hati berat, melainkan sikap serius yang timbul apabila kita berada dalam keadaan berhubungan, manunggal ("communion").
Saya rasa belajar hanya bisa terdapat dalam keadaan kemanunggalan antara guru dan siswa, seperti antara anda dan saya bukan karena saya guru anda. Anda tahu apa artinya "communion" (kemanunggalan) : berkomunikasi, bersentuhan, menyampaikan suatu perasaan tertentu, bersama-sama merasakannya, bukan saja pada tingkat kata-kata, tetapi juga pada tingkat intelektuil, dan juga merasakannya jauh lebih dalam, jauh lebih halus. Saya rasa semua itulah arti dari istilah "communion", dan dalam keadaan itu, pada semua tingkat, dalam suasana itu, dalam perasaan bersama itu, tidak mungkinkah bagi kedua-duanya baik guru maupun siswa untuk belajar? Saya rasa itulah satu- satunya keadaan untuk belajar, bukan bila anda duduk di panggung dan menjejali kerongkongan siswa dengan keterangan-keterangan. Dapatkah kita menegakkan kemanunggalan itu, bukan hanya dengan si pembicara, melainkan juga dengan pohon-pohon, dengan alam, dengan dunia, dengan pagi di saat matahari menyingsing ketika kita bangun, suatu rasa kemanunggalan di mana kita belajar?
Pagi ini dapatkah kita membahas sesuatu yang saya rasa harus dipikirkan bukan saja oleh para guru profesionil melainkan juga oleh semua manusia, oleh karena apa yang akan kita bahas ini mempunyai arti yang sangat penting dalam hidup? Seluruh peradaban rnanusia, bukan hanya di India melainkan juga di seluruh dunia, diarahkan kepada persaingan, sukses, keberhasilan. Manusia yang ambisius nampaknya menjadi tokoh yang di hormati
102
— manusia ambisius, manusia agresif, yang ingin sukses, berkomplot, dengan sembunyi-sembunyi main kotor sehingga bisa menduduki posisi yang paling tinggi. Persaingan terus-menerus terdapat bukan hanya di ruang kelas, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari, dalam sikap si juru-tulis yang merasa ia harus menjadi manager, dan si manager menjadi direktur, dan si direktur menjadi presiden direktur, dan seterusnya. Inilah pola hidup yang berlaku dalarn peradaban modern. Anda melihat di mana- mana bahwa manusia mengejar sukses, dan dialah yang dihormati, setidak-tidaknya secara politis, dan sikap yang sama ini terdapat pula di sekolah. Anda berkata kepada siswa bahwa ia tidak sebaik tidak secerdas, siswa yang lain. Anda membujuk si anak, memacunya, mendorongnya untuk bersaing, untuk mencapai sukses, mencapai tingkat intelektuil tertentu. Anda memuja merek.
Jadi anda memiliki sikap yang terbawa sejak lahir, yang pada dasarnya bersifat bersaing dan agresif. Hal itu tidak hanya terdapat dalam kehidupan social dan ekonornis, melainkan juga dalam kehidupan religius. Terdapat perjuangan terus-menerus untuk menanjak, bersaing, membanding-membading dalam semua tingkat keadaan kita. Apakah anda meragukan gambaran latar belakang dari yang lebih tinggi dan yang lebih rendah ini, ataukah anda menerimanya sebagai suatu hal yang tak dapat dielakkan dan meneruskannya? Dan apakah hal ini akan mendatangkan belajar yang sejati? Apakah ini wajar dalam kehidupan ? Wajar bukan dalam arti kata yang primitif, melainkan apakah ini suatu kehidupan yang berbudaya? Apakah anda akan mendidik anak anda dengan cara ini? Apakah anda berpendapat bahwa itu merupakan cara hidup yang benar ? Saya tahu itu merupakan pola yang diterima oleh umum, tetapi apakah itu cara yang benar ? Pertama-tama, apakah akibat dari persaingan, pembandingan ini, terhadap batin? Apakah anda berpendapat bahwa anda belajar melalui persaingan? Marilah kita menyelidikinya. Anda tahu, itu adalah pola yang berlaku pada semua tingkat keadaan kita, pada semua tahap dari kehidupan kita, untuk membanding, mempunyai cita-cita, mencapai sesuatu. ltu adalah seluruh struktur kehidupan manusia.
Jika anda melihat dua gambar pada dinding, sikap anda ialah, apabila nama si pelukis sudah terkenal, maka apapun yang
103
dilukisnya sempurna. Tetapi orang yang namanya tidak dikenal, lukisannya lebih rendah sifatnya. Begitulah selamanya yang terjadi. Benarkah itu ? Adakah sikap demikian menghasilkan pemahaman, adakah sikap demikian membantu kita belajar? Bukan berarti saya tidak boleh mempunyai kemampuan membedakan, tetapi adakah pembandingan akan membantu batin untuk memahami, untuk belajar ? Adakah pembandingan merupakan keadaan batin di mana kita belajar ? Bagaimana anda akan bertindak membantu siswa, jika anda dan siswa kedua-duanya memiliki sikap bersaing, sikap membanding ini?
Marilah kita sederhanakan masalah ini. Apakah akibat persaingan ini terhadap batin? Apa yang terjadi dengan batin yang selalu membanding, mencapai sukses, memuja sukses?
Guru: Ia melelahkan dirinya sendiri.
Krishnamurti: Anda masih memperhatikan efeknya, akibatnya, tetapi anda tidak mengamati batin itu sendiri. Anda tidak mengamati sifat-sifat batin itu sendiri yang melakukan hal itu, batin yang dalam keadaan bergerak, dalam keadaan bersaing. Cobalah melihat batin itu sendiri, yang melakukan semua ini.
Guru: Jika batin mengukur sukses dengan apa yang dicapainya, jika ia tidak mencapai, ia mengalami frustrasi.
Krishnamurti: Anda masih saja berurusan dengan akibatnya. Saya ingin menggarap batin. Mungkin perumpamaan-perumpamaan melelahkan. Biji pohon jati tidak akan menjadi pohon cemara. Anda berkata : "Aku tidak tahu biji apa aku ini, tetapi aku ingin menjadi pohon cemara, atau beringin, atau jati". Kita tidak tahu biji atau keadaan batin itu sendiri, tetapi merindukan keadaan batin yang kita cita-citakan.
Marilah kita mengalaminya dan bukan mengutarakannya dengan kata-kata. Kita bersaing, memuja sukses, karena kita merasa kalau kita tidak bersaing, kita akan berhenti dan macet. Itu hanyalah tanggapan yang spekulatif, bukan suatu fakta yang nyata. Anda
104
tidak tahu apa yang akan terjadi. Jika anda melihat apa adanya diri anda, apapun keadaannya, maka anda mulai belajar. Air adalah air dalam keadaan apapun juga, apakah ia ada di sungai atau dalam sebuah minuman. Pada saat ini kita tidak mempunyai landasan, dari mana kita bisa belajar. Yang kita lakukan hanyalah sekedar penambahan. Proses penambahan inilah yang kita namakan belajar. Itu bukan belajar.
Hanyalah batin yang berada dalam keadaan tidak membanding- banding, apabila ia telah memahami bahwa pembandingan itu tidak masuk akal, maka ia dapat menegakkan suatu landasan dari mana ia bisa mulai belajar dalam arti kata yang sebenarnya.
Jika terdapat landasan yang demikian, di mana tidak ada petualangan, tidak ada kerinduan, landasan itu kuat dan kokoh dan di atasnya anda bisa membangun. Bangunannya ialah struktur dari belajar, dan dari belajar itu terdapatlah tindakan, tidak akan mungkin ada penyesuaian dan oleh karena itu tidak mungkin ada rasa takut, tidak mungkin ada rasa frustrasi.
Dapatkah anda membantu siswa untuk belajar secara itu? Supaya siswa bisa belajar, anda harus benar-benar dapat membedakan antara proses penambahan dan proses belajar. Maka anda akan menciptakan seorang manusia yang sejati, bukan sebuah mesin. Jika anda tak melihat hal itu, bagaimana anda dapat membantu si siswa ? Dapatkah anda melenyapkan semua persaingan dengan sekali hapus, yang berarti dapatkah anda melenyapkan apa yang dinamakan struktur masyarakat ?
Anda adalah guru; suatu generasi baru datang ke tangan anda. Apakah anda ingin mereka terus berada dalam cara yang sama ? Jika anda merasa bahwa masyarakat di mana kita dibesarkan ini bejat, bagaimana anda membantu siswa untuk menciptakan suatu sifat batin yang baru, di mana kebejatan persaingan tidak berlaku ? Langkah-langkah apa yang akan anda ambil, setiap hari, untuk menjaga agar si anak tidak tenggelam, ditelan oleh masyarakat ? Apakah yang akan anda lakukan, setindak demi setindak, untuk membantunya ?
105
Guru: Si anak seharusnya tidak dibesarkan dalam kemewahan.
Krishnamurti: Apa salahnya kemewahan ? ia boleh mengenakan pakaian bersih, ia boleh duduk di atas kursi, makan enak. Bagi saya itu adalah kemewahan, bagi anda bukan. Apa hubungannya kemewahan dengan hal ini ? anda menetapkan undang- undangnya, gagasan tentang "kemewahan".
Bicaralah kepada si anak bukan hanya sekali seminggu, bicaralah tentang hal itu dengannya terus-menerus, sebab ia sedang dibeban pengaruhi untuk bersaing. Bagaimana anda akan membantunya supaya tidak terperangkap dalam lingkaran setan persaingan?
Guru: Dengan membuatnya melihat bahwa ia tidak perlu takut, dan bahwa sebagai individu ia adalah khas dan dapat menyumbangkan sesuatu.
Krishnamurti: Jika seorang individu menyadari bahwa dirinya khas, begitu khas sehingga tidak ada orang lain seperti dia, apakah dalam kenyataannya ia khas? Ia datang dengan segenap prasangka dari orang tuanya. Di manakah kekhasan dari anak yang malang itu? Anda harus melepaskan semua beban pengaruhnya, dan dapatkah anda melakukannya? Bukankah tugas anda sebagai guru untuk melakukannya ? Itu adalah tanggung jawab anda. Anda harus melihatnya, melihat kebenarannya; dan anda harus merasakannya sehingga anda akan menyampaikannya. Tetapi si anak mungkin tidak merasakannya begitu penting dan mendesak. Bagaimana anda bisa manunggal dengan si anak sehingga ia belajar? Bagaimana anda mengajarnya atau membantunya belajar tanpa semangat bersaing?
Guru: Saya tidak mampu merasakannya demi si anak kalau perasaan itu sendiri tidak ada dalam diri saya, dan kalau perasaan itu tidak ada, saya merasa saya telah merusak anak itu.
Krishnamurti: Akan saya terangkan kepada anda. Setiap kasus mempunyai pelajarannya sendiri. Anda tidak merasakannya karena anda sendiri bersaing. Tidakkah anda bersaing untuk uang,
106
kedudukan, prestise? Selama anda tidak merasakan hal ini secara mendalam, apa yang akan anda lakukan ? Anda tidak bisa menunggu sampai anda paham sepenuhnya. Jadi, apa yang akan anda lakukan ? Jangan memberi angka kepada siswa, tetapi buatlah catatan bagi diri anda sendiri untuk melihat bagaimana kelakuannya, bagaimana ia belajar dan sampai di mana taraf pengetahuannya, dan sebagainya, tetapi janganlah mendorong- dorongnya dan membantunya bersaing.
Marilah kita meninjau kembali apa yang telah kita bicarakan. Belajar yang sesungguhnya akan timbul apabila semangat bersaing berakhir. Semangat bersaing ini hanyalah proses penambahan, yang sama sekali bukan belajar. Kita ingin agar si anak belajar, dan bukan sekedar menambah pengetahuan dalam dirinya seperti sebuah mesin. Untuk membantu si anak belajar, pada dasarnya dan secara fundamentil ia harus berhenti bersaing, beserta segala kaitan-kaitannya. Sekarang, salah satu cara untuk melakukannya ialah melihat kebenaran dari sikap tidak membanding. Nah, bagaimana anda membantu si anak tidak bersikap bersaing ?
Guru: Karena saya mengajar matematika, saya memikirkan cara- cara untuk menyajikan mata pelajaran itu secara menarik. Begitu banyak hal bekerja dalam perhubungan, apabila soal seperti ini disajikan, dan bagaimana kita menyampaikannya ? Itu adalah masalah yang sangat luas, sehingga kita hanya dapat mengemukakannya sebagian demi sebagian.
Krishnamurti: Anda tidak menangkap persoalannya. Jika saya berkata : "Apa yang akan anda lakukan ?" Maka yang saya maksudkan bukan hanya dalam pengertian tindakan, tetapi juga dalam pengertian perasaan. Keduanya bukan dua hal yang berbeda perasaan dan tindakan Saya melihat jelas sekali bahwa sikap bersaing bersifat merusak, bukan saja di kelas tetapi juga sepanjang hidup. Ada seorang anak yang masih muda; saya ingin membantunya untuk mengerti. Bagaimana saya akan bertindak ? Saya bisa bicara kepadanya dan berkata : "Lihatlah apa yang terjadi dalam hidup. Terdapat kesengsaraan, konflik." Bicaralah kepadanya demikian rupa hingga anda tidak membuat sikap menyalahkan, anda tidak menciptakan reaksi. Pandanglah
107
gambaran kehidupan itu. Lihatlah dengan jelas sekali, seperti anda melihat London atau Bombay pada sebuah peta. Bantulah siswa untuk melihatnya dengan sangat jelas, itulah tugas yang pertama. Sampaikanlah kepadanya pentingnya dan mendesaknya perasaan itu. Jangan coba meyakinkannya, mempengaruhinya, jangan bicara kepadanya dengan sikap menyalahkan, dengan sikap menyetujui, membujuk. Tunjukkan kepadanya faktanya. Tegakkan faktanya. Maka anda akan berurusan dengannya sepenuhnya berdasarkan fakta, secara ilmiah, bukan secara romantis, sentimentil atau emosionil. Anda telah membentuk hubungan yang benar antara dia dengan anda. Anda berurusan dengan fakta, dan anda membentuk suatu hubungan di antara anda dengan siswa yang berupa pemahaman bersama akan fakta itu, fakta bahwa persaingan bersikap korup. Maka ia dan anda berunding dan berkata "Apakah yang akan kita lakukan dengan nyata, dalam tindakan ?"
Penjelmaan dari rasa manunggal bersama ini tergantung sepenuhnya pada kuatnya perasaan itu. Sekarang, anda telah menegakkan perasaan itu, kebenarannya, fakta bahwa persaingan sangat berbahaya, tetapi anda belum menyampaikan fakta itu kepada si anak. Itulah yang pertama-tama harus dilakukan.
108
6. TENTANG RASA TAKUT
Krishnamurti: Bagaimanakah anda, sebagai seorang pendidik, menggarap masalah melenyapkan rasa takut dalam diri siswa? Dapatkah anda membahasnya sebagai mana anda mengajar matematika. Pertama-tama, anda sendiri harus memahami rasa takut sebelum anda dapat menolong orang lain. Anda harus memahami kaitan-kaitan dari rasa takut, bagaimana rasa takut timbul. Seperti anda mengetahui bahasa Hindu atau suatu mata pelajaran lain, anda harus mengetahui sesuatu tentang rasa takut. Masyarakat berdaya upaya sedapat mungkin untuk menanamkan rasa takut dengan meletakkan patokan patokan, cita-cita religius, perbedaaan kelas, konsep tentang sukses, perasaan lebih rendah dan lebih tinggi, orang kaya dan orang miskin. Masyarakat berdaya upaya sedapat mungkin untuk menumbuhkan nilai-nilai yang terpiuh.
Masalahnya bukan hanya bahwa guru harus mendalami rasa takut, tetapi juga menjaga agar rasa takut tidak ditularkan dan bahwa siswa pun mampu mengenal sebab musabab yang menumbuhkan rasa takut Sebagai guru, tidakkah hal ini menjadi masalah bagi anda ? Kita memiliki sedikit sekali cinta dalam hidup kita, bukan hanya untuk menerima tetapi juga untuk memberi; cinta bukan dalam suatu arti mistik, melainkan perasaan yang sesungguhnya dari cinta, welas asih, kasih sayang, kemurahan hati, tindakan yang bukan terpancar dari suatu pusat. Dan selagi anda memiliki sedikit sekali cinta, apakah yang anda lakukan terhadap siswa, bagaimana anda akan membantunya memiliki nyala api ini?
Adakah agama mempunyai arti buat anda? Bukan upacara- upacara, melainkan perasaan religius, berkah religius, kesucian dari sesuatu. Agama, rasa takut, cinta tidakkah mereka saling berhubungan erat sekali? Anda tak dapat memahami yang satu tanpa yang lain. Ada rasa takut, ada kemiskinan cinta yang mengerikan — saya maksud gairahnya, intensitasnya — lalu ada perasaan berkah yang bukan sekedar balasan, yang bukan merupakan ganjaran bagi perbuatan-perbuatan benar, yang tak ada hubungannya dengan organisasi-organisasi agama.
109
Adakah anda berjalan-jalan di waktu petang dan pernahkah anda memperhatikan orang-orang desa yang menyeberangi sawah itu ? Betapa indahnya semua itu ? Dan orang desa itu sama sekali tidak sadar akan keindahan tanah, bukit-bukit dan air. Bagi si orang desa yang kembali ke gubuknya yang tidak sehat tidak ada apa-apa. Terdapatlah rasa takut, terdapat masalah yang amat besar tentang cinta dan perasaan simpati apabila anda menyaksikan orang desa yang miskin itu lewat. Tidakkah anda merasakan suatu luapan rasa yang luar biasa dalam diri anda, suatu keputus-asaan melihat kesengsaraan yang amat besar dalam semua itu ? Apakah yang dapat kita lakukan? Ada kemampuan untuk menerima dan memberi, merasakan, memiliki kemurahan, kebaikan, kerendahan hati. Apalah artinya itu buat anda? Bagaimanakah anda membangkitkan hal ini dalam diri anda atau membangkitkannya dalam diri orang lain? Mungkinkah ada suatu pendekatan yang bukan merupakan pengertian kritis yang terpisah, melainkan suatu pemahaman total — dari rasa takut, cinta, perasaan religius?
Sekarang, bagaimanakah saya harus mendekati masalah ini? Haruskah saya mengambil setiap masalah satu persatu; mengambil rasa takut, memperhatikannya, lalu mempelajari cinta ? Bagaimanakah saya harus menangkap keseluruhan hal ini? Jika anda memiliki perasaan terhadap suatu suara, anda memiliki perasaan terhadap suatu lagu dan jika anda memiliki perasaan terhadap keheningan di antara suara-suara, anda memiliki kenikmatan dari gerak suatu lagu. Lagu bukanlah sekedar kata- kata, sekedar suara, ia adalah paduan yang khas dari suara, keheningan dan kelanjutan dari suara itu. Untuk memahami musik sudah tentu harus ada pemahaman akan keseluruhan hal itu. Secara itu pula, apakah rasa takut merupakan suatu masalah yang terpisah berdiri sendiri yang harus dipahami tersendiri dan cinta tersendiri dan perasaan religius tersendiri, ataukah ada suatu pendekatan terhadap keseluruhannya, sesuatu yang total?
Pernahkah anda memperhatikan setetes air hujan? Tetes air itu mengandung seluruh hujan, seluruh sungai, seluruh lautan. Tetesan air itu membentuk sungai, membentuk jurang, mengikis Grand Canyon, membentuk air terjun yang mengguruh dan bergetar. Secara itu pula, dapatkah batin saya memandang rasa
110
takut, cinta, agama, tuhan, sebagai suatu gerak dan bukan sebagai suatu introspeksi yang terpisah-pisah berdiri sendiri, sebagai suatu penyelidikan analitis, suatu irisan?
Guru: Apakah hubungan antara rasa takut dan cinta ?
Krishnamurti: Jika saya merasa takut bagaimana saya dapat memiliki simpati terhadap seseorang? Seorang yang ambisius tidak mengenal bumi dan persaudaraan antar manusia. Seorang yang ambisius tidak mengenal cinta. Dapatkah seorang yang takut akan kematian, akan apa yang mungkin dikatakan oleh tetangga, akan isterinya, keamanan, pekerjaan, memiliki simpati ? Yang satu menyingkirkan yang lain.
Guru: Kita bekerja hanya dalam bagian-bagian, kita mencoba melalui bagian-bagian itu untuk menangkap keseluruhannya.
Krishnamurti: Apakah yang akan merubah rasa takut?
Guru: Pengertian.
Krishnamurti: Apakah yang mendatangkan perubahan, dan siapakah yang akan merubah ? Saya telah mengamati batin saya yang berkata, "aku takut" dan saya ingin sampai pada apa yang dicoba dilakukan batin saya. Apakah daya upaya itu, dan siapakah yang melakukan daya upaya? Kalau kita tidak mendalaminya benar-benar, sekedar berkata "aku harus melenyapkan rasa takut" sedikit sekali artinya.
Ada rasa takut, ada cinta dan ada perasaan tentang sesuatu yang makin luas. Saya dapat menganalisa rasa takut selangkah demi selangkah. Saya dapat menyelami sebab musabab rasa takut, akibat-akibat rasa takut, saya dapat menyelami mengapa saya takut dan siapakah yang melakukan daya upaya dan apakah si pembuat daya upaya berbeda dengan hal yang membuat daya upaya itu. Dan saya dapat menyelidiki apakah ada batin yang dapat mengamati daya upaya, si pembuat daya upaya dan hal yang di daya-upayakannya, bukan hanya secara objektif, tetapi juga ke dalam. Pada akhir semua itu, rasa takut masih mengeram. Saya
111
dapat mendalami secara sangat analitis masalah agama, dogma, kepercayaan, tahyul, tetapi pada akhir analisa itu saya masih berada ditempat semula. Saya telah mempelajari tehnik-tehnik analisa dan pada akhirnya batin saya menjadi begitu tajam sehingga dapat mengikuti setiap gerakan rasa takut. Tetapi rasa takut masih mengeram.
Sekarang bagaimanakah sifat batin yang menangkap keseluruhannya, mencernakannya seketika dan membuang apa yang tak bemaanfaat ?
Tentu ada suatu pendekatan yang akan memberi kita suatu pemahaman yang total, suatu perasaan total yang dapat dipakai untuk mendekati setiap masalah. Dapatkah saya menangkap keseluruhan arti dari sesuatu, dari cinta, rasa takut, agama, perasaan luar biasa akan sesuatu yang maha luas, dari keindahan, lalu mendekati setiap problem secara individuil ? Anda pernah melihat pohon. Apakah anda menangkap keseluruhan pohon itu, ataukah anda hanya memandang cabangnya dan daunnya dan bunganya? Adakah anda melihat keseluruhan pohon itu dalam diri anda? Bagaimanapun juga sebatang pohon adalah akar, cabang, bunga, buah, getah, keseluruhan pohon itu. Dapatkah anda menangkap perasaan, makna, keindahan dari seluruh pohon itu, lalu memandang cabangnya? Pengamatan serupa itu akan mempunyai makna yang hebat.
Jika anda nanti memandang pohon lagi, lihatlah bentuknya, simetrisnya, kedalamannya, perasaan, keindahan, kwalitas dari keseluruhannya. Saya bicara tentang perasaan akan keseluruhan. Secara itu pula anda memiliki sebuah tubuh : anda memiliki perasaan, emosi; ada batin ingatan-ingatan — tradisi yang disadari maupun yang tak disadari, kesan-kesan yang tertimbun selama berabad abad, nama keluarga — dapatkah anda merasakan keseluruhannya ? Jika anda tidak merasakan keseluruhannya dan hanya mengupas emosi anda, hal itu tidak dewasa. Dapatkah anda merasakan dalam diri anda keseluruhannya dan dengan perasaan akan keseluruhan diri itu menggarap rasa takut?
112
Rasa takut adalah masalah yang amat besar. Dapatkah anda mendekatinya dengan kemaha-luasan untuk menghadapi kemaha- luasan.
Guru: Hal itu tidak selalu mungkin, tuan, kita seringkali terbenam dalam masalah sehari-hari kita.
Krishnamurti: Tetapi sekali anda memiliki perasaan akan kemaha- luasan ini, hidup mempunyai corak yang lain, ia mempunyai kwalitas yang lain.
Guru: Anda sadar akan kemaha-luasan ini hanya kadang-kadang saja.
Krishnamurti: Saya rasa anda tidak pernah memikirkannya, bukan?
Guru: Pernah, sekali kira-kira begitu, dengan menarik diri dari masalah sehari-hari dan memandangnya.
Krishnamurti: Bukan itu yang saya maksud. Yang saya maksudkan ialah memiliki suatu perasaan sepanjang masa, bukan hari ini, besok, lusa, melainkan perasaan sepanjang masa. Berpikir dalam pengertian manusia, dunia, alam semesta adalah suatu perasaan yang luar biasa. Dan dengan perasaan itu dapatkah kita mendekati masalah-masalah yang khusus? Kalau tidak, kita akan jatuh dalam kekacauan intelektuil atau emosionil.
Apakah kesukarannya dalam hal ini ? Apakah itu ketidak-mampuan, kesempitan batin, urusan yang mendesak, kepentingan yang mendesak terhadap anak, suami, isteri, yang menghabiskan waktu anda begitu rupa sehingga anda tidak punya waktu untuk memikirkannya ? Ambillah kata : "mendesak, segera". Tidak ada yang mendesak, itu adalah suatu hal yang tanpa akhir. Anda membuatnya menjadi suatu masalah yang mendesak; masalah itu merupakan hasil dari seribu hari kemarin dan seribu hari esok. Tidak ada yang mendesak, yang segera. Terdapatlah rasa takut, cinta dan dorongan manusia akan kemaha-luasan. Dapatkah anda
113
menangkap sedikit dari kwalitas perasaan itu dan berkata, "marilah kupandang rasa takut ?"
Apakah makna rasa takut dan bagaimana anda mulai mernbantu siswa? Anda harus mempersiapkan siswa untuk keseluruhan hidup dan hidup adalah suatu hal yang luar biasa luasnya. Dan jika anda menggunakan kata "hidup", itu adalah seluruh lautan, gunung- gunung, pohon-pohon dan seluruh cita-cita manusia, kesengsaraan, keputus-asaan, perjuangan manusia, kemaha- luasan itu semua. Dapatkah anda membantu siswa untuk menangkap kemaha-luasan hidup? Tidakkah semestinya anda membantu siswa untuk memiliki perasaan ini ?
Adakah di antara anda yang bermeditasi ? Bukan hanya duduk diam, bukan hanya menyelidiki liku-liku batin, tetapi juga mengundang kesadaran dan bawah-sadar dan masuk lebih jauh ke dalam keheningan dan melihat apa yang terjadi lebih Ianjut Jika anda tidak melakukan ini, tidakkah anda kehilangan banyak dalam hidup ?
Meditasi adalah suatu bentuk kesadaran perenungan diri sendiri, suatu bentuk penemuan, suatu bentuk pelepasan dari tradisi, dari ide-ide, kesimpulan-kesimpulan, suatu perasaan berada sendiri selengkapnya, yang merupakan kematian. Dengan perasaan akan keseluruhan itu, dapatkah anda menghadapi yang mendesak, yang segera ?
Marilah kita sedikit lebih praktis. Bagaimanakah kita mulai membantu siswa untuk sesungguhnya bebas dari rasa takut ?
Guru: Saya akan menjaga agar hubungan saya dengan siswa bersahabat. Bodoh sekali untuk membicarakan rasa takut kalau saya tidak bersahabat dengan dia.
Saya akan menciptakan situasi-situasi, yang praktis maupun intelektuil, di mana ia akan memahami apa sesungguhnya arti rasa takut, secara intelektuil menerangkan sebab musabab dan akibat- akibat dari rasa takut oleh karena batin harus dipertajam dan saya
114
akan berusaha membuatnya mengalami keseluruhan dari pandangan dan perasaan ini.
Krishnamurti: Yang nyata saja. Di kelas, bagamanakah anda akan mengajar ? Bagaimana anda membantu siswa untuk memahami? Terdapat jurang antara siswa dan perasaan total itu, bagaimana anda membimbingnya ke sana ?
Guru: Harus dapat dibangunkan dalam dirinya suatu rasa ingin tahu yang halus. Lalu yang ingin saya lakukan terhadapnya ialah membuatnya mampu menghargai kwalitas dalam kerja, dalam bermain dan bertanding, dalam matematika atau mata pelajaran lainnya. Saya akan mencari di mana kesenangannya, bagaimana ia bereaksi dan kalau saya bisa berjalan lebih jauh, saya akan berusaha agar sesuatu yang lebih dalam terjadi antara saya dan siswa.
Krishnamurti: Anda melakukan hal-hal yang sudah jelas perlu. Anda akan bicara dengan dia, anda akan menunjukkan bagaimana rasa takut timbul dan semua hal itu. Lalu bagaimana selanjutnya ? Secara nyata, bagaimana anda membantu siswa untuk bebas dari rasa takut? Saya rasa itulah persoalan yang sesungguhnya. Jika ada kesempatan, bersediakah anda berada dalam keadaan sadar penuh yang meditatif dan reflektif (merenung), yang mungkin membantu siswa untuk melihat dengan jelas apa rasa takut itu? Anda melihat itulah yang perlu, tetapi anda membiarkan hal itu terkatung-katung.
Apakah sesungguhnya yang akan anda lakukan? Apakah yang nyata-nyata akan anda lakukan?
Guru: Meditasi akan membantu batin untuk menggarap situasi itu.
Krishnamurti: Saya mungkin merasakan semua ini. Sekarang bagaimanakah saya akan menterjemahkannya dalam tindakan? Apakah yang akan saya lakukan dengan puluhan anak-anak itu ?
Guru: Perasaan itu akan menjelmakan dirinya. Suatu mata rantai cinta terhadap anak-anak itulah yang akan menolong.
115
Krishnamurti: Pertama-tama, milikilah kasih sayang, lalu gunakan setiap kesempatan untuk membantu siswa untuk bebas dari rasa takut, terangkan kepadanya sebab musabab rasa takut dan gunakan setiap peristiwa untuk memperlihatkan betapa ia takut. Di dalam kelas, di dalam mengajar sejarah, matematika, bicaralah kepadanya tentang hal itu. Tetapi bagaimana selanjutnya? Teruskan.
Guru: Dalam melakukan semua ini saya juga waspada untuk menjaga agar semua yang saya lakukan terhadapnya tidak hilang lenyap.
Krishnamurti: Apakah keseluruhan efek dari ucapan anda terhadap si anak, kenyataan dari kasih sayang anda, penjelasan- penjelasan anda? Tidakkah hal itu membuatnya berpaling ke dalam dan apakah akibatnya?
Guru: Hal itu membantunya menghadapi beberapa masalah yang mendesak, yang segera.
Krishnamurti: Anda telah membantu siswa untuk melihat dirinya sendiri, anda telah membantunya menyadari rasa takut ini dan berpaling ke dalam, dalam arti ia merasa lebih sadar akan rasa takut itu. Anda harus mengimbanginya dengan sesuatu yang lain.
Guru: Tuan, apakah anda maksudkan bahwa proses introspeksi ke dalam ini mungkin membawa berbagai komplikasi dalam diri si anak?
Krishnamurti: Hal itu pasti akan menimbulkan semacam perasaan tertuju pada diri sendiri. "Apakah aku melakukan sesuatu yang benar atau salah ?" Akan terdapat kegelisahan atau perasaan pentingnya atau sikap pamer, "Betapa tak kenal takut aku!" Bagaimana anda mengimbanginya ? Pikirkanlah, gunakan pikiran anda dengan hati-hati sekali. Pada taraf ini saya rasa masalahnya membutuhkan lagi suatu cara pendekatan yang lain. Kalau tidak, anda akan membantu si anak dengan pemusatan perhatian pada diri sendiri, menonjolkan diri, sombong dan memiliki pandangan otoriter.
116
Guru: Harus ada kesempatan bagi si anak untuk peka terhadap hal-hal lain yang bukan di dalam.
Krishnamurti: Nampaknya bagi saya, secara sadar anda akan memperkuat egoisme, perasaan pentingnya diri, perasaan menonjolkan diri, agresif, kasar.
Sejauh ini anda telah menggarap gerak pikiran. Arus pasang bergerak masuk arus pasang juga bergerak ke luar. Jika ia tetap berada di dalam ia seperti genangan air dalam sebuah teluk, tetapi jika arus pasang mempunyai gerak ke dalam, ia juga harus mempunyai gerak ke luar. Selama ini anda hanya menggarap gerak ke dalam. Bagaimana anda membantu siswa untuk bergerak ke luar?
Guru: Jika anda bicara tentang gerak ke luar, saya merasa saya tidak melihat dari sudut keseluruhan melainkan dari perkembangan gerak yang sebagian.
Krishnamurti: Jika saya tidak mendesak terus dan dengan demikian membuat anda sadar bahwa itu hanyalah suatu jawaban yang sebagian, anda tidak akan bergerak. Anda hanya bicara tentang gerak yang ke dalam, tetapi ia adalah gerak arus pasang yang ke dalam maupun ke luar. Ia adalah suatu gerak yang telah anda garap ke satu arah dan anda tidak tahu bagaimana menggarap yang di dalam dan yang di luar sebagai satu gerak.
Guru: Tidak mungkinkah dari sejak permulaan sekali bergerak ke dalam maupun ke luar ?
Krishnamurti: Apakah gerak ke luar yang akan memberikan keseimbangan?
Guru: Bukan hanya keseimbangan, tetapi juga suatu perasaan rendah hati yang kadang-kadang timbul.
Krishnamurti : Ada bukit-bukit, pohon-pohon, sungai, pasir. ltulah gerak ke luar. Persepsi, melihat, itulah gerak ke luar. Alam telah memberikan kepada anda keindahan semua ini, sungai, pohon-
117
pohon, tanah yang gersang. Maka haruslah ada gerak ke luar maupun kedalam, gerak yang abadi.
118
7. TENTANG MENGAJAR DAN BELAJAR
Guru: Kita menyadari bahwa kita tak dapat melihat suatu fakta jika batin tidak kosong dari pikiran. Tetapi sekalipun batin kosong untuk sejenak, nampaknya pikiran akan timbul kembali. Bagaimana kita mengakhiri pikiran? Dapatkah kita membicarakan hal ltu ?
Krishnamurti: Saya ingin tahu apakah kita semua memahami pentingnya peranan berpikir ? Apakah pikiran penting dan pada taraf manakah pikiran itu penting ? Apakah berpikir itu ? Apakah yang membuat kita berpikir? Di manakah pikiran itu penting dan di manakah pikiran itu tidak penting dan bagaimanakah anda menjawab pertanyaan itu ? Dan apakah mekanisme yang mulai bergerak itu jika suatu pertanyaan diajukan?
Apakah berpikir hanya sekedar tanggapan yang merupakan kebiasaan terhadap suatu pola yang merupakan kebiasaan ? Anda tinggal disini, disekolah ini, dalam suatu alur tertentu, dengan pola pikiran, kebiasaan, perasaan tertentu. Anda hidup, anda bekerja di dalam kebiasaan, pola dan sistim itu, dan fungsi otak, pikiran, sangat terbatas. Dan jika anda keluar dari lembah ini anda hidup dalam lapangan yang hanya sedikit lebih luas. Anda memiliki alur- alur tindakan tertentu dan mengikutinya. Semua itu sesungguhnya suatu proses seperti mesin (mekanis), tetapi di dalam pola kegiatan mekanis itu terdapat variasi tententu. Anda memperbaiki sedikit, merubah, tetapi selalu berada dalam pola itu, di manapun anda berada, kedudukan apapun yang anda miliki — menteri, gubernur, atau dokter, atau profesor — ia tetap merupakan satu alur dengan perubahan-perubahan dan modifikasi-modifikasi yang beraneka warna. Anda berfungsi dalam pola-pola. Saya tidak mengatakannya benar atau salah, saya hanya menyelidikinya. Anda mempunyai kepercayaan tetapi terletak di latar belakang dan anda terus saja dengan kegiatan anda sehari-hari, dengan iri hati, serakah dan cemburu anda. Apabila kepercayaan anda dikritik anda merasa tidak enak, tetapi anda terus saja. Anak-anak dididik untuk berpikir, membentuk alur-alur kebiasaan dan untuk bekerja dalam kebiasaan itu sepanjang hidupnya. Mereka akan memperoleh pekerjaan. mereka akan menjadi ahli mesin, dokter dan selama hidupnya
119
polanya telah ditentukan. Setiap penyimpangan daripadanya merupakan gangguan. Gangguan itu dikurangi dengan pernikahan, tanggung jawab, anak-anak; sehingga dengan demikian cetakan itu telah ditentukan. Dan semua bentuk pikiran adalah antara apa yang menyenangkan, apa yang tidak menyenangkan, apa yang bermanfaat, apa yang berfaedah — selamanya berada dalam lapangan itu.
Guru: Itu bukan berpikir, tuan, tetapi mengulang-ulang.
Krishnamurti: Tetapi begitulah kita hidup, itulah hidup kita. Itulah semua yang kita inginkan. Segala sesuatu adalah pengulangan dan batin menjadi makin turnpul dan makin bodoh. Tidakkah itu suatu fakta, tuan ? Kita tidak ingin diganggu, kita tidak ingin menghancurkan pola itu.
Apakah yang membuat kita menghancurkan pola itu atau mendobrak ke luar dari pola itu ? Dan mungkinkah untuk tidak masuk ke dalam satu alur? Tetapi mengapa saya harus mengakhiri pembuatan pola-pola ini ? Saya mulai berpikir untuk mengakhirinya jika pola itu tidak memuaskan saya, jika pola itu tidak lagi berguna untuk saya, atau jika di dalam pola itu terdapat kejadian-kejadian tertentu seperti kematian, suami meninggalkan isteri, atau kehilangan pekerjaan. Di dalam memecahkan suatu pola tertentu terdapatlah gangguan yang disebut kesedihan, dan saya berpindah dari situ ke dalam pola yang lain. Saya bergerak dari pola ke pola, dari satu kerangka - di mana saya telah dimasukkan oleh keadaan, Iingkungan, keluarga dan pendidikan, ke dalam kerangka yang lain. Gangguan itu membuatku bertanya sedikit, tetapi segera saya jatuh ke dalam alur lain dan di situ saya menetap. Inilah yang dikehendaki oleh kebanyakan orang, yang dikehendaki oleh orang tua mereka, yang dikehendaki oleh masyarakat. Di manakah ide untuk mengakhiri pikiran ini masuk ?
Guru: Tuan, ada, saat-saat di mana kita tidak puas dengan seluruh pola dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Krishnamurti: Apakah yang membuat kita melihat sia-sianya pola ini ? Kapankah saya melihatnya, dan apa yang membuat saya
120
melihatnya ? Suatu pola dibentuk jika ada suatu motif. Jika saya melepaskan diri dari pola ini dengan suatu motif, motif itu akan mencetak pola baru.
Sekarang, apakah yang membuatku berubah, apakah yang membuatku melakukan sesuatu tanpa motif ?
Guru: Sangat sukar untuk bebas dari motif.
Krishnamurti: Siapa yang menyuruh anda untuk bebas ? Kalau sukar, mengapa susah-susah memecahkan pola itu? Puaslah dengan suatu motif dan teruslah di situ, mengapa pusing-pusing kalau sukar ?
Guru: Tetapi itu tidak membawa saya ke mana-mana, tuan.
Krishnamarti: Tetapi kalau itu membawa anda ke suatu tempat, apakah anda akan mengejarnya ?
Guru: Yang berarti lagi-lagi ada suatu motif.
Krishnamurti: Apakah yang membuat anda mendobrak ke luar dan melepaskan motif itu? Apakah yang anda maksud dengan motif ? Anda mengajar di sini karena anda mendapat uang, itu adalah suatu motif. Anda senang akan seseorang karena ia dapat memberi anda suatu kedudukan, atau anda mencintai tuhan karena anda membenci hidup. Hidup anda sengsara, dan cinta kepada tuhan adalah pelarian dari padanya. Semua ini adalah motif.
Sekarang, apakah yang membuat batin, seorang manusia, hidup tanpa motif? Jika anda dapat mengejar hal itu dan menyelaminya, saya yakin anda akan menemukan jawaban atas pertanyaan anda.
Guru: Pertanyaan "Apakah aku mengetahui motif-motifku?" agaknya timbul sebelum pertanyaan "Apakah aku melakukan sesuatu tanpa motif ?"
Krishnamurti: Tahukah kita akan motif-motif kita? Mengapa aku mengajar, mengapa aku berpegang teguh pada suami, pada isteri?
121
Tahukah aku akan motif-motifku dan bagaimana aku menemukannya ? Dan kalau aku menemukannya, apakah salahnya mempunyai motif? Aku mencintai seseorang karena aku senang bersama orang itu secara fisik, secara seksuil, sebagai seorang yang menemani kita; apakah salahnya itu ?
Guru: Kalau saya mengajar karena saya perlu uang, motif bukanlah suatu penghalang. Saya perlu uang, oleh karena itu saya harus melakukan sesuatu pekerjaan dan saya mengambil pekerjaan mengajar.
Krishnamurti: Pertama-tama, tahukah kita akan motif-motif kita, bukan hanya motif-motif yang disadari tetapi juga yang tidak disadari, motif-motif yang tersembunyi ? Adakah kita melakukan sesuatu dalam hidup kita tanpa motif? Melakukan sesuatu tanpa motif berarti mencintai apa yang sedang kita lakukan dan dalam proses itu berpikir bukanlah sesuatu yang mekanis; maka otak berada dalam keadaan belajar terus-menerus, bukan memiliki pendapat-pendapat, bukan bergerak dari satu pengetahuan ke pengetahuan lain. Ia adalah batin yang bergerak dari satu fakta ke lain fakta. Oleh karena itu, batin yang demikan mampu berakhir dan sampai kepada sesuatu yang tidak dikenalnya, yaitu kebebasan dari yang dikenal.
Pada permulaan anda bertanya : "Bagaimana kita mengakhiri pikiran ?" Saya berkata : "Untuk apa ?" Kita bahkan tidak tahu apa berpikir itu, kita tidak tahu bagaimana berpikir. Kita berpikir menurut ketentuan pola-pola. Maka, sebelum kita menyelidiki dan memahami semua itu, kita tidak mungkin mengajukan pertanyaan "Bagaimana kita mengakhiri pikiran ?"
Guru: Bagaimana kita dapat menyelidiki pikiran dan bagaimana caranya berpikir?
Krishnamurti: Bukan hanya menyelidiki bagaimana caranya berpikir, tetapi juga apa berpikir itu. Dapatkah saya, sebagai seorang manusia sebagai seorang individu, menemukan bagaimana caranya saya berpikir? Apakah secara mekanis,
122
ataukah secara bebas ? Adakah saya mengetahuinya selagi ia berlangsung dalam diri saya?
Untuk dapat mengakhiri pikiran, pertama-tama saya harus menyelami mekanisme pikiran. Saya harus memahami pikiran sepenuhnya, jauh di dalam diri saya. Saya harus menyelidiki setiap pikiran, tanpa membiarkan satu pikiran lolos tanpa dipahami sepenuhnya, sehingga dengan demikian otak, batin dan seluruh diri kita menjadi penuh perhatian. Pada saat saya mengejar setiap pikiran sampai ke akarnya, sampai benar-benar ke akhirnya, saya akan melihat bahwa pikiran akan berakhir dengan sendirinya. Saya tidak perlu melakukan sesuatu untuk itu karena pikiran adalah ingatan. Ingatan adalah bekas dari pengalaman dan selama pengalaman tidak dipahami sepenuhnya, secara lengkap, secara total, ia meninggalkan bekas. Pada saat saya mengalami secara lengkap, pengalaman itu tak meninggalkan bekas. Maka, jika kita mendalami setiap pikiran dan melihat di mana letak bekasnya dan tinggal bersama bekas itu, sebagai suatu fakta maka fakta itu akan terbuka dan fakta itu akan mengakhiri proses berpikir yang bersangkutan, sehingga dengan demikian setiap pikiran, setiap perasaan dipaharni. Maka otak dan batin akan bebas dari sejumlah besar ingatan. Hal itu membutuhkan perhatian yang sangat besar, bukan hanya perhatian terhadap pohon-pohon dan burung burung, melainkan perhatian ke dalam untuk menjaga bahwa setiap pikiran dipahami.
Guru: Hal itu nampaknya merupakan sebuah lingkaran setan. Batin berkepentingan untuk melenyapkan suatu pola berpikir dan untuk dapat memahami proses berpikir itu ia membutuhkan suatu kepekaan tertentu yang tidak dimilikinya.
Krishnamurti: Ambillah sebuah pikiran, pikiran apa saja. Selamilah. Lihatlah mengapa anda memiliki pikiran demikian, apa yang terlibat di dalamnya, pahamilah, jangan tinggalkan sampai anda sepenuhnya membongkar semua akar-akarnya.
Guru: Itu hanya bisa dilakukan apabila alat yang melakukannya peka.
123
Krishnamurti: Selagi anda menyelami suatu pikiran tertentu, anda mulai memahami alat yang menyelidiki pikiran itu. Maka yang penting bukan pikiran itu melainkan si pengamat yang menyelidiki pikiran. Dan si pengamat adalah pikiran yang berkata, "Aku tidak suka pikiran itu, aku suka pikiran ini". Jadi anda menggarap pusat dari pikiran dan bukan hanya gejala-gejalanya saja. Dan karena seorang guru, bagaimana anda menciptakan hal ini atau menimbulkan pengamatan yang penuh perhatian, penyelidikan tanpa penilaian ini, di dalam diri siswa?
Kalau saya boleh bertanya: Bagaimana anda mengajar? Bagaimanakah lingkungan, keadaan, suasana, di mana mengajar dan belajar dimungkinkan? Anda misalnya mengajar sejarah dan siswa belajar. Bagaimanakah suasana, lingkungan, kwalitas dalam kelas di mana mengajar dan belajar berlangsung?
Guru: Terdapat suasana khusus apabila guru dan siswa keduanya penuh perhatian.
Krishnamurti: Saya tidak mau memakai kata 'perhatian'. Jika anda belajar sesuatu dari guru, bagaimanakah sifat hubungan (komunikasi) menerima dan belajar itu? Supaya bunga bisa tumbuh perlu air hujan, mengertikah anda ?
Guru: Dapatkah kita mendekatinya secara negatif?
Krishnamurti: Terserah kepada anda cara apa. Saya minta anda mengajar ilmu alam. Bagaimanakah suasana dalam ruang di mana anda mengajar ilmu alam? Di mana guru dan siswa belajar, mengajar ? Bagaimanakah kwalitas yang diperlukan, bagaimana suasananya, baunya, harumnya?
Guru: Suatu lingkungan yang sunyi dan tenang.
Krishnamurti: Anda idealistis dan saya tidak. Saya tidak mempunyai satu idealpun dalam diri saya, saya hanya ingin mengetahui faktanya. Anda bergerak menjauhi fakta, itulah keberatan saya. Jika anda mengajar dan mereka belajar, di kelas, bagaimanakah suasananya ? Suasana itulah faktanya.
124
Guru: Persahabatan antara guru dan siswa.
Krishnamurti: Anda tidak menghadapi faktanya. Anda mengajar dan anda juga tahu dan supaya siswa dapat belajar haruslah ada suatu kwalitas tertentu dan saya bertanya apakah kwalitas itu? Pernahkah anda sungguh-sungguh mengalami kwalitas ini, di mana hubungan adalah timbal balik, di mana belajar adalah mengajar ?
Guru: Pada permulaan saya mengira bahwa jika saya mengajar saya menyampaikan beberapa fakta kepada siswa, tetapi sekarang saya memahami bahwa jika saya sedang mengajar terdapat pula proses belajar. lni terjadi pada saat-saat yang jarang, di mana terdapat penjelajahan, apabila guru dan siswa keduanya bersama- sama menjelajah.
Krishnamurti: Bagaimanakah keadaan di mana penjelajahan bersama itu berlangsung? Bagaimana suasananya, hubungannya? Istilah apakah yang akan anda gunakan untuk menyatakan keadaan yang memungkinkan perhubungan itu?
Guru: Rasa ingin tahu.
Krishnamurti: Apa yang anda ajarkan?
Guru: Hindi.
Krishnamurti: Anak-anak ingin sekali tahu dan anda ingin sekali mengajar. Nah suasana apakah yang diciptakannya ? Apa yang terjadi ?
Guru: Anak-anak mendengarkan saya.
Krishnamurti: Anda berkata anak-anak mendengarkan anda. Anda ingin menceritakan sesuatu kepada mereka. Apa yang terjadi, saya ingin anda menyelidiki hal ini.
Guru: Terdapat suatu keadaan waspada.
125
Krishnamurti: Saya ingin lebih mendalami masalah ini. Pada saat anda berkata, itu adalah kewaspadaan, anda meletakkannya dalam suatu bingkai. Saya mencoba mencegah anda dan saya sendiri untuk merumuskannya.
Guru: Jika objeknya ada, objek belajar dan mengajar, keduanya bekerja; dari sini terdapat suatu aliran, suatu gerak; dan untuk sementara waktu keadaan ini agak berbeda dengan keadaan- keadaan lain yang saya kenal.
Krishnamurti: Terdapat perhatian bila guru dan yang diajar keduanya mempunyai dorongan untuk belajar dan mengajar. Anda harus menciptakan suatu perasaan, suatu suasana di dalam kelas. Baru saja kita telah menciptakan suatu suasana, — karena saya ingin menemukan dan anda ingin menemukan. Mungkinkah untuk memelihara suasana ini, yang hanya di dalamnya mungkin terdapat mengajar dan belajar ?
Kita mulai dengan menanyakan bagaimana caranya menyampaikan rasa penyelidikan ke dalam proses berpikir dan motif ini, kepada siswa. Saya bertanya kepada anda, bagaimana anda mengajar, artinya, bagaimana anda menyampaikan sesuatu ? Dan saya bertanya apa yang terjadi ketika anda benar-benar mengajar. Bagaimanakah suasananya bila anda sedang mengajar ? Apakah suatu suasana yang kendor ataukah suasana yang tegang? Nah, jika anda belum pernah menyelidiki pikiran anda, cara kerja pikiran, tidak mungkin menyampaikan rasa penyelidikan ini kepada siswa. Tetapi jika anda telah melakukannya dalam diri anda sendiri, anda pasti akan menciptakan suasana itu. Dan saya rasa suasana itu, perhatian itu, adalah kwalitas yang sangat perlu dalam mengajar dan belajar.
Guru: Anda pernah berkata bahwa perumusan dari suatu fakta sangat berlainan dari pengalaman akan fakta itu. Nah, dalam suasana ini agaknya terdapat suatu jurang pemisah antara rumusan sesuatu dan sungguh-sungguh melakukannya. Anda juga bertanya Pernahkah anda melakukan sesuatu semata-mata karena anda menyukainya ? Bagaimana kita tanpa menyelidiki motif-motif
126
kita, tanpa semua cabang-cabang dan liku-liku sampai pada inti sari sesuatu?
Krishnamurti: Justru itulah yang sedang saya coba untuk sama- sama kita masuki. Melihat sesuatu secara total berarti berakhirnya waktu atau memahaminya. Dapatkah kita melihat, apabila terdapat motif dalam mengajar dan belajar pada tingkat manapun? Hidup adalah proses mengajar dan belajar terus-menerus : mengajar dan belajar tidak mungkin bila terdapat suatu motif, dan jika kita memiliki suatu motif, tidak mungkin terdapat keadaan mengajar dan belajar. Sekarang, perhatikanlah ini baik-baik : di dalam hakekat mengajar dan belajar itu sendiri terdapat kerendahan hati. Anda adalah guru dan anda adalah yang diajar. Jadi tidak ada murid (siswa) tidak ada guru; yang ada hanya mengajar dan belajar, yang berlangsung dalam diri saya. Saya belajar dan saya juga mengajar diri saya; seluruh proses itu adalah satu. Itu penting. Hal itu memberi daya semangat, suatu kedalaman dan akan terhalang bila saya memiliki motif. Dengan menjadi pentingnya mengajar belajar, segala yang lain menjadi nomor dua dan oleh karena itu motif pun lenyap. Apa yang penting mengusir apa yang tidak penting. Karenanya hal itu selesailah sudah: saya tidak perlu menyelidiki motif saya setiap hari.
Guru: Hal itu tidak begitu jelas bagi saya, tuan.
Krishnamurti: Pertama-tama, hidup adalah proses belajar. Hidup bukanlah berkata, "Aku telah belajar", lalu duduk bertopang dagu. Hidup adalah proses belajar dan saya tidak bisa belajar jika terdapat suatu motif. Jika sudah jelas bahwa hidup adalah proses belajar, maka motif tidak mempunyai tempat. Motif hanya mempunyai tempat jika anda menggunakan belajar untuk mencapai sesuatu. Maka fakta yang mutlak perlu ini mengusir pergi semua tetek bengek yang tidak penting, termasuk motif.
Guru: Haruskah ada perhatian terhadap yang mutlak perlu, sebagai suatu fakta?
Krishnamurti: Tetapi si fakta adalah yang pokok. Hidup adalah yang pokok. Hidup adalah "apa adanya". Kalau tidak, itu bukan
127
hidup. Jika tidak ada motif, "apa adanya" muncul. Jika anda memahami fakta penderitaan, maka "yang lain" muncul. Anda tidak dapat sampai pada "yang lain" tanpa memahami motif, yang tidak penting.
Guru: Jadi tidak mungkin ada perhatian terhadap yang mutlak perlu.
Krishnamurti: Pahamilah faktanya, fakta mana adalah nyata dan selamilah. Jika anda ambisius, jadilah ambisius sepenuhnya. Janganlah berpikir mendua. Jadilah ambisius, atau lihatlah fakta ambisi. Keduanya adalah fakta dan jika anda menyelidiki satu fakta, selamilah sepenuhnya. Jika anda menyelami fakta itu sepenuhnya, fakta itu akan mulai memperlihatkan apa yang terlihat dalam ambisi. Fakta ambisi akan mulai menyingkapkan dirinya, lalu tidak akan ada ambisi.
Kebanyakan kaum agama menciptakan teori-teori tentang fakta. Tetapi mereka tidak memahami "fakta". Setelah menetapkan suatu teori, mereka berharap teori itu akan mengusir fakta yang nyata; itu tidak mungkin. Maka janganlah mencoba menentukan sesuatu fakta sebagai penting. Lihat betapa anda tergelincir ke dalam tindakan yang keliru. Tidak ada fakta yang penting yang ada hanyalah fakta anda melihat maknanya ? Dan suatu fakta tidak menyesuaikan diri kepada fakta. Pada saat ia menyesuakan diri, ia bukan fakta.
Jika anda memandang kepada fakta dalam pertalian, dengan sesuatu, dengan apa yang dapat anda peroleh dari fakta itu, maka anda tidak akan pernah melihat fakta itu. Memandang fakta itu adalah satu-satunya yang penting. Tidak ada fakta yang lebih tinggi atau lebih rendah, yang ada hanya fakta. Tanpa ampun. Jika saya seorang pengacara, saya seorang pengacara. Saya tidak mencari- cari dalih untuk itu. Melihat fakta itu, menyelaminya, melihat motif- motifnya, fakta beserta liku-likunya akan tersingkap, lalu anda akan bebas dari padanya. Tetapi jika anda berkata, "Saya harus selalu, berkata benar", itu adalah suatu ideal. ltu adalah konsep belaka. Maka janganlah berpindah dari apa yang anda anggap fakta tidak penting kepada apa yang anda anggap fakta yang lebih penting.
128
Yang ada hanyalah fakta, bukan yang kurang atau yang lebih. Sungguh ada manfaatnya bagi anda untuk memandang hidup secara itu.
Anda melenyapkan semua khayalan, semua pemborosan enersi dari batin, otak, dengan sekali ayun. Maka batin bekerja dengan teliti tanpa suatu tipuan, tanpa kebencian, tanpa kemunafikan. Maka batin menjadi sangat jernih, tajam. Itulah caranya hidup.
129
8. TENTANG BATIN YANG BAIK
Krishnamurti: Saya rasa kebanyakan dari kita memiliki pengertian yang cukup luas tentang apa yang tengah terjadi di dunia. Meneliti perjalanan sejarah, perdamaian semu yang mengerikan, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah artinya hidup ini. Terdapat perbudakan dari kelompok-kelompok manusia; terdapat korupsi dan omongan tentang demokrasi; agama telah gagal dan hanya tahyul yang tinggal. Terdapat beban tradisi yang berat, guru kebatinan yang tak terhitung banyaknya, dukun-dukun, rahib-rahib, astrolog- astrolog. Terdapat kemiskinan, kemerosotan, kemesuman hidup. Dan terdapat pula suatu perasaan putus asa yang mendalam. Nah, melihat penderitaan yang amat besar ini, apakah jawaban kita terhadap semua itu? Terdapat orang-orang yang mengatakan bahwa yang diperlukan bukanlah suatu sistim baru atau suatu falsafah baru, melainkan suatu jenis kepemimpinan baru, suatu jenis manusia baru yang memiliki otoritas besar sekali bukan hanya dalam hal kenegaraan melainkan juga dalam kekuatan cita-citanya sendiri. Tetapi apakah kita menghendaki pemimpin-pemimpin baru? Yang kita butuhkan adalah kebebasan dari pemimpin-pemimpin.
Apakah kita melihat kebingungan yang luas ini, ketidak-seimbangan dan tekanan ekonomi dan datang ke Rishi Valley, apakah yang dapat dan harus diperbuat oleh sekolah semacam ini? Dapatkah kita membahas hal ini ? Bukan sebagai satu cita-cita, oleh karena cita-cita macam apapun juga sangat merusak. Cita-cita menghalangi kita melihat fakta-fakta dan hanyalah suatu perhatian terhadap fakta dan pengertian terhadap fakta yang membebaskan enersi yang merupakan gerak ke arah yang benar. Cita-cita hanya menumbuhkan berbagai bentuk pelarian diri. Marilah kita pertenggangkan semua ini dan melihat apa yang dapat kita lakukan di sekolah ini.
Ini bukan berarti beranjak dari yang luas kepada yang menggelikan, sebab sekolah ini adalah miniatur dari apa yang tengah terjadi di dunia dan melihat kekacauan, yang merusak kesengsaraan, penderitaan, saya rasa hanya ada satu jawaban dan jawaban itu ialah menciptakan suatu batin yang baru. Yang penting ialah suatu
130
batin yang berbeda yang akan melihat semua masalah dan menemukan suatu pemecahan dan tidak menciptakan masalah- masalah baru. Saya rasa pendidikan yang benar akan menghasilkan batin yang baik, perkembangan yang menyeluruh dari manusia dan saya rasa itulah masalah utama, bukan hanya di lembah ini saja, melainkan juga di seluruh dunia.
Bagaimana kita dapat menghasilkan batin yang baik, batin yang melihat semua hal-hal yang saling berhubungan ini, bukan hanya pada taraf yang dangkal, melainkan suatu batin yang dapat menembus ke dalam? Saya rasa masalah pendidikan ialah melihat mungkin tidaknya menumbuhkan suatu inteligensi yang bukan hasil dari pengaruh, suatu inteligensi yang bukan berarti mempelajari tehnik-tehnik tertentu dan mencari nafkah untuk hidup. Hal-hal itu adalah bagian dari pendidikan, tetapi sudah tentu bukan satu- satunya fungsi pendidikan, bukan? Nah, bagaimanakah anda mendidik seorang anak sehingga ia mampu menghadapi hidup dan bukan hanya menyesuaikan diri terhadap pola-pola masyarakat yang telah mapan, terhadap cara-cara bertindak yang tertentu ? Sehingga ia dapat melangkah lebih jauh, lebih dalam menyelami seluruh masalah hidup ?
Saya tidak tahu apakah anda pernah mempertenggangkan apakah batin yang baik itu. Adakah batin yang baik itu batin yang mampu menyimpan apa yang di bacanya dan bekerja dari ingatan ? Otak elektronik melakukan hal ini dengan sangat mengagumkan. Ia menghitung dengan kecepatan yang menakjubkan soal-soal matematika yang paling rumit. Saya dengar kerjanya seperti kerja otak manusia, melakukan perhitungan-perhitungan yang diinginkan.
Adakah batin yang baik itu batin yang mengulang-ulang, seperti gramopon, apa yang dikatakan kepadanya? Itulah pendidikan kita, bukan ? Mempelajari fakta-fakta, tanggal-tanggal, mengulanginya setahun sekali ketika si anak menempuh ujiannya. Dapatkah ini dinamakan menumbuhkan batin yang baik ? Namun, bukankah ini yang kita semua lakukan bila kita mengajar ? Jadi, sekedar menambah pengetahuan, yang sesungguhnya adalah pemupukan ingatan, hanyalah merupakan proses penambahan belaka. Ia tidak menghasilkan batin yang jernih dan baik, bukan ? Secara negatif,
131
kita dapat melihat bahwa sekedar memupuk ingatan tidak mendatangkan batin yang baik, sekalipun sebagian besar dari hidup kita berdasarkan atas hal ini. Namun, kita harus memiliki ingatan, kita harus memiliki ingatan yang sangat baik untuk mengingat hal-hal tertentu, untuk menjadi tehnisi yang baik. Maka, di titik manakah ingatan mengganggu batin yang baik yang mampu menjelaskan, menyelidiki dan menemukan? Pada titik manakah ingatan merintangi kebebasan yang sejati?
Saya tidak tahu apakah anda pernah mempertenggangkan orang yang menemukan pesawat jet. Ia harus memahami lebih dulu seluruh seluk-beluk mesin baling-baling. Ia harus mengetahuinya, tetapi setelah mengetahuinya, ia harus menyampingkannya untuk dapat menemukan sesuatu yang baru. Para ahli, sebelum mereka menemukan sesuatu yang sungguh-sungguh baru, hanyalah sekedar meneruskan suatu tehnik yang lebih baik dan lebih rumit, tetapi jika seseorang ingin menciptakan sesuatu yang baru, ia harus melepaskan yang lama.
Guru: Tuan, anda mengatakan bahwa melihat suatu fakta akan mengantar pada pengetahuan dalam arah yang benar, sedangkan cita-cita mengantar pada pelarian. Dapatkah anda lebih menjelaskan pernyataan itu?
Krishnamurti: Bagaimana cita-cita terjadi, dan apakah perlunya cita-cita? Cita-cita tentang apa yang seharusnya ada, yang berlainan dengan fakta, membatasi batin dan membuatnya statis. Jika seorang anak hanya menyesuaikan diri dengan cita-cita tertentu, dengan kata-kata dari guru-guru tertentu, dengan kata- kata ayahnya, kakeknya, pamannya dan seterusnya, maka hal itu menghambat enersi dan membatasi pengetahuan, bukan? Semua penyesuaian diri membatasi pengetahuan, Jika saya seorang guru kesenian dan saya mengajar anak-anak untuk meniru, yang merupakan imitasi, hal itu tidak sungguh-sungguh membantu penglihatan dan ungkapan yang kreatif, bukan ? Nah, sekarang mari kita lihat apa yang terjadi bila terdapat persepsi akan fakta. Saya melihat bahwa saya bodoh. Terdapat persepsi, keinsyafan, kesadaran akan fakta bahwa saya bodoh Berarti, bahwa saya tidak memberi penjelasan-penjelasan atau mengajukan suatu pendapat
132
mengenai kebodohan saya dan dengan demikian melarikan diri melalui penjelasan. Mengamati suatu fakta tanpa sikap membenarkan atau menyalahkan akan melepaskan enersi yang luar biasa. Nah, Adakah pelepasan enersi melalui penyesuaian diri, melalui dorongan motif, melalui sikap sekedar menerima ? Dan dapatkah kita bekerja dalam kerangka sikap menerima itu ?
Guru: Secara fisik, memang ada.
Krishnamurti: Adakah enersi fisik dilepaskan dengan penyesuaian diri? Apakah motif yang ada di belakang dorongan yang luar biasa di dalam diri kebanyakan dari kita untuk menyesuaikan diri dengan suatu pola ? Apakah dorongan yang menekan di belakangnya ? Nyata sekali motif itu adalah keinginan untuk merasa aman, bukan? Rasa aman dalam hubungan anda dengan isteri anda, dengan suami anda, dalam pandangan yang baik di mata masyarakat atau seorang teman. Semua ini menunjukkan keinginan bukan hanya untuk rasa aman secara ekonomis tetapi juga rasa aman dan rasa pasti secara mental-batiniah, bukan?
Guru: Tuntutan akan rasa aman adalah keinginan untuk memiliki ketentraman batin.
Krishnamurti: Saya membutuhkan rasa aman sampai taraf tertentu. Saya mesti punya pekerjaan. Jika saya tidak tahu pasti bahwa saya nanti akan makan, saya tidak akan duduk bicara di sini. Apakah keinginan akan kedamaian berarti bahwa kita harus memiliki batin yang tak pernah akan goncang? Dan mengapa kita tak boleh goncang ? Apa salahnya kalau kita goncang? Banyak di dunia ini yang goncang. Mengapa kita tak boleh goncang? Dan, bukankah batin yang berkata, "Saya tidak boleh goncang", sesungguhnya batin yang mati ? Tak mungkin ada keadaan batin yang berkata, "Saya sungguh-sungguh aman", tak mungkin ada batin yang begitu yakin bahwa ia tak akan goncang. Saya rasa itulah macam batin yang diinginkan oleh sebagian besar dari kita, dan itulah sebabnya mengapa kita menyesuaikan diri tak henti- hentinya. Jika anda punya anak, anda ingin agar ia menyesuaikan diri dengan pola masyarakat, oleh karena anda tidak suka ia menjadi seorang revolusioner. Maka, saya bertanya apakah yang
133
ada di belakang tuntutan akan rasa aman ini, rasa pasti, harapan, di mana tercakup pula keputus-asaan?
Kita akan kembali kepada masalah itu dengan cara lain. Saya hanya bertanya dalam hati, mengapa ada dorongan ini ? Apakah itu rasa takut? Saya takut tidak mampu memberi nafkah keluarga saya dan oleh karena itu saya berpegang erat-erat pada pekerjaan saya. Saya takut isteriku tak akan rnengurus saya, atau suamiku tak akan mengurusi saya. Saya memiliki harta benda. Saya takut harta benda itu dibawa orang pergi. Di belakang ancaman itu terdapat suatu rasa takut, suatu keinginan untuk rasa aman.
Guru: Kita hanya dapat merasa aman apabila tak ada rasa takut.
Krishnamurti: Tunggu dulu. Mungkinkah itu? Anda tahu apa rasa takut itu. Jika sebagian besar dari kita bebas dari semua rasa takut, tahukah anda apa yang akan terjadi? Kita akan melakukan tepat segala yang kita inginkan. Rasa takut menahan kita, bukankah demikian ? Tetapi kita bertanya apakah batin yang merasa takut, cemas, akan pernah merasa aman? Saya mungkin memiliki pekerjaan yang baik, saya mungkin mencintai isteri saya atau suami saya, tetapi adakah saya merasa aman selagi rasa takut ini terus berlangsung dalam diri saya? Untuk tidak memiliki rasa takut, yaitu suatu keadaan yang luar biasa, berarti bebas dari masalah rasa aman. Mungkinkah batin memahami rasa takut dan bebas dari rasa takut? Apapun yang dilakukan oleh batin yang demikian, oleh karena ia bebas, adalah tindakan yang benar.
Bagaimana anda akan mendidik sekelompok anak untuk tidak mengenal takut? Yang tidak berarti bahwa mereka dapat berbuat sesuka hati mereka — melainkan bebas dari rasa ngeri, rasa cemas? Tidakkah ini akan melepaskan sejumlah enersi yang amat besar?
Bagaimanakah anda akan mulai mendidik si anak ? Anda takut dan anda melihat bahwa rasa takut sangat mengganggu. Rasa takut adalah suatu bentuk penghancuran yang paling buruk. Bagaimana saya mendidik seorang anak untuk tidak memiliki rasa takut? Apakah yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk
134
mewujudkannya ke dalam tindakan? Apakah dengan mengijinkan si anak berpikir bebas? Anda melihat betapa pentingnya untuk tidak memiliki rasa takut, oleh karena hidup dalam keadaan takut berarti mati. Baik rasa takut yang disadari waupun tak disadari, ia mengganggu batin anda. Bagaimana anda akan membantu seorang anak untuk tidak merasa takut, namun mampu hidup bersama orang lain ? Ia tak dapat berbuat sesuka hatinya, ia tak dapat berkata, "Saya tak perlu masuk sekolah oleh karena saya tidak kenal takut". Jadi, apakah yang membuat seorang anak, seorang siswa itu bebas ? Apakah yang memberinya kesan yang mendalam bahwa ia bebas, bukan untuk berbuat sesuka hatinya, tapi bebas. Jika seorang anak merasa bahwa anda sungguh- sungguh memikirkan kebutuhannya, bahwa anda memperhatikan kepentingannya, bahwa ia sungguh-sungguh merasa nyaman bersama anda, sepenuhnya merasa aman di dekat anda, bahwa ia tidak takut terhadap anda, maka ia akan menghormati anda dan ia akan mendengarkan anda oleh karena anda memperhatikan kepentingannya dan ia percaya sepenuhnya kepada anda. Maka ia tak akan menentang apa yang anda katakan kepadanya. Jadi, bukalah pintu baginya untuk tidak mengenal takut. Lalu bagaimana anda akan melangkah ? Pertama-tama anda harus menanamkan suatu hubungan dengan siswa, biarlah ia merasa bahwa anda sungguh-sungguh memperhatikan kepentingannya bahwa ia bisa sepenuhnya merasa nyaman bersama anda dan oleh karena itu ia bisa sepenuhnya kerasan dan merasa aman. Ini bukan suatu teori, bukan suatu ide. Apa yang anda lakukan bila murid anda gagal dalam suatu ujian ? Seorang anak mungkin tidak secepat anak yang lain, namun ia harus belajar. Bagaimana anda mendorong belajar tanpa rasa takut ? Jika anda berkata seorang anak lebih baik dari yang lain, itu akan menimbulkan rasa takut. Bagaimana anda menghindari semua ini, namun membantu si anak untuk belajar? Anak itu datang dari suatu lingkungan keluarga di mana ia dibesarkan dalam suasana yang lain. Seluruh hidupnya telah diatur untuk berhasil, untuk sukses, dan ia datang kemari dengan seluruh latar belakang rasa takut dan persaingan yang dimilikinya. Bagaimana anda akan membantunya?
Guru: Anda dapat membantunya belajar menurut kemampuan pribadinya.
135
Krishnamurti: Mari kita maju perlahan-lahan. Bagaimana melakukannya? Sekolah ini ada dalam tangan anda. Anda harus menciptakan sesuatu daripadanya. Mengajar adalah sesuatu yang kreatif, ia bukan sekedar sesuatu yang anda pelajari lalu anda ulang-ulang. Bagaimana anda dalam kelas akan mengajar anak- anak yang anda kasihi? Ingat bahwa mereka tidak tertarik untuk belajar. Mereka ingin bersenang-senang. Mereka ingin bermain bola, mengamati burung-burung, dan kadang-kadang saja melihat- lihat buku. Faktanya ialah bahwa mereka ingin melakukan apa yang paling indah. Jika anda membiarkan mereka, semakin mereka merasa aman dengan anda semakin mereka akan memperalat anda. Bagaimana anda membantu mereka belajar? Anda harus mencari jalan untuk mengajar mereka, dan hal itu akan melepaskan enersi anda untuk menyusun cara-cara membuat mata pelajaran- mata pelajaran menarik bagi si anak.
Sebelum anda mulai dengan seorang anak, bagaimanakah keadaan batin anda yang ingin menolong si anak mempelajari mata pelajaran yang tidak disukainya?
Guru: Terdapat dorongan untuk membagi pengetahuan anda dengan si anak.
Krishnamurti: Saya ingin anak-anak ini belajar oleh karena belajar adalah bagian dari hidup, dan si anak hanya dapat belajar apabila tidak terdapat rasa takut. Saya harus mengajar si anak sehingga ia belajar tanpa rasa takut, yang berarti bahwa diri saya harus meledak dengan perasaan ingin membagi dengan si anak. Tahukah anda keadaan batin yang ingin membagi dengan orang lain ? Bahwa perasaan itu agaknya adalah perasaan yang benar. Tahukah anda apa artinya? Faktanya ialah bahwa saya tahu lebih banyak, si anak tahu lebih sedikit, dan saya mempunyai perasaan bahwa ia harus belajar, bahwa ia harus mampu menerima. Kita berdua belajar, yang berarti bahwa kita menghayati bersama suatu pengalaman. Maka si anak dan saya telah berada dalam keadaan berhubungan. Sekali saya menanamkan hubungan atau komunikasi yang benar antara diri saya dengan si anak, ia akan belajar, oleh karena ia menaruh kepercayaan kepada saya.
136
Guru: Guru mungkin sangat suka kepada si anak, namun si anak masih saja tidak mau belajar, si anak tidak tertarik.
Krishnamurti: Saya meragukannya. Jika si anak menaruh kepercayaan kepada anda, menurut pendapat anda tidakkah ia akan mempelajari setiap mata pelajaran yang anda inginkan untuk dipelajarinya ? Yang kita coba lakukan ialah menegakkan suatu hubungan. Jika hal itu mungkin, maka tidakkah saya akan menyampaikan kepada si anak pentingnya mempelajari suatu mata pelajaran ?
Pagi ini ketika kita mulai bicara, tidak terdapat hubungan antara si pembicara dan pendengar. Sekarang kita sedikit banyak telah menegakkan suatu hubungan, dan kita mencoba memecahkan masalah ini bersama. Tidak dapatkah kita melakukan yang sama dengan anak-anak ?
137
9. TENTANG PENDEKATAN SECARA NEGATIF
Krishnamurti: Menurut pendapat anda apakah sebenarnya pendidikan yang benar itu, bukan untuk sekelompok anak tertentu, anak orang kaya atau anak orang miskin, anak desa atau anak kota, melainkan anak pada umumnya? Bagaimana anda akan membesarkan seorang anak, sedangkan anda mengetahui bahwa dinding-dinding nasionalisme begitu destruktif dan memecah belah manusia ?
Mesin-mesin akan mengambil alih pekerjaan manusia dan manusia akan mempunyai waktu luang lebih banyak. Akan terdapat otak- otak elektronis, mesin-mesin yang dapat berjalan sendiri. Manusia akan mempunyai waktu luang banyak sekali, mungkin tidak dalam waktu dekat, tetapi limapuluh atau seratus tahun lagi. Memperhatikan kemajuan teknologi, sistematisasi yang makin meluas, penerimaan akan otoritas dan tirani di dunia, kemanakah seharusnya arah pendidikan menurut pendapat anda ? Kemanakah arah seluruh perkembangan manusia menurut pendapat anda ? Apakah yang anda inginkan agar siswa menemukannya sendiri ?
Adakah pertanyaan-pertanyaan ini sia-sia ? Jika anda memikirkannya dengan serius, apakah jadinya reaksi anda ? Mesin- mesin akan mengambil alih. Seorang guru yang sempurna, yang sungguh-sungguh baik dalam mata pelajarannya, dapat mengajar sebuah kelas dan ajarannya dapat direkam pada sebuah pita dan dibagi-bagikan ke seluruh dunia sedangkan guru yang sedang- sedang saja dapat menggunakannya dan mengajar siswa. Maka, tanggung jawab mengajar secara baik dapat dilepaskan dari tangan perseorangan, meskipun anda membutuhkan seorang guru. Anda mungkin berkata bahwa apa yang akan terjadi lima puluh tahun yang akan datang bukan masalah anda sekarang. Tetapi seorang pendidik yang sungguh-sungguh baik haruslah memikirkan bukan hanya hal-hal yang mendesak, tetapi juga mempersiapkan diri untuk masa depan — masa depan bukan berarti hari esok, atau seribu hari sesudah esok, melainkan kecenderungan perkembangan yang luar biasa dari batin. Saya rasa anda hidup dari hari ke hari hal-hal yang mendesak ini kejam, melelahkan, dan
138
anda berkata, "Mengapa saya harus bersusah-susah tentang apa yang akan terjadi?" Tetapi jika anda memiliki seorang anak, jika anda seorang guru dengan siswa-siswa, jika anda tidak memiliki pemahaman yang menyeluruh akan semua ini, anda tak dapat melihat dan memahami arti pendidikan. Apa yang akan terjadi setelah anda mendidik anak-anak laki-laki dan perempuan ini semua? Anak-anak perempuan akan menikah dan lenyap ke dalam dunia yang maha luas. Mereka akan terisap ke dalam masyarakat. Apa gunanya mendidik mereka? Dan anak-anak laki-laki akan memperoleh pekerjaan. Mengapa anda harus mendidik mereka untuk menyesuaikan diri ke dalam masyarakat yang bobrok ini ? Mengajar mereka bagaimana caranya bersopan santun, bagaimana menjadi lemah lembut dan ramah tamah itukah tujuan pendidikan? Ambillah gambaran keseluruhan dari apa yang tengah terjadi di dunia, bukan hanya di India. Melihat gambaran keseluruhan ini serta memahaminya, apakah yang akan anda lakukan?
Jika anda tidak memiliki jawaban yang menyeluruh terhadap seluruh masalah ini, sekedar mengutik-utiknya untuk memperbaiki metoda mengajar saja hanya mempunyai arti sedikit sekali. Dunia ini sedang terbakar, dan sebagai orang yang terdidik anda harus mempunyai jawaban yang benar terhadap hal-hal ini; sebagai seorang manusia anda harus mempunyai jawaban terhadapnya, dan jika anda mempunyai jawaban, suatu perasaan akan keseluruhan hal yang buruk ini, maka jika anda mengajarkan matematika, menari atau menyanyi, hal itu akan penuh arti.
Guru: Tuan, jika saya tidak memiliki keutuhan perasaan terhadap sesuatu ini, apakah menurut pendapat anda perasaan itu akan timbul bila saya mengerjakan sesuatu dan mengerjakannya secara baik ?
Krishnamurti: Saya ingin anda berpegang pada fakta.
Guru: Dengan menepati waktu, mempelajari tehnik-tehnik belajar sebelum saya mengajar dan melakukannya secara sempurna, apakah hal itu akan membantu timbulnya kwalitas perasaan yang utuh itu ?
139
Krishnamurti: Begitukah? Memang penting bahwa saya menepati waktu, bahwa saya mempelajari mata pelajaran saya sebelum saya mengajar — kita semua memahami hal itu. Dan anda bertanya, apakah hal itu akan membawa kepada perasaan yang menyeluruh akan semua ini?
Guru: Saya merasa ada kesamaannya — tidak pasti harus begitu — bila saya mempelajari sesuatu dengan perhatian.
Krishnamurti: Anda telah bergeser dari melakukan sesuatu, dari menepati waktu dan sebagainya itu, kepada “perhatian". Apakah yang anda maksud dengan perhatian ? Saya mungkin memberi arti tertentu kepada perhatian dan mungkin anda tidak. Saya akan menggarap matematika dan saya akan menepati waktu. Saya akan sangat penting dan sangat lembut dan penuh kasih sayang, memberi semangat kepada siswa, menjauhkannya dari sikap bersaing. Apakah anda menamakan itu batin yang penuh perhatian?
Guru: Saya rasa demikian, tuan. Dengan menolong siswa untuk tidak bersaing, terdapat suatu kwalitas perhatian.
Krishnamurti: Apakah artinya itu? Anda bukan hanya menaruh perhatian terhadap mata pelajaran anda dan terhadap hubungan anda dengan siswa, tetapi juga menaruh perhatian terhadap alam, terhadap peristiwa-peristiwa dunia dan kecenderungan- kecenderungan dunia, bukan hanya terhadap kebobrokan perseorangan dan cita-cita perorangan, tetapi juga terhadap kelompok. Tetapi jika anda berkata anda menaruh perhatian oleh karena anda masuk kelas tepat pada waktunya, itu tidak ada artinya.
Dapatkah anda mengajukan pertanyaan itu secara lain? Mungkinkah memiliki pemahaman yang menyeluruh ini tanpa rasa takut? Dalam membahas kemungkinan akan pemahaman seperti itu dan menemukannya, dapatkah kita kemudian beralih kepada kegiatan sehari-hari, dan bukan sebaliknya? Nah, bagaimana anda akan membahasnya ?
140
Dari mana kita memperoleh enersi kita ? Jika kita makan sejumlah tertentu makanan, kita memiliki vitalitas tertentu, tetapi vitalitas itu bukanlah yang membuat kita hidup, berfungsi dan sadar. Bagaimana kita memperoleh enersi, enersi psikologis, enersi yang menggerakkan ? Kebanyakan orang memperoleh enersi itu dengan memiliki suatu tujuan suatu ego, dengan mempertahankan suatu visiun, suatu ideal, sesuatu yang harus dikerjakan, suatu hasil. Hal itu memberi kita enersi yang menakjubkan. Lihatlah semua orang suci dan Para politisi; keinginan untuk sukses memberi mereka enersi yang amat besar. Orang yang memiliki suatu cita-cita dan berpendapat bahwa cita-cita itu harus ditegakkan di dunia, akan melangkah maju dalam dunia. la mendapatkan enersi psikologisnya lepas dari keadaan tubuhnya oleh karena itulah apa yang harus dilakukannya, oleh karena ia berpikir hal itu baik untuk orang lain, dan dari situ ia memperoleh enersi yang melimpah. Dan jika ia tak berhasil ia merasa kecewa, murung, tidak bahagia, tetapi menutupinya dan berjalan terus. Kebanyakan orang memperoleh enersi dengan menginginkan suatu hasil, dengan menginginkan mencapai suatu kedudukan, memenuhi suatu ambisi atau cita- cita. Mereka memperoleh enersi dengan kekecewaan, frustrasi dan keputusasaan yang menyertainya. Di sinilah letak kehancuran enersi.
Jika anda tertarik pada tuhan, anda ingin menciptakan tuhan yang paling indah di dunia dan anda memacu diri anda, anda melelahkan diri anda, dan jika dorongan itu menjadi kesia-siaan, keputus- asaan, anda menjadi murung. Jadi anda mempertemukan enersi yang hidup dengan enersi yang negatif, yaitu kemurungan, penderitaan sehingga terdapatlah pertentangan yang berjalan terus.
Guru: Tuan, tidakkah enersi akan musnah apabila kita tidak tertarik pada apa yang kita kerjakan ? Misalnya, bila seorang tukang kebun tertarik pada pekerjaan berkebun terdapatlah enersi. Bukankah ini enersi yang sesungguhnya, sedangkan yang lain itu bukan enersi sama sekali ?
Krishnamurti: Tukang kebun yang malang itu juga akan murung jika ia tak dapat memperoleh apa yang dikehendakinya. Anda menghubungkan rasa tertarik dengan enersi dari tiadanya rasa
141
tertarik dengan tiadanya enersi. Sangat sedikit di antara kita yang betul-betul tertarik pada apa yang tengah kita lakukan.
Kebanyakan dari kita memperoleh enersi dari keinginan akan rasa aman, dari cita-cita, dari mengejar suatu hasil, pemenuhan ambisi dan sebagainya. Bagi kebanyakan dari kita itulah enersi. Bagi orang yang menyibukkan dirinya dengan berbuat kebaikan, kegiatannya itu memberi enersi yang amat besar dan bila ia tidak berhasil ia akan putus asa; kedua hal itu selalu bergandengan. Enersi demikian selalu membawa serta kemurungan, frustrasi.
Dalam menyadari bahwa enersi dalam bentuk ini sangat destruktif, tidakkah anda menyelidiki untuk menemukan suatu enersi yang tidak disertai kemurungan, putus asa, frustrasi? Adakah enersi yang demikian? Kita tahu enersi biasa dengan segala kekusutannya, dan kita melihat enersi yang dihasilkan dengan mengejar suatu hasil; dan jika kita melihat itu, kita menyampingkannya, maka tidakkah hal itu sendiri akan membawa penyelidikan mengenai ada tidaknya suatu bentuk enersi lain yang tidak disertai putus asa ? Itulah masalahnya. Pandanglah soal itu sejenak, renungkanlah, dan marilah kita kembali kepada pertanyaan pertama. Melihat dunia ini terbakar dan tenggelam dalam kebingungan, dan setiap politisi mencoba menambalnya dan setiap tambalan mengandung lubang di dalamnya — melihat keadaan yang menyeluruh ini, kita harus mempunyai jawaban yang menyeluruh. Dan bagaimanakah anda, sebagai pendidik, menjawabnya ? Apakah anda menjawabnya dengan enersi yang destruktif atau dengan enersi yang tidak destruktif?
Guru: Apakah enersi yang demikian itu, yang tidak memiliki bayangan kehancuran di dalamnya ?
Krishnamurti: Jangan ajukan pertanyaan itu. Jangan sekali-kali mengajukan pertanyaan yang positif. Ajukan selalu pertanyaan yang negatif untuk dapat menemukan jawaban yang positif yang bukan merupakan jawaban dari hal yang sebaliknya.
Nah, apakah berpikir negatif itu? Apakah enersi yang tidak destruktif ini? itu adalah pertanyaan yang positif.
142
Apakah enersi yang menyeluruh ini? Bolehkah kita menggambarkan enersi menyeluruh yang tidak destruktif ini, dan dapatkah saya menggambarkannya? Jika saya menggambarkannya, tidakkah itu hanya berarti kata-kata, teoretis bagi orang lain?
Enersi menjadi sesuatu yang destruktif pada saat anda ingin mencapainya. Keinginan mencapainya menjadi tujuan yang anda perjuangkan dan jika anda tidak mencapainya, anda putus asa. Jadi pertanyaan anda adalah pertanyaan yang salah, dan jika kita tidak sangat hati-hati, suatu jawaban yang salah pula akan dihasilkannya. Maka, bagaimanakah seharusnya pertanyaan yang berikutnya, "Bagaimana anda akan menolong saya untuk mengalami enersi yang menyeluruh ini?" Jika saya dapat menolong anda, anda akan bergantung pada si penolong, dan si penolong mungkin salah. Jadi, bagaimana anda akan mengajukan pertanyaan itu?
Guru: Mungkinkah di dalam komunikasi kita mengalami enersi yang menyeluruh ini pada saat sekarang?
Krishnamurti: Anda dapat mengajukan pertanyaan yang sama secara lain. Anda selamanya mengajukan pertanyaan yang positif mengenai sesuatu yang tidak anda ketahui. Pertanyaan anda tak berhubungan dengan masalahnya. Nah, bagaimana anda akan mengajukan pertanyaan itu ?
Guru: Apakah maksud anda akan berkata bahwa pertanyaan yang benar seharusnya, "Bila saya melihat sifat destruktif dari enersi ini ...... "
Krishnamurti: Lihatlah kepalsuan dari enersi yang destruktif ini; di dalam hal itu sendiri terletak jawabannya. Anda tak dapat meninggalkan sifat destruktif dari enersi ini dan mengatakan bagaimana yang lain itu.
Dapatkah anda berhenti berputar-putar menciptakan enersi destruktif ? Maka anda tidak akan bertanya bagaimana yang lain itu. Apa yang bisa anda tanyakan ialah, "Mungkinkah menghentikan
143
enersi destruktif yang diciptakan sendiri ini ?" Anda tak dapat menyelidiki enersi secara positif, pendekatannya haruslah secara negatif; memahami fakta itu secara negatif, bukan secara positif, untuk dapat sampai pada yang lain — oleh karena anda tidak tahu yang lain itu. Maka pendekatan anda harus secara negatif dalam arti bahwa anda melihat sifat yang nyata dari enersi yang menghancurkan diri sendiri ini.
Dapatkah saya memahami secara negatif? Dapatkah saya mempelajari suatu tehnik, dan dapatkah batin membebaskan dirinya dari tehnik itu tanpa imbalan? Maka batin terbuka untuk suatu pola enersi yang berlainan.
Seluruh dunia berada dalam kekacauan yang amat luas, dalam kebingungan. Untuk mempunyai jawaban yang menyeluruh terhadapnya, anda harus memiliki enersi dari kwalitas yang lain dari pada enersi biasa yang anda kenakan pada suatu problem. Pendekatan yang biasa terhadap suatu problem ialah dalam kerangka harapan, rasa takut, sukses, pemenuhan dan sebagainya, dengan keputus-asaan yang menyertainya. Ini jelas sekali. Ini adalah fakta psikologis. Kita menghadapi masalah dunia dan anda harus mendekatinya bukan dengan enersi dari putus asa melainkan dengan enersi yang tak dinodai oleh putus asa. Untuk sampai pada enersi yang tidak destruktif itu, batin harus bebas dari enersi putus asa. Ini adalah masalah dunia. Bagaimana anda menjawabnya ? Apakah anda menjawabnya secara idealistik dengan tujuan, keinginan dan perasaan, "Inilah yang benar yang harus kulakukan?" Jika demikian, anda menjawabnya dengan enersi dari putus asa. Atau apakah anda, memandangnya dengan enersi yang sama sekali berlainan? Jika anda melihat masalah yang menyeluruh itu dengan enersi yang baru itu, anda akan memiliki jawaban yang benar.
Guru: Saya ingin membahas lebih banyak masalah penyampaian perasaan yang anda singgung-singgung: Bahwa kita mengabdikan melalui pendidikan kita enersi dari putus asa dan oleh karena itu pendidikan yang demikian adalah sia-sia. Dapatkah kita mendidik menurut pengertian yang diterima umum, namun memiliki yang lain itu ? Dapatkah seseorang yang terlihat dalam tugas mengajar suatu
144
mata pelajaran tertentu mengajarkannya secara sempurna, namun memperoleh perasaan yang menyeluruh dan total itu? Dapatkah ia melakukannya tanpa motif, dengan perhatian yang menyeluruh terhadap apa yang sedang dikerjakannya dengan perasaan cinta ? Apakah hal itu akan membantu batin agar terbuka untuk sumber enersi yang baru itu ?
Krishnanaurti: Anda mengetengahkan anggapan-anggapan, itu bukan fakta. Anda lihat, anda tidak memiliki cinta. Sekali-sekali terdapat lubang di antara awan-awan dan anda melihat cahaya terang, tetapi hanya sekali-sekali saja. Anda tidak berurusan dengan fakta, tapi anda berurusan dengan anggapan-anggapan. Jika anda menggarap fakta, maka anda dapat menjawab.
Pernyataan pokok itu tidak cukup, "Saya menaruh perhatian kadang-kadang, saya menyinta tanpa menginginkan sesuatu sebagai balasan". Anda mungkin melakukannya kadang-kadang, tetapi anda harus melakukannya selama tigaratus enampuluh lima hari, bukan hanya sehari.
Guru: Seperti saya lihat, apapun yang saya lakukan, saya ingin memasukkan "plus" ke dalamnya.
Krishnamurti: Anda tak dapat menaruh "plus" ke dalam "minus", anda tak dapat menaruh hal yang kreatif ke dalam yang destruktif. Enersi yang destruktif harus berakhir, supaya yang kreatif dapat masuk.
Anda punya waktu, anda punya waktu luang untuk meditasi dan tanpa menjadi sentimentil anda harus menemukan enersi destruktif dalam diri anda. Itu adalah proses kesadaran yang terus-menerus, membiarkan jendela tetap terbuka bagi yang lain itu. Ini adalah proses yang menyeluruh sepanjang waktu.
Diperlukan suatu suasana psikologis, yang berarti hubungan dalam mengajar, dan hal itu membutuhkan kehalusan. Anda tak dapat memiliki kehalusan dan kelenturan jika anda mempunyai tujuan dalam hati. Jika anda berpikir dengan bertolak dari suatu
145
kesimpulan, dari suatu pengalaman, mengetahui tehnik-tehnik yang amat banyak, anda tak dapat memiliki kelenturan, kehalusan.
Pernahkah anda bicara dengan seorang yang terpaku dalam-dalam pada suatu ideal, pada suatu dogma? Ia tidak mempunyai kelenturan, tidak mempunyai kehalusan. Untuk mendatangkan kehalusan, kelenturan, batin tidak boleh mempunyai tambatan.
Guru: Mungkinkah kita mengatur keadaan begitu rupa sehingga kelenturan dan kehalusan ini timbul? Tidak selalu mungkin menciptakan hal ini di dalarn organisasi.
Krishnamurti: Bagaimana kita bisa tidak menciptakan pertentangan maupun perlawanan dalam hubungan? Bagaimana caranya mendatangkan suatu perasaan sama? Jika anda dapat menanamkan perasaan itu, lalu apakah langkah selanjutnya? Adakah langkah berikut ?
Pertama-tama, mungkinkah menegakkan perasaan saling percaya dalam suatu organisasi? Untuk menegakkan itu dibutuhkan inteligensi yang tinggi di pihak saya dan di pihak orang lain.
Guru: Seperti kata anda, masalahnya adalah bagaimana menegakkan hubungan tanpa perasaan tinggi atau rendah dan dengan kesadaran akan perasaan yang menyeluruh ini.
Krishnamurti: Kita tidak tahu apa-apa tentang perasaan yang menyeluruh ini. Tetapi kita tahu sifat destruktif dari bentuk-bentuk enersi tertentu, dan batin mencoba meloloskan diri dari padanya.
Kita tahu bahwa harus terdapat persamaan, dan bahwa persamaan itu diingkari bila terdapat pemecahan, kelompok-kelompok, bila kita hanya berfungsi pada tingkat ekonomis dan bila tak terdapat pemahaman akan sifat enersi yang destruktif. Yang harus ditegakkan bukan persamaan ekonomis, melainkan persamaan di semua tingkat. Jika kita tidak menegakkannya dari saat permulaan sekali dan menegakkannya juga dalam diri kita sendiri, kita tidak mempunyai kontak. Dapatkah kita meluangkan waktu untuk membahas bagaimana menegakkan persamaan dalam arti
146
demikian, bukan persamaan tehnik? Dapatkah kita bertemu untuk menegakkan di antara kita rasa persamaan ini dimana semua perbedaan lenyap? Maka kita akan bebas. Kita harus yakin benar- benar bahwa setidak-tidaknya beberapa di antara kita telah melangkah di jalan ini. Beberapa dari kita mungkin berjalan perlahan-lahan, beberapa berjalan cepat, namun arahnya sama dan arah itu ialah kwalitas. Hal itu sesungguhnya berarti memalingkan muka dari dunia. Jika anda melihat akibat-akibat yang melumpuhkan dari enersi keputus-asaan, anda harus menolaknya. Jika anda menghayati hal ini, berarti bahwa hubungan anda dengan dunia sama sekali berlainan, dan hal itu membuka pintu yang amat banyak.
147
10. TENTANG MEDITASI DAN PENDIDIKAN
Apakah kita ini makhluk manusia atau ahli-ahli? Profesi kita menyita seluruh hidup kita dan kita menyediakan waktu sangat sedikit untuk memupuk atau memahami batin, yang berarti hidup. Profesi lebih dulu, kemudian baru hidup. Kita mendekati hidup dari sudut pandangan profesi, pekerjaan, dan menghabiskan hidup kita di dalamnya dan pada akhir hidup kita, kita beralih pada meditasi, pada sikap batin yang kontemplatif.
Apakah kita hanya sekedar pendidik-pendidik ataukah kita manusia yang melihat pendidikan sebagai suatu cara yang benar dan penting untuk membantu manusia menumbuhkan batin yang menyeluruh? Hidup mendahului mengajar. Seorang yang menjadi spesialis — spesialis hidung dan tenggorokan menghabiskan seluruh hari-harinya memeriksa hidung-hidung dan tenggorokan dan sudah tentu batinnya dipenuhi oleh tenggorokan dan hidung- hidung dan hanya kadang-kadang saja ia dapat berpikir tentang meditasi atau memandang kebenaran.
Dapatkah kita mendalami masalah meditasi, sebagai suatu cara pendekatan yang total menyeluruh tehadap hidup, yang berarti pula memahami apa meditasi itu? Saya tidak tahu adakah di antara anda yang melakukan meditasi, dan saya tidak tahu apakah arti meditasi bagi anda. Peranan apakah yang dimiliki meditasi di dalam pendidikan dan apakah yang kita maksudkan dengan meditasi? Kita menaruh begitu banyak arti pada pencapaian suatu gelar, memperoleh pekerjaan, keamanan finansiil; itulah seluruh pola pikiran kita. Dan meditasi, penyelidikan yang sesungguhnya mengenai apakah ada tuhan, mengamati, mendalami keadaan yang tak terukur itu, sama sekali bukan merupakan bagian dari pendidikan kita. Kita harus menemukan apa yang kita maksud dengan meditasi, bukan bagaimana caranya berrneditasi. Ini adalah cara yang tidak dewasa dalam melihat meditasi. Jika kita dapat membabarkan apakah meditasi itu, maka proses pembabaran itu sendiri adalah meditasi.
148
Apakah meditasi itu, dan apakah berpikir itu? Jika kita menyelidiki apakah meditasi itu, kita harus menyelidiki pula apakah berpikir itu. Kalau tidak dengan bermeditasi saja tanpa mengetahui apakah proses berpikir itu, berarti menciptakan suatu khayalan, suatu tipuan, yang tidak mempunyai kenyataan apa-apa. Jadi untuk sungguh-sungguh memahami atau menemukan apakah meditasi itu tidaklah cukup sekedar mempunyai penjelasan-penjelasan yang hanya merupakan kata-kata dan oleh karena itu sedikit sekali artinya; kita harus mendalami seluruh proses berpikir.
Berpikir adalah jawaban dari ingatan. Batin menjadi budak dari kata-kata, budak dari lambang-lambang, dari ide-ide, dan pikiran adalah kata-kata dan batin menjadi budak kata-kata seperti tuhan, komunis, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, perdana menteri, inspektur polisi, orang desa, tukang masak. Lihatlah nuansa dari kata-kata ini dan perasaan-perasaan yang menyertai kata-kata ini. Anda menyebutkan "sannyasi" (semacam rahib di India) dan serta merta terdapat suatu kwalitas rasa hormat. Maka kata-kata bagi kita mengandung arti yang amat besar. Bagi kebanyakan dari kita batin adalah kata-kata. Di dalam kerangka kata-kata yang simbolik dan teknis serta dibeban pengaruhi, kita hidup dan berpikir; kerangka ini adalah masa lampau, yang adalah waktu. Jika anda mengamati proses ini berlangsung dalam diri anda, maka hal itu mengandung arti.
Sekarang, adakah pikiran tanpa kata-kata? Adakah berpikir tanpa kata-kata dan oleh karena itu berada di luar waktu ? Kata-kata adalah waktu. Dan Jika batin dapat memisahkan kata-kata, lambang, dari dirinya sendiri, lalu adakah suatu penyelidikan yang tidak mencari suatu tujuan dan oleh karena itu tanpa waktu?
Pertama-tama marilah kita melihat gambaran seluruhnya. Suatu batin yang tak mempunyai ruang untuk mengamati tidak memiliki kwalitas persepsi. Dari berpikir tidak terdapat pengamatan. Kebanyakan dari kita melihat melalui kata-kata, dan adakah itu melihat? Bila saya melihat sekuntum bunga dan menyebutnya mawar, adakah saya melihat mawar itu ataukah saya melihat perasaan, gambaran yang ditimbulkan oleh kata itu? Maka, dapatkah batin yang berasal dari waktu dan ruang, menjelajah ke
149
dalam keadaan yang tanpa ruang dan tanpa waktu, oleh karena hanya dalam keadaan yang demikianlah terdapat kreasi? Suatu batin yang teknis, yang memiliki pengetahuan spesialisasi dapat menemukan, menambah, tapi ia tak pernah dapat mencipta. Suatu batin yang tak memiliki ruang, tak memiliki kekosongan dari mana ia bisa melihat, adalah jelas suatu batin yang tak mampu hidup dalam keadaan tanpa ruang dan tanpa waktu. Itulah yang diminta. Maka suatu batin yang hanya terperangkap dalam ruang dan waktu, dalam kata-kata, dalam dirinya, dalam kesimpulan- kesimpulan, dalam teknik-teknik, dalam spesialisasi-spesialisasi, batin yang demikian adalah batin yang amat merana. Jika dunia dihadapkan pada sesuatu yang sama sekali baru, semua jawaban kita, patokan kita, tradisi kita yang semuanya tua tidak memadai lagi.
Nah, apakah berpikir itu? Sebagian besar dari hidup kita dihabiskan dalam daya upaya untuk menjadi sesuatu, untuk mencapai sesuatu. Sebagian besar dari hidup kita merupakan rangkaian daya upaya yang terus menerus yang saling berhubungan dan tidak berhubungan, dan dalam daya upaya ini seluruh masalah ambisi dan kontradiksi menghasilkan proses eksklusif yang tertentu yang kita namakan konsentrasi. Dan mengapa kita harus berdaya upaya? Apakah makna daya upaya ? Apakah kita akan macet kalau kita tidak melakukan daya upaya dan apa salahnya kalau kita macet? Tidakkah kita juga macet dengan daya upaya kita yang amat besar — sekarang ini ? Lalu apa lagi artinya daya upaya? Jika batin memahami daya upaya, tidakkah ia akan melepaskan suatu jenis enersi lain yang tidak berpikir dalam istilah pencapaian, ambisi, dan dengan demikian kontradiksi? Tidakkah enersi itu sendiri merupakan tindakan?
Dalam daya upaya terlibat ide dan tindakan dan masalah bagaimana menjembatani jarak antara ide dan tindakan. Semua daya upaya mengandung arti ide dan tindakan dan pertemuan dari keduanya. Mengapa harus terdapat pemisahan seperti itu, dan tidakkah pemisahan itu bersifat destruktif? Semua pemisahan bersifat bertentangan dan dalam keadaan bertentangan dalam dirinya sendiri ini tidak terdapat perhatian. Makin besar pertentangan itu makin besar tiadanya perhatian dan makin besar
150
pula tindakan sebagai akibatnya. Maka hidup merupakan pertempuran yang tak habis-habisnya dari saat kita lahir hingga saat kita mati.
Mungkinkah mendidik diri kita sendiri maupun siswa untuk hidup? Maksud saya bukan hidup sekedar sebagai makhluk intelektuil melainkan sebagai manusia yang lengkap, memiliki jasmani yang baik, dan batin yang baik, menikmati alam, melihat keseluruhan, kesengsaraan, cinta, kesedihan, keindahan dunia.
Bila kita merenungkan apa meditasi itu, saya rasa salah satu hal yang pertama ialah ketenangan jasmani. Suatu ketenangan yang bukan dipaksakan, bukan pula dicari. Saya tidak tahu apakah anda pernah memperhatikan sebatang pohon tertiup angin, dan pohon yang sama itu pada petang hari setelah matahari terbenam. Ia tenang sekali. Secara itu pula, dapatkah jasmani tenang, wajar, normal dan sehat ? Semua ini mengandung arti batin yang menyelidiki yang tidak mencari kesimpulan atau bertitik tolak dari suatu motif. Bagaimana batin menyelidiki ke dalam apa yang tak di kenal, yang tak terukur ? Bagaimana kita menyelidiki tentang tuhan? Hal itu merupakan bagian juga dari meditasi.. Bagaimana kita membantu siswa menyelami semua masalah ini? Mesin-mesin dan otak-otak elektronis, mulai menggantikan kita, otomatisasi akan datang kenegeri ini kira-kira limapuluh tahun lagi dan anda akan punya waktu luang dan anda bisa berpaling pada buku-buku untuk pengetahuan. Inteligensi kita, bukan sekedar kemampuan untuk memikir melainkan kemampuan untuk melihat, memahami apa yang benar dan apa yang palsu, dihancurkan oleh menaruh tekanan pada otoritas, sikap menerima, meniru, yang di dalamnya terdapat rasa aman. Semua ini tengah berlangsung, tetapi dalam semua ini apakah peranan meditasi? Saya merasakan kwalitas meditasi selagi saya bicara kepada anda. Itulah meditasi.. Saya sedang bicara tetapi batin yang tengah menyatu berada dalam keadaan meditasi.
Semua ini mengandung arti batin yang luar biasa lenturnya, bukan batin yang menerima, menolak, setuju atau menyesuaikan diri. Maka meditasi adalah pemekaran batin dan melalui itu melihat, melihat tanpa hambatan, tanpa latar belakang dan dengan
151
demikian suatu kekosongan tanpa batas dari mana kita melihat. Melihat tanpa pembatasan pikiran yang adalah waktu, membutuhkan batin yang luar biasa tenangnya serta hening.
Semua ini mengandung arti suatu inteligensi yang bukan hasil dari pendidikan, belajar dari buku, menguasai tehnik-tehnik. Sudah tentu, untuk mengamati seekor burung anda harus tenang sekali; kalau tidak, oleh karena gerakan yang sedikit saja di pihak anda burung itu akan terbang; seluruh jasmani anda harus diam, santai, peka untuk melihat. Bagaimana anda menciptakan perasaan itu? Ambillah soal yang satu itu yang merupakan bagian dari meditasi. Bagaimana anda menciptakan hal ini dalam sebuah sekolah semacam ini? Pertama-tama, apakah memang perlu untuk mengamati, memikir, memiliki batin yang halus, batin yang diam, jasmani yang cepat memberi jawaban, peka, bergairah?
Kita hanya berkepentingan menolong siswa untuk memperoleh gelar dan memperoleh pekerjaan, lalu kita membiarkan ia tenggelam dalam masyarakat yang mengerikan. Untuk menolongnya hidup, penting sekali bagi siswa memiliki perasaan yang luar biasa ini terhadap hidup, bukan hidupnya sendiri atau hidup orang lain, melainkan terhadap hidup, terhadap orang desa, terhadap pohon. Itu adalah bagian dari meditasi — bergairah terhadapnya, menyinta — yang menuntut suatu rasa kerendahan hati yang besar. Kerendahan hati ini tidak dapat dipupuk. Nah, bagaimana anda menciptakan suatu iklim untuk ini, oleh karena anak-anak tidak dilahirkan dalam keadaan sempurna? Anda mungkin berkata, yang perlu kita lakukan hanyalah menciptakan lingkungannya dan mereka akan tumbuh menjadi makhluk-makhluk yang mengagumkan; tidak akan demikian halnya. Mereka tetap apa adanya mereka, hasil dari masa lampau kita beserta segala kecemasan dan ketakutan kita dan kita telah menciptakan masyarakat di mana mereka hidup dan anak-anak harus menyesuaikan diri dan dibeban pengaruhi oleh kita. Bagaimana anda menciptakan iklim di mana mereka melihat semua pengaruh- pengaruh ini, di mana mereka melihat keindahan bumi ini, melihat keindahan lembah ini? Seperti anda mencurahkan waktu untuk matematika, ilmu pengetahuan, musik, tari, mengapa anda tidak memberikan waktu untuk semua ini ?
152
Guru: Saya memikirkan kesulitan-kesulitan praktis dan betapa hal itu tidak selalu mungkin.
Krishnamurti: Mengapa anda memberikan waktu untuk tari, untuk musik? Mengapa tidak memberikan waktu ini untuk seperti yang anda berikan untuk matematika? Anda tidak tertarik kepadanya. Jika anda melihat bahwa hal itu juga perlu, anda akan mencurahkan waktu untuknya. Jika anda melihat bahwa hal itu sama pentingnya dengan matematika, anda akan berbuat sesuatu.
Meditasi mengandung arti keseluruhan hidup, bukan hanya kehidupan teknis, kerahiban atau kesekolahan, melainkan hidup seluruhnya, dan untuk memahami serta menyampaikan keseluruhan ini harus terdapat suatu penglihatan tertentu terhadapnya tanpa ruang dan waktu. Suatu batin harus memiliki dalam dirinya perasaan akan keadaan tanpa ruang dan tanpa waktu itu.
Ia harus melihat keseluruhan gambaran ini. Bagaimana anda mendekatinya dan menolong siswa untuk melihat keseluruhan hidup, bukan dalam potongan-potongan kecil, melainkan hidup dalam keseluruhannya ? Saya ingin ia memahami kehebatan semua ini.
153
11. TENTANG PEMEKARAN
Guru: Saya ingin tahu apakah kita dapat mendalami masalah bagaimana mengajukan pertanyaan yang tepat? Pada umumnya kita mengajukan pertanyaan untuk memperoleh jawaban, untuk sampai pada suatu metoda, untuk menemukan alasan dari berbagai hal. Kita bertanya untuk menemukan mengapa kita cemburu, mengapa kita marah. Nah, dapatkah kwalitas bertanya ini dihasilkan dalam diri kita dan dalam diri si anak sehingga hanya terdapat penyelidikan tanpa suatu metoda atau tanpa sekedar mencari sebab musabab? Tidakkah masalah pertanyaan yang tepat menempati kedudukan yang teramat penting dalam pendekatan kita terhadap si anak?
Krishnamurti: Bagaimana kita bertanya. tentang sesuatu ? Kapan kita menanyai diri kita sendiri, atau menanyai otoritas, atau menanyai sistim pendidikan ? Apa artinya "bertanya"? Saya ingin tahu apakah bukan suatu kesadaran yang kritis terhadap diri sendiri yang tidak ada pada diri kita. Adakah kita sadar akan apa yang tengah kita lakukan, pikirkan, rasakan? Bagaimana kita menggugah atau bertanya, sehingga mendatangkan kesadaran yang kritis ini? Jika kita mendalami soal hal ini, mungkin menolong timbulnya dalam diri si anak suatu, kemampuan mengritik diri sendiri, suatu kesadaran yang kritis. Bagaimana kita mulai? Apakah yang membuat kita bertanya? Pernahkah saya menanyai diri sendiri? Adakah saya melihat betapa sedang-sedang saja diri Saya ? Ataukah saya bertanya kemudian menemukan suatu penjelasan, lalu berjalan terus? Adalah sangat menyedihkan untuk mendapatkan diri kita sedang-sedang saja, dan oleh karena itu kita tidak bertanya, dan kita tidak pernah melangkah mengatasinya.
Marilah kita mengemukakan hal ini secara lain. Sangat sedikit dari kita yang betul-betul hidup. Sebagian kecil dari kita berdenyut, sedangkan sisanya tertidur. Sebagian kecil yang berdenyut itu berangsur-angsur menjadi redup, jatuh dalam kebiasaan-kebiasaan lalu lenyap.
154
Tahukah kita apa artinya menjadi manusia yang penuh? Faktanya ialah, kita tidak hidup. Masalahnya ialah hidup secara menyeluruh, hidup secara jasmaniah, memiliki kesehatan yang amat baik, tidak makan berlebih-lebihan, peka secara emosionil, merasa, kwalitas simpati, dan memiliki batin yang sangat baik. Kalau tidak, kita mati.
Bagaimana anda membangun batin secara keseluruhan? Ini masalah anda. Bagaimana anda mengusahakan agar anda hidup secara penuh di dalam dan di luar, dalam perasaan-perasaan anda, dalam cita rasa anda dalam segala sesuatu? Dan bagaimana anda membangunkan dalam diri siswa perasaan akan hidup yang tak terbagi-bagi ini?
Hanya ada dua jalan untuk melakukannya: mungkin terdapat sesuatu dalam diri anda yang begitu mendesak sehingga membakar habis semua kontradiksi; atau anda harus mencari suatu pendekatan yang akan mengamati sepanjang waktu, yang dengan sadar mulai menyelidiki segala sesuatu yang anda lakukan, suatu kesadaran yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan untuk menemukan dalam diri anda sendiri sehingga timbullah suatu kwalitas baru yang menghalau semua noda. Nah, manakah yang anda lakukan sebagai manusia dan juga sebagai guru ?
Guru: Haruskah kita bertanya terus menerus, atau adakah suatu proses bertanya yang memiliki daya dorongnya sendiri?
Krishnamurti: Jika tidak terdapat daya dorong, anda harus mulai dengan hal-hal yang kecil, bukan? Mulailah dengan yang kecil-kecil, jangan yang besar-besar. Mulailah mengamati bagaimana cara anda berpakaian, apa yang anda katakan, bagaimana anda mengamati jalan, tanpa bekerjanya kritik. Dan dengan mengamati, mendengarkan, bagaimana anda akan mencapai yang lain itu, yang merupakan daya dorong, yang mendukung semuanya sendiri?
Terdapat daya dorong yang terhadapnya anda tak perlu menaruh perhatian, tetapi anda tak dapat mencapainya kecuali dengan mengamati hal-hal yang kecil-kecil; namun anda harus menjaga agar anda tidak terperangkap dalam proses mengamati yang terus menerus ini. Mengamati pakaian kita, mengamati langit, namun
155
berada di luarnya, sehingga batin anda bukan hanya mengamati hal-hal yang kecil-kecil, tetapi juga meresapkan masalah masalah yang lebih luas, seperti kemanfatan bagi bumi, dan juga masalah- masalah yang jauh lebih luas, seperti otoritas, seperti keinginan abadi untuk memenuhi, persoalan yang terus menerus apakah kita benar atau salah, serta rasa takut. Jadi, dapatkah batin mengamati hal-hal yang kecil-kecil dan tanpa terperangkap dalam hal-hal yang kecil-kecil dapatkah ia bergerak keluar sehingga ia dapat merekam masalah-masalah yang jauh lebih besar ?
Guru: Bagaimana keadaan batin, pendekatan, yang di dalamnya terdapat pengamatan yang terus menerus ini, pemahaman akan hal-hal yang kecil-kecil tanpa terperangkap dalam hal-hal yang kecil-kecil itu ?
Krishnamurti: Mengapa anda terperangkap dalam hal-hal yang kecil-kecil? Apakah yang menjadikan anda tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil?
Guru: Pendapat-pendapat saya. Namun saya tidak ingin terperangkap dalam hal-hal yang kecil-kecil.
Krishnamurti: Tetapi saya harus menaruh perhatian pada hal-hal yang kecil-kecil. Kebanyakan orang terperangkap di dalamnya pada saat mereka memberikan perhatian. Memberi perhatian namun tak menjadi tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil, itulah masalahnya. Nah, apakah yang membuat batin atau otak menjadi tawanan ?
Guru: Kepentingan terhadap apa yang dekat.
Krishnamurti: Apakah maksud anda, tuan ? Apakah anda maksudkan tidak memiliki pandangan yang jauh ? Anda tidak memandang persoalannya.
Guru: Keterikatan saya pada hal-hal yang kecil-kecil.
Krishnamurti: Tidakkah anda menjadi tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil?
156
Guru: Benar. Bagi saya mungkin terdapat perasaan yang dalam yang tak disadari, bahwa saya tengah mempersiapkan diri untuk sesuatu yang besar, suatu ilusi seperti itu.
Krishnamurti: Adakah anda sadar bahwa anda menjadi tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil ? Periksalah mengapa anda menjadi tawanan. Ambillah fakta bahwa anda adalah tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil, dan mungkin dari banyak hal kecil-kecil, bertanyalah mengapa, selamilah, tanyailah, temukan. Jangan memberikan suatu penjelasan lalu pergi bersama penjelasan itu, seperti yang baru saja anda lakukan. Anda harus sungguh-sungguh mengambil satu hal dan memandangnya. Dengan menggarap frustrasi, konflik, perlawanan di dalam diri kita, anda memperbaiki yang di luar. Konflik, psikologis yang di dalam mengungkapkan dirinya keluar dengan menjadikan anda tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil, lalu anda mencoba memperbaikinya. Tanpa memahami konflik di dalam, kesengsaraan, maka hidup tak punya arti. Jika anda mendapati bahwa anda mengalami frustrasi, selamilah; dan jika anda telah menyelaminya cukup dalam, hal itu akan memperbaiki amarah, makan yang berlebih-lebihan, berpakaian berlebih-lebihan.
Cara anda menyelidiki frustrasi adalah penting. Bagaimana anda bertanya? Sehingga frustrasi tersingkap, sehingga frustrasi mekar ? Hanya jika pikiran mekar, ia dapat mati secara wajar. Seperti bunga di taman, pikiran harus mekar, ia harus berbuah, lalu mati. Pikiran harus diberi kebebasan untuk dapat mati. Seperti itu pula harus terdapat kebebasan bagi frustrasi untuk berkembang dan mati. Dan pertanyaan yang tepat ialah, mungkinkah terdapat kebebasan bagi frustrasi untuk berkembang dan mati ?
Guru: Apakah yang anda maksud dengan berkembang, tuan ?
Krishnamurti: Lihatlah taman itu, bunga-bunga di depan itu. Mereka mekar dan setelah beberapa hari layu dan kering oleh karena hal itu sudah menjadi sifatnya. Nah, frustrasi harus diberi kebebasan sehingga ia dapat mekar. Anda harus memahami sebab musabab frustrasi, tetapi tidak untuk menekannya, tidak untuk berkata, "Aku harus memenuhi. Mengapa saya harus memenuhi?
157
Jika saya seorang pembohong, saya dapat mencoba berhenti berbohong; hal itu yang dilakukan orang pada umumnya. Tetapi dapatkah saya membiarkan kebohongan itu berkembang dan mati? Dapatkah saya menolak mengatakan hal itu benar atau salah, baik atau buruk ? Dapatkah saya melihat apa yang terletak di balik kebohongan itu? Saya hanya dapat menemukan secara spontan mengapa saya berbohong apabila terdapat kebebasan untuk menemukan. Secara itu pula, untuk tidak menjadi tawanan dari hal- hal yang kecil-kecil, dapatkah saya menemukan mengapa saya menjadi tawanan ? Saya ingin fakta itu mekar. Saya ingin ia tumbuh dan berkembang, sehingga ia akan layu dan mati tanpa saya menyentuhnya. Dengan begitu saya tidak lagi menjadi tawanan sekalipun saya mengamati hal-hal yang kecil-kecil.
Pertanyaan anda ialah, "Adakah suatu daya dorong yang terus bergerak, menjaga dirinya tetap bersih, sehat?" Daya dorong itu, nyala yang membakar habis, hanya bisa terdapat apabila ada kebebasan bagi segala sesuatu untuk mekar — yang buruk, yang indah, yang jahat, yang baik dan yang bodoh — sehingga tiada satupun yang ditekan, sehingga tiada satupun yang tidak dibawa ke permukaan dan diperiksa dan terbakar habis. Dan saya tak dapat melakukannya jika melalui hal-hal yang kecil-kecil saya tidak menemukan frustrasi, kesengsaraan, kesedihan, konflik, kebodohan, ketumpulan. Jika saya hanya menemukan frustrasi melalui proses pikiran, saya tidak tahu apa artinya frustrasi. Jadi, dari hal-hal yang kecil-kecil saya beranjak kepada sesuatu yang lebih luas, dan dengan memahami yang lebih luas, hal-hal yang lain itu akan berkembang tanpa campur tangan.
Guru: Saya rasa dapat menangkap sekilas apa yang anda katakan, saya akan menyelidikinya.
Krishnamurti: Anda menyelidikinya selagi saya menyelidikinya. Anda menyelidiki hal-hal kecil anda sendiri yang di dalamnya anda terperangkap.
Guru: Dalam pemekaran konflik harus terdapat kebebasan untuk mekar dan mati. Batin yang kerdil tidak memberi kebebasan itu kepada dirinya. Anda berkata, bahwa konflik yang di dalam harus
158
berkembang dan mati, dan anda berkata juga bahwa pemekaran dan kematian ini terjadi selagi kita menyelidikinya sekarang. Terdapat satu kesukaran, ialah bahwa terasa saya menyorotkan dan melakukan sesuatu pada pemekaran ini, dan hal itu sendiri merupakan hambatan.
Krishnamurti: Itulah pangkal kesulitan sesungguhnya. Lihat, bagi anda pemekaran ini adalah suatu ide. Anda tidak melihat faktanya, gejalanya, sebabnya, dan membiarkan sebab itu untuk mekar sekarang juga. Batin yang kerdil selalu berurusan dengan gejala- gejala, dan tak pernah dengan fakta. Ia tak memiliki kebebasan untuk menemukan. Ia melakukan apa yang justru menjadi ciri batin yang kerdil, oleh karena ia berkata, "Ini ide yang baik, saya akan merenungkannya", sehingga dengan demikian ia tersesat oleh karena sekarang ia berurusan dengan buah pikiran, bukan dengan fakta. Ia tidak berkata, "Biarlah ia berkembang, dan mari kita lihat apa yang terjadi". Dengan demikian ia dapat menemukan. Tapi ia berkata, "Itu ide yang baik; saya harus menyelidiki ide itu".
Nah, kita menemukan banyak sekali. Pertama-tama, kita tidak sadar akan hal-hal yang kecil-kecil. Lalu setelah menyadarinya, kita terperangkap di dalamnya dan kita berkata, "Aku harus melakukan ini, aku harus melakukan itu".
Dapatkah saya melihat gejalanya, mendalami sebab-sebabnya, dan membiarkan sebab-sebab itu mekar? Tetapi saya mengingininya mekar ke arah tertentu, yang berarti saya mempunyai pandangan tentang bagaimana ia harus mekar. Nah, dapatkah saya mendalami hal itu? Hal itu menjadi masalah saya yang utama. Dan saya melihat bahwa saya menghalangi sebab-sebab itu mekar oleh karena saya takut bahwa saya tidak akan tahu apa yang akan terjadi bila saya membiarkan frustrasi itu mekar. Maka, adakah saya mendalami mengapa saya takut? Apakah yang saya takut? Saya melihat, selama terdapat rasa takut, tidak mungkin terdapat pemekaran. Jadi saya harus menggarap rasa takut, bukan melalui ide, melainkan menggarapnya, sebagai suatu fakta, yang berarti saya akan membiarkan rasa takut itu mekar. Saya akan membiarkan rasa takut itu berkembang, dan melihat apa yang terjadi. Semua ini membutuhkan banyak penglihatan ke dalam.
159
Mengijinkan rasa takut mekar — tahukah anda apa artinya itu? Itu mungkin berarti saya mungkin kehilangan pekerjaan saya, dihancurkan oleh isteri saya, suami saya.
Dapatkah saya membiarkan segala sesuatu mekar ? Itu tidak berarti saya akan membunuh, merampok seseorang, tetapi dapatkah saya sekedar membiarkan "apa yang ada" mekar ?
Guru: Dapatkah kita menyelami hal ini, lalu membiarkan suatu hal mekar?
Krishnamurti: Adakah anda sungguh-sungguh melihat fakta itu ? Apa artinya, membiarkan suatu hal mekar, membiarkan rasa cemburu mekar ? Pertama-tama, betapa tidak terhormat, betapa tidak spirituilnya. Bagaimana anda membiarkan cemburu mekar, untuk mencapai suatu hidup yang penuh? Dapatkah anda melakukannya sehingga anda tidak terperangkap di dalamnya? Dapatkah anda membiarkan perasaan itu memiliki gerak hidupnya yang penuh, tanpa rintangan? Yang berarti anda tidak menyamakan diri anda dengan itu, yang berarti anda tidak berkata itu benar atau salah, anda tidak mempunyai suatu pendapat tentang hal tersebut; semua ini merupakan cara-cara untuk menghancurkan cemburu. Tetapi anda tidak bermaksud menghancurkan cemburu. Anda menginginkannya mekar, memperlihatkan seluruh warna-warnanya, bagaimanapun juga bentuknya.
Guru: Hal itu tidak begitu jelas buat saya, tuan.
Krishnarnurti: Pernahkah anda menanam suatu tanaman? Bagaimana anda melakukannya ?
Guru: Menyiapkan tanahnya, memberi pupuk ….
Krishnamurti: Memberi pupuk yang tepat, menggunakan benih yang tepat, menanamnya pada saat yang tepat, merawatnya, mencegah terjadi sesuatu terhadapnya. Anda memberinya kebebasan. Mengapa tak anda lakukan hal yang sama terhadap rasa cemburu ?
160
Guru: Di sini pemekaran tidak terungkap keluar seperti tanaman itu?
Krishnamurti: Ini lebih nyata dari pada tanaman yang anda tanam di luar sana di ladang. Tidak tahukah anda apa cemburu itu ? Pada saat cemburu berlangsung, apakah anda mengatakannya itu khayalan belaka? Anda terbakar olehnya, bukan? Anda marah berang. Mengapa anda tidak mengejarnya, bukan sebagai ide, melainkan sungguh-sungguh, membawanya keluar dan mengusahakan agar ia mekar, sehingga setiap pemekaran merupakan pemusnahannya sendiri, dan oleh karena itu tidak terdapat "anda" yang mengamati pemusnahan itu pada akhirnya. Di dalamnya terdapat kreasi yang sejati.
Guru: Apabila bunga berkembang, ia menampilkan dirinya. Tuan, apakah sesungguhnya maksud anda, ketika anda berkata, jika cemburu berkembang ia akan memusnahkan dirinya sendiri?
Krishnamurti: Ambillah sebuab kuncup, kuncup yang sungguh- sungguh dari semak-sernak. Jika anda memotongnya, ia tak akan mekar, ia akan cepat mati. Jika anda membiarkannya berkembang, ia akan menampakkan warnanya, kelembutannya, tepung sarinya, segala sesuatunya. Ia memperlihatkan dirinya yang sesungguhnya tanpa anda diberitahu ia merah, ia biru, ia punya tepung sari. Ia ada di situ untuk anda lihat. Secara itu pula, jika anda membiarkan rasa cemburu berkembang, maka ia akan memperlihatkan kepada anda segala sesuatu tentang dirinya yang sesungguhnya — yang adalah iri hati, kelekatan. Jadi dengan membiarkan cemburu berkembang, ia telah memperlihatkan kepada anda semua warna-warnanya, dan ia telah memperlihatkan kepada anda apa yang ada di balik rasa cemburu, yang tak pernah akan anda temukan jika anda tak membiarkannya mekar.
Mengatakan bahwa cemburu adalah sebab dari kelekatan hanyalah sekedar pengungkapan dengan kata-kata saja. Tetapi dengan sungguh-sungguh membiarkan cemburu mekar, fakta bahwa anda melekat pada sesuatu menjadi suatu kenyataan, suatu fakta emosionil, bukan suatu ide intelektuil, kata-kata, sehingga dengan demikian setiap pemekaran mengungkapkan apa yang selama ini
161
tak mungkin anda ternukan; dan selagi setiap fakta mengungkapkan dirinya, ia mekar dan anda menggarapnya. Anda membiarkan fakta itu mekar dan ia membuka pintu-pintu lain, sampai tiada lagi pemekaran macam apa pun sama sekali, dan oleh karena itu tiada sebab atau motif macam apapun juga.
Guru: Analisa psikologis akan membantu saya menemukan sebab- sebab rasa cemburu. Antara analisa dan pemekaran di mana sekuntum bunga mengungkapkan dirinya, apakah terdapat suatu perbedaan yang vital?
Krishnamurti: Yang satu adalah proses intelektuil, si pengamat menggarap hal yang diamati, yang merupakan analisa, yang merupakan perbaikan, mengubah dan menambah. Yang lain adalah fakta tanpa si pengamat, ini adalah fakta itu sendiri.
Guru: Apa yang anda katakan adalah sama sekali di luar kata-kata. Tidak terdapat hubungan antara si pengamat dan yang diamati.
Krishnamurti: Sekali anda memiliki perasaan bahwa segala sesuatu dalam diri anda harus mekar, yang merupakan suatu keadaan yang sangat berbahaya, jika anda memahami hal ini, bahwa segala sesuatu harus mekar dalam diri anda, yang merupakan hal yang mengagumkan, di situlah terdapat kebebasan yang sejati. Maka selagi setiap hal berkembang, tidak terdapat si pengamat maupun yang diamati; oleh karena itu tidak terdapat kontradiksi. Dengan demikian segala hal mekar dalam diri anda dan mati.
Guru: Mengapa saya harus membiarkannya mekar jika saya dapat mematahkannya selagi masih kuncup?
Krishnamurti: Apakah yang akan terjadi dengan bunga itu jika anda mematikan kuncupnya ? Jika anda mematikan kuncupnya, ia tak akan mekar lagi. Secara itu pula anda berkata, "Saya harus membunuh rasa cemburu atau rasa takut", tetapi mustahil untuk membunuh rasa cemburu dan rasa takut. Anda dapat menekannya, mengubahnya, mempersembahkannya kepada suatu tuhan, tetapi ia akan tetap ada. Tetapi jika anda sungguh-sunguh memahami
162
fakta yang pokok ini, yaitu membiarkan segala sesuatu mekar tanpa campur tangan, hal itu akan merupakan suatu revolusi.
Guru: Rasa cemburu adalah suatu hal yang rumit.
Krishnamurti: Biarlah ia mekar. Rasa cemburu, dengan berkembang, memperlihatkan kerumitannya. Dan dengan memahami kerumitannya, dengan mengamati kerumitannya, ia mengungkapkan faktor-faktor lain, dan biarkan mereka mekar, sehingga segala sesuatu mekar dalam diri anda; tiada suatupun yang diingkari, tiada suatupun yang ditekan, tiada suatupun yang dikendalikan. Itu adalah pendidikan yang luar biasa, bukan ?
Guru: Terdapat makna yang besar dalam apa yang anda katakan. Tetapi apakah hal itu mungkin?
Krishnamurti: Hal itu mungkin, kalau tidak tak ada gunanya mengatakannya. Jika anda melihat hal itu, bagaimana anda membantu siswa untuk mekar ? Bagaimana anda membantu dia untuk mengerti?
Guru: Saya akan mulai dengan diri saya sendiri. Dengan cara pendekatan psikologis tertentu saya dapat melihat sebab- sebabnya. Apa yang anda katakan ialah bahwa dengan berkembang, masalahnya memperlihatkan dirinya. Terdapat perbedaan yang besar antara keduanya. Tetapi meskipun saya melihat sekilas hal itu, sulit untuk menyampaikannya kepada siswa.
Krishnamurti: Ini adalah komunikasi tanpa kata-kata yang telah saya sampaikan kepada anda dengan kata-kata. Bagaimana saya sampai pada pemekaran pikiran yang berlangsung di dalam perhubungan ?
Guru: Sebelum kita dapat meneliti ke dalam pemekaran ini, atau bahkan ke dalam ruang di mana pemekaran dapat berlangsung, terdapat suatu kwalitas keseimbangan yang harus ditegakkan lebih dulu untuk dapat membiarkan sesuatu mekar dalam diri saya.
163
Krishnamurti: Saya tidak melihatnya demikian. Saya tidak yakin anda dapat melakukannya secara itu. Ambillah ide tentang rasa cemburu. Saya berkata buatlah ia berkernbang. Tapi anda tidak mau membiarkannya berkembang.
Guru: Bila saya berurusan dengan seorang anak, bukankah faktor yang pertama adalah bangunnya kwalitas penglihatan ini, yang merupakan keseimbangan ?
Krishnamurti: Akan saya katakan kepada anda apa itu. Jika anda mendengarkan, sungguh-sungguh mendengarkan, pemekaran itu akan betul-betul terjadi. Jika anda mendengarkan, mengamati, memahami, segera setelah mendengarkan, ia berlangsung, dan jika ia telah berlangsung, maka yang lain-lain menjadi sangat sederhana bagi si anak. Anda akan menemukan cara-cara yang berbeda untuk mengamati si anak, membantu si anak, berhubungan dengan si anak pada tingkatan kata - kata.
Tindakan mendengarkan itu sendiri adalah mengikuti.
Guru: Apakah mendengarkan itu suatu kwalitas, tuan ?
Krishnamurti: Anda mendengarkan. Mengapa anda namakan kwalitas? Anda telah mendengarkan apa yang perlu saya sampaikan pagi ini: "Biarlah semuanya mekar".
Jika anda mendengarkan, hal itu akan terjadi. Ia bukan suatu kwalitas. Suatu kwalitas adalah suatu hal yang sudah mapan. Ini adalah hal yang hidup, yang berkobar, yang bergelora. Anda tak dapat membuatnya suatu kwalitas, suatu latihan. Dapatkah anda berlatih melihat warna ? Tidak dapat. Anda dapat melihat keindahan dan kemegahan bunga itu hanya bilamana terdapat pemekaran.
164
J. KRISHNAMURTI
PERIHAL PENDIDIKAN
Yayasan Krishnamurti Indonesia 1979
Copyright (c) Krishnamurti Foundafion Trust Ltd .1974 Copyright (c) Krishnamurti Foundation Trust Ltd. 1979
Judul asli : Krishnamurti on Education
Terjemahan ini diizinkan oleh Krishnamurti FoundationTrust Ltd. London dan disetujui oleh Krishnamurti Foundation India.
Dicetak di Percetakan Yayasan Krishnamurti Indonesia, Malang. Disetujui: Komtares Kepolisian 102 tgl. 27 Oktober 1979 No. B /1132 / X /1979 / Kowil/ Intel
Website YKI : www.krishnamurti.or.id
DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar 1
Bagian I. Ceramah kepada siswa-siswa.
1. Tentang pendidikan 4 2. Tentang batin yang religius dan batin yang ilmiah 13 3. Tentang pengetahuan dan inteligensi(Intelligence) 17 4. Tentang kebebasan dan ketertiban 25 5. Tentang kepekaan 31 6. Tentang rasa takut 38 7. Tentang kekerasan 46 8. Tentang pembentukan citra (image) 54 9. Tentang tingkah laku 62
Bagian II. Percakapan dengan para guru.
1. Tentang pendidikan yang benar 69 2. Tentang pandangan yang jauh 79 3. Tentang tindakan 86 4. Tentang penolakan sejati 92 5. Tentang persaingan 101 6. Tentang rasa takut. 108 7. Tentang mengajar dan belajar 118 8. Tentang batin yang baik 129 9. Tentang pendekatan secara negatif 137 10. Tentang meditasi dan pendidikan 147 11. Tentang pemekaran 153
1
KATA PENGANTAR
Buku ini adalah hasil dari ceramah dan diskusi-diskusi yang diadakan di India oleh J Krishnamurti dengan siswa-siswa dan guru-guru sekolah dari Sekolah Rishi Valley di Andhra Pradesh dan Sekolah Rajghat di Varanasi. Pusat-pusat ini diselenggarakan oleh Krishnamurti Foundation India, yang didirikan untuk menciptakan satu suasana lingkungan dimana ajaran-ajaran Krishnamurti dapat disampaikan kepada anak. Krishnamurti menganggap pendidikan mempunyai arti yang sangat panting dalam menyampaikan apa yang pokok untuk perubahan batin manusia dan pembentukan kebudayaan baru. Perubahan yang fundamentil itu terjadi apabila si anak, sementara dilatih dalam pelbagai ketrampilan dan ilmu pengetahuan, juga diberi kemampuan untuk menyadari proses- proses-proses pikiran, perasaan dan tindakannya sendiri. Kewaspadaan ini membuatnya kritis terhadap diri sendiri dan cermat pengamatannya, dan dengan demikian membentuk keutuhan penglihatan, pembedaan dan tindakan, yang sangat panting untuk pendewasaan didalam dirinya bagi suatu hubungan yang benar terhadap sesama manusia, terhadap alam dan terhadap alat-alat yang diciptakan manusia.
Dewasa ini sedang dipermasalahkan lagi patokan-patokan dasar dari struktur pendidikan beserta pelbagai sistimnya, di India dan di seluruh dunia. Disemua tingkat orang makin menyadari bahwa contoh-contoh yang ada telah gagal, dan sama sekali tidak ada hubungan yang berarti antara manusia dengan masyarakat jaman sekarang yang kompleks. Krisis lingkungan-hidup dan kemiskinan yang meningkat, kelaparan dan kekerasan, mau tidak mau memaksa manusia untuk menghadapi kenyataan-kenyataan dari situasi manusia. Pada masa seperti sekarang diperlukan suatu pendekatan yang sama sekali baru terhadap patokan pendidikan. Krishnamurti mempermasalahkan akar-akar dari kebudayaan kita. Tantangannya tidak hanya ditujukan kepada struktur pendidikan, melainkan juga kepada seluk-beluk dan sifat dari batin dan kehidupan manusia. Berbeda dengan semua usaha-usaha lain untuk menyelamatkan atau menawarkan ganti bagi sistim pendidikan yang ada, pendekatan Krishnamurti mendobrak
2
perbatasan-perbatasan kebudayaan tertentu dan menegakkan sejumlah nilai-nilai yang sama sekali baru, yang pada gilirannya dapat menciptakan suatu peradaban baru dan masyarakat baru.
Bagi Krishnamurti, batin yang baru hanya mungkin apabila semangat-religius dan sikap-ilmiah merupakan bagian dari gerak kesadaran yang sama — suatu keadaan di mana sikap-ilmiah dan sernangat-religius bukan merupakan dua proses batin atau kemampuan batin yang sejajar. Keduanya bukan terdapat dalam ruangan-ruangan kedap-air sebagai dua gerakan terpisah yang harus digabungkan, melainkan adalah suatu gerak yang baru yang terdapat dalam kecerdasan dan dalam batin yang kreatif.
Krishnamurti bicara tentang dua alat yang dapat di pakai oleh manusia — alat pengetahuan yang memungkinkannya untuk menguasai ketrampilan teknis, dan kecerdasan yang timbul dari pengamatan dan pengenalan-diri.
Sementara Krishnamurti memberi tekanan pada pemupukan intelek, perlunya memiliki pikiran yang tajam, jernih, analitis dan teliti, ia menaruh tekanan yang jauh lebih besar lagi pada kesadaran yang kritis dan lebih tajam terhadap dunia dalam dan dunia luar, penolakan terhadap otoritas pada semua tingkat, dan suatu keseimbangan yang harmonis antara intelek dan kepekaan.
Untuk menemukan daerah-daerah di mana pengetahuan dan ketrampilan teknis diperlukan, dan dimana mereka tidak penting dan bahkan merusak, bagi Krishnamurti adalah salah satu tugas pendidikan yang fundamentil, oleh karena hanya jika batin belajar mengenal adanya daerah-daerah di mana pengetahuan tidak penting, barulah dapat di hayati suatu dimensi yang sama sekali baru, ditimbulkan enersi yang baru, dan digiatkan daya-kemampuan batin manusia yang belum pernah terpakai.
Salah satu masalah dan tantangan yang belum terpecahkan oleh para pendidik di seluruh dunia ialah masalah kebebasan dan ketertiban. Bagaimana seorang anak, seorang siswa, bisa tumbuh dalam kebebasan dan sekaligus mengembangkan rasa ketertiban batiniah yang mendalam. Ketertiban adalah justru akar dari
3
kebebasan. Bagi Krishnamurti, kebebasan tidak mempunyai titik akhir, melainkan selalu diperbaharui dari saat ke saat dalam tindakan hidup itu sendiri. Pada halaman-halaman berikut ini kita dapat memperoleh pandangan sekilas, meraba, sifat kebebasan ini dimana ketertiban merupakan bagian yang terkandung di dalamnya.
Tahun-tahun yang dilewatkan seorang siswa dalam sebuah sekolah hendaknya menimbulkan kesan keharuman dan kegembiraan baginya. Ini hanya mungkin terjadi apabila tidak terdapat persaingan, tidak ada otoritas, dimana mengajar dan belajar adalah proses yang serentak (simultan) diwaktu sekarang, di mana si pendidik dan si terdidik kedua-duanya ikut serta di dalam tindakan belajar.
Berbeda dengan penyampaian semangat-religius oleh pelbagai sekte dan kelompok agama, pendekatan Krishnamurti dapat dikatakan sungguh-sungguh sekuler, namun mengandung dimensi religius yang mendalam. Dalam ajaran-ajaran Krishnamurti terdapat penyimpangan dari pendekatan tradisionil dalam hal hubungan antara si pengajar dan yang diajar, antara guru dan siswa. Pendekatan tradisionil pada dasarnya bersifat hirarkis; ada guru yang tahu dan siswa yang tidak tahu dan harus diajar. Bagi Krishnamurti, guru dan siswa berfungsi pada tingkat yang sama — saling berhubungan dengan bertanya dan bertanya-balik, sampai kedalaman problem itu terbongkar dan pemahaman, terbuka, menerangi batin keduanya.
Krishnamurti Foundation India merasa memperoleh kehormatan besar untuk dapat menyajikan buku ini kepada para siswa dan pendidik.
Penyusun
BAGIAN I
CERAMAH KEPADA
SISWA - SISWA
4
1. TENTANG PENDIDIKAN
Anda tahu, anda hidup didalam salah satu lembah paling indah yang pernah saya lihat. Lembah ini punya suasana yang istimewa. Pernahkah anda memperhatikan, terutama diwaktu malam dan pagi-pagi sekali, suasana keheningan yang meresapi, menembusi lembah ini? Saya yakin disekitar sini terdapat bukit-bukit yang paling tua didunia dan manusia masih belum merusaknya; sedangkan kemanapun anda pergi, ke kota-kota atau ke lain-lain tempat, manusia menghancurkan alam, menebangi pohon-pohon untuk mendirikan lebih banyak rumah, mengotori udara dengan mobil mobil dan industri. Manusia menghancurkan binatang; sekarang ini hanya ada sedikit sekali harimau yang tinggal. Manusia menghancurkan segala sesuatu karena makin lama rnakin banyak orang lahir dan mereka harus punya lebih banyak ruang. Berangsur-angsur, manusia menyebarkan kehancuran di seluruh dunia. Dan bilamana orang tiba disebuah lembah seperti ini — dimana hanya ada sedikit orang, di mana alam belum dirusak, dimana masih terdapat keheningan, ketenangan, keindahan — orang akan sungguh-sungguh kagum. Setiap kali orang datang kemari orang merasakan keanehan tanah ini, tapi mungkin anda sudah terbiasa olehnya. Anda tidak memandang ke bukit-bukit itu lagi, anda tidak mendengarkan burung-burung itu lagi dan angin berbisik diantara dedaunan. Dengan demikian anda berangsur- angsur menjadi tak acuh.
Pendidikan bukan hanya belajar dari buku-buku, menghafalkan beberapa fakta, melainkan juga belajar bagaimana rnelihat, bagaimana mendengarkan apa yang dikatakan oleh buku-buku, apakah mereka mengatakan sesuatu yang benar atau palsu. Semua itu adalah bagian dari pendidikan. Pendidikan bukan hanya untuk lulus ujian, memperoleh gelar dan pekerjaan, kawin dan menetap, melainkan juga untuk marnpu mendengarkan burung- burung, memandang langit, melihat keindahan pohon yang luar biasa, dan bentuk dari bukit-bukit, dan merasakan bersama mereka, secara langsung sungguh-sungguh bersentuhan dengan. mereka. Makin anda bertambah tua, suasana mendengarkan dan melihat ini sayang sekali lenyap karena anda punya kecemasan-
5
kecemasan, anda ingin lebih banyak uang, mobil yang lebih harus, lebih banyak atau lebih sedikit anak. Anda menjadi cemburu, ambisius, serakah, iri hati; dengan demikian anda kehilangan rasa keindahan dari bumi ini. Anda tahu apa yang sedang terjadi didunia. Anda tentu mempelajari peristiwa-peristiwa yang muktahir. Terdapat peperangan, pemberontakan, bangsa bertentangan dengan bangsa Di negeri inipun terdapat perpecahan, pemisahan, makin banyak orang lahir, kemiskinan, keburukan, dan orang yang tak punya perasaan samasekali. Orang tak peduli apa yang menimpa orang lain selama dirinya sendiri betul-betul aman. Dan anda sedang dididik supaya bisa cocok dengan semua ini.
Tahukah anda bahwa dunia ini sudah gila, bahwa semua ini adalah kegilaan — perkelahian, pertengkaran, penindasan, saling cakar- mencakar ini? Dan anda tumbuh untuk supaya bisa cocok dengan semua ini. Apakah ini benar, apakah ini tujuan pendidikan, bahwa anda mau atau tidak mau harus mengambil tempat dalam struktur gila yang disebut masyarakat ini ? Dan tahukah anda apa yang sedang terjadi dengan agama-agama diseluruh dunia? juga disini manusia sedang berantakan, tak seorangpun percaya lagi akan sesuatu. Manusia tak rnempunyai keyakinan, dan agama hanyalah hasil dari propaganda yang luas.
Karena anda masih muda, segar, polos, dapatkah anda memandang semua keindahan bumi ini, memiliki sifat kasih- sayang? Dan dapatkah anda mempertahankannya? Sebab, kalau tidak, bilamana anda tumbuh menjadi dewasa, anda akan menyesuaikan diri, oleh karena cara hidup yang termudah. Bilamana anda tumbuh menjadi dewasa, beberapa orang dari anda akan berontak, tetapi pemberontakan itupun tak akan menjawab persoalannya Sebagian dari anda akan mencoba lari dari masyarakat, tetapi pelarian itu tak ada artinya. Anda harus merubah masyarakat, tetapi bukan dengan membunuhi orang. Masyarakat adalah anda dan saya. Anda dan saya menciptakan masyarakat dimana kita hidup ini. Maka andalah yang harus berubah. Janganlah anda sampai merasa cocok dengan masyarakat yang mengerikan ini. Jadi apakah yang akan anda lakukan?
6
Dan anda, yang tinggal dilembah yang luar biasa ini, apakah anda kelak akan terlempar kedalam dunia yang penuh perjuangan, kekacauan, perang, kebencian? Apakah anda akan menyesuaikan diri, mengambil tempat, menerima semua nilai-nilai lama? Anda tahu apa nilai-nilai itu — uang, kedudukan, prestise, kekuasaan. Itulah semua yang diingini manusia, dan rnasyarakat ingin agar anda cocok dalam pola nilai-nilai itu. Tetapi jika anda sekarang mulai berpikir, mengamati, belajar, bukan dari buku-buku, melainkan belajar sendiri dengan mengamati, mendengarkan segala sesuatu yang terjadi disekitar anda, anda akan tumbuh menjadi manusia yang berbeda — seorang yang memperhatikan, yang menyayangi, yang mencintai orang lain. Mungkin, jika anda hidup seperti itu, anda akan menemukan kehidupan religius yang sesungguhnya.
Oleh karena itu pandanglah alam ini, pohon asam itu, pohon-pohon mangga yang tengah berbunga, dan dengarlah burung-burung dipagi hari dan menjelang malam. Pandanglah langit yang jernih, bintang-bintang betapa mengagumkan matahari yang terbenam dibalik bukit-bukit itu. Perhatikanlah semua warna warni itu, cahaya pada dedaunan, keindahan tanah ini, bumi yang kaya.. Nah, setelah melihat semua itu dan juga melihat bagaimana dunia ini, dengan segala kekejaman, kekerasan, keburukannya, apakah yang akan anda perbuat?
Tahukah anda apa artinya memperhatikan, menaruh perhatian? Jika anda menaruh perhatian, anda melihat segala sesuatu jauh lebih jelas. Anda mendengar nyanyian burung itu jauh lebih nyata. Anda membedakan berbagai suara. Jika anda memandang kepada sebatang pohon dengan perhatian yang mendalam, anda melihat seluruh keindahan pohon itu Anda melihat daunnya, cabang- cabangnya, anda melihat angin bermain dengan dahan dan daun. Jika anda menaruh perhatian, anda melihat dengan luar biasa jelasnya. Pernahkah anda melakukannya? Perhatian adalah berbeda dengan konsentrasi. Jika anda berkonsentrasi, anda tidak melihat semuanya. Tetapi jika anda menaruh perhatian, anda melihat banyak hal. Sekarang, cobalah perhatikan. Pandanglah pohon itu dan lihatlah bayang-bayangannya, angin yang sepoi- sepoi diantara dedaunannya. Pandanglah bentuk pohon itu Lihatlah
7
ukuran pohon itu dalam hubungan dengan pohon-pohon lainnya. Lihatlah sifat cahaya yang menembus dedaunannya, cahaya yang jatuh pada cabang-cabang dan batangnya. Lihatlah keseluruhan pohon itu. Lihatlah secara itu, oleh karena saya akan membicarakan sesuatu yang harus anda perhatikan. Perhatian adalah sangat penting, dikelas, atau jika anda berada diluar, ketika anda makan, ketika anda berjalan. Perhatian adalah suatu hal yang luar biasa.
Saya akan bertanya kepada anda. Mengapa anda dididik? Mengertikah anda pertanyaan saya? Orang tua anda mengirim anda ke sekolah. Anda mengikuti pelajaran dikelas, anda belajar matematika, anda belajar ilmu bumi, anda belajar sejarah. Mengapa? Pernahkah anda bertanya mengapa anda ingin dididik, apakah makna dari pendidikan? Apa maknanya anda menempuh ujian dan memperoleh gelar? Apakah untuk kawin, memperoleh pekerjaan dan menetap dalam hidup seperti yang dilakukan oleh jutaan manusia? Itukah yang akan anda lakukan, itukah arti pendidikan? Mengertikah anda apa yang tengah saya bicarakan? Ini adalah masalah yang sungguh-sungguh sangat serius Seluruh dunia kini sedang mempermasalahkan dasar-dasar pendidikan. Kita melihat untuk apa saja pendidikan pernah digunakan. Manusia diseluruh dunia — baik di Russia atau di Tiongkok atau di Amerika atau di Eropa atau di negeri ini — dididik untuk menyesuaikan diri, untuk mengambil tempat dalam masyarakat dan dalam kebudayaan mereka, untuk mengambil tempat dalam arus kegiatan sosial dan ekonomi, untuk terhisap dalam arus yang maha besar yang telah mengalir ribuan tahun. Itukah pendidikan, ataukah pendidikan itu sesuatu yang samasekali lain? Dapatkah pendidikan menjaga agar batin manusia tidak tertarik kedalam arus yang maha besar ini dan dengan demikian dihancurkan; menjaga agar batin tak akan terhisap ke dalam arus itu; sehingga dengan batin yang demikian anda bisa menjadi manusia yang samasekali lain dengan sifat yang lain menghadapi hidup? Apakah anda akan dididik secara itu? Ataukah anda akan membiarkan orang tua anda, masyarakat, mendikte anda sehingga anda menjadi bagian dari arus masyarakat? Pendidikan yang sejati berarti bahwa batin manusia, batin anda, bukan saja mampu untuk menjadi pandai dalam rnatematika, ilmu bumi dan sejarah, melainkan juga tak akan
8
pernah, dalam keadaan apapun juga, tertarik ke dalam arus masyarakat. Oleh karena arus yang kita sebut kehidupan itu sangat korup, immoral, penuh kekerasan, serakah. Arus itu adalah kebudayaan kita. Maka, masalahnya ialah bagaimana melaksanakan pendidikan yang benar sehingga batin dapat menahan segala godaan, segala pengaruh, kebinatangan dari peradaban dan kebudayaan ini. Kita telah sampai pada satu titik dalam sejarah dimana kita harus menciptakan suatu kebudayaan yang baru, kehidupan yang samasekali lain, tidak berdasar pada konsumsi barang-barang dan industrialisasi, melainkan suatu kebudayaan yang berdasar pada sifat religius yang sejati. Nah, bagaimanakah kita menimbulkan melalui pendidikan yang benar, suatu batin yang samasekali lain, suatu batin yang tidak serakah, tidak dengki? Bagaimana kita menciptakan suatu batin yang tidak ambisius, yang luar biasa aktif dan efisien; yang memiliki penglihatan yang sejati terhadap apa yang benar dalam hidup sehari-hari, yang justru itulah agama.
Nah, marilah kita menyelidiki apa arti dan maksud sebenarnya dari pendidikan. Dapatkan batin anda, yang telah dibeban-pengaruhi oleh masyarakat, oleh kebudayaan dimana anda hidup, dirubah melalui pendidikan sehingga anda tak akan pernah dalam keadaan apapun juga memasuki arus masyarakat? Mungkinkah untuk mendidik anda secara lain? "Mendidik" dalarn arti kata yang sebenarnya; bukan menyampaikan dari guru kepada siswa beberapa keterangan mengenai matematika atau sejarah atau melainkan justru di dalam penyampaian mata pelajaran-pelajaran ini melaksanakan perubahan dalam batin anda. Yang berarti bahwa anda harus menjadi luar biasa kritis. Anda harus belajar untuk tidak pernah menerima apapun juga yang tidak anda lihat sendiri dengan jelas, tidak pernah mengulangi apa yang dikatakan orang lain.
Saya rasa anda harus menanyakan masalah-masalah ini kepada diri sendiri, bukan sekali-kali, melainkan setiap hari. Temukanlah. Dengarkanlah segala sesuatu, burung-burung itu, sapi yang melenguh itu. Pelajarilah segala sesuatu dalam dirimu sendiri, oleh karena jika anda belajar sendiri dari diri sendiri, maka anda tak akan menjadi manusia pengulang kata orang. Maka, kalau boleh saya anjurkan, dari sekarang anda harus menemukan bagaimana
9
untuk hidup secara lain samasekali, dan itu akan sukar, oleh karena saya kuatir sebagian besar dari kita ingin mendapatkan suatu cara hidup yang mudah. Kita suka mengulangi dan mengikuti apa yang dikatakan orang lain, apa yang dikerjakan oleh karena itulah cara hidup yang paling mudah — menyesuaikan diri dengan pola yang lama atau pola yang baru. Kita harus menemukan apa artinya tidak pernah menyesuaikan diri dan apa artinya hidup tanpa rasa-takut. Ini adalah hidup anda sendiri, dan tak seorangpun akan mengajar anda, tiada buku, tiada guru apapun juga. Anda harus belajar dari diri anda sendiri, bukan dari buku-buku. Banyak sekali yang bisa dipelajari tentang diri sendiri. Hal itu tidak ada akhirnya, ia adalah sesuatu yang mengagumkan, dan jika anda belajar tentang diri sendiri dari diri sendiri, dari situ timbullah kebijaksanaan. Lalu anda bisa hidup secara luar biasa, bahagia, indah. Bukan? Nah, apakah anda akan bertanya?
Siswa: Dunia ini penuh dengan manusia yang berhati batu, manusia yang tak acuh, manusia yang kejam; dan bagaimanakah anda bisa merubah orang-orang seperti itu?
Krishnamurti: Dunia ini penuh dengan manusia berhati batu, manusia yang tak acuh, manusia yang kejam, dan bagaimanakah anda bisa merubah orang-orang seperti itu? Itukah? Mengapa anda pusing tentang merubah orang lain? Rubahlah dirimu sendiri. Kalau tidak, jika anda menjadi dewasa nanti, anda juga akan berhati batu. Anda juga akan menjadi tak acuh. Anda juga akan menjadi kejam. Generasi yang lampau akan lenyap, mereka pergi, dan anda datang, dan jika ternyata anda juga berhati batu, tak acuh, kejam, anda juga akan membangun masyarakat yang sama. Yang penting ialah anda yang berubah, anda tidak berhati batu, anda bukan tak acuh. Jika anda berkata semua ini adalah masalah generasi tua, pernahkah anda melihat mereka, pernahkah anda memperhatikan mereka, pernahkah anda bersimpati dengan mereka? Jika demikian, anda akan berbuat sesuatu. Rubahlah dirimu dan ujilah dengan tindakan. Tindakan yang demikian adalah sesuatu yang paling luar biasa Tetapi kita ingin merubah semua orang dan bukan diri kita sendiri, yang sesungguhnya berarti, kita tidak ingin berubah, kita ingin orang lain berubah, sehingga dengan begitu kita tetap berhati batu, tak acuh, kejam, mengharap lingkungan akan berubah
10
sehingga kita bisa terus dengan cara kita sendiri. Mengertikah anda apa yang saya bicarakan?
Siswa: Anda minta kita berubah, kita berubah menjadi apa?
Krishnamurti: Anda minta kita berubah, kita berubah menjadi apa? Kita tidak bisa berubah menjadi seekor kera; mungkin anda ingin, tapi itu tidak bisa. Sekarang, jika anda berkata, "Aku ingin berubah menjadi sesuatu" — dengarkan baik-baik — jika anda berkata kepada diri sendiri, "Aku harus berubah, aku harus merubah diriku menjadi sesuatu", "menjadi sesuatu" itu adalah suatu pola yang anda ciptakan, bukan? Apakah anda melihatnya? Lihat, anda keras atau serakah dan anda ingin merubah diri anda rnenjadi orang yang tidak serakah. Ingin tidak serakah adalah suatu bentuk keserakahan juga, bukan? Anda lihatkah itu? Tapi jika anda berkata "Aku serakah, aku ingin menemukan apa artinya itu, mengapa aku serakah, apa yang terkandung didalamnya" maka apabila anda memahami keserakahan itu, anda akan bebas dari keserakahan. Mengertikah anda apa yang saya bicarakan?
Mari saya jelaskan. Aku serakah, dan aku berusaha, berjuang, mengerahkan daya-upaya luar biasa untuk tidak serakah. Aku telah mempunyai sebuah ide, gambaran, bayangan tentang apa artinya tidak serakah. Maka aku menyesuaikan diri dengan ide yang kuanggap sebagai ketidak-serakahan. Mengertikah anda? Sedangkan jika saya melihat kepada keserakahanku, jika aku memahami mengapa aku serakah, seluk-beluk keserakahanku, struktur keserakahanku, maka, apabila aku mulai memahami semua itu, aku bebas dari keserakahan. Oleh karena itu, bebas dari keserakahan adalah sama sekali berlainan dengan mencoba untuk tidak serakah. Anda lihatkah perbedaannya? Bebas dari keserakahan adalah samasekali berlainan dengan berkata, "Aku harus jadi orang besar, oleh karena itu aku tidak boleh serakah". Mengertikah anda?
Kemarin saya merenung, bahwa saya telah datang kelembah ini, bolak-balik, selama kira-kira empat puluh tahun. Orang-orang datang dan pergi. Pohon-pohon mati dan pohon-pohon baru tumbuh. Anak-anak yang berlainan datang, menyelesaikan
11
sekolahnya, menjadi insinyur, ibu rumah tangga, dan lenyap samasekali ditelan massa. Kadang-kadang saya bertemu dengan mereka, di lapangan terbang atau di salah satu pertemuan, orang- orang yang biasa samasekali. Dan jika anda tidak berhati-hati sekali, anda juga akan berakhir seperti itu.
Siswa: Apa maksud anda dengan biasa?
Krishnamurti: Menjadi seperti kebanyakan orang lain, dengan kecemasan mereka, dengan korupsi, kekerasan, kebrutalan, ketakacuhan, hati batu mereka Menginginkan pekerjaan, ingin mempertahankan pekerjaan, tak peduli anda cakap atau tidak, ingin mati dalam pekerjaan itu. Itulah yang dinamakan biasa — tidak memiliki sesuatu yang baru, sesuatu yang segar, tiada kegembiraan hidup, tak pernah ingin tahu tekun, bergairah, tak pernah menyelidiki tapi rnenyesuaikan diri belaka. Itulah yang saya maksud dengan biasa. Hal itu di sebut borjuis. Cara hidup yang seperti mesin, sebuah rutin, kebosanan.
Siswa: Bagaimana supaya kita tidak menjadi biasa?
Krishnamurti: Bagaimana supaya anda tidak menjadi biasa? Jangan menjadi biasa. Anda tak bisa melenyapkannya. Pokoknya jangan menjadi biasa.
Siswa: Bagaimana caranya, pak?
Krishnamurti: Tidak ada caranya. Anda lihat, ini adalah salah satu pertanyaan yang paling merusak: "Tunjukkan bagaimana caranya". Manusia selalu berkata, di seluruh dunia, "Tunjukkan bagaimana caranya". Jika anda melihat seekor ular, seekor kobra berbisa, anda tidak berkata, "tolong katakan bagairnana caranya lari dari ular itu". Anda langsung lari. Secara itu Pula, jika anda melihat bahwa anda adalah biasa, larilah, tinggalkan, bukan besok, tapi seketika itu juga. Kalau anda tidak ingin mengajukan pertanyaan lagi, saya akan mengusulkan sesuatu. Anda tahu, orang sering bicara tentang meditasi, bukan.
Siswa: Ya.
12
Krishnamurti: Anda tak tahu apa-apa tentang itu. Saya senang sekali. Karena anda tidak tahu apa-apa tentang itu, anda bisa mempelajarinya. Seperti kalau orang tidak mengerti bahasa Perancis, Latin atau Itali. Karena anda tidak tahu, anda bisa belajar, anda bisa belajar se-olah-olah untuk pertama kalinya. Mereka yang sudah tahu apa meditasi itu, harus meniadakan pengetahuannya itu dan kemudian belajar. Anda melihat bedanya? Karena anda tidak tahu apa meditasi itu, marilah kita mempelajarinya. Untuk mempelajari meditasi, anda harus melihat bagaimana batin anda bekerja. Anda harus mengamati, seperti anda mengamati seekor cicak berlalu merayapi dinding. Anda melihat keempat kakinya, bagaimana ia melekat pada dinding itu, dan selagi anda mengamati, anda melihat semua gerakannya. Secara itu pula, amatilah pikiranmu. Jangan memperbaiki. Jangan menekan. Jangan berkata, "Semua ini terlalu sukar". Amatilah saja; sekarang, pagi ini.
Pertama duduklah diam samasekali. Duduklah yang enak bersila, samasekali diam, tutup matamu, dan jagalah agar matamu tidak bergerak. Mengertikah anda? Biji matamu cenderung untuk bergerak, jagalah supaya diam samasekali, sekedar untuk main- main. Lalu, selagi anda duduk tenang sekali, temukanlah apa yang sedang diperbuat oleh pikiranmu. Amatilah seperti anda mengamati cicak itu. Amati pikiran, caranya ia lari, suatu pikiran menyusul pikiran yang lain. Dengan begitu anda mulai belajar mengamati.
Adakah anda mengamati pikiran-pikiranmu — bagaimana pikiran yang satu mengejar pikiran yang lain, dan berkatalah pikiran, "Ini pikiran baik, ini pikiran buruk ?” Apabila anda pergi tidur di waktu malam, apabila anda sedang berjalan, amatilah pikiranmu. Amatilah saja pikiranmu, jangan memperbaikinya, dan anda mulai mempelajari permulaan meditasi. Sekarang duduklah diam sekali. Tutuplah matamu dan jagalah agar biji-matamu samasekali tak bergerak. Lalu amatilah pikiranmu sehingga anda belajar. Sekali anda mulai belajar, Belajar itu tidak ada akhirnya.
13
2. TENTANG BATIN YANG RELIGIUS DAN BATIN YANG ILMIAH.
Tadi, pagi sekali saya melihat seekor burung yang indah, berwarna hitam dengan leher yang merah, saya tidak tahu apa nama burung itu. Ia terbang dari pohon ke pohon dengan dendang dihatinya sungguh indah untuk dipandang Pagi ini saya ingin bicara dengan anda tentang suatu hal yang agak serius. Anda harus mendengarkan baik-baik dan jika anda ingin, mungkin nanti, anda bisa membicarakannya dengan guru-guru anda. Saya ingin bicara tentang sesuatu yang menyangkut seluruh dunia, yang mencemaskan seluruh dunia. Yaitu masalah semangat-religius dan batin yang ilmiah. Terdapatlah dua sikap batin ini didunia. Hanya dua sikap batin inilah yang bernilai, semangat-religius yang sejati dan batin-ilmiah yang sejati. Semua kegiatan lain bersifat merusak, membawa kepada banyak kesengsaraan, kekacauan dan penderitaan.
Batin yang ilmiah sangat mengutamakan fakta-fakta. Tugas serta pandangannya adalah untuk menemukan. Ia melihat benda melalui mikroskop, melalui teleskop; segala sesuatu harus dilihat dengan sesungguhnya seperti apa adanya; dari penglihatan itu ilmu pengetahuan menarik kesimpulan-kesimpulan, membangun teori- teori. Batin seperti itu bergerak dari fakta ke fakta. Semangat ilmu pengetahuan tidak ada sangkut pautnya dengan keadaan perseorangan, dengan nasionalisme, dengan ras, dengan prasangka. Sarjana-sarjana ilmu pengetahuan bertugas meyelidiki dunia materi, menyelidiki struktur bumi dan bintang-bintang dan planet-planet, untuk menemukan bagaimana menyembuhkan penyakit-penyakit manusia, bagaimana memperpanjang hidup manusia, menerangkan hal waktu, baik yang lampau maupun yang akan datang. Namun batin yang ilmiah beserta penemuan- penemuannya digunakan dan dimanfaatkan oleh batin yang nasionalistik, oleh batin yang berupa India, oleh batin yang berupa Russia, oleh batin yang berupa Amerika. Penemuan ilmiah dipakai dan digunakan oleh negara-negara dan benua-benua yang berdaulat untuk kepentingan sendiri.
14
Lalu terdapatlah batin yang religius, batin religius yang sejati yang tak mengenal sesuatu kultus, sesuatu kelompok, sesuatu agama, sesuatu gereja yang terorganisir. Batin yang religius bukanlah batin Hindu, batin Kristen, batin Buddhis, atau batin Muslim. Batin yang religius tidak masuk dalam suatu kelompok yang menamakan dirinya agama. Batin yang religius bukanlah batin yang pergi ke gereja, ke kuil, ke mesjid. Ia bukan pula batin yang religius jika ia berpegang pada kepercayaan, dogma-dogma, dalam bentuk tertentu. Batin yang religius benar-benar berdiri sendiri. Ia adalah batin yang telah melihat menembus kepalsuan dari gereja, dogma, kepercayaan, tradisi. Tidak bersifat nasionalistis, tidak dibeban pengaruhi oleh lingkungannya, batin yang demikian itu tidak mempunyai cakrawala, tidak mempunyai batas.
Sifatnya mudah meledak, baru, muda, segar, polos. Batin yang polos, batin yang muda, batin yang luar biasa lentur, halus tak memiliki sauh. Hanya batin yang demikianlah yang dapat mengalami apa yang anda namakan Tuhan, apa yang tak terukur.
Seorang manusia adalah manusia sejati apabila semangat ilmiah dan semangat religius sejati berjalan bersama-sama. Dengan begitu manusia akan menciptakan dunia yang baik — bukan dunia komunis atau kapitalis, dunia kaum Brahmana, atau Katolik Roma. Sesungguhnya Brahmana yang sejati adalah orang yang tidak termasuk sesuatu kepercayaan agama, tidak mempunyai kelas, tidak mempunyai otoritas; tidak mempunyai posisi dalam masyarakat. Dialah Brahmana yang sejati, manusia baru, yang memadukan batin ilmiah dan batin religius, dan oleh karena itu harmonis tanpa sesuatu kontradiksi dalam dirinya. Dan saya rasa tujuan pendidikan ialah untuk menciptakan batin yang baru ini, yang bersifat mudah meledak, dan tidak menyesuaikan diri dengan suatu pola yang ditetapkan oleh masyarakat.
Batin yang religius adalah batin yang kreatif. Ia bukan saja harus mengakhiri masa-lampau, melainkan juga harus meledak dalam masa-sekarang. Dan batin ini — bukan batin yang menafsir-nafsir dari buku-buku, Bhagavad Gita, Upanishad, Injil — yang mampu menyelidiki, dan juga mampu menciptakan realitas yang eksplosif. Disini tidak terdapat tafsiran maupun dogma. Adalah luar biasa
15
sukarnya untuk bersifat religius dan memiliki batin ilmiah yang jernih dan teliti, untuk memiliki batin yang tidak takut, yang tidak mempedulikan keamanan dirinya sendiri, ketakutan-ketakutannya sendiri. Anda tak bisa memiliki batin yang religius tanpa mengenal diri sendiri, tanpa mengetahui segala sesuatu tentang diri anda, batin anda, emosi anda, bagaimana batin bekerja, bagaimana pikiran berfungsi. Dan untuk mengatasi semua itu, untuk menyingkap semua itu, anda harus mendekatinya dengan batin ilmiah yang teliti, jernih, tanpa prasangka, yang tidak menyalahkan, yang mengamati, yang melihat. Jika anda memiliki batin seperti itu anda sungguh-sungguh seorang manusia yang berbudaya, seorang manusia yang mengenal kasih-sayang. Manusia yang demikian itu tahu apa artinya hidup.
Bagaimana kita menimbulkan hal ini? Oleh karena sangat penting untuk membantu siswa untuk bersikap ilmiah, untuk berpikir dengan jernih dan teliti sekali, untuk berpikir tajam, disamping membantunya untuk menyingkap lubuk — lubuk hatinya, untuk mengatasi kata-kata, tanda golongan yang beraneka-ragam sebagai Hindu, Muslim, Kristen. Mungkinkah untuk mendidik siswa untuk mengatasi semua tanda golongan dan menemukan, mengalami, sesuatu yang tidak diukur oleh batin, yang tak terdapat dalam buku manapun juga, dan tak seorang gurupun bisa menuntun anda menujunya? Jika pendidikan semacam itu mungkin dilakukan dalam sekolah seperti ini, itu adalah hal yang menarik. Anda semua harus melihat manfaatnya mengadakan sekolah seperti itu. Itulah yang sedang dibicarakan oleh para guru dan saya dalam beberapa hari ini. Kita telah memperbincangkan banyak hal — tentang otoritas, tentang disiplin, tentang bagaimana mengajar, apa yang harus diajar, apa mendengarkan apa pendidikan itu, apa kebudayaan itu, bagaimana untuk duduk diam. Sekedar menaruh perhatian pada menari, menyanyi, berhitung, pelajaran-pelajaran, bukanlah keseluruhan hidup. Adalah bagian dari hidup juga untuk duduk diam dan memandang diri anda sendiri, untuk memiliki kejelasan pandangan untuk melihat. Juga penting untuk mengamati bagaimana berpikir, apa yang harus dipikir dan mengapa anda berpikir. Merupakan bagian dari hidup juga untuk memandang burung, memandang kepada orang-orang desa, kejorokannya — yang telah ditimbulkan oleh masing-masing dari kita, yang
16
dipertahankan oleh masyarakat. Semua ini adalah bagian dari pendidikan.
17
3. TENTANG PENGETAHUAN DAN INTELIGENSI (INTELLIGENCE)
Anda berada di sini untuk mengumpulkan pengetahuan — ilmu sejarah, hayat, bahasa, matematika, alam, bumi dan sebagainya. Selain pengetahuan yang anda peroleh di sini, terdapat pengetahuan kolektif, pengetahuan dari rumpun bangsa, dari nenek moyang anda, dari generasi-generasi anda yang lampau. Mereka semua memiliki banyak pengalaman, banyak hal terjadi pada mereka, dan pengalaman kolektif mereka menjadi pengetahuan. Lalu terdapatlah pengetahuan dari pengalaman-pengalaman anda sendiri, reaksi-reaksi, kesan-kesan anda sendiri, tendensi- tendensi dan kecenderungan-cenderungan anda sendiri, yang telah mengambil bentuk-bentuknya sendiri yang khusus. Maka terdapatlah pengetahuan ilmiah, ilmu hayat, matematika, ilmu alam, ilmu bumi, sejarah; terdapat pula pengetahuan kolektif dari masa lampau yang merupakan tradisi dari kelompok, rumpun bangsa; lalu terdapat pengetahuan pribadi yang telah anda alami sendiri. Terdapatlah ketiga jenis pengetahuan ini — ilmiah, kolektif, pribadi. Apakah mereka bersama-sama menghasilkan inteligensi?
Sekarang, apakah pengetahuan itu? Apakah pengetahuan berhubungan dengan inteligensi? Inteligensi menggunakan pengetahuan, inteligensi yaitu kemampuan untuk berpikir secara jernih, obyektif, waras, sehat. Inteligensi adalah keadaan yang didalamnya tidak terlibat emosi pribadi, pendapat, prasangka atau kecenderungan pribadi. Inteligensi adalah kemampuan memahami secara langsung. Saya kuatir soal ini agak sulit, tapi ini penting, baik buat anda untuk melatih otak anda. Maka terdapatlah pengetahuan, yaitu masa lampau yang terus menerus ditambah, dan terdapat inteligensi. Inteligensi adalah sifat batin yang sangat peka, sangat waspada, sangat sadar. Inteligensi tidak berpegang pada sesuatu penilaian tertentu, tapi mampu berpikir dengan jernih dan obyektif sekali. Inteligensi tidak melibatkan diri. Apakah anda mengikut hal ini? Sekarang, bagaimana inteligensi ini dipupuk? Apakah kemampuan dari inteligensi ini? Anda tinggal di sini, dididik dalam berbagai mata-pelajaran, dalam berbagai cabang pengetahuan. Apakah anda juga dididik demikian rupa agar
18
inteligensi timbul pada saat yang lama? Apakah anda melihat maksudnya? Anda mungkin memiliki pengetahuan yang sangat baik dalam matematika atau teknologi. Anda mungkin mengambil suatu gelar, masuk perguruan tinggi dan menjadi insinyur kelas satu. Tetapi pada saat yang sama apakah anda menjadi peka, waspada? Adakah anda berpikir secara obyektif, jernih, dengan kecerdasan, pengertian? Adakah keselarasan antara pengetahuan dan kecerdasan, suatu keseimbangan diatara keduanya? Anda tidak bisa berpikir jernih apabila anda berprasangka, jika anda mempunyai pendapat-pendapat. Anda tidak bisa berpikir jernih apabila anda tidak peka; peka terhadap alam, peka terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitarmu, peka bukan saja terhadap apa yang terjadi diluar dirimu melainkan juga di dalam dirimu. Jika anda tidak peka, jika anda tidak menyadari, anda tidak bisa berpikir jernih. Inteligensi mengandung arti bahwa anda melihat keindahan bumi, keindahan pohon-pohon, keindahan langit, indahnya matahari terbenam, bintang-bintang serta keindahan dari kehalusan.
Nah, apakah inteligensi ini anda kumpulkan dalam sekolah ini? Adakah anda mengumpulkannya ataukah hanya mengumpulkan pengetahuan melalui buku-buku? Jika anda tak punya inteligensi, tak punya kepekaan, maka pengetahuan bisa menjadi sangat berbahaya. la dapat digunakan untuk tujuan-tujuan yang merusak. Inilah yang tengah dikerjakan oleh seluruh dunia. Adakah anda memiliki inteligensi untuk bertanya, mencoba menemukan? Apakah yang dilakukan oleh para guru dan anda, untuk menimbulkan sifat inteligensi ini, yang melihat keindahan bumi ini, kekotoran, kejorokan, dan juga sadar akan kejadian-kejadian didalam batin, bagaimana kita berpikir, bagaimana kita mengamati kehalusan pikiran? Apakah anda melakukan semua ini? Kalau tidak, apakah gunanya anda dididik?
Sekarang, apakah peranan seorang pendidik? Apakah hanya untuk memberimu keterangan, pengetahuan, ataukah untuk menimbulkan inteligensi dalam diri anda? Seandainya saya seorang guru disini, tahukah anda apa yang akan saya lakukan? Pertama-tama, saya ingin agar anda bertanya tentang segala sesuatu kepada saya — bukan tentang pengetahuan, hal itu sangat mudah, melainkan bertanya tentang bagaimana melihat, bagaimana melihat bukit-bukit
19
ini, melihat pohon asam itu, bagaimana mendengarkan burung- burung itu, bagaimana menyusuri sebatang sungai. Saya akan membantu anda untuk melihat bumi dan alam yang menakjubkan, keindahan daratan ini, merahnya tanah. Lalu saya akan berkata, lihatlah petani-petani, orang-orang desa itu. Lihatlah mereka, jangan mengecam, lihatlah saja kejorokannya, kemiskinannya, bukan seperti anda melihat mereka sekarang, samasekali tak acuh. Itu ada gubuk-gubuk, pernahkah anda kesana? Pernahkah para guru pergi kesana dan melihat gubuk-gubuk itu, dan kalau mereka pernah, apakah yang mereka lakukan? Maka saya akan membuat anda melihat, yaitu membuat anda peka, dan anda tidak bisa peka jika anda tak menaruh perhatian, tak acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitarmu. Lalu saya akan berkata, "Untuk menjadi cerdas anda harus tahu apa yang sedang anda kerjakan, cara anda berjalan, cara anda bicara, cara anda makan". Mengertikah anda? Saya akan bicara dengan anda tentang makanan anda. Saya akan berkata, "Lihat, bicarakan, jangan takut bertanya apapun, temukan, belajarlah," dan dalam kelas saya akan membahas suatu hal bersama anda, bagaimana membaca, bagaimana belajar, apa artinya menaruh perhatian. Jika anda berkata anda ingin melihat keluar jendela, saya akan berkata lihatlah keluar jendela, lihatlah segala sesuatu yang ingin kau lihat di luar jendela, dan setelah anda melihatnya, lihatlah buku anda dengan perhatian dan kesenangan yang sama pula. Lalu saya akan berkata, "Melalui buku-buku melalui diskusi-diskusi saya telah membantu anda untuk menjadi inteligent; marilah saya bantu anda untuk menemukan bagaimana caranya untuk hidup didunia ini secara waras, sehat, bukan setengah tidur". Itulah peranan seorang guru, seorang pendidik, bukan hanya sekedar memberimu sejumlah tanggal- tanggal, pengetahuan, melainkan untuk menunjukkan kepada anda seluruh bentangan kehidupan, keindahannya, keburukannya, kegembiraannya, suka citanya, ketakutannya, kesakitannya. Sehingga jika kelak anda meninggalkan tempat ini; anda menjadi manusia yang hebat yang dapat menggunakan inteligensimu dalam hidup, bukan menjadi manusia yang tak berpikir, destruktif, tak berperasaan.
Sekarang anda telah mendengarkan; para guru, kepala sekolah dan para siswa, anda semua telah mendengarkan. Apa yang akan
20
anda lakukan untuk itu? Anda tahu semua itu adalah tanggung jawab anda juga, sebagai siswa, sebagaimana pula tanggung jawab para guru. Adalah tanggung jawab para siswa untuk mendesak bertanya, tidak hanya berkata "saya akan duduk, ajarilah saya". Itu berarti bahwa anda harus luar biasa intelligent, peka, hidup, tak berprasangka. Adalah juga penting bagi para guru untuk mengusahakan agar anda menjadi intelligent sehingga apabila anda meninggalkan Rishi Valley kelak anda akan pergi dengan seulas senyum, dengan kemegahan dalam hati, sehingga anda menjadi peka, siap untuk menangis, untuk tertawa.
Siswa: Jika anda sangat peka; menurut pendapat anda tidakkah anda cenderung untuk menjadi emosionil?
Krishnamurti: Apa salahnya emosionil? Apabila saya melihat orang-orang kecil itu hidup dalam kemiskinan, perasaan saya meluap. Salahkah itu? Tidak ada salahnya mengalami emosi jika anda melihat kejorokan, kekotoran, kemiskinan disekitar anda. Tetapi perasaan anda juga meluap jika ada orang mengatakan sesuatu yang buruk tentang diri anda. Jika ini terjadi, apakah yang akan anda lakukan? Karena emosi anda apakah anda akan memukulnya kembali? Atau oleh karena anda peka, emosionil, apakah anda menyadari apa yang akan anda lakukan? Jika terdapat selang-waktu sebelum anda menanggapi dan anda mengamati, peka terhadapnya, maka dalam selang-waktu itu masuklah inteligensi. Biarkanlah selang-waktu ada; di dalamnya mulailah memperhatikan. Jika anda luarbiasa sadar akan masalahnya, terdapatlah tindakan yang seketika, dan tindakan seketika itu adalah tindakan yang benar dari inteligensi.
Siswa: Mengapa kita dibeban pengaruhi?
Krishnamurti: Menurut pikiran anda mengapa kita dibeban pengaruhi? Mudah sekali. Anda telah mengajukan pertanyaan itu. Sekarang, latihlah otakmu. Temukan mengapa anda dibeban pengaruhi. Anda dilahirkan di negeri ini, anda hidup dalam suatu lingkungan, dalam suatu kebudayaan, anda tumbuh menjadi seorang anak muda, lalu apa yang terjadi? Perhatikan bayi-bayi di sekitarmu. Perhatikan para ibu, para ayah, jika mereka orang Hindu
21
atau Muslim atau Komunis atau Kapitalis; mereka berkata kepada si anak, "berbuatlah begini, berbuatlah begitu". Si anak melihat nenek pergi ke kuil, melakukan upacara-upacara, dan si anak berangsur- angsur menerima semuanya itu. Atau orang tua mungkin berkata, "Saya tidak percaya upacara-upacara," dan si anak juga menerimanya. Fakta yang sederhana ialah bahwa batin, otak, si anak seperti adonan semen atau tanah liat, dan pada adonan itu dibuat cetakan-cetakan, seperti alur-alur pada piringan hitam. Segala sesuatu dicatat. Maka didalam diri si anak segala sesuatu dicatat secara sadar atau tidak sadar, sampai ber-angsur-angsur ia menjadi seorang Hindu, Muslim, Katolik atau orang yang tak mau percaya. Lalu ia membuat pembagian-pembagian — sebagai kepercayaanku, kepercayaanmu, Tuhanku, Tuhanmu, negeriku, negerimu. Anda dibeban pengaruhi untuk mengerahkan daya upaya yang hebat; anda harus berdaya upaya untuk belajar, untuk lulus ujian, anda harus berdaya upaya untuk menjadi baik.
Maka masalahnya ialah bagaimana batin yang di beban-pengaruhi ini melepaskan ikatannya sendiri, keluar dari beban pengaruhnya sendiri? Apa usul anda untuk keluar padanya? Nah, kerahkanlah inteligensimu untuk menemukan. Jangan mengikuti orang lain yang berkata, "lakukanlah ini dan anda akan bebas dari beban pengaruh anda"; temukanlah bagaimana anda akan membebaskan diri dari beban-pengaruh. Mari jawablah saya, katakan, bahaslah dengan saya.
Siswa: Dapatkah anda katakan bagaimana untuk membebaskan diri dari beban pengaruh?
Krishnamurti: Untuk masuk dalam perangkap beban pengaruh yang lain, bukankah begitu? Pertama-tama, tahu kah anda bahwa anda dibeban-pengaruhi? Bagaimana anda tahu? Apakah hanya seseorang berkata kepada anda bahwa anda dibeban-pengaruhi lalu anda tahu?
Apakah anda melihat bedanya? Yaitu ada orang berkata kepada anda bahwa anda lapar, itu suatu hal; dan mengetahui sendiri bahwa anda lapar adalah berbeda sama sekali. Kedua pernyataan ini berbeda bukan? Secara itu pula, apakah anda mengetahuinya
22
sendiri tanpa orang lain berkata kepada anda bahwa anda di beban pengaruhi, sebagai seorang Hindu, seorang Muslim? Tahu sendirikah anda?
Sekarang saya akan mengajukan sebuah pertanyaan dan melihat apakah ada suatu jarak sebelum anda menjawabnya. Baik? Sekarang amatilah, berpikirlah dengan jernih sekali, tanpa emosi, tanpa prasangka apapun. Pertanyaanku adalah menyadarikah anda bahwa anda dibeban pengaruhi tanpa diberitahu? Apakah anda menyadari? Itu tidaklah terlalu sukar?
Tahukah anda apa artinya menyadari? Jika terdapat rasa nyeri pada ibu-jari, anda menyadari ada rasa nyeri, tak seorangpun berkata kepada anda bahwa ada rasa nyeri. Anda mengetahuinya. Nah, secara demikian pula tahukah anda bahwa anda dibeban pengaruhi, untuk berpikir bahwa anda seorang Hindu, bahwa anda percaya ini, bahwa anda tidak percaya itu, bahwa anda harus pergi ke kuil, bahwa anda tidak usah pergi kekuil? Apakah anda menyadari hal itu?
Siswa: Ya.
Krishnamurti: Anda menyadarinya? Nah, karena anda menyadari bahwa anda dibeban pengaruhi, lalu bagaimana selanjutnya.
Siswa: Lalu saya melihat apakah saya ingin bebas dari beban pengaruh saya.
Krishnamurti: Anda dibeban pengaruhi dan anda menjadi sadar, lalu apa yang terjadi? Lalu saya bertanya, apa salahnya dibeban pengaruhi? Sekarang saya di beban pengaruhi sebagai seorang Muslim, dan anda di beban pengaruhi sebagai seorang Hindu, benar? Apa yang terjadi? Kita mungkin tinggal di jalan yang sama, tapi karena beban pengaruh saya, kepercayaan saya, dogma saya, dan anda dengan kepercayaan anda, dogma anda, sekalipun mungkin kita bertemu di jalan yang, sama, kita terpisah bukan? Maka dimana terdapat keterpisahan disitu mesti ada konfik. Dimana terdapat pembagian politis, ekonomis, sosial atau nasionalistis, disitu mesti terdapat konflik. Maka beban pengaruh adalah
23
penyebab dari pembagian. Oleh karena itu, untuk dapat hidup damai di dunia ini, marilah kita bebas dari beban pengaruh tak lagi sebagai Muslim atau Hindu. Inilah faktor dari inteligensi menyadari bahwa kita di beban pengaruhi, lalu melihat akibat beban pengaruh itu di dunia, pembagian-pembagian, nasionalistis, bahasa, dan sebagainya; dan melihat dimana terdapat pembagian disitu terdapat konflik. Jika anda melihat ini, jika anda menyadari bahwa anda dibeban pengaruhi itulah kerja dari inteligensi. Cukuplah untuk hari ini. Apakah anda mau bertanya lagi?
Siswa: Bagaimana kita bisa bebas dari prasangka?
Krishnamurti: Jika anda berkata, "bagaimana", apa yang anda maksud dengan kata itu? Bagaimana saya harus bangun dari tempat ini? Yang harus saya lakukan cuma bangun berdiri. Saya tak pernah bertanya bagaimana saya harus berdiri. Gunakanlah inteligensimu. Jangan berprasangka. Pertama-tama sadarilah bahwa anda berprasangka. Jangan mau diberitahu orang lain bahwa anda berprasangka. Mereka sendiri berprasangka, jadi jangan pedulikan apa kata orang lain tentang prasangka-prasangka anda. Pertama-tama sadarilah bahwa anda berprasangka. Anda melihat apa akibat prasangka — manusia terpecah-pecah. Oleh karena itu anda melihat bahwa harus ada tindakan yang inteligent, yaitu bahwa batin harus mampu bebas dari prasangka, bukan menanya "bagaimana" yang berarti suatu sistim, suatu metoda. Temukanlah apakah batin anda bisa bebas dari prasangka. Lihatlah apa yang terlibat di dalamnya. Mengapa anda berprasangka? Oleh karena sebagian dari beban pengaruh anda adalah untuk berprasangka dan didalam prasangka terdapat rasa nyaman yang besar, terdapat kesenangan yang besar. Jadi pertama-tama sadarilah; menyadari keindahan tanah ini, menyadari pohon-pohon, warna, bayangan, kedalaman cahaya, dan keindahan pohon-pohon yang bergerak itu, dan perhatikan burung-burung itu, sadari segala sesuatu yang ada disekitarmu; lalu berangsur-angsur masuklah kedalam, temukan, sadari dirimu sendiri; menyadari bagaimana anda bereaksi dalam hubungan dengan teman-temanmu — semua itu menghasilkan inteligensi. Cukupkah itu untuk pagi ini? Kini kita akan melakukan sesuatu yang lain.
24
Pertama-tama duduklah diam sekali, secara nyaman, duduk dengan tenang sekali, lemaskan badan, hendak kuperhatikan kepada anda. Sekarang pandanglah pohon-pohon itu, bukit-bukit itu, bentuk dari bukit-bukit itu, pandanglah mereka, pandanglah sifat warnanya, perhatikan mereka. Jangan dengarkan saya. Perhatikan dan lihatlah pohon-pohon itu, pohon yang menguning, pohon asam, kemudian pandanglah semak bougainvillea itu. Pandanglah bukan dengan batinmu tetapi dengan matamu. Setelah melihat semua warna-warni itu, bentuk tanah, bukit-bukit, batu batu, bayangan, lalu bergerak dari luar ke dalam dan tutup matamu, tutup matamu sama sekali. Anda telah selesai melihat hal-hal diluar, dan sekarang dengan mata tertutup anda bisa melihat apa yang terjadi di dalam, Perhatikan apa yang terjadi didalam diri anda, jangan berpikir, perhatikan saja, jangan gerakkan biji matamu, jagalah supaya biji matamu diam sama-sekali, karena sekarang tidak ada apa-apa yang perlu dilihat, anda telah melihat segala sesuatu disekitarmu, sekarang anda melihat apa yang terjadi didalam batinmu, anda harus tenang sekali didalam. Dan kalau ini anda lakukan tahukah anda apa yang terjadi dengan anda? Anda menjadi sangat peka, anda menjadi sangat waspada terhadap hal-hal diluar dan didalam. Lalu anda menemukan bahwa yang diluar adalah yang didalam, lalu anda menemukan bahwa si pengamat adalah yang diamati.
25
4. TENTANG KEBEBASAN DAN KETERTIBAN.
Pagi ini sangat indah, bukan? Sejuk, segar dan terdapatlah embun di rumput-rumput sedangkan burung-burung bernyanyi. Saya harap anda menikmati pagi ini, sama seperti saya, melihat keluar jendela, ke langit biru yang tak berawan, bayang-bayang yang jelas, udara yang berkilau-kilau dan seluruh burung-burung, pohon-pohon serta bumi yang bersorak sorai dengan gembira. Saya harap anda mendengarkannya.
Pagi saya ingin bicara tentang sesuatu yang kita semua harus pahami. Untuk memahami sesuatu orang harus mendengarkan, seperti anda mendengarkan burung-burung itu. Jika anda ingin mendengar seruan yang nyaring, nyanyian burung itu, anda harus mendengarkan dengan teliti sekali, dengan penuh perhatian, anda harus mengikuti setiap nada, mengikuti setiap gerak dari suara itu, lihatlah betapa dalamnya dan betapa jauh yang dicapainya. Dan jika anda tahu bagaimana mendengarkan, anda belajar banyak; mendengarkan adalah lebih penting daripada apapun juga dalam hidup. Untuk mengetahui bagaimana mendengarkan, anda harus penuh perhatian. Jika batin anda, pikiran anda, hati anda, memikirkan soal-soal lain, merasakan soal-soal lain, anda tak bisa mendengarkan burung-burung itu. Untuk mendengarkan anda harus mencurahkan seluruh perhatian anda. Jika anda sedang memperhatikan seekor burung dan memandang bulunya, warnanya, paruhnya, ukuran dan bentuk yang indah dari burung itu, maka anda memberikan hati anda, jiwa dan raga anda, segala yang anda punya, untuk memperhatikannya. Maka anda sungguh- sungguh menjadi bagian dari burung itu. Anda sungguh-sungguh menikmatinya. Maka secara itu pula, pagi ini, cobalah dengarkan, bukannya anda harus setuju atau tidak setuju dengan apa yang kita bicarakan tetapi dengarkanlah saja.
Pernahkah anda duduk ditepi sebatang, sungai dan memperhatikan air yang mengalir? Anda tak bisa berbuat apa-apa dengan air itu. Disitu ada air yang jernih, daun yang gugur, ranting-ranting. Anda melihat bangkai seekor binatang hanyut dan anda memperhatikan semuanya itu. Anda melihat gerakan air itu, kejernihan air itu, arus
26
air yang deras dan kejenuhan air itu. Tapi anda tak bisa berbuat apa-apa. Anda memperhatikan dan anda membiarkan air itu mengalir. Nah secara itu pula dengarkan apa yang ingin saya bicarakan pagi ini. Tidak ada kebebasan tanpa ketertiban. Keduanya berjalan bersama-sama Jika anda tak bisa memiliki ketertiban, anda tak bisa memiliki kebebasan. Keduanya tak bisa dipisahkan. Jika anda berkata . "Aku akan berbuat sesuka hatiku, Aku akan datang ke meja makan kapan saja aku suka; aku akan masuk kelas kapan saja aku suka" anda menciptakan ketidak-tertiban. Anda harus mempertimbangkan apa yang dikehendaki orang lain. Supaya semuanya berjalan lancar, anda harus datang tepat pada waktunya. Kalau pagi ini saya datang terlambat sepuluh menit, tentu anda terpaksa menunggu saya. Jadi saya harus punya tenggang rasa. Saya harus memikirkan orang lain, Saya harus sopan, tenggang- rasa, memperhatikan kepentingan orang lain. Dari tenggang-rasa itu, dari perhatian itu, dari kewaspadaan itu, baik keluar maupun kedalam, timbullah ketertiban dan beserta ketertiban itu timbul kebebasan.
Anda tahu, serdadu-serdadu di seluruh dunia dilatih setiap hari; mereka diberi perintah apa yang harus dikerjakan, diberi perintah untuk berjalan berbaris. Mereka mematuhi perintah secara mutlak tanpa berpikir. Tahukah anda apa akibatnya buat manusia? Jika anda diberi perintah apa yang harus diperbuat, apa yang harus dipikir, untuk patuh, mengikuti, tahukah anda apa akibatnya buat anda? Batin anda menjadi tumpul, ia kehilangan inisiatifnya, kecepatannya, Penerapan disiplin dari luar, secara ini membuat batin menjadi bodoh, membuat anda menyesuaikan diri, membuat anda meniru. Tetapi jika anda mendisiplinkan diri anda dengan mengamati, mendengarkan dengan tenggang-rasa, dengan memperhatikan secara mendalam — maka dari pengamatan, mendengarkan, tenggang-rasa terhadap orang lain, itu timbullah ketertiban. Di mana terdapat ketertiban, disitu selalu terdapat kebebasan. Jika anda berteriak-teriak, berceloteh, anda tak dapat mendengarkan apa yang hendak di katakan oleh orang lain. Anda hanya bisa mendengar dengan jelas apabila anda duduk diam- diam, jika anda memberikan perhatian anda.
27
Anda juga tidak bisa memiliki ketertiban bila anda tidak bebas untuk mengamati, jika anda tidak bebas untuk mendengarkan, jika anda tidak bebas untuk tenggang-rasa. Masalah kebebasan dan ketertiban ini adalah salah satu masalah yang paling sulit dan paling mendesak dalam hidup. Ia adalah masalah yang sangat rumit. Ia harus direnungkan jauh lebih banyak daripada matematika, ilmu-bumi atau sejarah. Jika anda tidak sungguh-sungguh bebas, anda tak akan pernah mekar, anda tak akan pernah jadi baik, tak mungkin ada keindahan. Jika burung itu tidak bebas, ia tak dapat terbang jika benih tidak bebas untuk mekar, untuk menembus keluar dari dalam tanah, ia tak dapat hidup. Semuanya harus memiliki kebebasan, termasuk pula manusia. Tapi manusia takut akan kebebasan. Mereka tidak menginginkan kebebasan. Burung, sungai, pohon-pohon, semuanya menuntut kebebasan, dan manusiapun harus menuntutnya juga, bukan setengah-tengah, tapi sepenuhnya. Kebebasan, kemerdekaan, bebas untuk menyatakan apa yang dipikir, untuk melakukan apa yang ingin dilakukan, adalah salah satu hal yang paling penting dalam hidup. Untuk bebas sungguh-sungguh dari amarah, cemburu, kekejaman, kelaliman; untuk bebas sungguh-sungguh dalam diri sendiri, adalah salah satu hal yang paling sulit dan paling berbahaya.
Anda tidak bisa minta kebebasan begitu saja. Anda tidak bisa berkata, "Aku akan bebas berbuat sesuka hatiku". Oleh karena orang lain juga ingin bebas, juga ingin menyatakan apa yang mereka rasakan, juga ingin berbuat sesuka hati mereka. Setiap orang ingin bebas, namun mereka ingin mengungkapkan diri mereka — amarah mereka, kekejaman mereka, ambisi mereka, persaingan mereka dan sebagainya. Jadi selalu terdapat konflik. Saya ingin berbuat sesuatu dan anda ingin berbuat sesuatu, lalu kita berkelahi. Kebebasan bukanlah berbuat sekehendak kita, karena manusia tidak bisa hidup sendiri. Bahkan para rahib, bahkan seorang sannyasi tidak bebas berbuat sekehendak hatinya, oleh karena ia harus berjuang untuk apa yang diinginkannya, berkelahi dengan dirinya sendiri, berdebat dengan dirinya sendiri. Dan untuk bebas perlu inteligensi, kepekaan, pengertian yang luar biasa. Namun adalah mutlak perlu bahwa setiap manusia apapun juga kebudayaannya, untuk bebas. Jadi anda lihat, kebebasan tidak bisa terdapat tanpa ketertiban.
28
Siswa: Apakah anda maksudkan bahwa untuk bebas tidak boleh ada disiplin ?
Krishnamurti: Secara teliti telah saya terangkan bahwa anda tidak bisa memiliki kebebasan tanpa ketertiban, dan ketertiban adalah disiplin. Saya tidak suka menggunakan kata "disiplin" karena kata itu dibebani bermacam-macam arti. Disiplin berarti penyesuaian diri, meniru, patuh; berarti melakukan apa yang diperintahkan kepada anda, bukan? Tetapi, jika anda ingin bebas — dan manusia haruslah bebas sepenuhnya; kalau tidak mereka tak dapat mekar, kalau tidak mereka tak dapat menjadi manusia sejati — anda harus menemukan sendiri apa artinya tertib, apa artinya menepati waktu, baik hati, murah hati, tidak takut. Menemukan semua itu adalah disiplin. Ini menimbulkan ketertiban. Untuk menemukan anda harus menyelidik, dan untuk menyelidik anda harus bebas. Jika anda memiliki tenggang rasa, jika anda mengamati, jika anda mendengarkan, maka, oleh karena anda bebas, anda akan menepati waktu, anda akan masuk kelas secara teratur, anda akan belajar, anda akan penuh gairah hidup sehingga anda ingin melaksanakan segala sesuatu secara benar.
Siswa: Anda berkata bahwa kebebasan sangat berbahaya bagi manusia. Mengapa begitu ?
Krishnamurti: Mengapa kebebasan berbahaya ? Tahukah anda apa masyarakat itu ?
Siswa: Sekelompok besar orang yang memerintahkan kepada anda apa yang harus dilakukan dan apa yang tak boleh dilakukan.
Krishnamurti: Sekelompok besar orang yang memerintah kepada anda apa yang harus dilakukan dan apa yang tak boleh dilakukan. Juga kebudayaan, adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan, dari masyarakat tertentu; struktur sosial, moral, etik, religius, tempat manusia hidup, itulah yang umumnya disebut masyarakat. Sekarang, jika setiap, individu dalam masyarakat itu berbuat sesuka hatinya, ia akan merupakan bahaya bagi masyarakat itu.
29
Jika anda berbuat sesuka hati anda di sekolah ini, apa yang terjadi? Anda merupakan bahaya bagi seluruh sekolah ini, bukan ? Oleh karena itu umumnya orang tidak menghendaki orang lain bebas. Seorang yang sungguh-sungguh bebas, bukan dalam ide-ide, melainkan secara batiniah bebas dari keserakahan, ambisi, irihati, kekejaman, dianggap membahayakan orang lain, karena ia sama sekali berbeda dari manusia biasa. Maka masyarakat memujanya atau membunuhnya atau tak menghiraukannya.
Siswa: Anda berkata bahwa kita harus memiliki kebebasan dan ketertiban, tetapi bagaimana kita memperolehnya?
Krishnamurti: Pertama-tama, anda tak bisa bergantung pada orang lain; anda tak bisa berharap orang lain akan memberi anda kebebasan dan ketertiban — entah ia itu ayah anda, ibu anda, suami anda, guru anda. Anda harus menimbulkannya dalam diri anda sendiri. Ini adalah yang pertama harus disadari, bahwa anda tak bisa minta apa-apa dari orang lain, kecuali makanan, pakaian dan tempat berteduh. Anda tak mungkin minta atau mengharapkan dari seseorang, guru-guru anda atau Tuhan-Tuhan anda. Tak seorangpun dapat memberi anda kebebasan dan ketertiban, jadi, anda harus menemukan bagaimana untuk mendatangkan ketertiban dalam diri anda sendiri. Itu berarti anda harus mengamati dan menemukan sendiri, apa artinya mendatangkan kebajikan dalam diri anda. Tahukah anda apa kebajikan itu — bersifat moral baik? Kebajikan adalah ketertiban. Maka anda harus menemukan sendiri bagaimana untuk menjadi baik, bagaimana untuk ramah, bagaimana untuk tenggang rasa. Dan dari tenggang rasa itu, dari pengamatan itu, anda mendatangkan ketertiban dan oleh karena itu kebebasan. Anda bergantung kepada orang lain untuk diberi tahu apa yang harus anda lakukan, bahwa anda tak boleh melihat keluar jendela, bahwa anda harus menepati waktu, bahwa anda harus ramah. Tetapi jika anda berkata "Saya akan melihat keluar jendela kalau saya ingin, tetapi kalau saya sedang belajar saya akan melihat ke buku", anda mendatangkan ketertiban dalam diri anda tanpa diberi tahu oleh orang lain.
Siswa: Apa yang kita peroleh dengan menjadi bebas?
30
Krishnamurti: Tidak ada. Jika anda bicara tentang apa yang diperoleh, anda sesungguhnya berpikir dalam istilah-istilah barang dagangan. Bukankah begitu?
Saya akan melakukan ini, dan sebagai balasannya, berilah aku sesuatu. Aku ramah kepada anda karena hal itu menguntungkan bagiku. Tetapi itu bukan keramahan. Jadi selama kita berpikir dalam pengertian untuk memperoleh sesuatu, disitu tidak ada kebebasan. Jika anda. berkata, "Jika saya memperoleh kebebasan, saya akan bisa berbuat ini atau itu", maka itu bukanlah kebebasan. Oleh karena itu janganlah berpikir dalam istilah-istilah memanfaatkan sesuatu. Selama kita berpikir dalam istilah memanfaatkan, tidak ada soal kebebasan sama sekali. Kebebasan hanya bisa terdapat apabila tidak ada motif. Anda bukan mencintai seseorang karena ia memberi anda makanan, pakaian atau tempat berteduh. Kalau begitu itu bukan cinta.
Pernahkah anda berjalan-jalan sendiri? Atau apakah anda selalu pergi dengan orang lain? Jika anda sekali-kali berjalan-jalan seorang diri, jangan jauh-jauh karena anda masih sangat muda, nanti anda akan mengenal diri anda sendiri, apa yang anda pikirkan, apa yang anda rasakan, apa itu kebajikan, anda ingin menjadi apa. Temukanlah. Dan anda tak dapat menemukan diri sendiri jika anda selalu bercakap-cakap, keluyuran dengan teman- teman anda, dengan setengah lusin orang. Duduklah tenang- tenang seorang diri di bawah sebatang pohon, jangan membawa buku. Lihatlah saja bintang-bintang, langit yang cerah, burung- burung, bentuk dedaunan. Amatilah bayang-bayang. Amatilah burung yang melintasi langit. Dengan berada seorang diri, duduk tenang-tenang di bawah sebatang pohon, anda mulai memahami gerak gerik batin anda sendiri, dan, hal itu sama pentingnya seperti masuk kelas.
31
5. TENTANG KEPEKAAN.
Beberapa guru dari sekolah ini baru-baru ini memperbincangkan dengan saya betapa pentingnya menjadi peka, betapa perlunya memiliki tubuh yang peka dan batin yang peka. Seorang manusia yang menyadari lingkungannya, dan juga menyadari setiap gerak dari pikiran dan perasaan, yang merupakan keutuhan yang harmonis, adalah peka. Bagaimanakah kepekaan itu timbul? Bagaimana bisa diperoleh perkembangan yang lengkap dari jasmani, dari emosi, dari kemampuan berpikir secara mendalam dan secara luas, sehingga seluruh pribadi menjadi luar biasa hidup terhadap setiap sesuatu disekitarnya, terhadap setiap tantangan, terhadap setiap pengaruh? Dan apakah hal itu mungkin, di dunia seperti ini, di dunia tempat pengetahuan teknologis, merupakan hal yang maha penting, tempat mencari uang, menjadi insinyur atau ahli elektronika dianggap demikian pentingnya? Mungkinkah untuk menjadi peka? Para politikus, para ahli elektronika, menjadi manusia-manusia mesin yang mengagumkan, tetapi hidup mereka sangat sempit. Mereka adalah manusia-manusia menderita yang tidak punya kedalaman. Apa yang mereka tahu adalah dunia mereka yang kecil, dunia yang ditentukan oleh bidang mereka sendiri.
Hidup yang berpegang pada pengetahuan teknologis adalah hidup yang sangat sempit dan terbatas. Hidup demikian akan menghasilkan banyak penderitaan dan kesengsaraan. Tetapi dapatkah orang memiliki pengetahuan teknologis, mampu berbuat sesuatu, mencari sedikit uang, namun hidup di dunia secara intens, secara jelas, dengan tinjauan yang jauh? Inilah masalah sesungguhnya. Hidup bukanlah cuma pergi ke kantor dari hari ke hari. Hidup adalah luar biasa vital, penting dan untuk itu anda harus peka, anda harus memiliki kepekaan yang dapat mengagumi keindahan. Anda tahu, ada sesuatu yang luar biasa dalam keindahan. Keindahan tidak pernah bersifat perseorangan, sekalipun kita membuatnya bersifat perseorangan. Kita menyuntingkan bunga di rambut kita, mengenakan gaun yang bagus, memakai kemeja dan celana yang bagus, nampak tampan sekali dan berusaha menjadi secantik mungkin; itu adalah
32
keindahan yang sangat terbatas. Saya tidak berkata bahwa anda tidak boleh berpakaian bagus, tetapi kalau cuma itu — itu bukanlah mengagumi keindahan. Mengagumi keindahan ialah melihat sebatang pohon, melihat sebuah lukisan, melihat sebuah patung, melihat awan-awan, langit, burung-burung dengan sayap terkembang, melihat bintang pagi, dan matahari terbenam di balik bukit-bukit itu. Untuk melihat keindahan yang hebat itu kita harus terlepas dari kehidupan perseorangan kita yang kecil.
Anda mungkin memiliki selera yang baik. Tahukah anda apa artinya selera yang baik? Tahu bagaimana memadukan warna-warna, tidak menggunakan warna yang menyolok, tidak berkata sesuatu yang kejam tentang seseorang, mempunyai perasaan lembut, melihat keindahan sebuah rumah, mempunyai gambar-gambar yang bagus di kamar anda, mempunyai kamar dengan perbandingan- perbandingan yang wajar. Semua itu selera yang baik, yang bisa di pupuk, Tetapi selera baik bukanlah berarti mengagumi keindahan. Keindahan tak pernah bersifat perseorangan. Jika keindahan dijadikan perseorangan, ia menjadi berpusat pada diri sendiri. Mementingkan diri sendiri adalah sumber dari penderitaan. Anda tahu, kebanyakan orang tidak berbahagia di dunia. Mereka punya uang, mereka punya kedudukan dan kekuasaan. Tetapi singkirkan uangnya, kedudukannya, kekuasaannya dan anda melihat dibalik itu kedangkalan hati yang amat sangat. Sumber dari kedangkalan, kesengsaraan, konflik dan kesedihan mereka yang hebat itu adalah perasaan bersalah dan rasa takut.
Sungguh-sungguh mengagumi keindahan berarti melihat sebuah gunung, melihat pohon-pohon yang indah tanpa adanya "anda" disana; menikmatinya, memandangnya, sekalipun itu milik orang lain; melihat sungai yang mengalir dan bergerak bersamanya dari awal sampai akhir; tenggelam dalam keindahan, gairah dan kecepatan sungai itu. Tetapi anda tak dapat melakukan semua itu bila anda hanya memikirkan kekuasaan, uang dan karir. Itu hanya sebagian saja dari hidup, dan hanya memikirkan sebagian saja dari hidup adalah tidak peka dan oleh karena itu hidup secara dangkal dan sengsara. Hidup yang kerdil selalu menghasilkan kesengsaraan dan kekacauan, bukan saja untuk diri sendiri,
33
melainkan juga untuk orang lain. Saya berkhotbah tentang moral, saya cuma sekedar mengemukakan fakta-fakta kehidupan.
Tugas dari guru-guru anda adalah untuk mendidik, bukan saja sebagian batin, melainkan keseluruhan batin; mendidik anda demikian rupa sehingga anda tidak akan terperangkap dalam kubangan hidup yang kecil, melainkan hidup dalam sungai kehidupan yang penuh. Inilah seluruh tugas pendidikan. Pendidikan yang benar memupuk seluruh pribadi anda, keseluruhan batin anda. Ia memberi kedalaman pada batin dan hati anda, suatu pemahaman terhadap keindahan.
Mungkin, anak-anak wanita di antara anda akan menjadi dewasa dan menikah, anak-anak laki-laki akan memiliki karir, dan berakhir sampai di situ. Anda tahu, pada saat anda menikah — saya tidak berkata anda tidak boleh menikah — anda mempunyai suami, anak-anak dan tanggung jawab mulai berdatangan seperti burung gagak berkerumun pada sebatang pohon. Suami, rumah, anak- anak, menjadi suatu kebiasaan dan anda terperangkap dalam kebiasaan itu. Sepanjang hidup anda, sampai anda mati, anda akan bekerja, bekerja di rumah atau pergi ke kantor setiap hari.
Saya ingin tahu — kemarin pagi waktu saya melihat anda semua begitu riang gembira — apa yang akan terjadi dengan anda semua kelak? Apakah anda akan hidup dengan api yang menyala dalam diri anda, ataukah sepanjang sisa hidup anda, anda akan menjadi pedagang atau ibu rumah tangga? Apa yang akan anda lakukan? Tidakkah seharusnya anda dididik untuk mengikis rasa terhormat, untuk menjebol segala penyesuaian diri?
Mungkin saya rnengatakan sesuatu yang berbahaya, tapi itu tidak menjadi soal. Mungkin anda akan mendengarkan sedikit dan mungkin ini akan mengendap ke dalam kesadaran anda dan mungkin pada suatu saat di mana anda akan mengambil suatu keputusan ini akan merubah jalan hidup anda.
Siswa: Bagaimana kita menjadi peka?
34
Krishnamurti: Saya tidak tahu apakah anda memperhatikan, tadi malam hujan rintik-rintik. Lalu ada hujan deras sejenak. Awan-awan hitam, berat, sarat oleh hujan. Ada pula awan-awan yang penuh cahaya, putih, dengan cahaya kemerahan di dalamnya. Dan ada awan awan yang hampir seperti bulu terbang melintas. Pemandangan itu mengagumkan dan terdapatlah keindahan yang agung. Jika anda tidak melihat dan merasa semua ini selagi anda muda, selagi anda masih berhasrat ingin tahu, selagi anda masih belum berketetapan hati, selagi anda masih melihat-lihat, mencari dan bertanya; jika anda tidak merasakan sekarang, anda tak akan pernah merasakannya. Makin anda bertambah tua, hidup makin mengurung anda, hidup menjadi keras. Anda hampir tak pernah lagi memandang bukit-bukit itu, sebuah wajah yang cantik atau seulas senyum. Tanpa merasakan kasih sayang, keramahan, kelembutan, hidup menjadi sangat suram, buruk, kejam. Dan makin anda bertambah tua, anda makin mengisi hidup anda dengan politik, dan memikirkan pekerjaan anda, keluarga anda. Anda menjadi takut dan berangsur-angsur kehilangan sifat yang luar biasa untuk memandang matahari yang terbenam, awan-awan dan bintang- bintang di waktu malam. Makin anda bertambah tua, intelek mulai menghancurkan hidup anda. Saya tidak bermaksud bahwa anda tidak boleh memiliki intelek untuk berpikir yang jernih, tetapi kalau itu menonjol di atas yang lain akan membuat anda tumpul, membuat anda kehilangan hal-hal yang lebih halus daripada hidup.
Anda harus sungguh-sungguh merasakan secara kuat segala sesuatu, bukan hanya satu atau dua hal, melainkan segala sesuatu. Jika anda merasakan secara kuat, maka soal-soal kecil tidak akan memenuhi hidup anda. Politik, pekerjaan, karir, adalah soal-soal kecil. Jika anda merasakan secara kuat, jika anda merasakan dengan penuh gairah, dengan penuh semangat, anda akan hidup dalam keheningan yang dalam. Batin anda akan menjadi sangat jernih, sederhana, kuat. Makin manusia bertambah tua, mereka kehilangan sifat merasa ini, simpati, kelembutan terhadap orang lain. Setelah kehilangan itu, mereka menciptakan agama. Mereka pergi ke kuil-kuil, minum-minum, menggunakan obat-bius, untuk membangunkan spontanitas ini. Mereka menjadi religius. Tetapi agama di dunia dibentuk oleh manusia. Semua kuil, gereja, dogma, kepercayaan, diciptakan oleh manusia. Manusia merasa takut oleh
35
karena ia tersesat tanpa memiliki perasaan keindahan yang mendalam, perasaan kasih-sayang yang mendalam. Dan, sesudah kehilangan ini, upacara-upacara dangkal, pergi ke kuil, mengulang ulang mantra, rituil, menjadi sangat penting. Sesungguhnya hal-hal itu tidak penting sama sekali. Agama yang lahir karena rasa takut akan menjadi tahyul yang buruk.
Maka, orang harus memahami rasa takut. Anda tahu, orang merasa takut; takut terhadap orang tua, takut tidak lulus ujian, takut terhadap guru, takut terhadap anjing, takut terhadap ular. Anda harus memahami rasa takut dan bebas dari rasa takut. Jika anda bebas dari rasa takut, terdapatlah perasaan sejahtera yang kuat, berpikir dengan sangat jernih, memandang bintang-bintang, memandang awan-awan, melihat wajah-wajah dengan seulas senyum. Dan apabila tidak ada rasa takut anda bisa pergi lebih jauh. Lalu anda bisa menemukan sendiri apa yang telah dicari manusia turun temurun.
Di gua-gua di Perancis Selatan dan di Afrika Utara terdapat lukisan- lukisan yang berurnur 25 ribu tahun yang menggambarkan binatang berkelahi dengan manusia, rusa-rusa, sapi-sapi. Lukisan-lukisan itu luar biasa. Di gambarkan disitu bagaimana manusia senantiasa mencari perjuangannya melawan hidup dan usahanya mencari hal yang luar biasa yang disebut Tuhan. Tetapi ia tak pernah menemukan hal luar biasa itu. la hanya bisa terwujud secara tak terduga, tanpa mengenalnya, apabila tidak ada rasa takut bagaimanapun juga. Pada saat tidak terdapat rasa takut anda memiliki perasaan-perasaan yang sangat kuat. Makin kuat anda merasa, makin kurang anda memperhatikan soal-soal kecil. Rasa takutlah yang mengusir semua perasaan akan keindahan, akan sifat keheningan yang besar. Seperti anda belajar matematika, begitu pula anda harus mempelajari rasa takut. Anda harus mengenal rasa takut dan tidak lari daripadanya sehingga anda dapat memandang rasa takut. Seperti pergi berjalan-jalan dan tiba- tiba berjumpa dengan seekor ular, meloncat ke belakang dan memperhatikan ular itu. Jika anda hening sekali, diam sekali, tidak takut, maka anda bisa melihat dengan teliti sekali, sambil menjaga jarak yang aman. Anda bisa melihat lidahnya yang hitam dan matanya yang tidak berkelopak mata. Anda bisa melihat sisiknya,
36
pola kulitnya. Jika anda memperhatikan ular itu dengan sangat teliti, anda melihat dan menghargainya dan mungkin mempunyai kasih sayang yang besar terhadap ular itu. Tetapi anda tak dapat melihat kalau anda takut, kalau anda lari. Maka seperti anda melihat seekor ular, anda harus melihat perjuangan yang disebut hidup ini, beserta penderitaan, kesengsaraan, kekacauan, konflik, perang, kebencian, keserakahan, ambisi, kecemasan dan rasa bersalahnya. Anda hanya bisa memandang hidup dan cinta apabila tidak terdapat rasa takut.
Siswa: Mengapa kita semua ingin hidup ?
Krishnamurti: Janganlah tertawa karena seorang anak kecil, bertanya, kalau hidup ini begitu fana, mengapa kita ingin hidup? Tidakkah sangat menyedihkan seorang anak kecil bertanya seperti itu? Itu berarti bahwa ia telah melihat sendiri bahwa segala sesuatu berakhir. Burung-burung mati, daun-daun berguguran, orang menjadi tua, manusia sakit, nyeri, menderita; sekelumit kegembiraan, secerah kesenangan, dan membanting tulang tanpa akhir. Dan anak kecil itu bertanya mengapa kita melekat pada semua itu? Ia melihat betapa anak-anak muda menjadi tua sebelum sampai umurnya, sebelum waktunya. Ia melihat maut. Dan manusia melekat pada hidup karena tak ada lagi yang bisa dipegangnya Tuhan-tuhannya, kuil-kuilnya, tak mengandung kebenaran; kitab- kitab sucinya hanyalah sekedar kata-kata. Maka dia bertanya mengapa orang melekat pada hidup kalau terdapat begitu banyak kesengsaraan. Mengertikah anda? Apa jawab anda? Apa jawab orang-orang dewasa? Apa jawab guru-guru sekolah ini ? Semuanya diam. Orang dewasa berpegang pada ide-ide, pada kata-kata, dan anak itu berkata, "aku lapar, berilah aku makanan, bukan kata-kata". Ia tidak percaya pada anda dan oleh karena itu ia bertanya, "mengapa kita melekat pada semua ini?" Tahukah anda mengapa anda melekat? Karena anda tidak tahu apa-apa lagi. Anda melekat pada rumah tangga anda, anda melekat pada buku- buku anda, anda melekat pada berhala-berhala anda, tuhan-tuhan anda, kesimpulan-kesimpulan anda, ikatan-ikatan anda, penderitaan-penderitaan anda, karena anda tidak punya apa-apa lagi dan semua yang anda kerjakan menimbulkan ketidak- bahagiaan. Untuk menemukan apakah ada sesuatu yang lain, anda
37
harus melepaskan apa yang anda lekati. Jika anda ingin menyeberangi sungai, anda harus meninggalkan tepi ini. Anda tak dapat duduk pada satu tepi. Anda ingin bebas dari kesengsaraan, namun anda tidak mau menyeberangi sungai. Maka, anda melekat pada sesuatu yang anda ketahui betapapun sengsaranya dan anda takut melepaskannya karena anda tidak tahu apa yang ada di seberang sungai.
38
6. TENTANG RASA TAKUT.
Saya yakin anda seringkali mendengar dari para politikus, dari para pendidik, dari orang tua anda dan dari masyarakat bahwa anda adalah generasi yang mendatang. Tetapi jika mereka bicara tentang anda sebagai generasi baru, mereka tidak sungguh- sungguh bermaksud demikian karena mereka menjaga agar anda menyesuaikan diri dengan pola masyarakat yang lama. Mereka tidak sungguh-sungguh ingin anda menjadi manusia yang baru, yang berbeda. Mereka ingin agar anda menjadi seperti mesin, mengambil tempat dalam tradisi, menyesuaikan diri, percaya, menerima otoritas. Sekalipun demikian, jika anda dapat sungguh- sungguh membebaskan diri anda dari rasa takut, bukan secara teoretis, bukan secara ideal, bukan sekedar lahiriah, melainkan sungguh-sungguh, secara batiniah, mendalam, maka anda bisa menjadi manusia yang berbeda. Maka anda bisa menjadi generasi mendatang. Orang-orang tua dibebani rasa takut — takut akan maut, takut akan kehilangan pekerjaan, takut akan pendapat umum. Mereka sama sekali dicengkeram oleh rasa takut. Maka tuhan- tuhan mereka, kitab-kitab suci mereka, puja-puja mereka, semuanya berada dalam lapangan rasa takut dan oleh karena itu batin terpiuh, bengkok, secara aneh. Batin seperti itu tidak dapat berpikir lurus, tak dapat membahas secara logis, wajar, sehat, oleh karena ia berakar dalam rasa takut. Perhatikanlah generasi tua dan anda akan melihat betapa takutnya mereka akan segala sesuatu — akan kematian, akan penyakit, akan bertentangan dengan arus tradisi, akan menjadi lain, akan menjadi baru.
Rasa takutlah yang menghalangi mekarnya batin, mekarnya kebaikan. Kebanyakan dari kita belajar melalui rasa takut. Rasa takut adalah intisari dari otoritas dan kepatuhan; orang tua dan pemerintah menuntut kepatuhan. Terdapat otoritas dari buku; otoritas menurut Sankara, Buddha; otoritas menurut Einstein. Kebanyakan orang adalah pengikut; mereka membuat seorang pelopor menjadi otoritas, dan lewat propaganda, lewat pengaruh, lewat kepustakaan, mereka menanamkan pada otak yang lunak kebutuhan akan kepatuhan. Apa yang terjadi dengan anda jika anda patuh? Anda berhenti berpikir. Karena anda merasa bahwa si
39
otoritas tahu begitu banyak, mereka adalah orang-orang yang berkuasa, punya begitu banyak uang, dapat mengusir anda dari rumah anda, karena mereka menggunakan kata-kata "kewajiban, cinta", anda menyerah, anda takluk, anda mulai patuh, dan menjadi budak dari suatu ide, dari suatu kesan, dari suatu pengaruh. Jika otak menyesuaikan diri dengan suatu pola kepatuhan, ia tak lagi mampu menjadi segar, tak lagi mampu berpikir secara sederhana dan langsung.
Sekarang, mungkinkah belajar tanpa otoritas? Tahu kah anda apa belajar itu? Memperoleh pengetahuan adalah suatu hal, tetapi belajar adalah sesuatu yang sama sekali berlainan. Sebuah mesin bisa memperoleh keterangan seperti sebuah robot atau sebuah komputer elektronik. Sebuah mesin memperoleh pengetahuan oleh karena ia diberi makan keterangan-keterangan tertentu. Ia mengumpulkan keterangan makin lama makin banyak yang kemudian menjadi pengetahuan. Ia memiliki kemampuan untuk memperoleh keterangan, menyimpannya dan menjawab bila ditanya. Sebaliknya, jika banyak manusia dapat belajar, maka ia mampu lebih dari sekedar memperoleh dan menyimpan. Tetapi belajar hanya bisa terdapat apabila batin segar, apabila ia tidak berkata "aku tahu", Maka, orang harus membedakan, memisahkan antara belajar dan memperoleh pengetahuan. Memperoleh pengetahuan membuat anda seperti mesin, tetapi belajar membuat batin sangat segar, muda, halus. Dan anda tidak bisa belajar bila anda hanya mengikuti otoritas pengetahuan. Kebanyakan pendidik, di seluruh dunia, hanya sekedar memperoleh dan menyampaikan pengetahuan dan dengan demikian membuat batin seperti mesin dan tidak mampu belajar. Anda hanya bisa belajar jika anda tidak tahu. Belajar hanya timbul apabila tidak ada rasa takut dan apabila tidak ada otoritas.
Masalahnya ialah, bagaimana anda mengajar matematika, atau mata-pelajaran lain, tanpa otoritas, dan oleh karena itu tanpa rasa takut ? Rasa takut terkandung secara hakiki dalam persaingan. Baik persaingan kelas maupun persaingan dalam hidup. Takut menjadi bukan apa-apa, tidak mencapai, tidak sukses, terdapat pada dasar persaingan. Tetapi jika terdapat rasa takut, anda berhenti belajar. Maka saya rasa tugas pendidikanlah untuk
40
melenyapkan rasa takut, menjaga agar anda tidak menjadi seperti mesin, dan sementara itu memberi anda pengetahuan. Belajar tanpa menjadi seperti mesin, yang berarti belajar tanpa rasa takut, adalah suatu masalah yang rumit. Hal itu menyangkut penghapusan semua persaingan. Dalam proses persaingan ini, anda menyesuaikan diri dan perlahan-lahan anda menghancurkan kehalusan, kesegaran, kemudaan otak. Tetapi anda tak dapat mengingkari pengetahuan. Jadi, mungkinkah untuk memiliki pengetahuan namun juga belajar untuk bebas dari rasa takut? Dapatkah anda melihat ini ? Bilakah anda belajar paling banyak? Pernahkah anda memperhatikan diri anda belajar ? Cobalah kadang-kadang memperhatikan diri sendiri dan mengamati diri sendiri belajar. Anda paling banyak belajar jika tidak terdapat rasa takut, jika anda tidak terancam oleh otoritas, jika anda tidak bersaing dengan tetangga anda. Maka batin anda menjadi luar biasa hidup. Maka masalahnya bagi guru dan masalahnya bagi anda, sebagai siswa, ialah belajar tanpa otoritas, memperoleh pengetahuan tanpa memiuhkan atau menumpulkan otak, dan melenyapkan rasa takut. Anda lihatkah masalahnya ?
Untuk belajar tidak boleh ada penyesuaian diri, tidak boleh ada otoritas, namun anda harus memperoleh pengetahuan. Untuk memadukan semua ini tanpa memiuh otak, itulah masalahnya. Sehingga apabila anda bertambah tua, apabila anda lulus ujian dan menikah, anda menghadapi hidup dengan kesegaran, tanpa rasa takut. Maka anda akan belajar tentang hidup sepanjang waktu; bukan hanya menafsirkan hidup menurut pola anda.
Tahukah anda apa hidup itu? Anda terlalu muda untuk mengetahui. Saya akan katakan kepada anda. Pernahkah anda melihat orang- orang desa itu yang berpakaian compang-camping, kotor, terus menerus kelaparan, bekerja setiap hari sepanjang hidupnya? Itu adalah bagian dari hidup. Lalu anda melihat seseorang mengendarai mobil, isterinya beruntaikan permata, dengan wangi- wangian, mempunyai banyak pelayan. Itupun bagian dari hidup. Lalu ada orang yang dengan kemauan sendiri melepaskan harta- bendanya, hidup secara sederhana sekali, tak dikenal, tidak mau dikenal, tidak menyatakan dirinya sebagai seorang suci. Itupun
41
bagian dari hidup. Lalu ada orang yang ingin menjadi pertapa, sannyasi, dan ada pula orang yang menjadi pemuja, yang tidak mau berpikir, yang hanya ikut secara membuta. Itupun bagian dari hidup. Lalu ada orang yang berpikir secara berhati-hati, logis dan wajar dan setelah menemukan bahwa pikiran yang demikian itu terbatas, maka dilampauinya pikiran. Itupun bagian dari hidup. Dan kematianpun adalah bagian dari hidup, hilangnya segala sesuatu. Kepercayaan pada dewa-dewa dan dewi-dewi, pada juru selamat, pada surga, pada neraka, adalah bagian dari hidup. Adalah bagian dari hidup pula untuk mencintai, membenci, merasa cemburu, serakah dan bagian dari hidup pula untuk melampaui semua hal-hal remeh ini. Tidak ada gunanya tumbuh menjadi dewasa dan menerima satu bagian dari hidup, bagian yang seperti mesin yang berhubungan dengan memperoleh pengetahuan, yang berarti menerima pola nilai-nilai yang dibuat oleh generasi lampau. Orang tua anda kebetulan punya uang, mereka mengirim anda ke sekolah lalu ke perguruan tinggi, mereka mengatur agar anda mempunyai pekerjaan. Lalu anda menikah dan berakhirlah sampai di situ. Semua ini hanyalah sekelumit kecil dari hidup. Tetapi ada lapangan hidup yang amat luas, lapangan yang tak terkatakan luasnya, yang untuk memahaminya tidak boleh ada rasa takut, dan hal itu adalah sangat sukar.
Salah satu masalah yang lebih penting dalam hidup ialah kenyataan bahwa kita menjadi layu dan hancur. Rasa takut dan proses kemerosotan saling berhubungan. Makin anda bertambah tua, kalau anda tidak memecahkan masalah rasa takut pada saat timbulnya, seketika, tanpa membawanya ke hari esok, faktor kemerosotan ini muncul seperti penyakit, seperti luka yang membusuk, menghancurkan. Takut tidak akan memperoleh pekerjaan yang lebih baik, takut tidak akan memenuhi harapan anda sendiri, menggerogoti kemampuan anda, kepekaan anda, watak intelektuil dan moral anda. Maka pemecahan rasa takut dan faktor kemerosotan adalah saling berhubungan. Cobalah temukan apa yang anda takuti dan lihatlah apakah anda dapat mengatasi rasa takut itu, bukan dengan kata-kata, bukan secara teoretis, tetapi sesungguhnya. Janganlah menerima otoritas. Menerima otoritas adalah kepatuhan yang hanya menumbuhkan rasa takut lebih jauh.
42
Untuk memahami masalah yang luar biasa rumitnya dan disebut hidup ini, yang sekaligus berada didalam waktu dan diluar waktu, anda harus memiliki batin yang amat muda, segar dan polos. Batin yang dibebani rasa takut dalam dirinya, hari demi hari, bulan demi bulan, adalah batin yang seperti mesin. Dan anda lihat mesin tak dapat memecahkan masalah-masalah manusiawi. Anda tak mungkin memiliki batin yang muda, segar dan polos jika anda dibebani rasa takut, jika dari sejak kanak-kanak sampai meninggal anda dilatih dalam ketakutan. Itulah sebabnya mengapa suatu pendidikan yang baik, suatu pendidikan yang sejati melenyapkan rasa takut.
Siswa: Bagaimanakah orang bisa bebas sama sekali dari rasa takut?
Krishnamurti: Pertama-tama, anda harus tahu apa rasa takut itu. Jika anda mengenal isteri anda, suami, orang tua, masyarakat anda, anda tidak lagi takut terhadap mereka. Mengetahui sesuatu secara penuh membuat batin bebas dari rasa takut.
Bagaimana anda akan menemukan tentang rasa takut? Apakah anda takut terhadap pendapat umum, pendapat umum yaitu apa pendapat teman-teman anda tentang anda? Kebanyakan dari kita, terutama ketika kita masih mnda, ingin nampak serupa, berpakaian serupa, bicara serupa. Kita tidak mau berbeda walau sedikit saja, oleh karena berbeda berarti tidak menyesuaikan diri, tidak menerima pola. Apabila anda mulai meragukan pola itu terdapatlah rasa takut. Sekarang selidikilah rasa takut itu, selamilah. Jangan berkata, "saya takut", lalu lari dari padanya. Pandanglah ia, hadapilah, temukan mengapa anda takut.
Misalkan saya takut terhadap tetangga saya, isteri saya, tuhan saya, negeri saya — nah apakah rasa takut itu? Apakah itu sungguh-sungguh, ataukah hanya ada di pikiran, dalam waktu? Saya akan beri contoh yang lebih sederhana. Kita semua akan mati pada suatu waktu. Kematian itu tak terelakkan buat kita semua dan memikirkan kematian itu menimbulkan rasa takut, memikirkan sesuatu yang tidak saya ketahui menimbulkan rasa takut. Tetapi jika hal itu memang sungguh-sungguh, jika kematian ada disitu
43
seketika itu juga dan saya akan mati sekarang, saat itu tidak ada rasa takut. Mengertikah anda? Pikiran di dalam waktu menimbulkan rasa takut. Tetapi jika sesuatu harus dikerjakan seketika itu juga, maka tidak ada rasa takut, oleh karena berpikir tidak mungkin lagi. Jika saya akan mati sesaat lagi maka saya menghadapinya, tapi coba beri saya satu jam dan saya mulai berkata, "Hartaku, anak- anakku, negaraku, aku belum menyelesaikan bukuku." Aku menjadi cemas, takut.
Jadi rasa takut selalu di dalam waktu, oleh karena waktu adalah pikiran. Untuk melenyapkan rasa takut anda harus menaruh perhatian terhadap pikiran sebagai waktu, lalu menyelidiki seluruh proses berpikir ini. Hal itu agak sukar sedikit.
Aku takut terhadap orang tuaku, terhadap masyarakatku, terhadap apa yang hendak mereka katakan besok atau sepuluh hari lagi. Pikiranku mengenai apa yang mungkin terjadi menyorotkan rasa takut. Jadi dapatkah saya berkata, "Aku akan melihat rasa takut itu sekarang bukan sepuluh hari lagi"? Dapatkah saya mengundang apa yang akan mereka katakan sekarang dan melihatnya, dan kalau itu ternyata besar, dapatkah aku menerimanya? Mengapa aku harus takut? Dan kalau itu ternyata salah, aku juga menerimanya. Mengapa itu tidak mungkin salah? Mengapa aku harus takut? Dan aku akan mendengarkan pak guru untuk belajar, tapi aku tak akan merasa takut. Maka, jika aku menghadapi rasa takut, ia lenyap. Tetapi untuk menghadapi rasa takut aku harus melakukan penyelidikan, yang merupakan proses rumit karena hal itu menyangkut masalah waktu.
Anda tahu, ada dua macam waktu : waktu menurut jam, menit yang berikut, nanti malam, besok lusa ; dan ada waktu macam lain yang diciptakan oleh batin di dalam, oleh pikiran — "Aku akan menjadi orang besar," "Aku akan mempunyai pekerjaan," "Aku akan pergi ke Eropa" — itu adalah masa depan yang bersifat psikologis, dalam waktu dan ruang. Nah, untuk memahami waktu kronologis menurut jam dan memahami waktu sebagai pikiran dan mengatasi kedua- duanya, berarti sungguh-sungguh bebas dari rasa takut.
44
Siswa: Anda berkata, jika anda mengetahui sesuatu anda tidak lagi merasa takut terhadapnya. Tetapi bagaimana anda tahu apa mati itu?
Krishnamurti: Itu adalah pertanyaan yang bagus. Anda bertanya, "Bagaimana anda tahu apa mati itu dan bagaimana anda bisa tidak lagi takut terhadapnya"? Saya akan perlihatkan kepada anda. Anda tahu, ada dua macam kematian — kematian jasmani dan kematian pikiran. Badan mau tidak mau akan mati — seperti tulisan pencil, pada akhirnya akan mengabur. Para dokter mungkin menemukan obat-obat baru; anda mungkin hidup seratus duapuluh tahun dan bukan delapan puluh tahun. Namun kematian tetap ada. Badan jasmani ini berakhir. Kita tidak takut akan itu. Yang kita takuti ialah berakhirnya pikiran, berakhirnya si "aku" yang telah hidup sekian tahun, si "aku" yang telah memperoleh sekian banyak uang, yang memiliki keluarga, anak-anak, yang ingin menjadi penting, yang ingin memiliki lebih banyak harta, uang. Matinya si "aku" itulah yang kutakuti. Apakah anda melihat perbedaan antara kedua hal itu? Kematian jasmani dan kematian si "aku"?
Secara psikologis kematian si "aku" adalah jauh lebih penting daripada kematian badan dan itulah yang kita takuti. Sekarang ambillah satu kesenangan dan matilah terhadapnya. Saya akan jelaskan kepada anda.
Anda tahu saya tidak ingin menyelami seluruh persoalan ini; saya hanya menunjukkan sesuatu. Anda tahu, si "aku" adalah kumpulan dari banyak kesenangan dan banyak kesakitan. Dapatkah si "aku" mati terhadap satu hal? Maka ia akan tahu apa artinya mati. Jadi, dapatkah aku mati terhadap suatu keinginan? Dapatkah saya berkata, "Aku tidak mau keinginan itu, aku tidak mau kesenangan itu ?” dapatkah aku mengakhirinya, mati terhadapnya? Tahukah anda tentang meditasi?
Siswa: Tidak pak.
Krishnamurti: Tetapi orang dewasapun tidak tahu. Mereka duduk di satu sudut, menutup mata dan berkonsentrasi, seperti anak sekolah mencoba berkonsentrasi pada sebuah buku. Itu bukan
45
meditasi. Meditasi adalah sesuatu yang luar biasa, jika anda tahu bagaimana melakukannya. Saya akan berceritera sedikit tentang hal itu.
Pertama-tama duduklah dengan tenang sekali, jangan memaksa dirimu duduk diam, tetapi duduklah atau berbaring dengan tenang tanpa sesuatu paksaan. Mengertikah anda? Lalu perhatikan pikiranmu. Perhatikan apa yang kau pikirkan. Anda menemukan bahwa anda sedang berpikir tentang sepatu anda, gaun anda, apa yang akan anda katakan, burung diluar itu yang anda dengarkan; ikutilah pikiran-pikiran itu dan selidikilah mengapa suatu pikiran timbul. Jangan mencoba merubah pikiranmu. Lihatlah mengapa pikiran-pikiran tertentu timbul dalam batinmu, sehingga anda mulai memahami arti dari setiap pikiran dan setiap perasaan tanpa sesuatu paksaan. Dan jika sebuah pikiran timbul, jangan menyalahkannya, jangan berkata itu benar, itu salah, itu baik, itu buruk. Perhatikan saja, sehingga anda mulai memperoleh pengertian, kesadaran yang aktif dalam melihat setiap macam pikiran, setiap macam perasaan. Anda akan mengetahui setiap pikiran rahasia yang tersembunyi, setiap dorongan (motif) yang tersembunyi, setiap perasaan, tanpa terpiuh, tanpa berkata itu benar, salah, baik atau buruk. Jika anda melihat, menyelami pikiran secara mendalam sekali, batin anda menjadi luar biasa halus, hidup. Tidak ada bagian batin yang tertidur. Batin itu jaga sepenuhnya.
Itu hanyalah landasannya Maka batin anda sangat tenang. Seluruh diri anda menjadi sangat diam. Lalu selamilah keheningan itu, makin dalam, makin jauh —seluruh proses itulah meditasi. Meditasi bukanlah duduk di sudut mengulang-ulang sejumlah kata-kata; atau memikirkan sebuah gambaran dan hanyut dalam hayalan-hayalan liar yang mempesonakan.
Untuk memahami seluruh proses pikiran dan perasaan anda berarti bebas dari semua pikiran, bebas dari semua perasaan, sehingga batin anda, seluruh diri anda, menjadi sangat hening. Dan itu juga bagian dari hidup dan dengan keheningan itu anda dapat melihat pohon, anda dapat melihat orang-orang, anda dapat melihat langit dan bintang-bintang. Itulah keindahan hidup.
46
7. TENTANG KEKERASAN
Terdapat banyak sekali kekerasan di dunia. Ada kekerasan fisik dan ada pula kekerasan di dalam. Kekerasan fisik ialah membunuh orang, menyakiti orang lain dengan sadar, dengan sengaja, atau tanpa berpikir panjang, mengatakan hal-hal yang kejam, penuh pertentangan dan kebencian; dan di dalam, di dalam kulit, tidak menyukai orang, membenci orang, mengritik orang. Di dalam, kita selalu bertengkar, bertempur, tidak hanya dengan orang lain, tetapi juga dengan diri sendiri. Kita ingin orang berubah, kita ingin memaksa mereka mengikuti jalan pikiran kita.
Di dunia kalau kita tumbuh menjadi dewasa, kita melihat banyak kekerasan, pada segala tingkat kehidupan manusia. Puncak kekerasan adalah perang — membunuh demi ide, demi apa yang dinamakan prinsip agama, demi kebangsaan, membunuh untuk mempertahankan sejengkal tanah. Untuk itu manusia mau membunuh, menghancurkan, membuat cacat dan juga di bunuh sendiri. Terdapat kekerasan yang amat banyak di dunia; si kaya ingin menjaga supaya orang lain tetap miskin dan si miskin ingin menjadi kaya dan dalam proses itu membenci si kaya. Dan anda, terperangkap dalam masyarakat, juga akan memberikan sumbangan anda kepada hal ini.
Terdapat kekerasan antara suami, isteri dan anak anak. Terdapat kekerasan, pertentangan, kebencian, kekejaman, kritik yang buruk, amarah semua itu terkandung dalam diri manusia, terkandung dalam setiap insan. Terkandung dalam diri anda. Dan pendidikan seharusnya membantu anda mengatasi semua itu, bukan hanya untuk lulus ujian dan memperoleh pekerjaan. Anda harus dididik supaya anda menjadi manusia yang sungguh-sungguh indah, sehat, waras, rasionil dan bukan manusia yang buas dengan otak yang sangat cerdik yang dapat berdebat mempertahankan kebuasannya. Anda akan menghadapi semua kekerasan ini kalau anda tumbuh menjadi dewasa. Anda akan lupa akan semua yang anda dengar di sini dan akan hanyut dalam arus masyarakat. Anda akan menjadi seperti dunia yang kejam, keras, pahit, marah
47
bergolak dan anda tak akan membantu mendatangkan masyarakat baru, dunia baru.
Tetapi dunia baru adalah perlu. Kebudayaan baru adalah perlu. Kebudayaan lama ini mati, terkubur, terbakar hangus, meledak, menguap. Anda harus menciptakan kebudayaan baru. Kebudayaan baru tidak bisa di dasarkan pada kekerasan. Kebudayan baru tergantung pada anda karena generasi tua telah membangun masyarakat yang berdasarkan kekerasan, berdasarkan keagresifan dan inilah yang menyebabkan semua kekacauan, semua penderitaan. Generasi-generasi tua telah menghasilkan dunia ini dan anda harus merubahnya. Anda tidak bisa duduk-duduk saja dan berkata, "Aku akan mengikuti orang lain dan mencari sukses dan kedudukan".
Jika anda berbuat begitu, anak-anak anda akan menderita. Mungkin anda bisa bersenang-senang, tetapi anak anak anda harus membayar untuk itu. Maka anda harus memperhitungkan semua itu, kekejaman lahiriah antar manusia atas nama tuhan, atas nama agama, atas nama kepentingan diri sendiri, atas nama keamanan keluarga. Anda harus menaruh perhatian terhadap kekejaman dan kekerasan lahiriah dan kekerasan batiniah yang belum, lagi anda ketahui.
Anda masih muda, tetapi makin anda bertambah tua anda akan menyadari betapa batiniah manusia hidup di neraka, hidup dalam kesengsaraan yang amat sangat, oleh karena ia terus menerus bertempur dengan dirinya, dengan isterinya, dengan anak-anaknya, dengan, tetangganya, dengan tuhan-tuhannya. Ia menderita dan kacau dan tidak ada cinta, tidak ada keramahan, tidak ada kemurahan hati, tidak ada sikap dermawan. Seseorang boleh memiliki gelar Doktor di depan namanya atau ia mungkin menjadi usahawan dengan rumah-rumah dan mobil-mobil, tetapi jika ia tidak memiliki cinta, tidak memiliki kasih sayang, keramahan, tenggang- rasa, sesungguhnya ia lebih buruk dari seekor binatang karena ia membantu menciptakan dunia yang destruktif. Maka selagi anda masih muda anda harus mengetahui semua hal ini. Semua hal itu harus ditunjukkan kepada anda. Semua hal itu perlu diungkapkan kepada anda sehingga batin anda mulai berpikir. Kalau tidak, anda
48
akan menjadi seperti kebanyakan orang saja. Dan tanpa cinta, tanpa kasih sayang, tanpa sikap dermawan dan kemurahan hati, hidup menjadi pekerjaan yang mengerikan. Itulah sebabnya mengapa orang harus melihat ke dalam seluruh problem kekerasan ini. Tidak memahami kekerasan berarti sungguh-sungguh tidak tahu, tidak memiliki kecerdasan dan tidak berbudaya. Hidup adalah sesuatu yang amat besar dan kalau cuma menggali lubang kecil untuk diri sendiri dan tetap berada dalam lubang itu, mengusir setiap orang lain, itu bukanlah hidup. Terserah kepada anda. Mulai sekarang anda harus tahu tentang semua ini. Anda harus terang- terangan memilih atau menempuh jalan kekerasan, atau berdiri menentang masyarakat.
Jadilah bebas, hiduplah bahagia, gembira, tanpa pertentangan sedikitpun, tanpa kebencian sedikitpun. Maka hidup menjadi sesuatu yang sungguh lain. Maka hidup mempunyai arti, penuh kegembiraan dan kejernihan.
Sewaktu anda bangun pagi tadi, adakah anda melihat keluar jendela? Jika ya, anda akan melihat bukit-bukit itu menjadi jingga selagi matahari timbul dan naik ke langit biru yang indah. Dan selagi burung-burung mulai bernyanyi dan burung mulai berkicau pagi-pagi sekali, terdapatlah keheningan yang dalam disekeliling kita, suatu perasaan keindahan dan kesepian yang besar dan jika orang tidak menyadari semua itu, sama saja seperti orang mati. Tetapi hanya sedikit sekali orang yang sadar. Anda hanya bisa menyadarinya apabila batin dan hati anda terbuka, apabila anda tidak takut, apabila anda tidak lagi keras. Lalu terdapatlah kegembiraan, terdapatlah kenikmatan yang luar biasa yang hanya diketahui oleh sedikit sekali orang dan adalah bagian dari pendidikan untuk mendatangkan keadaan itu dalam batin manusia.
Siswa: Apakah penghancuran sama sekali dari masyarakat akan mendatangkan kebudayaan baru, pak?
Krishnamurti: Apakah penghancuran sama sekali dari masyarakat akan mendatangkan kebudayaan baru? Anda tahu pernah terjadi revolusi-revolusi — Revolusi Perancis. Revolusi Rusia, Revolusi Cina. Mereka menghancurkan segala-galanya untuk mulai secara
49
baru. Adakah mereka menghasilkan sesuatu yang baru? Setiap masyarakat mempunyai tiga tingkatan atau hirarki —yang diatas, yang ditengah dan yang di bawah, yang di atas ialah kaum bangsawan, si kaya, mereka yang pandai; lain kelas menengah, yang selalu bekerja, lalu Para pekerja. Nah, kemudian masing- masing saling bertempur melawan yang lain. Yang di tengah ingin ke atas dan mereka mengadakan revolusi dan jika mereka sampai di atas, mereka berpegang pada kedudukan mereka, prestise mereka, kesejahteraan mereka, harta mereka dan lagi-lagi kelas menengah yang baru mencoba naik keatas. Yang di bawah mencoba mencapai yang ditengah, dan yang ditengah mencoba mencapai yang diatas; Itulah pertempuran yang berlangsung terus menerus, di seluruh masyarakat dan di semua kebudayaan. Dan yang ditengah berkata : "Saya akan naik keatas dan mendobrak segala sesuatu" dan jika ia sampai di atas, anda tahu apa yang dilakukannya. Ia tahu bagaimana mengontrol orang melalui pikiran, melalui penyiksaan, melalui pembunuhan, melalui panghancuran, melalui rasa takut.
Jadi, dengan menghancurkan anda tak pernah dapat menghasilkan sesuatu. Tetapi jika anda memahami seluruh proses ketidak- tertiban dan penghancuran itu, jika anda mempelajarinya, tidak hanya di luar melainkan di dalam diri anda sendiri, maka dari pemahaman, perhatian, kasih sayang, cinta, dari semua itu timbullah ketertiban yang sama sekali berlainan. Tetapi jika anda tidak mengerti, jika anda hanya berontak, itu adalah pola yang sama yang diulang-ulang, oleh karena kita manusia adalah selalu sama. Anda tahu, bukanlah seperti rumah yang bisa dirobohkan dan dibangun rumah yang baru. Manusia tidak terbentuk seperti itu, oleh karena manusia lahiriahnya terdidik, berbudaya, pandai, tetapi batiniahnya mereka kejam. Selama naluri kebinatangan itu tidak dirubah secara fundamentil, betapa pun juga keadaan lahiriahnya, batiniahnya selalu akan mengalahkan yang lahiriah. Pendidikan adalah perubahan dari batin manusia.
Siswa: Pak, anda berkata anda harus merubah dunia. Bagaimana anda dapat merubahnya pak?
50
Krishnamurti: Apakah dunia itu? Dunia adalah tempat dimana anda hidup — keluarga anda, teman-teman anda, tetangga anda. Dan keluarga anda, teman-teman anda, tetangga anda, dapat diperluas dan itulah dunia. Nah anda adalah pusat dari dunia itu. Itulah dunia di mana anda hidup. Sekarang, bagaimanakah anda akan merubah dunia? Dengan merubah diri anda sendiri?
Siswa: Pak, bagaimana anda merubah diri anda sendiri?
Krishnamurti: Bagaimana anda melakukannya?
Pertama-tama lihatlah. Pertama-tama lihatlah bahwa anda adalah pusat dari dunia ini. Anda dan keluarga anda adalah pusat. Itulah dunia dan anda harus berubah dan anda bertanya, "Bagaimana aku harus berubah"? Bagaimana anda berubah? Itu adalah salah satu hal yang paling sukar — berubah — karena kebanyakan dari kita tidak mau berubah. Selagi anda muda anda ingin berubah. Anda penuh gairah hidup, penuh enersi, anda ingin memanjat pohon, anda ingin melihat, anda penuh dengan rasa ingin tahu dan setelah anda menjadi lebih tua sedikit, masuk perguruan tinggi, anda mulai menetap. Anda tidak mau berubah. Anda berkata, "demi Tuhan, biarkan aku sendiri" Sangat sedikit orang yang ingin merubah dunia dan lebih sedikit lagi yang ingin merubah dirinya, oleh karena mereka berada dipusat dunia di mana mereka hidup. Dan untuk mendatangkan perubahan membutuhkan pemahaman yang amat besar. Orang bisa berubah dari begini menjadi begitu. Tetapi itu sama sekali bukan perubahan. Jika orang berkata, "Aku berubah dari begini menjadi begitu," mereka mengira mereka bergerak. Mereka mengira mereka berubah. Tetapi fakta sesungguhnya mereka sama sekali tidak bergerak. Yang telah mereka lakukan telah dipantulkan sebagai suatu ide tentang bagaimana mereka seharusnya. Ide tentang bagaimana mereka "seharusnya" berbeda dari "apa adanya". Dan perubahan kearah "apa yang seharusnya" dianggap oleh mereka sebagai suatu, gerakan. Tetapi itu bukanlah gerakan. Mereka mengira itu perubahan, tetapi perubahan ialah pertama-tama menyadari apa yang sungguh-sungguh "ada" dan hidup dengannya, lalu orang menemukan bahwa "melihat" itu sendiri mendatangkan perubahan.
51
Siswa: Apakah orang perlu serius?
Krishnamurti: Apakah orang perlu serius? Suatu pertanyaan yang sangat baik tuan. Pertama-tama, apakah yang anda maksud dengan serius? Pernahkah anda memikirkan apa artinya serius? Apakah berhenti tertawa? Memiliki wajah dengan seulas senyum, apakah itu menunjukkan bahwa anda tidak serius? Ingin melihat sebuah pohon dan melihat keindahan pohon itu, apakah itu berarti tidak ada keseriusan? Ingin mengetahui mengapa orang melihat secara itu, apa yang mereka pakai, mengapa mereka bercakap secara itu, apakah berarti tidak ada keseriusan? Ataukah keseriusan berarti selalu memiliki dahi yang berkerut, selalu berkata, "Apakah aku melakukan hal yang benar, apakah aku menyesuaikan diri dengan pola?" Saya akan berkata itu sama sekali bukan keseriusan. Mencoba bermeditasi bukanlah keseriusan, mencoba mengikuti pola masyarakat bukanlah keseriusan — apakah itu pola Buddha atau Shankara. Sekedar menyesuaikan diri tak pernah berarti serius. Itu cuma meniru. Jadi anda bisa serius dengan seulas senyum pada wajah anda, anda bisa serius selagi anda melihat sebuah pohon, anda bisa serius selagi anda melukis, selagi anda mendengarkan musik. Sifat keseriusan adalah mengejar sampai keakhirnya sebuah pikiran, sebuah ide, sebuah perasaan; pergi sampai ke ujungnya, tidak terbujuk untuk berhenti oleh sesuatu faktor yang lain; menyelidiki setiap pikiran sampai pada akhirnya, apapun yang mungkin terjadi pada anda, bahkan sekalipun anda harus kelaparan dalam proses itu, kehilangan semua harta milik anda, segala sesuatu; pergi sampai keakhir pikiran, itulah artinya serius. Apakah pertanyaan anda telah saya jawab, tuan?
Siswa: Ya pak.
Krishnamurti: Saya kuatir belum. Anda begitu mudah setuju karena anda tidak memahami sungguh-sungguh apa yang saya katakan. Mengapa anda tidak menyetop saya dan berkata, "Lihat, saya tidak mengerti apa yang anda bicarakan. "Itu baru jujur, itu baru serius. Jika anda tidak memahami sesuatu, tidak peduli siapa yang mengatakannya, bahkan sekalipun Tuhan sendiri, katakanlah, "Saya tidak mengerti apa yang anda bicarakan, ceritakan lebih
52
jelas"; itu baru serius. Tetapi kalau secara jinak setuju karena ada orang mengatakan begini-begitu, itu menunjukkan tidak adanya keseriusan. Keseriusan berarti melihat hal-hal secara jernih, menemukan, bukan menerima. Tetapi nanti, jika anda menikah dan mempunyai anak dan tanggung jawab, ada keseriusan macam lain. Lalu anda tidak mau memecahkan pola, anda ingin tempat berteduh, anda ingin hidup dalam suatu tempat tertutup yang aman, bebas dari semua revolusi.
Siswa: Mengapa orang mencari kesenangan dan melepaskan kesakitan?
Krishnamurti: Anda agak serius pagi ini bukan. Mengapa? Karena anda mengira kesenangan adalah lebih nyaman bukan? Penderitaan adalah menyakitkan. Yang satu ingin anda hindarkan dan yang lain ingin anda pegangi. Mengapa? Adalah instink yang wajar untuk menghindari sakit, bukan? Kalau saya sakit gigi, saya ingin menghindarinya. Saya ingin pergi berjalan-jalan karena hal itu menyenangkan. Masalahnya bukanlah kesenangan atau kesakitan, melainkan penghindaran yang satu atau yang lain. Hidup adalah kesenangan dan kesakitan, bukan? Hidup adalah kegelapan dan cahaya. Pada hari seperti ini, terdapat awan-awan dan matahari bersinar; lalu datanglah musim dingin dan musim semi; semua itu adalah bagian dari hidup, bagian dari eksistensi. Tetapi mengapa kita mesti menghindari yang satu dan memegangi yang lain? Mengapa kita mesti lekat pada kesenangan dan menghindari kesakitan? Mengapa tidak sekedar hidup dengan keduanya? Pada saat anda ingin menghindari kesakitan, penderitaan, anda akan membuat pelarian-pelarian, mengutip Buddha, Bhagavad Gita, nonton bioskop atau menciptakan kepercayaan-kepercayaan. Masalahnya tidak terpecahkan baik oleh penderitaan maupun oleh kesenangan. Jadi janganlah memegangi kesenangan atau melarikan diri dari kesakitan.
Jika anda memegangi kesenangan, apa yang terjadi ? Anda menjadi melekat, bukan? Dan jika terjadi sesuatu dengan orang yang anda lekati, atau dengan harta milik anda atau dengan pendapat anda, anda akan celaka. Lalu anda berkata, harus ada pelepasan. Janganlah melekat atau melepas; lihat saja fakta-
53
faktanya dan apabila anda memahami fakta-fakta itu, maka tidak terdapat kesenangan maupun kesakitan; yang ada hanyalah fakta.
54
8. TENTANG PEMBENTUKAN CITRA ( IMAGE )
Ketika kita masih sangat muda hidup adalah suatu kegembiraan, kita gembira mendengar burung-burung pagi, melihat bukit-bukit yang baru saja dibasahi hujan, melihat tebing-tebing berbatu itu bersinar ditimpa matahari, daun-daun berkilauan, melihat awan berarak, dan bergembira pada pagi yang cerah, dengan sepenuh hati serta batin yang jernih.
Kita kehilangan perasaan ini kalau kita tumbuh menjadi dewasa, karena kekuatiran, kecemasan, pertengkaran, kebencian, ketakutan, dan perjuangan tanpa akhir untuk mencari nafkah. Kita lewatkan hari-hari kita dengan saling bertempur, tidak menyukai, dan menyukai, dengan sekelumit kesenangan sekali-sekali. Kita tak pernah mendengarkan burung-burung, melihat pohon-pohon, seperti kita dahulu pernah melihatnya, melihat embun di rumput dan burung mengembangkan sayapnya dan mengkilatnya batu di lereng gunung yang berkilauan ditimpa sinar mata hari pagi. Kita tak pernah melihat semua itu apabila kita tumbuh menjadi dewasa. Mengapa? Saya tidak tahu apakah anda pernah mengajukan pertanyaan itu. Saya rasa kita perlu mempertanyakannya. Jika anda tidak bertanya sekarang, sebentar lagi anda akan terperangkap. Anda akan masuk perguruan tinggi, menikah, punya anak, suami, istri, tanggung jawab, mencari nafkah, lalu anda akan menjadi tua dan mati. Itulah yang terjadi dengan orang-orang. Kita harus bertanya sekarang, mengapa kita kehilangan rasa keindahan yang luar biasa ini jika kita melihat bunga-bunga, jika kita mendengar burung-burung? Mengapa kita kehilangan perasaan tentang apa yang indah ? Saya rasa kita kehilangan hal itu terutama karena kita selalu memikirkan diri sendiri. Kita mempunyai citra tentang diri sendiri.
Tahukah anda apa citra (image) itu ? Itu adalah sesuatu yang dibentuk dengan tangan, dibuat dari batu, dari pualam dan batu yang dipahat ini diletakkan disebuah kuil dan dipuja. Tetapi itu tetap buatan tangan, citra yang dibuat oleh manusia. Anda juga mempunyai citra tentang diri anda sendiri, tidak dibuat oleh tangan melainkan dibuat oleh batin, olen pikiran, oleh pengalaman, oleh
55
pengetahuan, oleh perjuangan anda, oleh semua konflik dan kesengsaraan dalam hidup anda. Makin anda bertambah tua, citra itu menjadi makin kuat, makin besar, banyak menuntut dan mendesak. Makin banyak anda mendengarkan, bertindak, hidup di dalam citra itu, makin kurang anda melihat keindahan, makin kurang pula anda merasa gembira akan sesuatu yang bebas melampaui desakan-desakan remeh dari citra itu.
Sebabnya mengapa anda kehilangan sifat penuh ialah karena anda begitu memikirkan diri sendiri. Tahu kah anda apa artinya kata-kata "memikirkan diri sendiri?" Yaitu asyik dengan diri sendiri, sibuk dengan kemampuan-kemarnpuan kita yang baik maupun yang buruk, dengan apa pendapat tetangga tentang diri anda, apakah anda mempunyai pekerjaan yang baik, apakah anda akan menjadi orang penting, atau akan disisihkan oleh masyarakat. Anda selalu berjuang dikantor, dirumah, di lapangan; di manapun anda berada, apapun yang anda kerjakan, anda selalu berada dalam konflik dan anda nampaknya tak mampu keluar dari konflik; karena tak mampu keluar dari konflik, lalu anda menciptakan citra tentang negara yang sempurna, tentang surga, tentang Tuhan — lagi-lagi sebuah citra yang dibuat oleh batin manusia. Anda mempunyai citra bukan hanya dalam batin tetapi juga jauh didalam dan citra-citra itu selalu bertentangan satu sama lain. Maka makin banyak anda berada dalam konflik — dan konflik akan selalu ada selama anda mempunyai citra, pendapat, konsep, ide tentang diri anda — makin besar pergulatannya.
Maka masalahnya ialah : mungkinkah hidup di dunia tanpa sesuatu citra tentang diri sendiri? Anda bekerja sebagai dokter, sarjana, guru, ahli ilmu alam. Anda menggunakan jabatan itu untuk menciptakan citra tentang diri anda, sehingga dengan demikian, dengan menggunakan jabatan, anda menciptakan konflik dalam bekerja, dalam bertindak. Saya ingin tahu-apakah anda memahami ini? Anda tahu, jika anda menari dengan baik, jika anda memainkan sebuah alat musik, biola, veena, anda menggunakan alat musik itu atau tarian itu untuk menciptakan citra tentang diri anda, untuk merasakan betapa mengagumkan anda, betapa baik sekali anda bermain atau menari. Anda menggunakan tarian, permainan alat musik, untuk memperkaya citra tentang diri anda sendiri. Dan
56
begitulah anda hidup, mencipta, memperkuat citra tentang diri anda. Maka terdapat makin banyak konflik; batin menjadi tumpul dan sibuk dengan dirinya sendiri; dan ia kehilangan rasa keindahan, kegembiraan dan pikiran yang jernih.
Saya rasa adalah bagian dari pendidikan untuk bekerja tanpa menciptakan citra. Maka anda akan bekerja tanpa pertempuran, pergulatan batiniah yang terus berlangsung dalam diri anda.
Pendidikan tidak ada akhirnya. Bukan berarti bila anda membaca sebuah buku, lulus ujian dan berakhirlah pendidikan. Seluruh kehidupan, dari saat anda lahir hingga saat anda meninggal adalah suatu proses belajar. Belajar tidak ada akhirnya dan itulah sifat belajar yang tak mengenal unsur waktu. Dan anda tidak bisa belajar jika anda bertempur, jika anda bertentangan dengan diri sendiri, dengan tetangga anda, dengan masyarakat. Anda selalu dalam konflik dengan masyarakat dengan tetangga anda selama terdapat suatu citra. Tetapi jika anda mempelajari seluk beluk pembuatan citra itu, lalu anda akan melihat bahwa anda bisa memandang langit, lalu anda bisa melihat sungai dan tetesan air hujan di atas daun-daun, merasakan udara sejuk di pagi hari dan angin segar di antara dedaunan. Maka hidup mempunyai arti yang luar biasa. Hidup itu sendiri — bukan makna yang diberikan oleh citra pada hidup — hidup itu sendiri mempunyai arti yang luar biasa.
Siswa: Jika anda memandang sekuntum bunga, apakah hubungan anda dengan bunga itu?
Krishnamurti: Anda memandang sekuntum bunga, dan apakah hubungan anda dengan bunga itu? Apakah anda melihat bunga itu, ataukah anda mengira melihat bunga itu? Anda melihat bedanya? Apakah anda sungguh sungguh melihat bunga itu ataukah anda berpikir anda harus melihat bunga itu, ataukah anda melihat bunga itu, dengan citra yang anda punyai tentang bunga itu — citra bahwa bunga itu adalah sekuntum bunga mawar ? Kata adalah citra, kata adalah pengetahuan, dan oleh karena itu anda melihat bunga itu dengan kata, dengan lambang, dengan pengetahuan, dan oleh karena itu anda tidak melihat bunga itu. Atau, apakah anda melihatnya dengan batin yang memikirkan sesuatu yang lain?
57
Jika anda melihat sekumtum bunga tanpa kata, tanpa citra, dan dengan batin yang menaruh perhatian sepenuhnya, lalu apakah hubungan anda dengan bunga itu ? Pernahkah anda melakukannya? Pernahkan anda melihat sekuntum bunga tanpa mengatakan bahwa itu sekuntum mawar ? Pernahkah anda melihat sekuntum bunga dengan sepenuhnya, dengan perhatian total di mana tidak terdapat kata, tidak terdapat lambang, tiada penamaan terhadap bunga itu, dan oleh karena itu terdapat perhatian yang sepenuhnya ? Sampai anda melakukan hal itu, anda tak punya hubungan apa-apa dengan bunga itu. Untuk mempunyai hubungan dengan seorang lain atau dengan batu itu atau dengan daun itu, orang harus memperhatikan dan mengamati dengan perhatian penuh. Maka hubungan anda dengan apa yang anda lihat adalah sama sekali berlainan. Maka tidak ada si pengamat sama sekali. Yang ada hanya itu. Jika anda mengamati secara demikian, maka tidak ada pendapat, tidak ada penilaian. Yang ada adalah apa yang ada. Mengertikah anda? Maukah anda melakukannya? LihatIah sekuntum bunga secara itu. Lakukanlah, tuan, jangan bicara saja tentang itu, tapi lakukanlah.
Siswa: Jika anda mempunyai banyak waktu, bagaimana anda akan melewatkannya, pak ?
Krishnamurti: Saya akan melakukan apa yang sedang saya lakukan. Anda lihat, jika anda menyenangi apa yang anda lakukan, maka anda memiliki seluruh waktu luang yang anda perlukan dalam hidup anda. Mengertikah anda apa yang saya katakan? Anda bertanya apa yang akan saya lakukan kalau saya punya waktu luang. Saya berkata, saya akan melakukan apa yang sedang saya lakukan; yaitu pergi ke berbagai tempat di dunia, bicara, menemui orang dan sebagainya. Saya lakukan itu karena saya senang melakukannya; bukan karena saya bicara dengan banyak orang dan merasa bahwa saya orang yang sangat penting. Jika anda merasa menjadi orang sangat penting, anda tidak mencintai apa yang anda lakukan; anda mencintai diri sendiri dan bukan apa yang sedang anda lakukan. Maka, urusan anda bukanlah apa yang sedang saya lakukan, melainkan apa yang akan anda lakukan. Benar? Nah, sekarang ceritakan apa yang akan anda lakukan jika anda punya banyak waktu luang.
58
Siswa: Saya akan bosan pak.
Krishnamurti: Anda akan bosan. Tepat sekali. Begitulah kebanyakan orang.
Siswa: Bagaimana saya menghilangkan kebosanan ini pak ?
Krishnamurti: Tunggu dulu dengarkan. Kebanyakan orang merasa bosan. Mengapa? Anda bertanya bagaimana menghilangkan kebosanan. Nah, temukanlah. Jika anda berada seorang diri selama setengah jam, anda merasa bosan. Maka anda mengambil sebuah buku, ngobrol, melihat-lihat majalah, nonton film, bicara, mengerjakan sesuatu. Anda menyibukkan batin anda dengan sesuatu. Ini adalah suatu pelarian dari diri sendiri.
Anda telah mengajukan sebuah pertanyaan. Sekarang, perhatikanlah apa yang dikatakan. Anda merasa bosan karena anda mendapati diri anda bersama diri sendiri; dan anda tak pernah mendapati diri anda bersama diri sendiri. Oleh karena itu anda merasa bosan. Anda berkata : Hanya itukah diriku? Aku begitu kecil, aku begitu cemas; aku ingin lari dari semua itu. Apa adanya diri anda adalah sangat membosankan, jadi anda lari. Tetapi jika anda berkata, aku tak akan menjadi bosan; aku akan memeriksa mengapa aku seperti ini; aku ingin melihat bagaimana aku sesungguhnya, maka hal itu seperti melihat diri anda dalam sebuah cermin. Di situ anda melihat dengan jelas bagaimana anda, bagaimana nampaknya wajah anda. Lalu anda berkata bahwa anda tidak menyukai wajah anda; bahwa anda harus cantik, anda harus mirip seperti bintang film. Tetapi jika anda memandang diri anda dan berkata, "Ya, itulah adanya diriku; hidungku tidak begitu lurus, mataku agak kecil, rambutku lurus." Anda menerimanya. Jika anda melihat apa adanya diri anda, tidak ada kebosanan. Kebosanan hanya datang apabila anda menolak apa yang anda lihat dan ingin menjadi sesuatu yang lain. Begitu pula, apabila anda bisa memandang ke dalam diri anda dan melihat secara tepat apa adanya diri anda, melihat hal itu tidak mernbosankan. Hal itu luar biasa menariknya, karena makin banyak anda melihatnya, makin banyak yang bisa dilihat. Anda bisa berjalan makin dalam, makin dalam, makin luas, tidak ada akhirnya. Di situ tidak ada kebosanan.
59
Jika anda dapat melakukan hal itu, maka apa yang anda lakukan ialah apa yang anda lakukan dengan rasa cinta dan jika anda melakukan sesuatu demikian, maka tidak terdapat unsur waktu. Jika anda suka menanam pohon, anda menyiramnya, memeliharanya, melindunginya; jika anda mengetahui apa yang sungguh-sungguh senang anda lakukan, anda akan merasakan hari-hari terlalu pendek. Jadi anda harus menemukan sendiri mulai sekarang apa yang senang anda lakukan; apa yang sungguh- sungguh ingin anda lakukan, bukan hanya memikirkan soal karir.
Siswa: Bagaimana anda menemukan apa yang anda lakukan dengan rasa cinta/dedikasi, pak ?
Krishnamurti: Bagaimana anda menemukan apa yang anda lakukan dengan rasa cinta ? Anda harus memahami bahwa itu mungkin berlainan dari apa yang ingin anda lakukan. Anda mungkin ingin menjadi seorang pengacara oleh karena ayah anda seorang pengacara, atau karena anda melihat bahwa dengan menjadi seorang pengacara anda bisa mendapat banyak uang. Maka anda bukan menyenangi apa yang anda lakukan, oleh karena anda memiliki motif untuk melakukan sesuatu yang akan memberi anda keuntungan, yang akan membuat anda ternama. Tetapi jika anda mencintai sesuatu, di situ tidak ada motif. Anda tidak menggunakan apa yang anda lakukan untuk rasa penting diri anda sendiri.
Untuk menemukan apa yang anda lakukan dengan rasa cinta adalah salah satu hal yang paling sukar. Itu adalah bagian dari pendidikan. Untuk menemukannya anda harus menyelami diri anda sangat dalam sekali. Itu tidak begitu mudah. Anda mungkin berkata: "Aku ingin menjadi pengacara", dan anda berjuang untuk menjadi pengacara, lalu tiba-tiba anda menemukan bahwa anda tidak ingin menjadi pengacara. Anda ingin melukis. Tetapi sudah terlambat. Anda telah menikah. Anda telah mempunyai isteri dan anak. Anda tidak bisa melepaskan karir anda, tanggung jawab anda. Maka anda mengalami frustrasi, tidak bahagia. Atau mungkin anda berkata, "Aku sungguh-sangguh ingin melukis, dan anda mengabdikan seluruh hidup anda kepada hal itu, lalu anda tiba-tiba menemukan bahwa anda bukan seorang pelukis yang baik dan
60
bahwa yang sungguh-sungguh ingin anda lakukan ialah menjadi pilot.
Pendidikan yang benar bukanlah membantu anda untuk menemukan karir; demi Tuhan, buanglah itu ke luar jendela. Pendidikan bukanlah sekedar mengumpulkan keterangan dari pak guru atau belajar matematika dari sebuah buku atau belajar tanggal-tanggalnya sejarah raja-raja dan adat-istiadat, melainkan pendidikan adalah untuk membantu anda memahami problem- problem pada saat timbulnya, dan hal itu membutuhkan suatu batin yang baik — batin yang berakal sehat, batin yang tajam, batin yang tidak mempunyai kepercayaan. Oleh karena kepercayaan bukanlah fakta. Seorang yang percaya Tuhan adalah sama tidak tahunya seperti orang yang tidak percaya Tuhan. Untuk menemukan anda harus memikir dan anda tidak bisa memikir jika anda telah mempunyai suatu pendapat, jika anda memiliki prasangka jika batin anda telah sampai pada suatu kesimpulan. Maka anda membutuhkan batin yang baik, batin yang tajam, pasti, teliti dan sehat — bukan batin yang percaya, bukan batin yang mengikuti otoritas. Pendidikan yang benar ialah untuk membantu anda menemukan sendiri apa yang sungguh-sungguh dengan sepenuh hati dengan rasa cinta anda lakukan. Tidak peduli apa itu, apakah memasak atau menjadi tukang kebun, tetapi anda mencurahkan batin dan hati anda kepadanya. Maka anda sungguh-sungguh efisien, tanpa menjadi kejam. Dan sekolah ini haruslah menjadi suaru tempat di mana anda dibantu untuk menemukan sendiri, melalui diskusi, dengan mendengarkan, dengan keheningan, untuk menemukan, sepanjang hidup anda apa yang sungguh-sungguh anda lakukan dengan rasa cinta.
Siswa: Pak, bagaimana kita mengenal diri sendiri?
Krishnamurti: Itu adalah pertanyaan yang bagus. Dengarkan saya baik-baik Bagaimana anda mengetahui apa adanya diri anda ? Mengertikah anda pertanyaan saya? Anda melihat ke dalam cermin untuk pertama kali, dan sesudah beberapa hari atau beberapa minggu, anda melihat lagi dan berkata, "Itu saya lagi". Benar ? Maka, dengan melihat di dalam cermin setiap hari, anda mulai mengenal wajah sendiri, dan anda berkata ? "Itu saya". Nah,
61
dapatkah anda secara itu pula mengenal apa adanya diri anda dengan mengamati diri anda ? Dapatkah anda mengamati gerak- gerik anda, cara anda berjalan, cara anda bicara, cara anda bertingkah laku, apakah anda keras, kejam, kasar ataupun sabar ?
Maka anda mulai mengenal diri sendiri. Anda mengenal diri sendiri dengan mengamati diri sendiri di dalam cermin dari apa yang anda kerjakan, apa yang anda pikirkan, apa yang anda rasakan. Itulah cerminnya — perasaan, perbuatan, pikiran. Dan di dalam cermin itu, anda mulai mengamati diri sendiri. Cermin itu berkata, inilah fakta; tetapi anda tidak suka fakta itu. Maka anda ingin menggantinya. Anda mulai memiuhkannya. Anda tidak melihatnya seperti apa adanya.
Nah, seperti saya katakan baru-baru ini, anda belajar apabila terdapat perhatian dan keheningan. Belajar bisa ada apabila anda memiliki keheningan dan mencurahkan perhatian penuh. Dalam keadaan itu anda mulai belajar. Sekarang duduklah diam sekali; bukan karena saya minta anda duduk diam, tetapi karena itulah caranya untuk belajar. Duduklah diam sekali dan jadilah hening, bukan saja secara jasmaniah, bukan saja badan anda, melainkan juga batin anda. Jadilah hening sekali, lalu di dalam keheningan itu, perhatikanlah. Perhatikan suara-suara di luar gedung ini, ayam yang berkokok, burung-burung, ada orang batuk, ada orang pergi; pertama-tama dengarkan hal-hal diluar dirimu, lalu dengarkan apa yang berlangsung di dalam batinmu. Maka anda akan melihat, jika anda mendengarkan dengan perhatian yang mendalam sekali, di dalam keheningan itu, bahwa suara di luar dan suara di dalam adalah sama.
62
9. TENTANG TINGKAH LAKU
Salah satu dari hal-hal yang paling sukar dalam hidup ialah menemukan suatu cara tingkah laku yang tidak didikte oleh keadaan. Keadaan dan orang-orang mendikte atau memaksa anda untuk bertingkah laku menurut suatu cara tertentu. Cara anda membawa diri, cara anda makan, cara anda bicara, moral anda, tindak tanduk ethis anda tergantung kepada keadaan tempat anda berada dan dengan demikian tingkah laku anda selalu silih berganti, selalu berubah. Demikianlah halnya apabila anda bicara kepada ayah anda, ibu anda atau kepada pelayan anda — nada suara anda, kata-kata anda, sungguh berlainan. Cara-cara bertingkah laku dikendalikan oleh pengaruh-pengaruh lingkungan dan dengan menganalisa tingkah laku, anda hampir bisa meramalkan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh orang.
Sekarang, dapatkah orang menanya kepada diri sendiri, apakah orang bisa bertingkah laku secara sama di dalam batin, apapun juga lingkungannya? Dapatkah tingkah laku kita muncul dari dalam dan tidak tergantung pada apa pikiran orang tentang anda atau bagaimana mereka memandang anda? Tetapi hal itu sukar, karena kita tidak tahu bagaimana batin kita. Didalam batin terjadi juga perubahan terus-menerus. Anda sekarang bukanlah anda kemarin. Nah, dapatkah kita menemukan sendiri suatu cara bertingkah laku yang tidak didikte oleh orang lain atau oleh masyarakat atau oleh keadaan atau oleh sanksi-sanksi agama, suatu cara bertingkah laku yang tidak tergantung pada lingkungan? Saya rasa kita bisa menemukannya apabila kita tahu apa cinta itu.
Tahukah anda apa cinta itu? Tahukah anda apa artinya mencintai orang? Memelihara sebatang pohon, menyikat seekor anjing, menyisirnya, memberinya makan, berarti anda menaruh perhatian pada pohon itu, anda merasa kasih sayang yang besar terhadap anjing itu. Saya tidak tahu apakah anda pernah memperhatikan sebatang pohon di jalan yang tidak pernah dihiraukan oleh seorangpun juga; sekali-sekali orang memandangnya, lain pergi. Pohon itu sama sekali berlainan dengan pohon yang dirawat dalam sebuah taman, sebatang pohon yang memberi keteduhan buat
63
anda duduk, yang anda pandangi, yang anda lihat daun-daunnya dan anda panjati cabang-cabangnya. Pohon seperti itu tumbuh dengan kuatnya. Jika anda memelihara sebatang pohon, jika anda memberinya air, pupuk; jika anda memotong pucuk pucuknya, memotong ranting-rantingnya, merawatnya, ia memberi perasaan yang sama sekali berlainan dari pada pohon yang tumbuh di tepi jalan.
Rasa penuh perhatian adalah permulaan dari kasih sayang. Anda tahu, makin banyak anda merawat, makin anda menjadi peka. Maka haruslah terdapat kasih sayang, sifat kelembutan, keramahan, kemurahan hati. Jika terdapat kasih sayang seperti itu, maka tingkah laku didikte oleh kasih sayang itu dan tidak tergantung pada lingkungan, keadaan atau orang. Dan menemukan kasih sayang itu adalah salah satu hal yang paling sukar — untuk sungguh-sungguh menaruh kasih sayang, apakah orang ramah kepada anda atau tidak, apakah mereka bicara secara kasar kepada anda, ataukah mereka merasa kesal kepada anda. Saya rasa anak kecil memilikinya. Anda semua memilikinya ketika anda masih muda. Anda merasa sangat bersahabat satu sama lain, dengan orang lain. Anda suka membelai seekor anjing. Sekali- sekali anda memandang benda-benda dan anda juga mudah tersenyum. Tetapi makin anda bertambah tua, semua ini lenyap. Oleh karena itu memiliki kasih sayang sepanjang hidup anda adalah salah satu hal yang paling sukar dan tanpa itu hidup menjadi amat kosong. Anda boleh mempunyai anak, anda boleh mempunyai rumah bagus, mobil dan lain-lainnya, tetapi tanpa kasih sayang hidup adalah bagaikan bunga tanpa keharuman. Bukankah merupakan bagian dari pendidikan, untuk sampai kepada kasih sayang ini, dari mana terdapat kegembiraan yang besar dan hanya dari situ bisa timbul cinta?
Bagi kebanyakan dari kita cinta adalah rasa memiliki. Di mana terdapat cemburu, iri hati, hal itu menumbuhkan kekejaman, menumbuhkan kebencian. Cinta hanya bisa terdapat dan berkembang apabila tidak terdapat kebencian, iri hati, ambisi. Tanpa cinta, hidup menjadi seperti tanah yang mandul, gersang, keras, kejam. Tetapi pada saat terdapat kasih sayang, hidup menjadi seperti tanah yang subur berair dengan hujan, dengan
64
keindahan. Kita harus mempelajari semua ini selagi kita masih sangat muda, bukan kalau kita sudah tua, karena kalau begitu sudah terlambat. Maka anda menjadi tawanan dari masyarakat, dari lingkungan, dari suami, isteri, kantor. Temukanlah sendiri apakah anda bisa bertingkah laku dengan kasih sayang. Dapatkah anda pergi ke kelas tepat pada waktunya karena anda merasa tidak mau membiarkan orang lain menunggu? Dapatkah anda datang ke meja makan tepat pada waktunya, oleh karena, sekali lagi anda tidak mau membiarkan orang menunggu? Dapatkah anda berhenti berteriak-teriak kalau anda sedang berkumpul, karena ada orang yang memperhatikan anda, yang bersama-sama dengan anda?
Apabila tingkah-laku, kesopanan, tenggang-rasa, bersifat dangkal dan tanpa kasih sayang, hal-hal itu tidak punya arti. Tetapi jika terdapat kasih sayang, keramahan, tenggang-rasa, maka dari situ, timbullah kesopanan, tata cara yang baik, tenggang-rasa terhadap orang lain, yang sesungguhnya berarti bahwa kita makin sedikit memikirkan diri sendiri, dan itu adalah salah satu hal paling sukar dalam hidup. Jika kita tidak memikirkan diri sendiri, maka kita sungguh-sungguh menjadi manusia yang bebas. Maka kita bisa memandang langit, gunung - gunung, bukit - bukit, air, burung - burung, bunga-bunga, dengan batin yang segar, dengan rasa kasih sayang besar. Begitu bukan? Nah sekarang bertanyalah.
Siswa: Jika terdapat cemburu dalam cinta, tidakkah juga terdapat pengorbanan dalam cinta ?
Krishnamurti: Tidakkah juga terdapat pengorbanan dalam cinta ? Cinta tak pernah dapat berkorban. Apakah maksud anda dengan menggunakan kata "pengorbanan itu? Menyerahkah ? Melakukan hal-hal yang tak mau anda lakukan? ltukah yang anda maksud ? Aku mengorbankan diri untuk negaraku, karena aku cinta akan negaraku. Aku mengorbankan diri karena aku mencintai orang tuaku. Itukah yang anda maksud ? Nah, apakah itu cinta ? Bisakah cinta itu ada apabila anda harus memaksa diri untuk melakukan sesuatu untuk orang lain? Saya tidak tahu apakah anda memahami kata "pengorbanan". Mengapa anda menggunakan kata itu? Anda tahu, kata-kata "tanggung jawab", "kewajiban" "pengorbanan", adalah kata-kata yang menakutkan. Jika anda mencintai
65
seseorang, tidak terdapat tanggung jawab, tidak terdapat kewajiban, tidak terdapat pengorbanan. Anda berbuat karena anda cinta. Dan anda tidak bisa mencinta kalau anda memikirkan diri sendiri. Jika anda memikirkan diri sendiri, maka anda menjadi yang pertama dan orang lain nomor dua; lalu untuk mencintainya, anda mengorbankan diri anda. Maka itu bukanlah cinta. Itulah jual-beli. Mengertikah anda ?
Siswa: Belajar dan mencinta; apakah keduanya terpisah atau berhubungan, pak?
Krishnamurti: Tahukah anda apa artinya mencinta dan tahukah anda apa artinya belajar ?
Siswa: Saya tahu apa artinya belajar.
Krishnamurti: Entahlah. Saya tidak mengatakan anda tidak tahu. Saya cuma bertanya kepada anda. Tahukah anda apa artinya belajar ? Anda tahu apa artinya memperoleh pengetahuan. Anda mendengar guru menceritakan beberapa fakta tertentu, dan anda menyimpan apa yang anda dengar dalarn batin anda, dalam otak anda. Proses menyimpan inilah yang kita namakan belajar. Bukankah begitu ?
Siswa: Dalam satu segi.
Krishnamurti: Dalam satu segi. Tetapi apakah segi yang lain? Anda memiliki pengalaman, anda mendaki bukit lalu tergelincir dan terluka, dan anda belajar sesuatu daripadanya. Anda bertemu seorang teman dan ia menyakiti hati anda, dan anda belajar dari situ. Anda membaca surat kabar dan anda belajar dari situ. Jadi, belajar itu umumnya bersifat menambah informasi makin lama makin banyak. Nah, apakah itu belajar ? Ada suatu bentuk belajar yang lain — yaitu, belajar sambil anda berjalan, tanpa mengumpulkan. Dan kemudian dari situ bertindak, memikir. Apakah anda memahami apa artinya belajar dalam berbuat? Ini bukan berarti sesudah belajar baru berbuat. Itu adalah dua keadaan yang berbeda, bukan? Ada suatu keadaan di mana saya belajar dan dari pengetahuan itu saya bertindak, dan ada belajar sambil berbuat.
66
Keduanya berlainan sama sekali. Jika sesudah saya belajar lalu berbuat, itu adalah seperti mesin, sedangkan belajar dari berbuat adalah non-mekanis. Ia selalu segar. Oleh karena itu belajar sambil berbuat tidak pernah membosankan; tidak pernah melelahkan; sedangkan berbuat sesudah belajar adalah seperti mesin. Itulah sebabnya anda semua menjadi bosan dalam belajar demikian. Mengertikah anda ? Jadi sekarang anda tahu apa artinya belajar. Belajar adalah berbuat, sehingga dalam tindakan berbuat itu sendiri anda belajar. Sekarang, apakah cinta ?
Cinta adalah perasaan di mana terdapat kelembutan, ketenangan, kehalusan, tenggang-rasa, di mana terdapat keindahan. Di dalam cinta tidak terdapat ambisi, tidak terdapat cemburu. Sekarang anda bertanya apakah belajar dan cinta tidak mirip. Anda bertanya begitu, bukan?
Siswa: Apakah keduanya berhubungan ?
Krishnamurti: Apa pendapat anda ? Anda telah memahami apa yang kita maksudkan dengan cinta, apa yang kita maksudkan dengan belajar. Apakah keduanya berhubungan?
Siswa: Dalam satu segi.
Krishnamurti: Katakan dalam segi apa. Bolehkah saya tolong anda ? Keduanya berhubungan oleh karena keduanya membutuhkan kegiatan yang non-mekanis. Mengertikah anda ? Belajar seraya saya berbuat adalah non-mekanis. Tetapi didalam cinta yang menjadi mekanis, tidak terdapat belajar. Cinta dimana terdapat ambisi, konflik, keserakahan, iri hati, cemburu, amarah, ambisi, bukanlah cinta. Apabila tidak terdapat ambisi, tidak terdapat cemburu, maka terdapat prinsip yang sangat aktif. la memperbaharui dirinya sepanjang waktu, ia segar. Baik dalam cinta maupun dalam belajar terdapatlah gerak dari kesegaran, gerak yang spontan, yang tidak dikuasai oleh keadaan. Ia adalah gerak yang bebas. Maka terdapatlah hubungan yang halus dan mesra antara keduanya. Tetapi untuk belajar dan untuk mencinta haruslah terdapat kasih sayang yang besar. Terdapat pula kemiripan yang besar di antara keduanya apabila terdapat perhatian, yang bukan
67
hanya sekedar kesimpulan. Maka jika anda sedang memperhatikan, memperhatikan apa yang anda pikirkan, dari situ terdapatlah kasih sayang, dari situ terdapatlah belajar.
Siswa: Bagaimana kita bisa menghayati hidup kita, pak ?
Krishnamurti: Pertama-tama, tahukah anda apa hidup anda, dan bagaimana menghayatinya ? Saya bukan melucu. Saya cuma bertanya. Untuk menghayati hidup anda, anda harus tahu apa hidup anda, dan untuk menemukan hidup anda, lagi-lagi anda harus menyelidikinya. Hidup anda bukanlah apa yang dikatakan oleh ayah atau ibu anda, oleh masyarakat anda, guru anda, tetangga anda, agama anda, politisi anda. Jangan berkata; "Tidak". Begitulah keadaannya. Hidup anda terbentuk oleh pengaruh- pengaruh — politis, religius, sosial ekonomis, iklim — semua pengaruh-pengaruh ini menyatu dalam diri anda dan anda berkata : "Itulah hidup. Aku harus menghayatinya". Anda hanya bisa menghayati hidup anda jika anda memahami semua pengaruh- pengaruh ini, dan dengan memahami mulai menemukan cara berpikir dan cara hidup anda sendiri. Maka anda tidak perlu bertanya : "Bagaimana saya bisa menghayati hidupku?" Maka anda telah menghayatinya. Tetapi, pertama-tama anda harus memahami semua pengaruh-pengaruh itu. Pengaruh masyarakat, pidato-pidato politik, para politisi, iklim, makanan, buku-buku yang anda baca, mempengaruhi anda sepanjang waktu. Anda harus bertanya, apakah memang mungkin untuk bebas dari pengaruh-pengaruh ini. Dan itu adalah salah satu penyelidikan yang paling mendesak. Dan sesudah menyelidikinya, memeriksanya, anda harus memahami, menemukan, suatu cara hidup yang bukan milik anda maupun milik orang lain. Dan itulah hidup. Maka barulah anda hidup.
Sekarang, dalam semua ini, apakah yang penting? Pertama-tama ialah jangan hidup seperti mesin. Anda memahami apa yang saya maksud dengan hidup seperti mesin? Yaitu mengerjakan sesuatu karena diperintahkan oleh orang lain, atau oleh karena anda merasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan, lalu anda mengulang, dan mengulangnya, dan berangsur-angsur otak anda, batin anda, tubuh anda, menjadi tumpul, berat, bodoh. Jadi, janganlah hidup secara rutin. Anda mungkin harus pergi ke Kantor.
68
Anda mungkin harus menempuh ujian, belajar. Tetapi kerjakanlah itu semua dengan kesegaran, dengan gairah; dan anda hanya bisa melakukannya dengan kesegaran dan dengan semangat, jika anda belajar. Dan anda tidak bisa belajar jika anda tidak menaruh perhatian.
Yang kedua ialah, menjadi lemah lembut, menjadi ramah tamah, tidak menyakiti orang. Anda harus memandang orang, menolong orang, bermurah hati, tenggang rasa.
Haruslah terdapat cinta, kalau tidak, hidup anda kosong. Mengertikah anda? Anda boleh memiliki apa saja yang anda inginkan : suami, mobil, anak, isteri; tetapi hidup akan menjadi seperti padang pasir yang kosong. Anda mungkin sangat pintar, anda mungkin mempunyai kedudukan yang sangat baik, menjadi pengacara yang baik, insinyur yang baik, administrator yang mengagumkan, tetapi, tanpa cinta, anda adalah manusia mati. Jadi janganlah melakukan sesuatu secara mekanis. Temukanlah apa artinya mencintai orang, mencintai anjing, langit, bukit-bukit biru dan sungai. Cintalah dan rasakan.
Maka anda juga harus tahu apa meditasi itu, apa artinya memiliki batin yang sangat hening, yang sangat diam, bukan batin yang mengoceh. Dan hanya batin yang demikianlah yang bisa mengetahui batin yang sungguh-sungguh religius. Dan tanpa batin yang religius, tanpa perasaan itu, hidup adalah seperti bunga tanpa keharuman, seperti dasar sungai yang tak pernah mengenal riak air di atasnya, seperti tanah yang tak pernah menumbuhkan sebatang pohon, serumpun semak, sekuntum bunga.
BAGIAN II
PERCAKAPAN DENGAN
PARA GURU
69
1. TENTANG PENDIDIKAN YANG BENAR
Krishnamurti : Adalah menjadi maksud kita, di tempat-tempat seperti Rishi Valley di Selatan dan Rajghat di Utara, untuk menciptakan suatu lingkungan, suatu iklim di mana orang bisa menghasilkan jika hal itu memang mungkin — seorang manusia baru. Tahukah anda riwayat kedua sekolah ini? Keduanya sudah berjalan tigapuluh tahun atau lebih. Maksud tujuan dan dorongan dari sekolah-sekolah ini ialah untuk memperlengkapi si anak dengan ketrampilan teknologis yang paling baik sehingga ia bisa berfungsi secara jernih dan efisien di dalam dunia modern dan jauh lebih penting lagi menciptakan iklim yang tepat sehingga si anak bisa berkembang penuh sebagai seorang manusia yang utuh. Ini berarti memberi kesempatan kepadanya untuk mekar dalam kebaikan sehingga ia dapat berhubungan secara tepat dengan orang, benda-benda dan ide-ide, dengan seluruh kehidupan. Hidup berarti berhubungan. Tidak ada hubungan yang benar dengan apapun apabila tidak terdapat perasaan yang benar terhadap keindahan, tanggapan terhadap alam, terhadap musik dan seni, suatu perasaan estetik yang berkembang tinggi.
Saya rasa cukup jelas bahwa pendidikan yang kompetitif dan perkembangan siswa dalam proses itu adalah sangat destruktif. Saya tidak tahu seberapa dalam orang menyadari artinya ini. Jika orang telah menyadarinya, maka apakah pendidikan yang benar? Saya rasa jelas bahwa pola yang sekarang kita pupuk dan kita namakan pendidikan, yaitu penyesuaian diri dengan masyarakat, amat sangat destruktif. Dengan kegiatan-kegiatannya yang ambisius, pendidikan itu menimbulkan frustrasi secara ekstrim. Dan apa yang selama ini kita anggap — baik di Barat maupun di Timur — sebagai perkembangan di dalam proses ini, adalah kebudayaan. Hal itu mau tidak mau mengundang penderitaan. Melihat kebenaran hal itu adalah penting sekali. Jika itu sudah jelas sekali, dan jika orang sudah meninggalkannya dengan sukarela, bukan sebagai reaksi, tetapi sekedar seperti sehelai daun yang gugur dari pohon, terlepas jatuh lalu apakah yang dimaksud dengan mekar, apakah pendidikan yang benar? Apakah anda mendidik siswa untuk menyesuaikan diri, untuk melaraskan diri, untuk mencocokkan diri
70
dengan ataukah anda mendidiknya untuk memahami, untuk melihat secara jelas sekali, seluruh arti semua itu dan pada saat yang sama membantunya agar dapat membaca dan menulis? Jika anda mengajarnya membaca dan menulis di dalam sistim frustrasi yang sekarang ini, maka mekarnya batin akan terhalang. Maka persoalannya ialah, jika orang melepaskan pendidikan yang kompetitif ini, apakah sebenarnya mungkin batin itu dididik sebagaimana umum mengertikan kata "pendidikan" itu? Atau tidakkah pendidikan sesungguhnya terdiri dari justru menjauhkan diri kita dan si siswa dari struktur sosial berupa frustrasi dan keinginan dan pada saat yang sama memberinya pengetahuan tentang matematika, ilmu alam dan sebagainya? Bagaimanapun juga, jika guru dan siswa telah bebas dari semua kekacauan yang hebat ini, apalagi yang perlu dididik? Yang dapat anda ajarkan kepada siswa ialah membaca dan menulis, menghitung, merencana mengingat-ingat dan menyampaikan fakta-fakta dan pendapat- pendapat tentang fakta.
Maka, apakah fungsi pendidikan dan adakah metoda tertentu untuk pendidikan? Apakah anda mengajarkan kepada siswa suatu kejuruan sehingga ia menjadi cakap dan dalam ketrampilan itu menumbuhkan perasaan ambisi? Dengan mengajarkan kepadanya suatu kejuruan untuk memperoleh suatu pekerjaan, anda juga membebaninya dengan kaitan-kaitannya berupa sukses dan frustrasi. Ia ingin sukses dalam hidup dan ia juga ingin menjadi manusia yang damai. Seluruh hidupnya adalah suatu kontradiksi. Makin besar kontradiksinya, makin besar ketegangannya. Ini adalah fakta. Jika ada penekanan pada kontradiksi, terdapatlah kegiatan lahiriah yang lebih besar. Anda memberi siswa suatu kejuruan dan pada saat yang sama menumbuhkan dalam dirinya ketidak- seimbangan yang luar biasa ini, kontradiksinya yang ekstrim ini, yang menuju kepada frustrasi dan keputusasaan. Makin ia mengembangkan kemampuannya dalam kejuruan, makin besar ambisinya dan makin besar frustrasinya. Anda mendidiknya untuk memiliki suatu keahlian yang akan membawanya kepada keputus- asaan.
71
Maka masalahnya ialah, dapatkah anda membantunya supaya tidak hanyut ke dalam kontradiksi? Ia akan hanyut ke situ jika anda tidak membantunya untuk mencintai apa yang dilakukannya.
Anda tahu, jika siswa senang akan ilmu ukur, mencintainya demi ilmu ukur itu sendiri, ia begitu asyik di dalamnya sehingga ia tidak punya ambisi. Ia sungguh-sungguh mencintai ilmu ukur dan hal itu merupakan kegembiraan yang besar. Oleh karena itu ia akan mekar di situ. Bagaimana anda membantu siswa untuk mencintai, secara itu, sesuatu yang si siswa itu belum menemukannya bagi dirinya sendiri.
Jika anda ditanya, sebagai seorang guru, apa tujuan dari sekolah ini, dapatkah anda menjawab? Saya ingin tahu apa yang diusahakan anda semua, hendak dijadikan apakah siswa itu? Apakah anda berusaha membentuknya, membeban-pengaruhinya, memaksanya kearah tertentu? Apakah anda berusaha mengajarkan kepada si siswa matematika, ilmu alam, memberinya sejumlah pengetahuan sehingga ia menjadi trampil secara tehnologis dan mampu bekerja baik dalam suatu karir di kemudian hari? Ribuan sekolah melakukannya, di seluruh dunia — berusaha menjadikan siswa pandai secara tehnologis, sehingga ia menjadi sarjana yang baik, ahli mesin yang baik, ahli ilmu alam yang baik dan sebagainya. Atau apakah anda berusaha berbuat jauh lebih banyak di sini? Jika jauh lebih banyak, apakah itu? Kita harus memiliki kejernihan dalam diri kita tentang apa yang kita inginkan, tentang bagaimana seharusnya seorang manusia — seorang manusia utuh, bukan hanya manusia tehnologis. Jika kita terlalu memusatkan perhatian pada ujian-ujian, pada pengetahuan tehnologis, pada usaha membuat si anak cerdik, trampil dalam mengumpulkan pengetahuan dan sementara itu kita mengabaikan segi yang lain, maka si anak akan tumbuh menjadi manusia yang berat sebelah. Kalau kita berbicara tentang manusia utuh, yang kita maksudkan bukan hanya manusia yang memiliki pengertian batiniah, dengan kemampuan untuk menjelajahi, menyelidiki hidup batiniahnya, keadaan batinnya, beserta kemampuan untuk bebas melampaui keadaan batin tersebut, tetapi juga manusia yang mampu secara lahiriah mengerjakan sesuatu dengan baik. Keduanya harus berjalan bersama-sama. Itulah masalah
72
sesungguhnya dalam pendidikan — untuk mengusahakan apabila si anak meninggalkan sekolah kelak ia dapat kuat sentosa dalam kebaikan, baik lahiriah maupun batiniah.
Haruslah terdapat suatu titik awal darimana kita berfungsi sehingga kita dapat memupuk, bukan hanya segi tehnologisnya saja, tetapi juga membuka lapisan-lapisan yang lebih dalam, lapangan- lapangan yang lebih dalam, dari batin manusia. Saya akan mengemukakannya dengan cara lain. Jika anda memusatkan perhatian pada usaha mernbuat si siswa hebat sekali dalam tehnologi dan mengabaikan segi yang lain, seperti yang biasanya kita lakukan, apakah yang terjadi dengan manusia seperti itu? Jika anda memusatkan perhatian pada usaha membuat siswa menjadi penari yang sempurna atau ahli matematika yang sempurna, apa yang terjadi? Ia bukan hanya itu, ia jauh lebih dari itu.
Ia cemburu, marah, mengalami frustrasi, putus asa, ambisius. Maka anda menciptakan masyarakat dimana selalu terdapat ketidak- tertiban, karena anda menekankan tehnologi dan ketrampilan di satu lapangan dan mengabaikan lapangan yang lain. Betapapun sempurnanya seseorang secara tehnologis, ia selalu bertentangan didalam hubungan-hubungan sosialnya. la selalu bertempur dengan tetangganya.
Dengan demikian tehnologi tidak dapat menghasilkan masyarakat yang sempurna atau baik. Tehnologi bisa menghasilkan masyarakat besar, di mana tidak terdapat kemiskinan, di mana terdapat persamaan materiil dan sebagainya. Masyarakat besar tidak selalu berarti masyarakat yang baik. Masyarakat yang baik mengandung arti ketertiban. Ketertiban bukanlah berarti kereta api berjalan menurut jadwal, atau surat pos yang di sampaikan secara teratur. Ketertiban berarti sesuatu yang lain. Bagi seorang manusia, ketertiban berarti ketertiban dalam dirinya. Dan ketertiban seperti itu mau tidak mau akan menghasilkan suatu masyarakat yang baik. Nah, sekarang dari pusat manakah kita akan mulai?
Mengertikah anda pertanyaan saya? Jika saya mengabaikan batin menaruh tekanan pada tehnologi, apa pun yang saya kerjakan akan berat sebelah. Jadi saya harus menemukan suatu cara, saya harus
73
mengadakan suatu gerakan yang akan mencakup keduanya. Sejauh ini kita telah memisahkan kedua hal itu dan setelah memisahkannya kita memberi tekanan pada yang satu dan mengabaikan yang lain. Yang kita coba lakukan sekarang ialah memadukan lagi keduanya. Jika terdapat pendidikan yang semestinya, siswa tidak akan memperlakukannya sebagai dua lapangan terpisah. Ia akan mampu bergerak di dalam keduanya sebagai satu gerakan.
Bukankah begitu? Sambil membuat dirinya sempurna secara tehnologis, ia juga akan membuat dirinya manusia yang berguna. Apakah uraian ini menyampaikan sesuatu atau tidak?
Sebatang sungai tidak selamanya sama, tepinya berubah dan airnya dapat digunakan untuk kepentingan industri atau untuk berbagai keperluan lain, namun ia tetap air. Mengapa kita memisahkan dunia tehnologi dan dunia yang lain? Kita berkata : "Jika kita bisa membuat dunia tehnologi sempurna, kita akan memiliki makanan, pakaian, perumahan untuk setiap orang; jadi marilah kita memusatkan perhatian pada hal-hal tehnologis." Lalu ada pula orang-orang yang hanya memusatkan perhatian pada dunia batin. Mereka mengutamakan apa yang disebut dunia batin dan menjadi semakin terasing, semakin mementingkan diri sendiri, semakin kabur, mengejar kepercayaan, dogma dan visiun mereka sendiri. Terdapatlah pembagian yang hebat ini dan kita berkata bagaimanapun juga kita harus menggabungkan ke dua hal ini. Jadi setelah membagi hidup menjadi yang di luar dan di dalam, sekarang kita mencoba memadukannya. Saya rasa cara ini pun membawa kepada konflik yang lebih banyak. Sedangkan jika kita dapat menemukan sebuah pusat, suatu gerakan, suatu pendekatan yang tidak membagi-bagi, kita akan berfungsi dalam keduanya secara sama.
Apakah gerakan yang luar biasa inteligennya? Saya menggunakan kata "inteligen", bukan pandai, bukan intuitif, bukan berasal dari pengetahuan, keterangan. pengalaman. Apakah gerakan yang memahami semua pembagian ini, semua konflik ini; dan bukankah pemahaman itulah yang menciptakan gerakan dari inteligensi?
74
Kita melihat di dunia dua gerakan sedang berlangsung, gerakan religius yang dalam yang selalu dicari oleh manusia dan telah menjelma menjadi Katoliksisme, Protestantisme, Hinduisme dan gerakan tehnologi yang duniawi, dunia dari komputer dan serba otomatis yang memberi lebih banyak waktu luang kepada manusia. Gerakan religius itu sangat lemah dan sangat sedikit orang yang mengikutinya. Sedangkan gerakan tehnologi kian bertambah kuat dan manusia kehilangan arah didalamnya, semakin bersifat mekanis sehingga manusia mencoba lari dari mekanisme ini, mencoba menemukan sesuatu yang baru - dalam lukisan, musik, seni, teater. Dan golongan religius, jika ada, berkata : "Itu jalan yang salah" dan menjauhkan diri ke dalam dunia mereka sendiri. Mereka tidak melihat kekurangannya, ketidak-matangannya sifat mekanis, dari keduanya. Sekarang, dapatkah kita bahwa kedua gerakan ini masing-masing tidak memadai? Jika kita dapat melihat itu, kita mulai melihat suatu gerakan yang tidak bersifat mekanis yang akan mencakup keduanya.
Jika saya mempunyai anak yang harus dididik, saya akan membantunya melihat sifat mekanis dan kekurangan dari kedua jalan itu dan di dalam menyelidiki kekurangannya dari kedua jalan itu selagi kedua hal itu bekerja di dalam dirinya, akan lahirlah inteligensi yang timbul melalui penyelidikan.
Tuan-tuan, lihatlah bunga-bunga itu, kecemerlangnya, keindahannya. Sekarang, bagaimanakah saya, sebagai guru, harus membantu siswa untuk melihat bunga-bunga itu dan juga menjadi pintar dalam matematika? Jika saya hanya menaruh perhatian pada bunga-bunga dan tidak pandai dalam matematika, tentu ada yang salah dalam diri saya. Jika saya hanya menaruh perhatian pada matematika, juga ada yang salah pada diri saya.
Anda tidak dapat memupuk pengetahuan tehnologis, menguasainya dengan sempurna lebih dulu, lalu berkata anda harus juga mempelajari yang lain. Dengan mencurahkan hati anda bertahun-tahun untuk mengumpulkan pengetahuan anda telah menghancurkan sesuatu dalam diri anda — perasaan dari kemampuan untuk meIihat. Dengan mengutamakan yang satu atau
75
yang lain anda menjadi tidak peka dan intisari inteligensi adalah kepekaan.
Maka, sifat yang kita inginkan agar dapat dimiliki si anak ialah bentuk kepekaan yang tertinggi. Kepekaan adalah inteligensi; ia tidak datang dari buku-buku. Jika anda menghabiskan empat puluh tahun untuk mempelajari matematika tetapi tidak mampu memandang bunga-bunga itu dan memandang langit biru, anda mati.
Jika anda peka, yang merupakan sifat tertinggi dari inteligensi, anda mampu memandang bunga-bunga itu dan juga mempelajari matematika. Jika terdapat gerak dari inteligensi itu, ia akan mencakup kedua lapangan tersebut. Sekarang, bagaimanakah anda dan saya, sebagai sekelompok guru, akan menciptakan gerak kepekaan itu di dalam diri si anak? Siswa harus bebas. Kalau tidak, ia tidak dapat peka. Jika ia tidak bebas dalam mempelajari matematika, menikmati matematika, mencurahkan sepenuh hatinya kepadanya, yaitu kebebasan, ia tak dapat mempelajarinya dengan memadai. Dan untuk memandang bunga-bunga itu, memandang keindahan itu, ia juga harus bebas. Jadi pertama-tama haruslah ada kebebasan. Itu berarti saya harus membantu anak itu untuk bebas. Kebebasan mengandung arti ketertiban, kebebasan bukan berarti membiarkan si anak berbuat sesuka hatinya, pergi makan dan masuk kelas sesuka hatinya.
Di dalam meneliti, bekerja, belajar, kita mengerti bahwa bentuk kepekaan yang tertinggi adalah intelegensi. Kepekaan ataupun inteligensi itu, hanya timbul di dalam kebebasan, tetapi untuk menyampaikannya kepada seorang anak membutuhkan banyak inteligensi di pihak kita. Saya ingin membantunya, menjadi bebas, namun sekaligus memiliki ketertiban dan disiplin, tanpa penyesuaian diri. Untuk menyelidiki sesuatu kita harus memiliki bukan hanya kebebasan, melainkan juga disiplin. Disiplin ini bukanlah sesuatu dari luar yang diterapkan pada si anak, dan terhadap mana ia mencoba menyesuaikan diri. Di dalam penyelidikan terhadap kedua proses ini sendiri yaitu proses teknologis dan proses religius, terdapat perhatian, dan oleh karena itu disiplin. Maka kita bertanya : "Bagaimana kita dapat membantu
76
anak, laki-laki maupun perempuan, untuk bebas sepenuhnya, namun berdisiplin tinggi, bukan melalui ketakutan, bukan melalui penyesuaian diri, bukan bebas setengah-setengah, tetapi bebas sepenuhnya, namun sekaligus berdisiplin tinggi?" Bukan ini dulu, lalu itu. Keduanya berjalan bersama-sama.
Nah, bagaimana kita melakukannya ? Apakah kita melihat jelas bahwa kebebasan adalah mutlak perlu, dan bahwa kebebasan bukan berarti berbuat sesuka hati ? Anda tak dapat berbuat sesuka hati, oleh karena anda selalu berhubungan dalam hidup dengan orang lain. Lihatlah perlunya dan pentingnya untuk bebas sepenuhnya namun berdisiplin tinggi tanpa penyesuaian diri. Lihatlah bahwa kepercayaan-kepercayaan anda, ide-ide anda, anda, semuanya tidak orisinil. Anda harus melihat semua itu, dan melihat bahwa anda harus bebas secara mutlak. Kalau tidak, anda tak dapat berfungsi sebagai seorang manusia.
Nah, saya ingin tahu apakah anda melihat hal ini sebagai satu ide atau sebagai kenyataan sama nyatanya seperti botol tinta ini. Bagaimana anda, sebagai sekelompok guru, jika anda melihat pentingnya si anak untuk bebas sama sekali, dan juga menyadari perlunya disiplin dan ketertiban — bagaimana anda membantunya sehingga ia dapat mekar dalam kebebasan dan ketertiban ? Bentakan-bentakan anda kepada si anak tak akan menghasilkannya, dengan memukuli si anak maupun membandingkan dia dengan orang lain juga tak akan menghasilkannya. Setiap bentuk paksaan, penindasan, atau sistim pemberian angka atau tanpa angka, tidak akan menghasilkannya.
Jika anda melihat pentingnya si anak untuk bebas dan sekaligus memiliki ketertiban yang tinggi, dan jika anda melihat bahwa menghukumnya atau menyanjungnya tidak menghasilkan apa-apa, apakah anda akan melepaskan semua itu dalam diri anda ? Cara yang lama tidak menghasilkan kebebasan. Cara itu membuat manusia tunduk dan menyesuaikan diri, tetapi jika anda melihat bahwa kebebasan adalah mutlak perlu dan oleh karenanya ketertiban adalah penting, maka cara-cara yang telah kita pergunakan selama berabad-abad ini harus dilepaskan.
77
Kesukarannya ialah bahwa anda telah terbiasa dengan cara-cara lama itu dan tiba-tiba anda kehilangan dia. Maka anda dihadapkan kepada suatu masalah di mana anda harus berpikir dengan suatu cara yang sama sekali berbeda. Ini adalah masalah anda. Ini adalah tanggung jawab anda. Anda dihadapkan kepada masalah ini. Anda tak mungkin menggunakan cara-cara lama, karena anda telah melihat bahwa si anak harus bebas sepenuhnya, namun harus terdapat ketertiban. Maka apakah yang terjadi dengan anda, yang sejauh ini telah menerima dan bekerja dengan rumusan yang lama ? Anda telah membuang rumusan itu, dan memandang masalah itu secara baru, bukan? Anda memandang masalah itu dengan batin yang segar, yang bebas.
Guru: Untuk melihat, apakah kita harus selalu berada dalam keadaan itu ?
Krishnamurti: Jika anda tidak melihatnya sekarang, tetapi menuntut untuk selalu melihatnya, itu tidak ada artinya. Sekali melihat merupakan benih yang ditanam dalam tanah, ia akan berkembang. Tetapi jika anda berkata bahwa anda harus selalu melihatnya, maka anda kembali dalam rumusan yang lama.
Lihatlah apa yang terjadi : pola berpikir lama berkenaan dengan pengajaran dan kebebasan dan ketertiban telah lepas dari diri anda. Maka anda memandang masalah-masalah itu secara lain. Perbedaannya ialah bahwa batin anda sekarang bebas untuk memandang, bebas untuk menyelidiki masalah kebebasan dan ketertiban. Sekarang, bagaimana anda akan menyampaikan kepada si anak bahwa anda tidak akan menghukumnya, tidak akan mengganjarnya, namun ia harus bebas sepenuhnya dan tertib ?
Guru: Saya rasa guru mempunyai masalah yang sama dengan si anak. Ia harus bekerja dari sebuah lapangan di mana ia merasakan kebebasan dan disiplin berjalan bersama-sama. Dalam cara berpikirnya yang sekarang, ia memisahkan ketertiban dan kebebasan. Ia berkata kebebasan bertentangan dengan ketertiban dan ketertiban bertentangan dengan kebebasan,
78
Krishnamurti: Saya kira ada sesuatu yang Iuput. Apabila anda melihat bahwa cara lama dari hukuman dan ganjaran sudah mati, batin anda menjadi jauh lebih aktif. Karena anda harus memecahkan masalah ini, batin anda hidup. Jika ia hidup, ia akan menyentuh masalahnya.
Karena anda bebas dan memahami kebebasan, anda akan datang tepat pada waktunya di kelas dan dari kebebasan anda akan bicara dengan siswa dan bukan dari sebuah ide. Bicara dari sebuah ide, sebuah rumusan, sebuah konsep, sama sekali berbeda dengan bicara dari sebuah fakta nyata yang telah anda lihat sendiri — bahwa siswa harus bebas dan oleh karena itu tertib. Jika anda sebagai guru bebas dan tertib, anda sudah menyampaikannya, bukan hanya dengan kata-kata, melainkan tanpa kata-kata, dan siswa segera mengetahuinya.
Sekali anda melihat fakta bahwa hukuman dan ganjaran dalam segala bentuk bersifat merusak, anda tak akan kembali kepadanya. Dengan membuangnya, anda sendiri menjadi berdisiplin dan disiplin itu timbul dari kebebasan penyelidikan. Anda menyampaikan kepada si anak fakta itu dan bukan suatu ide. Maka anda berkomunikasi dengannya bukan hanya melalui kata-kata, melainkan pada suatu tingkat yang sama sekali berlainan.
79
2. TENTANG PANDANGAN JAUH
Saya rasa kebanyakan dari kita tahu apa yang sedang terjadi di dunia — ancaman perang, bom nuklir, ketegangan-ketegangan dan pertentangan-pertentangan yang menimbulkan krisis-krisis baru. Saya rasa diperlukan suatu batin yang sama sekali berlainan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini. Suatu batin yang tidak terlatih khusus, tidak hanya terlatih dalam teknologi, tidak hanya mencari kemakmuran, melainkan yang dapat menghadapi tantangan- tantangan secara memadai, secara penuh. Dan saya rasa itulah tugas pendidikan, itulah tugas sebuah sekolah.
Di mana-mana — di Eropa, Rusia, Amerika, Jepang dan di sini — mereka menghasilkan tehnisi-tehnisi, ahli-ahli ilmu pengetahuan, pendidik-pendidik. Para spesialis ini tidak mampu menghadapi tantangan hidup yang luar biasa rumitnya. Mereka sama sekali tidak mampu, namun merekalah yang memerintah dunia sebagai politisi, sebagai ilmuwan. Mereka adalah ahli-ahli di bidang mereka, dan tuntunan mereka, kepemimpinan mereka, jelas sekali telah dan sedang gagal. Mereka hanya menanggapi apa yang mendesak. Anda lihat, kita berpikir dalam pengertian apa yang mendesak, kejadian-kejadian yang dekat. Kita memikirkan jawaban-jawaban yang segera dari sebuah negeri yang sangat miskin, seperti India, atau jawaban yang segera dari kemakmuran luar biasa yang ada di Barat. Setiap orang berpikir dalam pengertian untuk melakukan sesuatu secara segera. Saya rasa kita harus mengambil pandangan yang jauh tentang seluruh masalahnya dan saya rasa para spesialis tidak mampu berbuat demikian, karena spesialis selalu berpikir dalam pengertian tindakan dalam waktu dekat. Sekalipun tindakan segera itu perlu, namun saya rasa tugas pendidikan ialah menghasilkan suatu batin yang bukan saja akan bertindak segera, melainkan juga bebas melampauinya.
Di seluruh dunia pemerintahan yang otoriter, para pendeta, para profesor, para analis, para psikolog, semua orang berkepentingan untuk mengendalikan, membentuk, atau mengarahkan batin dan oleh karena itu kebebasan hanya sedikit sekali. Masalah sesungguhnya ialah untuk menemukan bagaimana caranya hidup
80
di dunia yang begitu dikuasai otoritas, begitu kejam dan menindas, bukan hanya dalam hubungan-hubungan langsung, melainkan juga dalam hubungan-hubungan dengan masyarakat, bagaimana caranya hidup dalam dunia yang demikian rupa dengan kemampuan luar biasa untuk menghadapi tuntutan-tuntutannya dan juga untuk bebas. Saya rasa seharusnya pendidikan yang benar memupuk batin supaya tidak jatuh dalam alur kebiasaan, betapapun bermanfaat atau mulianya, betapapun pentingnya secara teknologis, melainkan untuk memiliki batin yang luar biasa hidup, bukan dengan pengetahuan, bukan dengan pengalaman, melainkan hidup. Oleh karena seringkali makin banyak pengetahuan yang kita miliki, makin kurang waspada otak kita.
Saya tidak menentang pengetahuan. Ada perbedaan antara belajar dan memperoleh pengetahuan. Belajar berakhir apabila hanya terdapat penimbunan pengetahuan. Belajar hanya ada apabila tidak ada penumpukan sama sekali. Jika pengetahuan menjadi maha penting, maka belajar berhenti. Makin banyak saya menambah pengetahuan, batin merasa aman, makin merasa pasti, dan oleh karena itu batin berhenti belajar. Belajar tidak pernah merupakan proses penambahan. Jika kita sedang belajar, itu adalah proses yang aktif. Sedangkan memperoleh pengetahuan berarti hanya mengumpulkan keterangan dan menyimpannya. Maka saya rasa ada perbedaan antara memperoleh pengetahuan dan belajar. Di seluruh dunia pendidikan berarti hanya memperoleh pengetahuan dan oleh karena itu batin menjadi tumpul dan berhenti belajar. Batin hanya memperoleh. Pemilikan itu menentukan tindakan-tindakan dalam hidup, dan oleh karena itu membatasi pengalaman. Sedangkan belajar adalah tidak terbatas.
Dapatkah kita, di sekolah, bukan hanya memperoleh pengetahuan, yang penting untuk hidup di dunia ini, tetapi juga memiliki batin yang terus-menerus belajar ? Kedua hal itu tidak bertentangan. Di sekolah, jika pengetahuan menjadi maha penting, maka belajar menjadi satu kontradiksi. Pendidikan seharusnya memperhatikan keseluruhan hidup, dan bukan hanya jawaban-jawaban seketika terhadap tantangan-tantangan yang langsung.
81
Marilah kita lihat apa yang terlibat dalam dua hal itu. Jika kita hidup dalam pengertian yang segera, menjawab tantangan yang langsung, maka yang mendesak itu terus-menerus berulang dalam bentuk-bentuk yang lain. Tahun ini ada perang, tahun depan mungkin revolusi, tahun ketiga kegoncangan industri; jika kita hidup dalam pengertian yang segera, hidup menjadi sangat dangkal. Tetapi anda mungkin berkata bahwa itu sudah cukup, oleh karena hanya itulah yang perlu kita perhatikan. Itu satu cara untuk memandang hidup. Jika anda hidup seperti itu, hidup demikian adalah kosong. Anda bisa mengisinya dengan mobil, buku, seks, minuman, lebih banyak pakaian, tapi itu adalah dangkal dan kosong. Orang yang hidupnya kosong, dangkal, selalu mencoba melarikan diri; dan pelarian berarti penipuan-diri (delusi), lebih banyak tuhan, lebih banyak kepercayaan, lebih banyak dogma, lebih banyak sikap otoriter, atau lebih banyak sepakbola, lebih banyak seks, lebih banyak televisi. Jawaban-jawaban yang segera dari mereka yang hidup secara mendesak adalah luar biasa kosong, sia-sia serta menyedihkan. Ini bukan perasaanku atau prasangkaku, anda bisa melihatnya. Anda mungkin berkata bahwa itu cukup, atau anda mungkin berkata bahwa itu belum cukup baik. Maka haruslah ada pandangan yang jauh, sekalipun tentu saja saya harus bertindak segera, berbuat sesuatu apabila rumah terbakar, tetapi itu bukanlah akhir dari tindakan. Haruslah ada sesuatu yang lain dan bagaimana kita mengejar sesuatu yang lain itu tanpa memasukkan otoritas, buku dan pendeta ? Dapatkah kita menghapus semua itu, dan mengejar yang lain ? Jika kita mengejar yang lain itu, masa yang segera ini akan terjawab secara lebih besar dan lebih vital. Jadi, bagaimanakah perasaan anda, sebagai manusia dan juga sebagai guru, pendidik, terhadap hal itu ?
Saya tidak ingin anda menyetujui saya. Tetapi jika anda menggunakan otak anda, jika anda mengamati kejadian-kejadian di dunia, jika anda mengamati kecenderungan-kecenderungan anda sendiri, tuntutan-tuntutan, dorongan-dorongan hati anda sendiri, jika anda melihat seluruh keadaan manusia dan getaran keputus- asaannya, bagaimana tanggapan anda? Bagaimanakah tindakan anda, cara anda memandang itu semua ? Lupakan bahwa anda berada di sekolah. Kita berbicara sebagai sesama manusia.
82
Guru: Dalam menghadapi suatu tantangan yang langsung, khususnya makin kita bertambah tua, rupanya kita menjadi gelisah. Adakah suatu pendekatan yang lain, kalau kita makin bertambah tua ?
Krishnamurti: Apakah yang anda maksud dengan "bertambah tua?" Bertambah tua dalam pengertian melakukan suatu pekerjaan? Bertambah tua dalam arti sesuatu yang rutin, kebosanan? Apakah yang anda maksud dengan ketuaan? Apa yang membuat anda tua? Jasmani ini melapuk — mengapa ? Apakah karena penyakit, ataukah karena pengulangan- pengulangan seperti mesin yang berjalan terus-menerus ? Jiwa ini tidak pernah hidup; ia hanya berfungsi di dalam kebiasaan- kebiasaan. Maka ia menyebabkan jasmani ini cepat menjadi tua. Mengapa jiwa ini menjadi tua, atau haruskah ia menjadi tua? Saya rasa ia tidak perlu menjadi tua. Dan apakah ketuaan hanya suatu kebiasaan ? Pernahkah anda perhatikan orang-orang tua, cara mereka makan, cara mereka bicara? Dan mungkinkah memelihara jiwa ini agar tetap luar biasa muda, hidup, polos? Mungkinkah jiwa ini tetap hidup, dan tak pernah sedetikpun kehilangan semangat hidupnya melalui kebiasaan, melalui rasa aman, melalui keluarga, melalui tanggung jawab ? Tentu saja hal itu mungkin, yang berarti bahwa anda harus memusnahkan segala sesuatu yang anda bangun. Itulah yang saya maksud dengan pandangan yang jauh. Anda mendapat sebuah pengalaman, yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, yang meninggalkan bekas, dan batin anda hidup di dalamnya : "Aku pernah mendapat pengalaman yang mengagumkan", atau, "Hidupku begitu menyedihkan", dan hal itu sendiri merupakan proses melapuk. Jadi pengalaman dan hidup dalam pengalaman, adalah pelapukan.
Marilah kembali kepada pertanyaan saya. Sebagai seorang manusia, yang hidup di masyarakat ini, di dunia yang menuntut tindakan yang segera, bagaimana jawaban anda terhadap tantangan yang mendesak ini?
Tantangan yang mendesak selalu menuntut anda menjawab dengan segera, dan anda terperangkap di situ. Bagaimanakah anda, sebagai orang tua, sebagai guru, sebagai warga negara,
83
menjawabnya ? Oleh karena, sesuai dengan tanggapan anda, anda terperangkap di situ. Apakah anda menanggapi secara sadar atau tidak sadar, akibatnya akan melekat pada jiwa.
Guru: Adakah suatu cara untuk membuat pandangan yang jauh itu menjadi kenyataan, sama nyatanya seperti apa yang mendesak ?
Krishnamurti: Tentu saja. Oleh karena yang segera adalah yang nyata. Ada bom nuklir sarjana-sarjana Rusia, Amerika, Perancis, menemukan cara-cara untuk membuat bom atom yang murah — mereka bisa meledakkan dirinya sendiri menjadi berkeping-keping. Mengapa anda harus menanggapinya? Bom nuklir itu adalah hasil dari serangkaian panjang dari kejadian-kejadian — nasionalisme, industrialisme, perbedaan kelas, keserakahan, iri hati, kebencian, ambisi — semua ini telah menciptakan bom nuklir. Anda menjawab tanpa memahaminya — Amerika dan Rusia harus berhenti membuat bom nuklir — dan anda namakan itu tanggapan yang nyata. Tanpa menjawab keseluruhannya, apa faedahnya menjawab bagian-bagian dari masalah itu?
Maka, jika ini adalah yang nyata, dan anda melihat bahwa yang nyata itu menghasilkan tanggapan yang sangat tidak matang, maka anda harus mengejar yang lain. Mengetahui bahwa anda harus menjawab hal-hal yang segera dan juga bahwa anda harus memiliki pandangan yang jauh, bagaimanakah anda menimbulkannya sebagai seorang pendidik ? Tidak seorangpun menaruh perhatian pada yang lain itu. Tidak ada pendidik yang menaruh perhatian pada pandangan yang jauh, penglihatan yang jauh. Pendidikan dewasa ini hanya berkepentingan dengan hal-hal yang mendesak. Tetapi jika anda tidak puas dengan yang segera, lalu bagaimana anda mengejar yang itu dengan tidak mengabaikan yang ini? Apakah anda melihat pentingnya hal itu ?
Bolehkah saya mengemukakan masalah ini secara lain ? Bagaimana kita dapat memelihara agar batin tetap muda, tidak membiarkannya menjadi tua, dan tak pernah berkata, "Cukup buat saya", lalu mencari satu sudut dan macet di situ? Itulah kecenderungannya dan itulah fakta yang nyata. Adalah sukar untuk memperoleh suatu kedudukan, tapi sekali anda memperolehnya
84
anda macet di situ. Segala sesuatu di dunia ini menghancurkan pandangan yang jauh. Buku, koran, politisi, pendeta, segala sesuatu mempengaruhi anda dan bagaimana kita keluar dari semua itu? Anda ditulari, namun anda harus bekerja dan anda tak bisa keluar dari situ.
Hidup adalah kehancuran, hidup adalah cinta, hidup adalah kreasi. Kita tidak mengenalnya. Ia adalah sesuatu yang hebat luar biasa. Sekarang, bagaimanakah anda menterjermahkan semua ini ke dalam pendidikan?
Guru: Mungkinkah mengejar pandangan yang satu dengan mengorbankan pandangan yang lain ? Mungkinkah mengabaikan pandangan yang dekat ?
Krishnamurti: Masalahnya bukanlah lari dari semua kesengsaraan atau melihat bagaimana memadukan keduanya. Anda tak dapat memadukan yang kecil dengan yang besar; yang besar harus mencakup yang kecil.
Guru: Tetapi, tidakkah lebih baik mengikuti yang kecil dulu, dan kemudian sampai kepada yang besar ?
Krishnamurti: Tidak. Jika anda berkata, yang kecil adalah langkah pertama, maka anda tersesat, anda terperangkap di dalam yang kecil. Renungkan sendiri. Jika anda menerima yang kecil, lalu di mana anda berada? Anda akan terperangkap, bukan — keluarga kecil, rumah kecil, suami kecil, uang kecil, pakaian kecil semua serba kecil. Anda membuat yang kecil itu menjadi penting, yang kecil itu menjadi terkemuka, sehingga tanggung jawab anda lemah dalam masyarakat. Anda semua begitu terhormat. Mengapa anda meletakkan yang kecil itu di muka ? Oleh karena itulah jalan yang termudah.
Guru: Bagaimana kita bisa mengerti yang kecil serta memahaminya ?
Krishnamurti: Anda hanya bisa memahami yang besar; yang kecil sama sekali tidak penting, tetapi anda telah membuatnya penting.
85
Ini adalah hal yang sangat halus yaitu untuk memiliki kemampuan dan tidak diperbudak olehnya, menjawab dengan segera terhadap hal-hal yang perlu anda tanggapi, dan memiliki kedalaman, ketinggian dan keluasan yang luar biasa ini.
Lepaskanlah yang kecil. Tahukah anda apa artinya melepaskan? Melepaskan, bukan karena anda memiliki pandangan yang jauh, melainkan karena apa yang dilepaskan itu palsu.
86
3. TENTANG TINDAKAN
Krishnamurti: Maukah kita membahas masalah mendesaknya tindakan? Kita masing-masing, didesak untuk bertindak dan haruslah terdapat pandangan yang jauh yang mencakup hal-hal yang segera; tetapi yang segera tidaklah mencakup yang lebih besar, yang lebih luas, yang lebih dalam. Kebanyakan orang yang pandai dan terpelajar di seluruh dunia nampaknya terperangkap dalam tanggapan-tanggapan yang segera terhadap tantangan- tantangan yang mendesak. Dibutuhkan lebih banyak ahli ilmu pengetahuan, lebih banyak insinyur, lebih banyak tehnisi, dan pendidikan diatur untuk menghasilkan ahli-ahli itu. Tuntutan yang mendesak ini diterima dan ditanggapi dan dengan demikian saya rasa kita kehilangan perspektif yang lebih luas, dan oleh karena itu batin, jasmani dan emosi kita menjadi sangat dangkal dan hampa. Jika kita sungguh-sungguh menyadari semua ini, bukan dengan kata-kata saja, tetapi dengan penglihatan yang langsung, bagaimanakah seharusnya seorang guru mengajar siswa untuk memiliki bukan hanya, pengetahuan teknis apa -dan- bagaimananya, melainkan juga pengertian yang lebih luas, lebih dalam, mengenai hidup?
Bagaimanakah anda menterjermahkannya ke dalam tindakan pendidikan ? Bukankah itu yang akan anda kerjakan di sini ? Bagaimana anda memulainya, kalau anda belum mengerjakannya? Saya rasa, di Rishi Valley ini, asal rnula sekolah ini ialah untuk mengadakan suatu pendidikan yang lain. Bukan hanya memberi si anak pengetahuan tetapi membuatnya mengerti bahwa pengetahuan bukan tujuan hidup; bahwasanya perlu untuk peka terhadap pohon-pohonan, terhadap keindahan, mengetahui apa artinya mencinta, ramah-tamah, murah hati: Nah, bagaimana anda memulainya ?
Agaknya pertama-tama mutlak perlu adanya beberapa orang yang memiliki perasaan ini, dan dengan semangat pengertian, kemampuan mereka, bukan hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga untuk melihat melampaui bukit-bukit. Jika saya ada di sini dan saya merasa hal yang mendesak bahwa siswa harus cakap
87
secara akademis, dan juga harus tahu bagaimana menari, menyanyi, memandang pohon-pohon, melihat gunung-gunung, tahu bagaimana memandang seorang wanita tanpa sikap seksuil yang biasa menyertainya, dan merenungkan keindahan hidup yang luar biasa, mengerti penderitaan dan bebas melampauinya — jika saya ada di sini, bagaimana saya memulainya ?
Jika saya ada di sini dan satu-satunya tugas saya adalah itu, saya tak akan begitu saja membiarkan anda. Saya akan membahas bersama anda cara anda bicara, berpakaian, memandang, bertingkah laku, makan; saya akan membicarakannya sepanjang waktu dan mungkin anda akan menyebut saya seorang penguasa yang kejam lalu bicara tentang demokrasi dan kebebasan. Saya rasa ini bukanlah masalah demokrasi, tirani dan kebebasan. Anda lihat, soal ini menimbulkan masalah otoritas. Kita telah banyak membicarakan soal ini di tempat ini, berulang kali, setiap kali saya datang; tetapi marilah kita bahas lagi soal otoritas.
Buat saya otoritas adalah mengerikan, bersifat merusak. Otoritas bersifat tirani — otoritas pendeta, polisi, otoritas hukum. Semua itu adalah otoritas lahiriah. Juga terdapat otoritas batiniah dari pengetahuan, dari kehormatan kita sendiri, dari pengalaman kita yang menentukan sikap-sikap hidup tertentu. Semua ini menimbulkan otoritas, dan tanpa menjalankan otoritas ini anda harus mengurus si anak, mengusahakan agar ia memiliki selera yang baik, mengenakan pakaian yang patut, makan dengan semestinya, memiliki cara bicara dan cara berjalan yang terpuji; anda juga harus mengajarkan kepadanya permainan-permainan, bukan secara kompetitif dan kasar, melainkan sekedar untuk kesenangan.
Untuk membangunkan semua ini dalam dirinya tanpa otoritas adalah luar biasa sukarnya, dan karena sukarnya anda lalu menggunakan otoritas. Kita harus mempunyai disiplin di sekolah. Nah, dapatkah anda mendatangkan disiplin tanpa menjalankan otoritas ? Anak-anak harus datang makan secara teratur, tidak bicara terus-menerus pada waktu makan, segala sesuatu harus sepatutnya, dalam kebebasan dan kasih sayang; dan haruslah timbul semacam penghargaan pada diri sendiri yang tidak otoriter.
88
Memberikan pengetahuan yang tidak menjadi tujuan sendiri dan mendidik batin untuk memiliki pandangan jauh, pengertian yang luas terhadap hidup, tidaklah mungkin jika pendidikan berdasarkan otoritas.
Guru: Adalah luar biasa sukarnya untuk menimbulkan ketertiban batiniah dalam diri si anak tanpa disiplin, tanpa pengekangan dan otoritas. Orang dewasa berbeda keadaannya dengan anak-anak.
Krishnamurti: Saya ragu apakah memang begitu. Kita dibeban pengaruhi dan anak-anak pun sedang dibeban pengaruhi. Dapatkah pendidikan mendatangkan batin yang revolusioner ? Kesukarannya ialah bahwa hal ini harus mulai pada usia yang sangat muda, bukan kalau anak sudah empat belas tahun atau lebih. Pada saat itu mereka sudah terbentuk dan dirusak, tetapi kalau mereka datang pada anda pada waktu masih sangat muda, apakah yang akan anda perbuat untuk menggugah perasaan bahwa ada hal-hal lain disamping sekedar seks, uang dan kedudukan?
Di samping memberi si anak keterangan sebagai pengetahuan, bagaimanakah anda menunjukkan kepadanya bahwa dunia ini bukan hanya apa yang mendesak, melainkan ada hal-hal lain yang jauh lebih besar? Pertama-tama, anda dan saya harus merasakan hal ini, bukan hanya karena saya membicarakannya atau anda membicarakanya. Hal itu harus membara dalam diri saya, dan jika hal itu berkobar-kobar dalam diri saya, bagaimana saya menyampaikannya tanpa mempengaruhi si anak ? Sebab jika saya mempengaruhi, saya merusak anak itu; saya membuatnya menyesuaikan diri dengan gambaran yang saya miliki. Jadi saya harus menyadari, sekalipun saya merasakan semua ini secara sangat kuat, dalam hubungan dengan siswa — betapapun mudanya ia —saya tidak boleh menganjurkan sikap dan tindakan yang merupakan peniruan belaka. Semua ini luar biasa sukarnya. Jika saya mencintai seseorang, saya ingin dia menjadi lain, melakukan hal-hal secara lain, memandang hidup, merasakan keindahan bumi. Dapatkah saya menunjukan kepadanya semua ini tanpa pengaruh, tanpa menumbuhkan instink meniru ?
89
Guru: Sebelum kita dapat menolong si anak tanpa mempengaruhinya, adalah suatu pendekatan yang bisa kita adakan dalam diri kita sendiri, oleh karena dalam hidup kita nampaknya terdapat begitu banyak kontradiksi ?
Krishnamurti: Untuk mengadakannya, kita harus berubah, melenyapkan kontradiksi-kontradiksi, menghapuskan perasaan- perasaan yang merusak. Hal itu mungkin membutuhkan berhari- hari, atau mungkin tidak membutuhkan waktu sama sekali. Kita berkata bahwa hal itu bisa dilakukan melalui analisa, melalui kesadaran, dengan bertanya, menyelidik, meneliti. Semua itu menyangkut waktu. Tetapi waktu adalah berbahaya. Sebab pada saat kita berpaling kepada waktu untuk berubah, ia sesungguhnya adalah kelanjutan dari apa yang lampau. Jika saya harus menyelidiki batin saya dan sadar akan kegiatan-kegiatan saya dan beban pengaruh saya serta tuntutan-tuntutan saya, dan setiap hari meneliti, semua ini menyangkut waktu. Waktu sebagai cara untuk berubah adalah khayalan. Dan jika saya memasukkan waktu ke dalam masalah perubahan, maka perubahan itu tertunda, sebab dengan demikian waktu hanya merupakan berlanjutnya kesinambungan dari keinginanku untuk terus seperti apa adanya diriku sekarang. Untuk belajar Bahasa Perancis diperlukan waktu. Waktu yang terpakai untuk belajar Perancis bukanlah suatu khayalan. Akan tetapi untuk mendatangkan perubahan psikologis, perubahan dalam jiwa saya, melalui waktu adalah khayalan, oleh karena hal itu mendorong kemalasan, penundaan, rasa berhasil, keangkuhan. Semua itu terkandung dalam penggunaan waktu, jika saya menggunakan waktu sebagai sarana untuk berubah. Jadi, jika saya sama sekali tidak berpaling pada waktu untuk berubah, lalu apakah yang terjadi?
Ini adalah sesuatu yang mempesonakan. Semua orang yang religius melihat waktu sebagai sarana untuk berubah, dan ternyata kita menemukan bahwa perubahan hanya mungkin di luar waktu, bukan melalui waktu.
Guru: Tidakkah hal itu berlaku untuk semua tindakan kreatif?
90
Krishnamurti: Sudah tentu. Jadi, dapatkah batin saya menolak untuk menggunakan waktu, dan melepaskan waktu yang digunakan sebagai sarana untuk berubah? Apakah anda melihat keindahannya ? Lalu apakah yang terjadi ?
Hal yang saya inginkan agar berubah, telah dibentuk oleh waktu; ia adalah hasil dari waktu, dan saya melepaskan waktu. Maka saya lepaskan hal itu seluruhnya, dan dengan demikian perubahan telah terjadi. Saya tidak tahu apakah anda melihat hal ini. Ini bukanlah permainan kata-kata.
Mengertikah anda ? Jika saya melepaskan beban pengaruh saya sebagai orang Hindu, yang merupakan hasil dari waktu, dan saya lepaskan waktu, saya lepaskan hal itu seluruhnya. Saya terlepas daripadanya. Jika saya lepaskan upacara-upacara — Kristen, Hindu, atau Buddhis — melepaskannya karena ia adalah hasil dari waktu, maka saya lepas bebas. Saya tidak perlu Iagi bertanya bagaimana mendatangkan perubahan. Hal itu sendiri adalah hasil dari waktu, dan saya lepaskan waktu maka ia berakhirlah sudah.
Maka batin yang telah mengalami perubahan, batin seperti itulah baru dapat mengajar, dapat memandang, dapat menghasilkan serangkaian tindakan-tindakan yang tepat di sekitarnya. Kita tak dapat mengingkari penggunaan waktu untuk memperoleh pengetahuan, tetapi apakah waktu juga terdapat dalam hal yang lain ?
Guru: Bahkan dalam kegiatan-kegiatan kita membutuhkan waktu; nampaknya kita bekerja secara acak-acakan, sehingga waktu rasanya berat menggandol. Jika pemahaman waktu dalam semua hal ini begitu sederhana seperti ini, mengapa kita tidak mampu keluar daripadanya?
Krishnarnurti: Tetapi jika anda mencurahkan seluruh perhatian anda, bukan kepada perubahan melalui waktu melainkan untuk melepaskan waktu, maka anda akan berada dalam kedudukan untuk mengajar secara lain sama sekali. Anak-anak berada di sini untuk memperoleh pengetahuan, dan jika anda dapat menyampaikan pengetahuan ini dengan perhatian, yang berarti
91
tidak menggunakan waktu untuk menyampaikan keterangan, maka anda menggairahkan batin mereka.
Itulah yang menarik perhatian saya, yaitu bagaimana membangunkan batin, menjaga agar batin tetap hidup secara luar biasa. Kita berkata bahwa batin dapat tetap hidup melalui pengetahuan, dan oleh karena itu kita hanya menjejalinya dengan pengetahuan, yang hanya menumpulkan batin. Batin yang bekerja dalam waktu adalah batin yang masih terbatas. Tetapi batin yang tidak bekerja dalam waktu adalah luar biasa waspadanya luar biasa hidup, dan dapat menyampaikan suasana hidup itu kepada batin yang masih mencari, menyelidik, polos. Dengan demikian kita telah menemukan sesuatu yang baru. Anda dan saya telah menemukan sesuatu. Saya telah menyampaikan sesuatu kepada anda. Bersama-sama kita temukan bahwa batin bekerja dalam waktu, dan bahwa batin adalah hasil daripada waktu. Dalam keadaan itu, batin hanya dapat memberi keterangan. Batin seperti itu terbatas. Tetapi batin yang tidak bekerja maupun berpikir dalam istilah waktu, sekalipun ia menggunakan waktu, akan menggairahkan batin orang lain, dan oleh karenanya pengetahuan tak akan merusak. Anda lihat, batin seperti itu berada dalam keadaan belajar, bukan mengumpulkan. Oleh karena itu ia hidup abadi; batin seperti itu adalah muda.
Beberapa di antara anak-anak di sekolah ini sudah tua karena mereka hanya berkepentingan untuk memperoleh pengetahuan, bukan untuk belajar. Dan belajar terletak di luar waktu. Sekarang, bagaimana anda akan menggairahkan batin, memeliharanya agar tetap hidup secara mengagumkan sepanjang waktu ?
Anda harus memahami kualitas batin yang telah mengalami perubahan. Perubahan itu terjadi pada saat anda melepaskan waktu. Anda telah membuang seluruh masa lampau. Anda bukan lagi seorang Hindu, seorang Kristen. Sekarang, bagaimana batin yang telah mengalami perubahan itu mengajar, mewujudkan tindakannya? Bagaimana ia akan bertindak dalam memberikan pengetahuan, yang menyangkut waktu, namun menjaga agar batin si anak tetap dalam keadaan hidup yang penuh intensitas ? Temukanlah.
92
4. TENTANG PENOLAKAN SEJATI
Guru: Dalam salah satu percakapan anda dengan anak-anak, anda berkata bahwa apabila suatu persoalan muncul, kita harus memecahkannya secara langsung. Bagaimana kita melakukannya?
Krishnamurti: Untuk memecahkan suatu persoalan secara langsung, anda harus memahami persoalan itu. Apakah pemahaman terhadap persoalan itu masalah waktu, ataukah masalah kuatnya penglihatan, kuatnya melihat ? Misalkan saya mempunyai suatu masalah : saya angkuh. Hal itu merupakan masalah untuk saya dalam arti hal itu menimbulkan konflik, kontradiksi dalam diri saya. Faktanya ialah bahwa saya angkuh, dan terdapat pula fakta lain bahwa saya tidak ingin angkuh. Pertama tama, saya harus memahami fakta bahwa saya angkuh. Saya harus hidup dengan fakta itu. Saya bukan hanya harus menyadari secara kuat fakta itu, tetapi juga memahaminya sepenuhnya. Nah, apakah pemahaman itu masalah waktu? Saya bisa melihat faktanya secara langsung, bukan? Dan penglihatan yang langsung itu menghancurkan faktanya. Jika saya melihat seekor ular kobra, saya segera bertindak. Tetapi saya tidak melihat keangkuhan dengan cara yang sama jika saya melihat keangkuhan, maka saya menyukainya dan oleh karena itu melanjutkannya, atau saya tidak menyukainya oleh karena ia menimbulkan konflik. Jika tidak menimbulkan konflik, maka persoalan tidak ada.
Persepsi dan pemahaman bukanlah dari waktu. Persepsi adalah intensitas melihat, melihat secara total. Bagaimanakah sifat dari melihat sesuatu secara total? Apakah gerangan yang memberi kita kemampuan, enersi, vitalitas, dorongan, untuk menggarap sesuatu secara langsung, dengan seluruh enersi kita yang tak terbagi-bagi? Pada saat anda membagi enersi, anda mempunyai konflik, dan oleh karena itu tidak melihat, tidak ada persepsi akan sesuatu secara total. Nah, apakah yang memberi anda enersi untuk melompat kalau anda melihat seekor kobra? Proses apakah yang membuat jiwa raga kita, sebagai keseluruhan itu melompat, sehingga tidak terdapat keraguan, sehingga bereaksi langsung? Apakah yang menyebabkan reaksi langsung itu? Berbagai hal menyebabkan
93
tindakan yang langsung itu: rasa takut, perlindungan alamiah yang harus ada, pengetahuan bahwa seekor kobra sangat berbahaya.
Sekarang, mengapa kita tidak memiliki tindakan bersemangat yang sama untuk melenyapkan keangkuhan ? Saya mengambil keangkuhan sebagai contoh. Ada beberapa alasan yang menyebabkan tidak adanya enersi dalam diri saya. Saya menyukai keangkuhan; dunia ini berlandasan keangkuhan; ia adalah dasar dari pola masyarakat; ia memberi saya semacam rasa vitalitas tertentu, semacam sifat rasa terhormat dan angkuh, rasa bahwa saya agak lebih baik dari orang lain. Semua ini menghalangi enersi yang diperlukan untuk melenyapkan keangkuhan. Nah, saya bisa menganalisa semua sebab-sebab yang menghalangi tindakan saya, menghalangi enersi saya, untuk menggarap keangkuhan itu atau saya melihatnya secara langsung. Analisa adalah proses dari waktu dan proses penundaan. Selagi saya menganalisa keangkuhan itu terus berlangsung, dan waktu tak akan mengakhirinya. Jadi saya harus melihat keangkuhan itu secara total, dan saya tidak punya enersi untuk melihat. Nah, untuk mengumpulkan enersi yang terbuang itu dibutuhkan tindakan mengumpulkan, bukan hanya selagi saya menghadapi masalah seperti keangkuhan, melainkan tindakan mengumpulkan sepanjang waktu, bahkan selagi tidak ada persoalan. Tidak selamanya kita menghadapi persoalan-persoalan. Ada saat-saat di mana kita tidak menghadapi persoalan. Jika pada saat-saat itu kita mengumpulkan tenaga, mengumpulkan dalam arti sadar maka jika persoalan timbul, kita bisa menghadapinya dan tidak melakukan proses analisa.
Guru: Ada satu kesukaran lain : bilamana tidak ada masalah, dan tidak ada pengumpulan enersi ini, ada semacam proses pemikiran.
Krishnamurti: Adalah penghamburan enersi di dalam pengulangan semata-mata, di dalam reaksi terhadap ingatan, reaksi terhadap pengalaman. Jika anda mengamati batin anda sendiri, anda akan melihat bahwa suatu kejadian yang menyenangkan, anda akan terus-menerus memikirkannya. Anda ingin kembali kepadanya, anda ingin memikirkannya, dan dengan demikian ia mengumpulkan tenaga pendorong. Jika batin sadar disitu tidak ada penghamburan,
94
apakah mungkin membiarkan tenaga pendorong itu, pikiran itu, berkembang? Yang berarti anda tidak pernah berkata, "Ini benar atau salah", tetapi menghayati pikiran itu seluruhnya, memiliki suatu perasaan di mana pikiran itu bisa berkembang sehingga ia akan berakhir dengan sendirinya.
Dapatkah kita mendekati masalah ini secara lain ? Kita telah berbicara tentang menciptakan suatu generasi yang memiliki sifat batin yang baru. Bagaimana kita melakukannya ? Jika saya menjadi guru di sini hal itu akan menjadi perhatian saya — dan seorang pendidik yang baik sudah terang memiliki perhatian ini dalam hatinya — untuk menghasilkan suatu batin yang baru, kepekaan baru, suatu perasaan baru terhadap pohon-pohon, langit, angkasa raya, sungai, untuk menimbulkan suatu kesadaran baru; bukan kesadaran lama yang diacu kembali dalam bentuk baru. Yang saya maksud ialah batin yang sama sekali baru, tidak dikotori oleh yang lampau. Jika itu yang menjadi perhatian saya, bagaimana saya memulainya?
Pertama-tama, mungkinkah mendatangkan batin yang baru seperti itu ? Bukan batin yang merupakan kelanjutan dari yang lampau dalam acuan baru, melainkan batin yang tidak ternoda. Apakah hal itu mungkin terjadi, atau haruskah yang lampau melanjut melalui masa kini untuk dirubah dan diberi bentuk baru ? Kalau begitu, tidak ada generasi baru; yang ada hanyalah generasi lama yang berulang dalam bentuk baru.
Saya rasa adalah mungkin untuk menciptakan generasi baru. Dan saya bertanya : Bagaimana saya bisa, bukan saja mengalami sendiri hal ini dalam diri saya, melainkan juga mengungkapkannya kepada siswa ?
Jika dengan percobaan saya melihat sesuatu dalam diri saya sendiri, mau tidak mau saya akan mengungkapkannya kepada siswa. Sesungguhnya ini bukanlah soal saya dan orang lain, melainkan suatu hal bersama, bukan?
Nah, bagaimana saya menimbulkan suatu batin yang tidak ternoda? Anda dan saya bukanlah bayi-bayi yang baru lahir; kita
95
telah dikotori oleh masyarakat, oleh Hinduisme, oleh pendidikan, oleh keluarga, oleh masyarakat, oleh surat kabar. Bagaimana kita melepaskan diri dari pengotoran ini ? Apakah saya berkata, ini adalah bagian dari hidup saya dan menerimanya ? Apakah yang saya lakukan, tuan ? Ini adalah satu masalah — bahwa batin kita telah dikotori. Buat orang-orang tua lebih sukar untuk melepaskan diri. Anda masih termasuk muda, dan masalahnya ialah meniadakan pengotoran batin yang sudah ada. Bagaimana hal itu dilakukan ?
Hal itu mungkin, atau tidak mungkin. Nah, bagaimana kita menemukan mungkin tidaknya ? Saya ingin anda terjun ke dalam masalah ini.
Tahukah anda apa yang dimaksud dengan istilah "penolakan"? Apa artinya, menolak yang lampau, menolak sebagai seorang Hindu ? Apakah maksud anda dengan kata "menolak" itu ? Pernahkan anda menolak sesuatu ? Ada penolakan yang sejati, ada penolakan yang palsu. Penolakan yang disertai motif, adalah penolakan palsu. Penolakan yang disertai tujuan, penolakan disertai niat, disertai harapan akan masa depan, bukanlah penolakan. Jika saya menolak sesuatu untuk mendapatkan sesuatu lain yang lebih, itu bukanlah penolakan. Tetapi ada penolakan yang tidak memiliki motif. Jika saya menolak dan tidak tahu apa yang terletak dihadapan saya, itulah penolakan yang sejati saya menolak menjadi sebagai seorang Hindu, saya menolak ikut dalam sesuatu organisasi, saya menolak sesuatu kepercayaan tertentu, dan dalam penolakan itu saya membuat diri saya sama sekali tidak aman. Tahukah anda penolakan seperti itu, dan pernahkah anda menolak sesuatu? Dapatkah anda menolak segala yang lampau secara itu — menolak dan tidak tahu apa yang ada di hari depan? Dapatkah anda menolak segala yang dikenal?
Guru: Jika saya menolak sesuatu — katakanlah Hinduisme, bersamaan dengan itu terdapat pemahaman akan Hinduisme.
Krishnamurti: Yang kita bicarakan ialah soal menimbulkan batin yang baru, dan apakah itu mungkin. Batin yang telah dikotori tidak bisa menjadi batin yang baru. Maka kita bicara tentang peniadaan
96
pengotoran yang telah ada, dan apakah hal itu mungkin. Dan dalam hubungan itu, saya mulai dengan bertanya apakah maksud anda dengan penolakan, oleh karena saya rasa penolakan banyak hubungannya dengan, hal itu. Penolakan ada hubungannya dengan batin yang baru. Jika saya menolak secara bersih, tanpa titik tolak, tanpa motif, itu adalah penolakan yang sesungguhnya. Nah, apakah itu mungkin ? Anda tahu, jika saya tidak menolak sama sekali masyarakat di mana tersangkut politik, ekonomi, hubungan masyarakat, ambisi, keserakahan — jika saya tidak menolak semua itu secara sempurna, tidak mungkin untuk menemukan apa artinya memiliki batin yang baru. Oleh karena itu, penghancuran landasan yang pertama-tama ialah menolak hal-hal yang telah kukenal. Mungkinkah itu ?
Sudah jelas bahwa obat-obat tidak akan menghasilkan batin yang baru; tidak ada sesuatu yang dapat menimbulkannya kecuali penolakan segala yang lampau secara menyeluruh. Mungkinkah itu? Apa kata anda? Dan jika saya telah merasakan harumnya, telah melihat, mengenyam penolakan seperti itu, bagaimana saya membantu menyampaikannya kepada siswa? Ia harus mengetahui banyak hal — matematika, ilmu bumi, sejarah — namun harus banyak bebas pula dari apa yang dikenal, bebas daripadanya tanpa menyesal.
Guru: Tuan, semua tanggapan pancaindra (sensation) meninggalkan suatu sisa, suatu gangguan yang mengakibatkan berbagai konflik dan kegiatan mental lainnya. Pendekatan yang tradisionil dari semua agama ialah untuk menolak tanggapan pancaindra ini dengan jalan disiplin dan penolakan. Tetapi apa yang anda katakan agaknya mengandung maksud suatu sikap terbuka dan menerima yang peka terhadap tanggapan-tanggapan pancaindra ini, sehingga anda melihat tanggapan-tanggapan ini tanpa terpiuh atau bersisa.
Krishnamurti: Itulah persoaiannya. Kepekaan dan tanggapan indra adalah dua hal yang berbeda. Batin yang diperbudak oleh pikiran, tanggapan indra, perasaan, adalah batin yang bersisa. Ia menyenangi sisanya, ia senang memikirkan dunia yang menyenangkan, dan setiap pikiran meninggalkan suatu bekas, yang
97
merupakan sisa. Setiap pikiran tentang suatu kenikmatan tertentu yang pernah anda peroleh, menimbulkan bekas yang menyebabkan ketidakpekaan. Hal itu jelas menumpulkan batin, sedangkan disiplin, kontrol dan penekanan menumpulkan batin lebih jauh. Saya berkata bahwa kepekaan bukanlah tanggapan indra, bahwa kepekaan berarti tanpa bekas, tanpa sisa.. Nah, apakah persoalannya ?
Guru: Apakah penolakan yang anda katakan berbeda dengan penolakan yang berupa pembatasan tanggapan indra?
Krishnamurti: Bagaimana anda melihat bunga-bunga itu, melihat keindahannya, peka secara sempurna terhadapnya, sehingga tidak terdapat sisa, tidak ada ingatan terhadapnya, sehingga bila anda melihatnya lagi sejam kemudian anda melihat sekuntum bunga yang baru? Hal itu tidak mungkin jika anda melihatnya sebagai suatu tanggapan indra, dan tanggapan itu berhubungan dengan bunga-bunga, dengan kesenangan. Cara yang tradisionil ialah menutup diri terhadap apa yang menyenangkan, oleh karena asosiasi-asosiasi demikian membangunkan kesenangan- kesenangan lain, sehingga anda mendisiplinkan diri anda untuk tidak melihat. Memotong asosiasi dengan pisau bedah adalah tidak dewasa. Jadi, bagaimanakah batin, mata, melihat warna-warna yang luar biasa itu tanpa meninggalkan bekas?
Saya tidak minta suatu metoda. Bagaimana keadaan itu terwujud? Kalau tidak, kita tidak bisa peka. Itu seperti pelat film yang menerima kesan-kesan dan memperbaharui dirinya sendiri. Ia menerima kesan, namun menjadi negatip lagi untuk kesan yang berikutnya. Jadi setiap saat ia membersihkan dirinya dari setiap kesenangan. Mungkinkah itu, ataukah kita hanya bermain-main dengan kata-kata dan bukan dengan fakta ?
Fakta yang kulihat jelas ialah bahwa setiap kepekaan yang bersisa, tanggapan indra, menumpulkan batin. Saya menolak fakta itu, tetapi saya tidak tahu apa artinya peka secara demikian luar biasanya sehingga pengalaman tidak meninggalkan bekas, namun bisa melihat bunga itu secara penuh, dengan ketajaman yang luar biasa. Saya melihat sebagai suatu fakta yang tak dapat dimungkiri
98
bahwa setiap tanggapan indra, setiap perasaan, setiap pikiran, meninggalkan bekas, membentuk batin, dan bahwa bekas-bekas seperti itu tidak mungkin menghasilkan batin yang baru. Saya melihat bahwa mempunyai batin yang berbekas berarti mati dan saya menolak kematian. Tetapi saya tidak tahu yang lain. Saya juga melihat bahwa batin yang baik adalah peka tanpa sisa pengalaman. Ia mengalami, tetapi pengalaman itu tidak meninggalkan bekas, darimana ia menarik pengalaman lebih jauh, kesimpulan lebih jauh, kematian lebih jauh.
Yang ini kutolak sedangkan yang lain saya tidak tahu. Bagaimana perubahan dari penolakan terhadap apa yang dikenal menuju apa yang tidak dikenal itu terwujud?
Bagaimana kita menolak ? Apakah kita menolak apa yang dikenal, bukan dalam peristiwa-peristiwa besar yang dramatis, melainkan dalam hal-hal yang kecil? Apakah saya menolak sewaktu saya bercukur, dan saya mengingat-ingat masa indah yang pernah kualami di Swiss? Apakah kita menolak ingatan terhadap suatu saat yang menyenangkan? Apakah kita menjadi sadar akan hal itu, dan menolaknya ? Itu bukan sesuatu yang dramatis, bukan hebat menggemparkan, tidak seorangpun tahu akan hal itu. Namun penolakan yang terus-menerus dari hal-hal yang kecil ini, menghapuskan yang kecil-kecil, menggosok sampai bersih hilang yang kecil-kecil adalah perlu, bukan hanya satu penghapusan besar yang hebat saja. Adalah penting untuk menolak pikiran sebagai ingatan, yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, setiap menit pada saat ia timbul. Kita melakukannya bukan karena sesuatu motif, bukan dengan harapan memasuki suatu keadaan tak dikenal yang luar biasa. Anda tinggal di Rishi Valley dan memikir tentang Bombay atau Roma. Ini menimbulkan konflik, membuat batin tumpul, suatu hal yang terbagi-bagi. Dapatkah anda melihat ini dan menghapuskannya? Dapat anda terus-menerus menghapus, bukan karena anda ingin memasuki apa yang tidak dikenal? Anda tak akan pernah tahu apa yang tak dikenal itu karena pada saat anda mengenalnya sebagai yang tak dikenal, anda berada kembali dalam apa yang dikenal.
99
Proses pengenalan adalah proses kelanjutan dari apa yang dikenal. Karena saya tidak tahu apa yang tak di kenal itu, saya hanya bisa melakukan satu hal ini, yaitu terus-menerus menghapus pikiran setiap ia timbul.
Anda melihat bunga itu, merasakannya, keindahan, intensitas, kecemerlangannya yang luar biasa. Lain anda masuk ke kamar tempat tinggal anda, yang tidak serasi, yang buruk. Anda tinggal di kamar itu, tetapi anda mempunyai rasa keindahan tertentu dan anda mulai memikir tentang bunga itu, dan anda menangkap pikiran itu pada saat ia timbul dan anda menghapusnya. Sekarang, dari kedalaman mana anda menghapus, dari kedalaman mana anda menolak bunga, isteri anda, dewa--dewa anda, kehidupan ekonomis anda ? Anda harus bidup bersama isteri anda, anak-anak anda, bersama masyarakat yang buruk mengerikan ini. Anda tak dapat menarik diri dari kehidupan. Tetapi jika anda menolak secara menyeluruh pikiran, penderitaan, kesenangan, maka hubungan anda menjadi lain, sehingga harus ada penolakan yang menyeluruh, bukan penolakan yang setengah-setengah, bukan menyimpan hal-hal yang anda senangi dan menolak hal-hal yang tidak anda sukai.
Nah, bagaimanakah anda menterjemahkan apa yang anda pahami ini kepada siswa ?
Guru: Anda berkata bahwa dalam mengajar dan belajar, suasananya adalah suatu intensitas di mana anda tidak berkata, "Saya mengajar anda sesuatu". Sekarang, apakah penghapusan yang terus-menerus dari bekas-bekas pikiran itu ada hubungannya dengan intensitas dari suasana mengajar-dan belajar ?
Krishnamurti: Sudah jelas. Anda tahu, saya merasa bahwa mengajar dan belajar adalah sama. Apa yang berlangsung di situ? Saya bukan mengajar anda — saya bukan guru anda atau otoritas anda; saya hanya menjelajah, dan menyampaikan penjelajahan saya kepada anda. Anda bisa mengambilnya atau mengabaikannya. Suasananya sama saja dalam hubungan dengan siswa.
100
Guru: Lain apa yang dilakukan guru ?
Krishnamurti: Anda hanya bisa menemukan bila anda terus- menerus menolak. Pernahkah anda mencobanya ? Rasanya seolah-olah anda tak dapat tidur semenit pun di waktu siang.
Guru: Hal itu bukan hanya membutuhkan enersi, tuan, tetapi juga melepaskan sejumlah besar enersi.
Krishnamurti: Tetapi pertama-tama anda harus punya enersi untuk menolak.
101
5. TENTANG PERSAINGAN
Kita telah membahas masalah menegakkan hubungan yang benar antara kita dengan siswa, dan di dalam kemanunggalan itu mewujudkan suatu suasana atau iklim yang lain, di mana siswa mulai belajar. Saya tidak tahu apakah anda pernah memperhatikan, bahwa seperti halnya sikap seenaknya bersifat menular, begitu pula sikap serius. Sikap serius itu bukan timbul dari wajah yang nampak angker atau hati berat, melainkan sikap serius yang timbul apabila kita berada dalam keadaan berhubungan, manunggal ("communion").
Saya rasa belajar hanya bisa terdapat dalam keadaan kemanunggalan antara guru dan siswa, seperti antara anda dan saya bukan karena saya guru anda. Anda tahu apa artinya "communion" (kemanunggalan) : berkomunikasi, bersentuhan, menyampaikan suatu perasaan tertentu, bersama-sama merasakannya, bukan saja pada tingkat kata-kata, tetapi juga pada tingkat intelektuil, dan juga merasakannya jauh lebih dalam, jauh lebih halus. Saya rasa semua itulah arti dari istilah "communion", dan dalam keadaan itu, pada semua tingkat, dalam suasana itu, dalam perasaan bersama itu, tidak mungkinkah bagi kedua-duanya baik guru maupun siswa untuk belajar? Saya rasa itulah satu- satunya keadaan untuk belajar, bukan bila anda duduk di panggung dan menjejali kerongkongan siswa dengan keterangan-keterangan. Dapatkah kita menegakkan kemanunggalan itu, bukan hanya dengan si pembicara, melainkan juga dengan pohon-pohon, dengan alam, dengan dunia, dengan pagi di saat matahari menyingsing ketika kita bangun, suatu rasa kemanunggalan di mana kita belajar?
Pagi ini dapatkah kita membahas sesuatu yang saya rasa harus dipikirkan bukan saja oleh para guru profesionil melainkan juga oleh semua manusia, oleh karena apa yang akan kita bahas ini mempunyai arti yang sangat penting dalam hidup? Seluruh peradaban rnanusia, bukan hanya di India melainkan juga di seluruh dunia, diarahkan kepada persaingan, sukses, keberhasilan. Manusia yang ambisius nampaknya menjadi tokoh yang di hormati
102
— manusia ambisius, manusia agresif, yang ingin sukses, berkomplot, dengan sembunyi-sembunyi main kotor sehingga bisa menduduki posisi yang paling tinggi. Persaingan terus-menerus terdapat bukan hanya di ruang kelas, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari, dalam sikap si juru-tulis yang merasa ia harus menjadi manager, dan si manager menjadi direktur, dan si direktur menjadi presiden direktur, dan seterusnya. Inilah pola hidup yang berlaku dalarn peradaban modern. Anda melihat di mana- mana bahwa manusia mengejar sukses, dan dialah yang dihormati, setidak-tidaknya secara politis, dan sikap yang sama ini terdapat pula di sekolah. Anda berkata kepada siswa bahwa ia tidak sebaik tidak secerdas, siswa yang lain. Anda membujuk si anak, memacunya, mendorongnya untuk bersaing, untuk mencapai sukses, mencapai tingkat intelektuil tertentu. Anda memuja merek.
Jadi anda memiliki sikap yang terbawa sejak lahir, yang pada dasarnya bersifat bersaing dan agresif. Hal itu tidak hanya terdapat dalam kehidupan social dan ekonornis, melainkan juga dalam kehidupan religius. Terdapat perjuangan terus-menerus untuk menanjak, bersaing, membanding-membading dalam semua tingkat keadaan kita. Apakah anda meragukan gambaran latar belakang dari yang lebih tinggi dan yang lebih rendah ini, ataukah anda menerimanya sebagai suatu hal yang tak dapat dielakkan dan meneruskannya? Dan apakah hal ini akan mendatangkan belajar yang sejati? Apakah ini wajar dalam kehidupan ? Wajar bukan dalam arti kata yang primitif, melainkan apakah ini suatu kehidupan yang berbudaya? Apakah anda akan mendidik anak anda dengan cara ini? Apakah anda berpendapat bahwa itu merupakan cara hidup yang benar ? Saya tahu itu merupakan pola yang diterima oleh umum, tetapi apakah itu cara yang benar ? Pertama-tama, apakah akibat dari persaingan, pembandingan ini, terhadap batin? Apakah anda berpendapat bahwa anda belajar melalui persaingan? Marilah kita menyelidikinya. Anda tahu, itu adalah pola yang berlaku pada semua tingkat keadaan kita, pada semua tahap dari kehidupan kita, untuk membanding, mempunyai cita-cita, mencapai sesuatu. ltu adalah seluruh struktur kehidupan manusia.
Jika anda melihat dua gambar pada dinding, sikap anda ialah, apabila nama si pelukis sudah terkenal, maka apapun yang
103
dilukisnya sempurna. Tetapi orang yang namanya tidak dikenal, lukisannya lebih rendah sifatnya. Begitulah selamanya yang terjadi. Benarkah itu ? Adakah sikap demikian menghasilkan pemahaman, adakah sikap demikian membantu kita belajar? Bukan berarti saya tidak boleh mempunyai kemampuan membedakan, tetapi adakah pembandingan akan membantu batin untuk memahami, untuk belajar ? Adakah pembandingan merupakan keadaan batin di mana kita belajar ? Bagaimana anda akan bertindak membantu siswa, jika anda dan siswa kedua-duanya memiliki sikap bersaing, sikap membanding ini?
Marilah kita sederhanakan masalah ini. Apakah akibat persaingan ini terhadap batin? Apa yang terjadi dengan batin yang selalu membanding, mencapai sukses, memuja sukses?
Guru: Ia melelahkan dirinya sendiri.
Krishnamurti: Anda masih memperhatikan efeknya, akibatnya, tetapi anda tidak mengamati batin itu sendiri. Anda tidak mengamati sifat-sifat batin itu sendiri yang melakukan hal itu, batin yang dalam keadaan bergerak, dalam keadaan bersaing. Cobalah melihat batin itu sendiri, yang melakukan semua ini.
Guru: Jika batin mengukur sukses dengan apa yang dicapainya, jika ia tidak mencapai, ia mengalami frustrasi.
Krishnamurti: Anda masih saja berurusan dengan akibatnya. Saya ingin menggarap batin. Mungkin perumpamaan-perumpamaan melelahkan. Biji pohon jati tidak akan menjadi pohon cemara. Anda berkata : "Aku tidak tahu biji apa aku ini, tetapi aku ingin menjadi pohon cemara, atau beringin, atau jati". Kita tidak tahu biji atau keadaan batin itu sendiri, tetapi merindukan keadaan batin yang kita cita-citakan.
Marilah kita mengalaminya dan bukan mengutarakannya dengan kata-kata. Kita bersaing, memuja sukses, karena kita merasa kalau kita tidak bersaing, kita akan berhenti dan macet. Itu hanyalah tanggapan yang spekulatif, bukan suatu fakta yang nyata. Anda
104
tidak tahu apa yang akan terjadi. Jika anda melihat apa adanya diri anda, apapun keadaannya, maka anda mulai belajar. Air adalah air dalam keadaan apapun juga, apakah ia ada di sungai atau dalam sebuah minuman. Pada saat ini kita tidak mempunyai landasan, dari mana kita bisa belajar. Yang kita lakukan hanyalah sekedar penambahan. Proses penambahan inilah yang kita namakan belajar. Itu bukan belajar.
Hanyalah batin yang berada dalam keadaan tidak membanding- banding, apabila ia telah memahami bahwa pembandingan itu tidak masuk akal, maka ia dapat menegakkan suatu landasan dari mana ia bisa mulai belajar dalam arti kata yang sebenarnya.
Jika terdapat landasan yang demikian, di mana tidak ada petualangan, tidak ada kerinduan, landasan itu kuat dan kokoh dan di atasnya anda bisa membangun. Bangunannya ialah struktur dari belajar, dan dari belajar itu terdapatlah tindakan, tidak akan mungkin ada penyesuaian dan oleh karena itu tidak mungkin ada rasa takut, tidak mungkin ada rasa frustrasi.
Dapatkah anda membantu siswa untuk belajar secara itu? Supaya siswa bisa belajar, anda harus benar-benar dapat membedakan antara proses penambahan dan proses belajar. Maka anda akan menciptakan seorang manusia yang sejati, bukan sebuah mesin. Jika anda tak melihat hal itu, bagaimana anda dapat membantu si siswa ? Dapatkah anda melenyapkan semua persaingan dengan sekali hapus, yang berarti dapatkah anda melenyapkan apa yang dinamakan struktur masyarakat ?
Anda adalah guru; suatu generasi baru datang ke tangan anda. Apakah anda ingin mereka terus berada dalam cara yang sama ? Jika anda merasa bahwa masyarakat di mana kita dibesarkan ini bejat, bagaimana anda membantu siswa untuk menciptakan suatu sifat batin yang baru, di mana kebejatan persaingan tidak berlaku ? Langkah-langkah apa yang akan anda ambil, setiap hari, untuk menjaga agar si anak tidak tenggelam, ditelan oleh masyarakat ? Apakah yang akan anda lakukan, setindak demi setindak, untuk membantunya ?
105
Guru: Si anak seharusnya tidak dibesarkan dalam kemewahan.
Krishnamurti: Apa salahnya kemewahan ? ia boleh mengenakan pakaian bersih, ia boleh duduk di atas kursi, makan enak. Bagi saya itu adalah kemewahan, bagi anda bukan. Apa hubungannya kemewahan dengan hal ini ? anda menetapkan undang- undangnya, gagasan tentang "kemewahan".
Bicaralah kepada si anak bukan hanya sekali seminggu, bicaralah tentang hal itu dengannya terus-menerus, sebab ia sedang dibeban pengaruhi untuk bersaing. Bagaimana anda akan membantunya supaya tidak terperangkap dalam lingkaran setan persaingan?
Guru: Dengan membuatnya melihat bahwa ia tidak perlu takut, dan bahwa sebagai individu ia adalah khas dan dapat menyumbangkan sesuatu.
Krishnamurti: Jika seorang individu menyadari bahwa dirinya khas, begitu khas sehingga tidak ada orang lain seperti dia, apakah dalam kenyataannya ia khas? Ia datang dengan segenap prasangka dari orang tuanya. Di manakah kekhasan dari anak yang malang itu? Anda harus melepaskan semua beban pengaruhnya, dan dapatkah anda melakukannya? Bukankah tugas anda sebagai guru untuk melakukannya ? Itu adalah tanggung jawab anda. Anda harus melihatnya, melihat kebenarannya; dan anda harus merasakannya sehingga anda akan menyampaikannya. Tetapi si anak mungkin tidak merasakannya begitu penting dan mendesak. Bagaimana anda bisa manunggal dengan si anak sehingga ia belajar? Bagaimana anda mengajarnya atau membantunya belajar tanpa semangat bersaing?
Guru: Saya tidak mampu merasakannya demi si anak kalau perasaan itu sendiri tidak ada dalam diri saya, dan kalau perasaan itu tidak ada, saya merasa saya telah merusak anak itu.
Krishnamurti: Akan saya terangkan kepada anda. Setiap kasus mempunyai pelajarannya sendiri. Anda tidak merasakannya karena anda sendiri bersaing. Tidakkah anda bersaing untuk uang,
106
kedudukan, prestise? Selama anda tidak merasakan hal ini secara mendalam, apa yang akan anda lakukan ? Anda tidak bisa menunggu sampai anda paham sepenuhnya. Jadi, apa yang akan anda lakukan ? Jangan memberi angka kepada siswa, tetapi buatlah catatan bagi diri anda sendiri untuk melihat bagaimana kelakuannya, bagaimana ia belajar dan sampai di mana taraf pengetahuannya, dan sebagainya, tetapi janganlah mendorong- dorongnya dan membantunya bersaing.
Marilah kita meninjau kembali apa yang telah kita bicarakan. Belajar yang sesungguhnya akan timbul apabila semangat bersaing berakhir. Semangat bersaing ini hanyalah proses penambahan, yang sama sekali bukan belajar. Kita ingin agar si anak belajar, dan bukan sekedar menambah pengetahuan dalam dirinya seperti sebuah mesin. Untuk membantu si anak belajar, pada dasarnya dan secara fundamentil ia harus berhenti bersaing, beserta segala kaitan-kaitannya. Sekarang, salah satu cara untuk melakukannya ialah melihat kebenaran dari sikap tidak membanding. Nah, bagaimana anda membantu si anak tidak bersikap bersaing ?
Guru: Karena saya mengajar matematika, saya memikirkan cara- cara untuk menyajikan mata pelajaran itu secara menarik. Begitu banyak hal bekerja dalam perhubungan, apabila soal seperti ini disajikan, dan bagaimana kita menyampaikannya ? Itu adalah masalah yang sangat luas, sehingga kita hanya dapat mengemukakannya sebagian demi sebagian.
Krishnamurti: Anda tidak menangkap persoalannya. Jika saya berkata : "Apa yang akan anda lakukan ?" Maka yang saya maksudkan bukan hanya dalam pengertian tindakan, tetapi juga dalam pengertian perasaan. Keduanya bukan dua hal yang berbeda perasaan dan tindakan Saya melihat jelas sekali bahwa sikap bersaing bersifat merusak, bukan saja di kelas tetapi juga sepanjang hidup. Ada seorang anak yang masih muda; saya ingin membantunya untuk mengerti. Bagaimana saya akan bertindak ? Saya bisa bicara kepadanya dan berkata : "Lihatlah apa yang terjadi dalam hidup. Terdapat kesengsaraan, konflik." Bicaralah kepadanya demikian rupa hingga anda tidak membuat sikap menyalahkan, anda tidak menciptakan reaksi. Pandanglah
107
gambaran kehidupan itu. Lihatlah dengan jelas sekali, seperti anda melihat London atau Bombay pada sebuah peta. Bantulah siswa untuk melihatnya dengan sangat jelas, itulah tugas yang pertama. Sampaikanlah kepadanya pentingnya dan mendesaknya perasaan itu. Jangan coba meyakinkannya, mempengaruhinya, jangan bicara kepadanya dengan sikap menyalahkan, dengan sikap menyetujui, membujuk. Tunjukkan kepadanya faktanya. Tegakkan faktanya. Maka anda akan berurusan dengannya sepenuhnya berdasarkan fakta, secara ilmiah, bukan secara romantis, sentimentil atau emosionil. Anda telah membentuk hubungan yang benar antara dia dengan anda. Anda berurusan dengan fakta, dan anda membentuk suatu hubungan di antara anda dengan siswa yang berupa pemahaman bersama akan fakta itu, fakta bahwa persaingan bersikap korup. Maka ia dan anda berunding dan berkata "Apakah yang akan kita lakukan dengan nyata, dalam tindakan ?"
Penjelmaan dari rasa manunggal bersama ini tergantung sepenuhnya pada kuatnya perasaan itu. Sekarang, anda telah menegakkan perasaan itu, kebenarannya, fakta bahwa persaingan sangat berbahaya, tetapi anda belum menyampaikan fakta itu kepada si anak. Itulah yang pertama-tama harus dilakukan.
108
6. TENTANG RASA TAKUT
Krishnamurti: Bagaimanakah anda, sebagai seorang pendidik, menggarap masalah melenyapkan rasa takut dalam diri siswa? Dapatkah anda membahasnya sebagai mana anda mengajar matematika. Pertama-tama, anda sendiri harus memahami rasa takut sebelum anda dapat menolong orang lain. Anda harus memahami kaitan-kaitan dari rasa takut, bagaimana rasa takut timbul. Seperti anda mengetahui bahasa Hindu atau suatu mata pelajaran lain, anda harus mengetahui sesuatu tentang rasa takut. Masyarakat berdaya upaya sedapat mungkin untuk menanamkan rasa takut dengan meletakkan patokan patokan, cita-cita religius, perbedaaan kelas, konsep tentang sukses, perasaan lebih rendah dan lebih tinggi, orang kaya dan orang miskin. Masyarakat berdaya upaya sedapat mungkin untuk menumbuhkan nilai-nilai yang terpiuh.
Masalahnya bukan hanya bahwa guru harus mendalami rasa takut, tetapi juga menjaga agar rasa takut tidak ditularkan dan bahwa siswa pun mampu mengenal sebab musabab yang menumbuhkan rasa takut Sebagai guru, tidakkah hal ini menjadi masalah bagi anda ? Kita memiliki sedikit sekali cinta dalam hidup kita, bukan hanya untuk menerima tetapi juga untuk memberi; cinta bukan dalam suatu arti mistik, melainkan perasaan yang sesungguhnya dari cinta, welas asih, kasih sayang, kemurahan hati, tindakan yang bukan terpancar dari suatu pusat. Dan selagi anda memiliki sedikit sekali cinta, apakah yang anda lakukan terhadap siswa, bagaimana anda akan membantunya memiliki nyala api ini?
Adakah agama mempunyai arti buat anda? Bukan upacara- upacara, melainkan perasaan religius, berkah religius, kesucian dari sesuatu. Agama, rasa takut, cinta tidakkah mereka saling berhubungan erat sekali? Anda tak dapat memahami yang satu tanpa yang lain. Ada rasa takut, ada kemiskinan cinta yang mengerikan — saya maksud gairahnya, intensitasnya — lalu ada perasaan berkah yang bukan sekedar balasan, yang bukan merupakan ganjaran bagi perbuatan-perbuatan benar, yang tak ada hubungannya dengan organisasi-organisasi agama.
109
Adakah anda berjalan-jalan di waktu petang dan pernahkah anda memperhatikan orang-orang desa yang menyeberangi sawah itu ? Betapa indahnya semua itu ? Dan orang desa itu sama sekali tidak sadar akan keindahan tanah, bukit-bukit dan air. Bagi si orang desa yang kembali ke gubuknya yang tidak sehat tidak ada apa-apa. Terdapatlah rasa takut, terdapat masalah yang amat besar tentang cinta dan perasaan simpati apabila anda menyaksikan orang desa yang miskin itu lewat. Tidakkah anda merasakan suatu luapan rasa yang luar biasa dalam diri anda, suatu keputus-asaan melihat kesengsaraan yang amat besar dalam semua itu ? Apakah yang dapat kita lakukan? Ada kemampuan untuk menerima dan memberi, merasakan, memiliki kemurahan, kebaikan, kerendahan hati. Apalah artinya itu buat anda? Bagaimanakah anda membangkitkan hal ini dalam diri anda atau membangkitkannya dalam diri orang lain? Mungkinkah ada suatu pendekatan yang bukan merupakan pengertian kritis yang terpisah, melainkan suatu pemahaman total — dari rasa takut, cinta, perasaan religius?
Sekarang, bagaimanakah saya harus mendekati masalah ini? Haruskah saya mengambil setiap masalah satu persatu; mengambil rasa takut, memperhatikannya, lalu mempelajari cinta ? Bagaimanakah saya harus menangkap keseluruhan hal ini? Jika anda memiliki perasaan terhadap suatu suara, anda memiliki perasaan terhadap suatu lagu dan jika anda memiliki perasaan terhadap keheningan di antara suara-suara, anda memiliki kenikmatan dari gerak suatu lagu. Lagu bukanlah sekedar kata- kata, sekedar suara, ia adalah paduan yang khas dari suara, keheningan dan kelanjutan dari suara itu. Untuk memahami musik sudah tentu harus ada pemahaman akan keseluruhan hal itu. Secara itu pula, apakah rasa takut merupakan suatu masalah yang terpisah berdiri sendiri yang harus dipahami tersendiri dan cinta tersendiri dan perasaan religius tersendiri, ataukah ada suatu pendekatan terhadap keseluruhannya, sesuatu yang total?
Pernahkah anda memperhatikan setetes air hujan? Tetes air itu mengandung seluruh hujan, seluruh sungai, seluruh lautan. Tetesan air itu membentuk sungai, membentuk jurang, mengikis Grand Canyon, membentuk air terjun yang mengguruh dan bergetar. Secara itu pula, dapatkah batin saya memandang rasa
110
takut, cinta, agama, tuhan, sebagai suatu gerak dan bukan sebagai suatu introspeksi yang terpisah-pisah berdiri sendiri, sebagai suatu penyelidikan analitis, suatu irisan?
Guru: Apakah hubungan antara rasa takut dan cinta ?
Krishnamurti: Jika saya merasa takut bagaimana saya dapat memiliki simpati terhadap seseorang? Seorang yang ambisius tidak mengenal bumi dan persaudaraan antar manusia. Seorang yang ambisius tidak mengenal cinta. Dapatkah seorang yang takut akan kematian, akan apa yang mungkin dikatakan oleh tetangga, akan isterinya, keamanan, pekerjaan, memiliki simpati ? Yang satu menyingkirkan yang lain.
Guru: Kita bekerja hanya dalam bagian-bagian, kita mencoba melalui bagian-bagian itu untuk menangkap keseluruhannya.
Krishnamurti: Apakah yang akan merubah rasa takut?
Guru: Pengertian.
Krishnamurti: Apakah yang mendatangkan perubahan, dan siapakah yang akan merubah ? Saya telah mengamati batin saya yang berkata, "aku takut" dan saya ingin sampai pada apa yang dicoba dilakukan batin saya. Apakah daya upaya itu, dan siapakah yang melakukan daya upaya? Kalau kita tidak mendalaminya benar-benar, sekedar berkata "aku harus melenyapkan rasa takut" sedikit sekali artinya.
Ada rasa takut, ada cinta dan ada perasaan tentang sesuatu yang makin luas. Saya dapat menganalisa rasa takut selangkah demi selangkah. Saya dapat menyelami sebab musabab rasa takut, akibat-akibat rasa takut, saya dapat menyelami mengapa saya takut dan siapakah yang melakukan daya upaya dan apakah si pembuat daya upaya berbeda dengan hal yang membuat daya upaya itu. Dan saya dapat menyelidiki apakah ada batin yang dapat mengamati daya upaya, si pembuat daya upaya dan hal yang di daya-upayakannya, bukan hanya secara objektif, tetapi juga ke dalam. Pada akhir semua itu, rasa takut masih mengeram. Saya
111
dapat mendalami secara sangat analitis masalah agama, dogma, kepercayaan, tahyul, tetapi pada akhir analisa itu saya masih berada ditempat semula. Saya telah mempelajari tehnik-tehnik analisa dan pada akhirnya batin saya menjadi begitu tajam sehingga dapat mengikuti setiap gerakan rasa takut. Tetapi rasa takut masih mengeram.
Sekarang bagaimanakah sifat batin yang menangkap keseluruhannya, mencernakannya seketika dan membuang apa yang tak bemaanfaat ?
Tentu ada suatu pendekatan yang akan memberi kita suatu pemahaman yang total, suatu perasaan total yang dapat dipakai untuk mendekati setiap masalah. Dapatkah saya menangkap keseluruhan arti dari sesuatu, dari cinta, rasa takut, agama, perasaan luar biasa akan sesuatu yang maha luas, dari keindahan, lalu mendekati setiap problem secara individuil ? Anda pernah melihat pohon. Apakah anda menangkap keseluruhan pohon itu, ataukah anda hanya memandang cabangnya dan daunnya dan bunganya? Adakah anda melihat keseluruhan pohon itu dalam diri anda? Bagaimanapun juga sebatang pohon adalah akar, cabang, bunga, buah, getah, keseluruhan pohon itu. Dapatkah anda menangkap perasaan, makna, keindahan dari seluruh pohon itu, lalu memandang cabangnya? Pengamatan serupa itu akan mempunyai makna yang hebat.
Jika anda nanti memandang pohon lagi, lihatlah bentuknya, simetrisnya, kedalamannya, perasaan, keindahan, kwalitas dari keseluruhannya. Saya bicara tentang perasaan akan keseluruhan. Secara itu pula anda memiliki sebuah tubuh : anda memiliki perasaan, emosi; ada batin ingatan-ingatan — tradisi yang disadari maupun yang tak disadari, kesan-kesan yang tertimbun selama berabad abad, nama keluarga — dapatkah anda merasakan keseluruhannya ? Jika anda tidak merasakan keseluruhannya dan hanya mengupas emosi anda, hal itu tidak dewasa. Dapatkah anda merasakan dalam diri anda keseluruhannya dan dengan perasaan akan keseluruhan diri itu menggarap rasa takut?
112
Rasa takut adalah masalah yang amat besar. Dapatkah anda mendekatinya dengan kemaha-luasan untuk menghadapi kemaha- luasan.
Guru: Hal itu tidak selalu mungkin, tuan, kita seringkali terbenam dalam masalah sehari-hari kita.
Krishnamurti: Tetapi sekali anda memiliki perasaan akan kemaha- luasan ini, hidup mempunyai corak yang lain, ia mempunyai kwalitas yang lain.
Guru: Anda sadar akan kemaha-luasan ini hanya kadang-kadang saja.
Krishnamurti: Saya rasa anda tidak pernah memikirkannya, bukan?
Guru: Pernah, sekali kira-kira begitu, dengan menarik diri dari masalah sehari-hari dan memandangnya.
Krishnamurti: Bukan itu yang saya maksud. Yang saya maksudkan ialah memiliki suatu perasaan sepanjang masa, bukan hari ini, besok, lusa, melainkan perasaan sepanjang masa. Berpikir dalam pengertian manusia, dunia, alam semesta adalah suatu perasaan yang luar biasa. Dan dengan perasaan itu dapatkah kita mendekati masalah-masalah yang khusus? Kalau tidak, kita akan jatuh dalam kekacauan intelektuil atau emosionil.
Apakah kesukarannya dalam hal ini ? Apakah itu ketidak-mampuan, kesempitan batin, urusan yang mendesak, kepentingan yang mendesak terhadap anak, suami, isteri, yang menghabiskan waktu anda begitu rupa sehingga anda tidak punya waktu untuk memikirkannya ? Ambillah kata : "mendesak, segera". Tidak ada yang mendesak, itu adalah suatu hal yang tanpa akhir. Anda membuatnya menjadi suatu masalah yang mendesak; masalah itu merupakan hasil dari seribu hari kemarin dan seribu hari esok. Tidak ada yang mendesak, yang segera. Terdapatlah rasa takut, cinta dan dorongan manusia akan kemaha-luasan. Dapatkah anda
113
menangkap sedikit dari kwalitas perasaan itu dan berkata, "marilah kupandang rasa takut ?"
Apakah makna rasa takut dan bagaimana anda mulai mernbantu siswa? Anda harus mempersiapkan siswa untuk keseluruhan hidup dan hidup adalah suatu hal yang luar biasa luasnya. Dan jika anda menggunakan kata "hidup", itu adalah seluruh lautan, gunung- gunung, pohon-pohon dan seluruh cita-cita manusia, kesengsaraan, keputus-asaan, perjuangan manusia, kemaha- luasan itu semua. Dapatkah anda membantu siswa untuk menangkap kemaha-luasan hidup? Tidakkah semestinya anda membantu siswa untuk memiliki perasaan ini ?
Adakah di antara anda yang bermeditasi ? Bukan hanya duduk diam, bukan hanya menyelidiki liku-liku batin, tetapi juga mengundang kesadaran dan bawah-sadar dan masuk lebih jauh ke dalam keheningan dan melihat apa yang terjadi lebih Ianjut Jika anda tidak melakukan ini, tidakkah anda kehilangan banyak dalam hidup ?
Meditasi adalah suatu bentuk kesadaran perenungan diri sendiri, suatu bentuk penemuan, suatu bentuk pelepasan dari tradisi, dari ide-ide, kesimpulan-kesimpulan, suatu perasaan berada sendiri selengkapnya, yang merupakan kematian. Dengan perasaan akan keseluruhan itu, dapatkah anda menghadapi yang mendesak, yang segera ?
Marilah kita sedikit lebih praktis. Bagaimanakah kita mulai membantu siswa untuk sesungguhnya bebas dari rasa takut ?
Guru: Saya akan menjaga agar hubungan saya dengan siswa bersahabat. Bodoh sekali untuk membicarakan rasa takut kalau saya tidak bersahabat dengan dia.
Saya akan menciptakan situasi-situasi, yang praktis maupun intelektuil, di mana ia akan memahami apa sesungguhnya arti rasa takut, secara intelektuil menerangkan sebab musabab dan akibat- akibat dari rasa takut oleh karena batin harus dipertajam dan saya
114
akan berusaha membuatnya mengalami keseluruhan dari pandangan dan perasaan ini.
Krishnamurti: Yang nyata saja. Di kelas, bagamanakah anda akan mengajar ? Bagaimana anda membantu siswa untuk memahami? Terdapat jurang antara siswa dan perasaan total itu, bagaimana anda membimbingnya ke sana ?
Guru: Harus dapat dibangunkan dalam dirinya suatu rasa ingin tahu yang halus. Lalu yang ingin saya lakukan terhadapnya ialah membuatnya mampu menghargai kwalitas dalam kerja, dalam bermain dan bertanding, dalam matematika atau mata pelajaran lainnya. Saya akan mencari di mana kesenangannya, bagaimana ia bereaksi dan kalau saya bisa berjalan lebih jauh, saya akan berusaha agar sesuatu yang lebih dalam terjadi antara saya dan siswa.
Krishnamurti: Anda melakukan hal-hal yang sudah jelas perlu. Anda akan bicara dengan dia, anda akan menunjukkan bagaimana rasa takut timbul dan semua hal itu. Lalu bagaimana selanjutnya ? Secara nyata, bagaimana anda membantu siswa untuk bebas dari rasa takut? Saya rasa itulah persoalan yang sesungguhnya. Jika ada kesempatan, bersediakah anda berada dalam keadaan sadar penuh yang meditatif dan reflektif (merenung), yang mungkin membantu siswa untuk melihat dengan jelas apa rasa takut itu? Anda melihat itulah yang perlu, tetapi anda membiarkan hal itu terkatung-katung.
Apakah sesungguhnya yang akan anda lakukan? Apakah yang nyata-nyata akan anda lakukan?
Guru: Meditasi akan membantu batin untuk menggarap situasi itu.
Krishnamurti: Saya mungkin merasakan semua ini. Sekarang bagaimanakah saya akan menterjemahkannya dalam tindakan? Apakah yang akan saya lakukan dengan puluhan anak-anak itu ?
Guru: Perasaan itu akan menjelmakan dirinya. Suatu mata rantai cinta terhadap anak-anak itulah yang akan menolong.
115
Krishnamurti: Pertama-tama, milikilah kasih sayang, lalu gunakan setiap kesempatan untuk membantu siswa untuk bebas dari rasa takut, terangkan kepadanya sebab musabab rasa takut dan gunakan setiap peristiwa untuk memperlihatkan betapa ia takut. Di dalam kelas, di dalam mengajar sejarah, matematika, bicaralah kepadanya tentang hal itu. Tetapi bagaimana selanjutnya? Teruskan.
Guru: Dalam melakukan semua ini saya juga waspada untuk menjaga agar semua yang saya lakukan terhadapnya tidak hilang lenyap.
Krishnamurti: Apakah keseluruhan efek dari ucapan anda terhadap si anak, kenyataan dari kasih sayang anda, penjelasan- penjelasan anda? Tidakkah hal itu membuatnya berpaling ke dalam dan apakah akibatnya?
Guru: Hal itu membantunya menghadapi beberapa masalah yang mendesak, yang segera.
Krishnamurti: Anda telah membantu siswa untuk melihat dirinya sendiri, anda telah membantunya menyadari rasa takut ini dan berpaling ke dalam, dalam arti ia merasa lebih sadar akan rasa takut itu. Anda harus mengimbanginya dengan sesuatu yang lain.
Guru: Tuan, apakah anda maksudkan bahwa proses introspeksi ke dalam ini mungkin membawa berbagai komplikasi dalam diri si anak?
Krishnamurti: Hal itu pasti akan menimbulkan semacam perasaan tertuju pada diri sendiri. "Apakah aku melakukan sesuatu yang benar atau salah ?" Akan terdapat kegelisahan atau perasaan pentingnya atau sikap pamer, "Betapa tak kenal takut aku!" Bagaimana anda mengimbanginya ? Pikirkanlah, gunakan pikiran anda dengan hati-hati sekali. Pada taraf ini saya rasa masalahnya membutuhkan lagi suatu cara pendekatan yang lain. Kalau tidak, anda akan membantu si anak dengan pemusatan perhatian pada diri sendiri, menonjolkan diri, sombong dan memiliki pandangan otoriter.
116
Guru: Harus ada kesempatan bagi si anak untuk peka terhadap hal-hal lain yang bukan di dalam.
Krishnamurti: Nampaknya bagi saya, secara sadar anda akan memperkuat egoisme, perasaan pentingnya diri, perasaan menonjolkan diri, agresif, kasar.
Sejauh ini anda telah menggarap gerak pikiran. Arus pasang bergerak masuk arus pasang juga bergerak ke luar. Jika ia tetap berada di dalam ia seperti genangan air dalam sebuah teluk, tetapi jika arus pasang mempunyai gerak ke dalam, ia juga harus mempunyai gerak ke luar. Selama ini anda hanya menggarap gerak ke dalam. Bagaimana anda membantu siswa untuk bergerak ke luar?
Guru: Jika anda bicara tentang gerak ke luar, saya merasa saya tidak melihat dari sudut keseluruhan melainkan dari perkembangan gerak yang sebagian.
Krishnamurti: Jika saya tidak mendesak terus dan dengan demikian membuat anda sadar bahwa itu hanyalah suatu jawaban yang sebagian, anda tidak akan bergerak. Anda hanya bicara tentang gerak yang ke dalam, tetapi ia adalah gerak arus pasang yang ke dalam maupun ke luar. Ia adalah suatu gerak yang telah anda garap ke satu arah dan anda tidak tahu bagaimana menggarap yang di dalam dan yang di luar sebagai satu gerak.
Guru: Tidak mungkinkah dari sejak permulaan sekali bergerak ke dalam maupun ke luar ?
Krishnamurti: Apakah gerak ke luar yang akan memberikan keseimbangan?
Guru: Bukan hanya keseimbangan, tetapi juga suatu perasaan rendah hati yang kadang-kadang timbul.
Krishnamurti : Ada bukit-bukit, pohon-pohon, sungai, pasir. ltulah gerak ke luar. Persepsi, melihat, itulah gerak ke luar. Alam telah memberikan kepada anda keindahan semua ini, sungai, pohon-
117
pohon, tanah yang gersang. Maka haruslah ada gerak ke luar maupun kedalam, gerak yang abadi.
118
7. TENTANG MENGAJAR DAN BELAJAR
Guru: Kita menyadari bahwa kita tak dapat melihat suatu fakta jika batin tidak kosong dari pikiran. Tetapi sekalipun batin kosong untuk sejenak, nampaknya pikiran akan timbul kembali. Bagaimana kita mengakhiri pikiran? Dapatkah kita membicarakan hal ltu ?
Krishnamurti: Saya ingin tahu apakah kita semua memahami pentingnya peranan berpikir ? Apakah pikiran penting dan pada taraf manakah pikiran itu penting ? Apakah berpikir itu ? Apakah yang membuat kita berpikir? Di manakah pikiran itu penting dan di manakah pikiran itu tidak penting dan bagaimanakah anda menjawab pertanyaan itu ? Dan apakah mekanisme yang mulai bergerak itu jika suatu pertanyaan diajukan?
Apakah berpikir hanya sekedar tanggapan yang merupakan kebiasaan terhadap suatu pola yang merupakan kebiasaan ? Anda tinggal disini, disekolah ini, dalam suatu alur tertentu, dengan pola pikiran, kebiasaan, perasaan tertentu. Anda hidup, anda bekerja di dalam kebiasaan, pola dan sistim itu, dan fungsi otak, pikiran, sangat terbatas. Dan jika anda keluar dari lembah ini anda hidup dalam lapangan yang hanya sedikit lebih luas. Anda memiliki alur- alur tindakan tertentu dan mengikutinya. Semua itu sesungguhnya suatu proses seperti mesin (mekanis), tetapi di dalam pola kegiatan mekanis itu terdapat variasi tententu. Anda memperbaiki sedikit, merubah, tetapi selalu berada dalam pola itu, di manapun anda berada, kedudukan apapun yang anda miliki — menteri, gubernur, atau dokter, atau profesor — ia tetap merupakan satu alur dengan perubahan-perubahan dan modifikasi-modifikasi yang beraneka warna. Anda berfungsi dalam pola-pola. Saya tidak mengatakannya benar atau salah, saya hanya menyelidikinya. Anda mempunyai kepercayaan tetapi terletak di latar belakang dan anda terus saja dengan kegiatan anda sehari-hari, dengan iri hati, serakah dan cemburu anda. Apabila kepercayaan anda dikritik anda merasa tidak enak, tetapi anda terus saja. Anak-anak dididik untuk berpikir, membentuk alur-alur kebiasaan dan untuk bekerja dalam kebiasaan itu sepanjang hidupnya. Mereka akan memperoleh pekerjaan. mereka akan menjadi ahli mesin, dokter dan selama hidupnya
119
polanya telah ditentukan. Setiap penyimpangan daripadanya merupakan gangguan. Gangguan itu dikurangi dengan pernikahan, tanggung jawab, anak-anak; sehingga dengan demikian cetakan itu telah ditentukan. Dan semua bentuk pikiran adalah antara apa yang menyenangkan, apa yang tidak menyenangkan, apa yang bermanfaat, apa yang berfaedah — selamanya berada dalam lapangan itu.
Guru: Itu bukan berpikir, tuan, tetapi mengulang-ulang.
Krishnamurti: Tetapi begitulah kita hidup, itulah hidup kita. Itulah semua yang kita inginkan. Segala sesuatu adalah pengulangan dan batin menjadi makin turnpul dan makin bodoh. Tidakkah itu suatu fakta, tuan ? Kita tidak ingin diganggu, kita tidak ingin menghancurkan pola itu.
Apakah yang membuat kita menghancurkan pola itu atau mendobrak ke luar dari pola itu ? Dan mungkinkah untuk tidak masuk ke dalam satu alur? Tetapi mengapa saya harus mengakhiri pembuatan pola-pola ini ? Saya mulai berpikir untuk mengakhirinya jika pola itu tidak memuaskan saya, jika pola itu tidak lagi berguna untuk saya, atau jika di dalam pola itu terdapat kejadian-kejadian tertentu seperti kematian, suami meninggalkan isteri, atau kehilangan pekerjaan. Di dalam memecahkan suatu pola tertentu terdapatlah gangguan yang disebut kesedihan, dan saya berpindah dari situ ke dalam pola yang lain. Saya bergerak dari pola ke pola, dari satu kerangka - di mana saya telah dimasukkan oleh keadaan, Iingkungan, keluarga dan pendidikan, ke dalam kerangka yang lain. Gangguan itu membuatku bertanya sedikit, tetapi segera saya jatuh ke dalam alur lain dan di situ saya menetap. Inilah yang dikehendaki oleh kebanyakan orang, yang dikehendaki oleh orang tua mereka, yang dikehendaki oleh masyarakat. Di manakah ide untuk mengakhiri pikiran ini masuk ?
Guru: Tuan, ada, saat-saat di mana kita tidak puas dengan seluruh pola dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Krishnamurti: Apakah yang membuat kita melihat sia-sianya pola ini ? Kapankah saya melihatnya, dan apa yang membuat saya
120
melihatnya ? Suatu pola dibentuk jika ada suatu motif. Jika saya melepaskan diri dari pola ini dengan suatu motif, motif itu akan mencetak pola baru.
Sekarang, apakah yang membuatku berubah, apakah yang membuatku melakukan sesuatu tanpa motif ?
Guru: Sangat sukar untuk bebas dari motif.
Krishnamurti: Siapa yang menyuruh anda untuk bebas ? Kalau sukar, mengapa susah-susah memecahkan pola itu? Puaslah dengan suatu motif dan teruslah di situ, mengapa pusing-pusing kalau sukar ?
Guru: Tetapi itu tidak membawa saya ke mana-mana, tuan.
Krishnamarti: Tetapi kalau itu membawa anda ke suatu tempat, apakah anda akan mengejarnya ?
Guru: Yang berarti lagi-lagi ada suatu motif.
Krishnamurti: Apakah yang membuat anda mendobrak ke luar dan melepaskan motif itu? Apakah yang anda maksud dengan motif ? Anda mengajar di sini karena anda mendapat uang, itu adalah suatu motif. Anda senang akan seseorang karena ia dapat memberi anda suatu kedudukan, atau anda mencintai tuhan karena anda membenci hidup. Hidup anda sengsara, dan cinta kepada tuhan adalah pelarian dari padanya. Semua ini adalah motif.
Sekarang, apakah yang membuat batin, seorang manusia, hidup tanpa motif? Jika anda dapat mengejar hal itu dan menyelaminya, saya yakin anda akan menemukan jawaban atas pertanyaan anda.
Guru: Pertanyaan "Apakah aku mengetahui motif-motifku?" agaknya timbul sebelum pertanyaan "Apakah aku melakukan sesuatu tanpa motif ?"
Krishnamurti: Tahukah kita akan motif-motif kita? Mengapa aku mengajar, mengapa aku berpegang teguh pada suami, pada isteri?
121
Tahukah aku akan motif-motifku dan bagaimana aku menemukannya ? Dan kalau aku menemukannya, apakah salahnya mempunyai motif? Aku mencintai seseorang karena aku senang bersama orang itu secara fisik, secara seksuil, sebagai seorang yang menemani kita; apakah salahnya itu ?
Guru: Kalau saya mengajar karena saya perlu uang, motif bukanlah suatu penghalang. Saya perlu uang, oleh karena itu saya harus melakukan sesuatu pekerjaan dan saya mengambil pekerjaan mengajar.
Krishnamurti: Pertama-tama, tahukah kita akan motif-motif kita, bukan hanya motif-motif yang disadari tetapi juga yang tidak disadari, motif-motif yang tersembunyi ? Adakah kita melakukan sesuatu dalam hidup kita tanpa motif? Melakukan sesuatu tanpa motif berarti mencintai apa yang sedang kita lakukan dan dalam proses itu berpikir bukanlah sesuatu yang mekanis; maka otak berada dalam keadaan belajar terus-menerus, bukan memiliki pendapat-pendapat, bukan bergerak dari satu pengetahuan ke pengetahuan lain. Ia adalah batin yang bergerak dari satu fakta ke lain fakta. Oleh karena itu, batin yang demikan mampu berakhir dan sampai kepada sesuatu yang tidak dikenalnya, yaitu kebebasan dari yang dikenal.
Pada permulaan anda bertanya : "Bagaimana kita mengakhiri pikiran ?" Saya berkata : "Untuk apa ?" Kita bahkan tidak tahu apa berpikir itu, kita tidak tahu bagaimana berpikir. Kita berpikir menurut ketentuan pola-pola. Maka, sebelum kita menyelidiki dan memahami semua itu, kita tidak mungkin mengajukan pertanyaan "Bagaimana kita mengakhiri pikiran ?"
Guru: Bagaimana kita dapat menyelidiki pikiran dan bagaimana caranya berpikir?
Krishnamurti: Bukan hanya menyelidiki bagaimana caranya berpikir, tetapi juga apa berpikir itu. Dapatkah saya, sebagai seorang manusia sebagai seorang individu, menemukan bagaimana caranya saya berpikir? Apakah secara mekanis,
122
ataukah secara bebas ? Adakah saya mengetahuinya selagi ia berlangsung dalam diri saya?
Untuk dapat mengakhiri pikiran, pertama-tama saya harus menyelami mekanisme pikiran. Saya harus memahami pikiran sepenuhnya, jauh di dalam diri saya. Saya harus menyelidiki setiap pikiran, tanpa membiarkan satu pikiran lolos tanpa dipahami sepenuhnya, sehingga dengan demikian otak, batin dan seluruh diri kita menjadi penuh perhatian. Pada saat saya mengejar setiap pikiran sampai ke akarnya, sampai benar-benar ke akhirnya, saya akan melihat bahwa pikiran akan berakhir dengan sendirinya. Saya tidak perlu melakukan sesuatu untuk itu karena pikiran adalah ingatan. Ingatan adalah bekas dari pengalaman dan selama pengalaman tidak dipahami sepenuhnya, secara lengkap, secara total, ia meninggalkan bekas. Pada saat saya mengalami secara lengkap, pengalaman itu tak meninggalkan bekas. Maka, jika kita mendalami setiap pikiran dan melihat di mana letak bekasnya dan tinggal bersama bekas itu, sebagai suatu fakta maka fakta itu akan terbuka dan fakta itu akan mengakhiri proses berpikir yang bersangkutan, sehingga dengan demikian setiap pikiran, setiap perasaan dipaharni. Maka otak dan batin akan bebas dari sejumlah besar ingatan. Hal itu membutuhkan perhatian yang sangat besar, bukan hanya perhatian terhadap pohon-pohon dan burung burung, melainkan perhatian ke dalam untuk menjaga bahwa setiap pikiran dipahami.
Guru: Hal itu nampaknya merupakan sebuah lingkaran setan. Batin berkepentingan untuk melenyapkan suatu pola berpikir dan untuk dapat memahami proses berpikir itu ia membutuhkan suatu kepekaan tertentu yang tidak dimilikinya.
Krishnamurti: Ambillah sebuah pikiran, pikiran apa saja. Selamilah. Lihatlah mengapa anda memiliki pikiran demikian, apa yang terlibat di dalamnya, pahamilah, jangan tinggalkan sampai anda sepenuhnya membongkar semua akar-akarnya.
Guru: Itu hanya bisa dilakukan apabila alat yang melakukannya peka.
123
Krishnamurti: Selagi anda menyelami suatu pikiran tertentu, anda mulai memahami alat yang menyelidiki pikiran itu. Maka yang penting bukan pikiran itu melainkan si pengamat yang menyelidiki pikiran. Dan si pengamat adalah pikiran yang berkata, "Aku tidak suka pikiran itu, aku suka pikiran ini". Jadi anda menggarap pusat dari pikiran dan bukan hanya gejala-gejalanya saja. Dan karena seorang guru, bagaimana anda menciptakan hal ini atau menimbulkan pengamatan yang penuh perhatian, penyelidikan tanpa penilaian ini, di dalam diri siswa?
Kalau saya boleh bertanya: Bagaimana anda mengajar? Bagaimanakah lingkungan, keadaan, suasana, di mana mengajar dan belajar dimungkinkan? Anda misalnya mengajar sejarah dan siswa belajar. Bagaimanakah suasana, lingkungan, kwalitas dalam kelas di mana mengajar dan belajar berlangsung?
Guru: Terdapat suasana khusus apabila guru dan siswa keduanya penuh perhatian.
Krishnamurti: Saya tidak mau memakai kata 'perhatian'. Jika anda belajar sesuatu dari guru, bagaimanakah sifat hubungan (komunikasi) menerima dan belajar itu? Supaya bunga bisa tumbuh perlu air hujan, mengertikah anda ?
Guru: Dapatkah kita mendekatinya secara negatif?
Krishnamurti: Terserah kepada anda cara apa. Saya minta anda mengajar ilmu alam. Bagaimanakah suasana dalam ruang di mana anda mengajar ilmu alam? Di mana guru dan siswa belajar, mengajar ? Bagaimanakah kwalitas yang diperlukan, bagaimana suasananya, baunya, harumnya?
Guru: Suatu lingkungan yang sunyi dan tenang.
Krishnamurti: Anda idealistis dan saya tidak. Saya tidak mempunyai satu idealpun dalam diri saya, saya hanya ingin mengetahui faktanya. Anda bergerak menjauhi fakta, itulah keberatan saya. Jika anda mengajar dan mereka belajar, di kelas, bagaimanakah suasananya ? Suasana itulah faktanya.
124
Guru: Persahabatan antara guru dan siswa.
Krishnamurti: Anda tidak menghadapi faktanya. Anda mengajar dan anda juga tahu dan supaya siswa dapat belajar haruslah ada suatu kwalitas tertentu dan saya bertanya apakah kwalitas itu? Pernahkah anda sungguh-sungguh mengalami kwalitas ini, di mana hubungan adalah timbal balik, di mana belajar adalah mengajar ?
Guru: Pada permulaan saya mengira bahwa jika saya mengajar saya menyampaikan beberapa fakta kepada siswa, tetapi sekarang saya memahami bahwa jika saya sedang mengajar terdapat pula proses belajar. lni terjadi pada saat-saat yang jarang, di mana terdapat penjelajahan, apabila guru dan siswa keduanya bersama- sama menjelajah.
Krishnamurti: Bagaimanakah keadaan di mana penjelajahan bersama itu berlangsung? Bagaimana suasananya, hubungannya? Istilah apakah yang akan anda gunakan untuk menyatakan keadaan yang memungkinkan perhubungan itu?
Guru: Rasa ingin tahu.
Krishnamurti: Apa yang anda ajarkan?
Guru: Hindi.
Krishnamurti: Anak-anak ingin sekali tahu dan anda ingin sekali mengajar. Nah suasana apakah yang diciptakannya ? Apa yang terjadi ?
Guru: Anak-anak mendengarkan saya.
Krishnamurti: Anda berkata anak-anak mendengarkan anda. Anda ingin menceritakan sesuatu kepada mereka. Apa yang terjadi, saya ingin anda menyelidiki hal ini.
Guru: Terdapat suatu keadaan waspada.
125
Krishnamurti: Saya ingin lebih mendalami masalah ini. Pada saat anda berkata, itu adalah kewaspadaan, anda meletakkannya dalam suatu bingkai. Saya mencoba mencegah anda dan saya sendiri untuk merumuskannya.
Guru: Jika objeknya ada, objek belajar dan mengajar, keduanya bekerja; dari sini terdapat suatu aliran, suatu gerak; dan untuk sementara waktu keadaan ini agak berbeda dengan keadaan- keadaan lain yang saya kenal.
Krishnamurti: Terdapat perhatian bila guru dan yang diajar keduanya mempunyai dorongan untuk belajar dan mengajar. Anda harus menciptakan suatu perasaan, suatu suasana di dalam kelas. Baru saja kita telah menciptakan suatu suasana, — karena saya ingin menemukan dan anda ingin menemukan. Mungkinkah untuk memelihara suasana ini, yang hanya di dalamnya mungkin terdapat mengajar dan belajar ?
Kita mulai dengan menanyakan bagaimana caranya menyampaikan rasa penyelidikan ke dalam proses berpikir dan motif ini, kepada siswa. Saya bertanya kepada anda, bagaimana anda mengajar, artinya, bagaimana anda menyampaikan sesuatu ? Dan saya bertanya apa yang terjadi ketika anda benar-benar mengajar. Bagaimanakah suasananya bila anda sedang mengajar ? Apakah suatu suasana yang kendor ataukah suasana yang tegang? Nah, jika anda belum pernah menyelidiki pikiran anda, cara kerja pikiran, tidak mungkin menyampaikan rasa penyelidikan ini kepada siswa. Tetapi jika anda telah melakukannya dalam diri anda sendiri, anda pasti akan menciptakan suasana itu. Dan saya rasa suasana itu, perhatian itu, adalah kwalitas yang sangat perlu dalam mengajar dan belajar.
Guru: Anda pernah berkata bahwa perumusan dari suatu fakta sangat berlainan dari pengalaman akan fakta itu. Nah, dalam suasana ini agaknya terdapat suatu jurang pemisah antara rumusan sesuatu dan sungguh-sungguh melakukannya. Anda juga bertanya Pernahkah anda melakukan sesuatu semata-mata karena anda menyukainya ? Bagaimana kita tanpa menyelidiki motif-motif
126
kita, tanpa semua cabang-cabang dan liku-liku sampai pada inti sari sesuatu?
Krishnamurti: Justru itulah yang sedang saya coba untuk sama- sama kita masuki. Melihat sesuatu secara total berarti berakhirnya waktu atau memahaminya. Dapatkah kita melihat, apabila terdapat motif dalam mengajar dan belajar pada tingkat manapun? Hidup adalah proses mengajar dan belajar terus-menerus : mengajar dan belajar tidak mungkin bila terdapat suatu motif, dan jika kita memiliki suatu motif, tidak mungkin terdapat keadaan mengajar dan belajar. Sekarang, perhatikanlah ini baik-baik : di dalam hakekat mengajar dan belajar itu sendiri terdapat kerendahan hati. Anda adalah guru dan anda adalah yang diajar. Jadi tidak ada murid (siswa) tidak ada guru; yang ada hanya mengajar dan belajar, yang berlangsung dalam diri saya. Saya belajar dan saya juga mengajar diri saya; seluruh proses itu adalah satu. Itu penting. Hal itu memberi daya semangat, suatu kedalaman dan akan terhalang bila saya memiliki motif. Dengan menjadi pentingnya mengajar belajar, segala yang lain menjadi nomor dua dan oleh karena itu motif pun lenyap. Apa yang penting mengusir apa yang tidak penting. Karenanya hal itu selesailah sudah: saya tidak perlu menyelidiki motif saya setiap hari.
Guru: Hal itu tidak begitu jelas bagi saya, tuan.
Krishnamurti: Pertama-tama, hidup adalah proses belajar. Hidup bukanlah berkata, "Aku telah belajar", lalu duduk bertopang dagu. Hidup adalah proses belajar dan saya tidak bisa belajar jika terdapat suatu motif. Jika sudah jelas bahwa hidup adalah proses belajar, maka motif tidak mempunyai tempat. Motif hanya mempunyai tempat jika anda menggunakan belajar untuk mencapai sesuatu. Maka fakta yang mutlak perlu ini mengusir pergi semua tetek bengek yang tidak penting, termasuk motif.
Guru: Haruskah ada perhatian terhadap yang mutlak perlu, sebagai suatu fakta?
Krishnamurti: Tetapi si fakta adalah yang pokok. Hidup adalah yang pokok. Hidup adalah "apa adanya". Kalau tidak, itu bukan
127
hidup. Jika tidak ada motif, "apa adanya" muncul. Jika anda memahami fakta penderitaan, maka "yang lain" muncul. Anda tidak dapat sampai pada "yang lain" tanpa memahami motif, yang tidak penting.
Guru: Jadi tidak mungkin ada perhatian terhadap yang mutlak perlu.
Krishnamurti: Pahamilah faktanya, fakta mana adalah nyata dan selamilah. Jika anda ambisius, jadilah ambisius sepenuhnya. Janganlah berpikir mendua. Jadilah ambisius, atau lihatlah fakta ambisi. Keduanya adalah fakta dan jika anda menyelidiki satu fakta, selamilah sepenuhnya. Jika anda menyelami fakta itu sepenuhnya, fakta itu akan mulai memperlihatkan apa yang terlihat dalam ambisi. Fakta ambisi akan mulai menyingkapkan dirinya, lalu tidak akan ada ambisi.
Kebanyakan kaum agama menciptakan teori-teori tentang fakta. Tetapi mereka tidak memahami "fakta". Setelah menetapkan suatu teori, mereka berharap teori itu akan mengusir fakta yang nyata; itu tidak mungkin. Maka janganlah mencoba menentukan sesuatu fakta sebagai penting. Lihat betapa anda tergelincir ke dalam tindakan yang keliru. Tidak ada fakta yang penting yang ada hanyalah fakta anda melihat maknanya ? Dan suatu fakta tidak menyesuaikan diri kepada fakta. Pada saat ia menyesuakan diri, ia bukan fakta.
Jika anda memandang kepada fakta dalam pertalian, dengan sesuatu, dengan apa yang dapat anda peroleh dari fakta itu, maka anda tidak akan pernah melihat fakta itu. Memandang fakta itu adalah satu-satunya yang penting. Tidak ada fakta yang lebih tinggi atau lebih rendah, yang ada hanya fakta. Tanpa ampun. Jika saya seorang pengacara, saya seorang pengacara. Saya tidak mencari- cari dalih untuk itu. Melihat fakta itu, menyelaminya, melihat motif- motifnya, fakta beserta liku-likunya akan tersingkap, lalu anda akan bebas dari padanya. Tetapi jika anda berkata, "Saya harus selalu, berkata benar", itu adalah suatu ideal. ltu adalah konsep belaka. Maka janganlah berpindah dari apa yang anda anggap fakta tidak penting kepada apa yang anda anggap fakta yang lebih penting.
128
Yang ada hanyalah fakta, bukan yang kurang atau yang lebih. Sungguh ada manfaatnya bagi anda untuk memandang hidup secara itu.
Anda melenyapkan semua khayalan, semua pemborosan enersi dari batin, otak, dengan sekali ayun. Maka batin bekerja dengan teliti tanpa suatu tipuan, tanpa kebencian, tanpa kemunafikan. Maka batin menjadi sangat jernih, tajam. Itulah caranya hidup.
129
8. TENTANG BATIN YANG BAIK
Krishnamurti: Saya rasa kebanyakan dari kita memiliki pengertian yang cukup luas tentang apa yang tengah terjadi di dunia. Meneliti perjalanan sejarah, perdamaian semu yang mengerikan, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah artinya hidup ini. Terdapat perbudakan dari kelompok-kelompok manusia; terdapat korupsi dan omongan tentang demokrasi; agama telah gagal dan hanya tahyul yang tinggal. Terdapat beban tradisi yang berat, guru kebatinan yang tak terhitung banyaknya, dukun-dukun, rahib-rahib, astrolog- astrolog. Terdapat kemiskinan, kemerosotan, kemesuman hidup. Dan terdapat pula suatu perasaan putus asa yang mendalam. Nah, melihat penderitaan yang amat besar ini, apakah jawaban kita terhadap semua itu? Terdapat orang-orang yang mengatakan bahwa yang diperlukan bukanlah suatu sistim baru atau suatu falsafah baru, melainkan suatu jenis kepemimpinan baru, suatu jenis manusia baru yang memiliki otoritas besar sekali bukan hanya dalam hal kenegaraan melainkan juga dalam kekuatan cita-citanya sendiri. Tetapi apakah kita menghendaki pemimpin-pemimpin baru? Yang kita butuhkan adalah kebebasan dari pemimpin-pemimpin.
Apakah kita melihat kebingungan yang luas ini, ketidak-seimbangan dan tekanan ekonomi dan datang ke Rishi Valley, apakah yang dapat dan harus diperbuat oleh sekolah semacam ini? Dapatkah kita membahas hal ini ? Bukan sebagai satu cita-cita, oleh karena cita-cita macam apapun juga sangat merusak. Cita-cita menghalangi kita melihat fakta-fakta dan hanyalah suatu perhatian terhadap fakta dan pengertian terhadap fakta yang membebaskan enersi yang merupakan gerak ke arah yang benar. Cita-cita hanya menumbuhkan berbagai bentuk pelarian diri. Marilah kita pertenggangkan semua ini dan melihat apa yang dapat kita lakukan di sekolah ini.
Ini bukan berarti beranjak dari yang luas kepada yang menggelikan, sebab sekolah ini adalah miniatur dari apa yang tengah terjadi di dunia dan melihat kekacauan, yang merusak kesengsaraan, penderitaan, saya rasa hanya ada satu jawaban dan jawaban itu ialah menciptakan suatu batin yang baru. Yang penting ialah suatu
130
batin yang berbeda yang akan melihat semua masalah dan menemukan suatu pemecahan dan tidak menciptakan masalah- masalah baru. Saya rasa pendidikan yang benar akan menghasilkan batin yang baik, perkembangan yang menyeluruh dari manusia dan saya rasa itulah masalah utama, bukan hanya di lembah ini saja, melainkan juga di seluruh dunia.
Bagaimana kita dapat menghasilkan batin yang baik, batin yang melihat semua hal-hal yang saling berhubungan ini, bukan hanya pada taraf yang dangkal, melainkan suatu batin yang dapat menembus ke dalam? Saya rasa masalah pendidikan ialah melihat mungkin tidaknya menumbuhkan suatu inteligensi yang bukan hasil dari pengaruh, suatu inteligensi yang bukan berarti mempelajari tehnik-tehnik tertentu dan mencari nafkah untuk hidup. Hal-hal itu adalah bagian dari pendidikan, tetapi sudah tentu bukan satu- satunya fungsi pendidikan, bukan? Nah, bagaimanakah anda mendidik seorang anak sehingga ia mampu menghadapi hidup dan bukan hanya menyesuaikan diri terhadap pola-pola masyarakat yang telah mapan, terhadap cara-cara bertindak yang tertentu ? Sehingga ia dapat melangkah lebih jauh, lebih dalam menyelami seluruh masalah hidup ?
Saya tidak tahu apakah anda pernah mempertenggangkan apakah batin yang baik itu. Adakah batin yang baik itu batin yang mampu menyimpan apa yang di bacanya dan bekerja dari ingatan ? Otak elektronik melakukan hal ini dengan sangat mengagumkan. Ia menghitung dengan kecepatan yang menakjubkan soal-soal matematika yang paling rumit. Saya dengar kerjanya seperti kerja otak manusia, melakukan perhitungan-perhitungan yang diinginkan.
Adakah batin yang baik itu batin yang mengulang-ulang, seperti gramopon, apa yang dikatakan kepadanya? Itulah pendidikan kita, bukan ? Mempelajari fakta-fakta, tanggal-tanggal, mengulanginya setahun sekali ketika si anak menempuh ujiannya. Dapatkah ini dinamakan menumbuhkan batin yang baik ? Namun, bukankah ini yang kita semua lakukan bila kita mengajar ? Jadi, sekedar menambah pengetahuan, yang sesungguhnya adalah pemupukan ingatan, hanyalah merupakan proses penambahan belaka. Ia tidak menghasilkan batin yang jernih dan baik, bukan ? Secara negatif,
131
kita dapat melihat bahwa sekedar memupuk ingatan tidak mendatangkan batin yang baik, sekalipun sebagian besar dari hidup kita berdasarkan atas hal ini. Namun, kita harus memiliki ingatan, kita harus memiliki ingatan yang sangat baik untuk mengingat hal-hal tertentu, untuk menjadi tehnisi yang baik. Maka, di titik manakah ingatan mengganggu batin yang baik yang mampu menjelaskan, menyelidiki dan menemukan? Pada titik manakah ingatan merintangi kebebasan yang sejati?
Saya tidak tahu apakah anda pernah mempertenggangkan orang yang menemukan pesawat jet. Ia harus memahami lebih dulu seluruh seluk-beluk mesin baling-baling. Ia harus mengetahuinya, tetapi setelah mengetahuinya, ia harus menyampingkannya untuk dapat menemukan sesuatu yang baru. Para ahli, sebelum mereka menemukan sesuatu yang sungguh-sungguh baru, hanyalah sekedar meneruskan suatu tehnik yang lebih baik dan lebih rumit, tetapi jika seseorang ingin menciptakan sesuatu yang baru, ia harus melepaskan yang lama.
Guru: Tuan, anda mengatakan bahwa melihat suatu fakta akan mengantar pada pengetahuan dalam arah yang benar, sedangkan cita-cita mengantar pada pelarian. Dapatkah anda lebih menjelaskan pernyataan itu?
Krishnamurti: Bagaimana cita-cita terjadi, dan apakah perlunya cita-cita? Cita-cita tentang apa yang seharusnya ada, yang berlainan dengan fakta, membatasi batin dan membuatnya statis. Jika seorang anak hanya menyesuaikan diri dengan cita-cita tertentu, dengan kata-kata dari guru-guru tertentu, dengan kata- kata ayahnya, kakeknya, pamannya dan seterusnya, maka hal itu menghambat enersi dan membatasi pengetahuan, bukan? Semua penyesuaian diri membatasi pengetahuan, Jika saya seorang guru kesenian dan saya mengajar anak-anak untuk meniru, yang merupakan imitasi, hal itu tidak sungguh-sungguh membantu penglihatan dan ungkapan yang kreatif, bukan ? Nah, sekarang mari kita lihat apa yang terjadi bila terdapat persepsi akan fakta. Saya melihat bahwa saya bodoh. Terdapat persepsi, keinsyafan, kesadaran akan fakta bahwa saya bodoh Berarti, bahwa saya tidak memberi penjelasan-penjelasan atau mengajukan suatu pendapat
132
mengenai kebodohan saya dan dengan demikian melarikan diri melalui penjelasan. Mengamati suatu fakta tanpa sikap membenarkan atau menyalahkan akan melepaskan enersi yang luar biasa. Nah, Adakah pelepasan enersi melalui penyesuaian diri, melalui dorongan motif, melalui sikap sekedar menerima ? Dan dapatkah kita bekerja dalam kerangka sikap menerima itu ?
Guru: Secara fisik, memang ada.
Krishnamurti: Adakah enersi fisik dilepaskan dengan penyesuaian diri? Apakah motif yang ada di belakang dorongan yang luar biasa di dalam diri kebanyakan dari kita untuk menyesuaikan diri dengan suatu pola ? Apakah dorongan yang menekan di belakangnya ? Nyata sekali motif itu adalah keinginan untuk merasa aman, bukan? Rasa aman dalam hubungan anda dengan isteri anda, dengan suami anda, dalam pandangan yang baik di mata masyarakat atau seorang teman. Semua ini menunjukkan keinginan bukan hanya untuk rasa aman secara ekonomis tetapi juga rasa aman dan rasa pasti secara mental-batiniah, bukan?
Guru: Tuntutan akan rasa aman adalah keinginan untuk memiliki ketentraman batin.
Krishnamurti: Saya membutuhkan rasa aman sampai taraf tertentu. Saya mesti punya pekerjaan. Jika saya tidak tahu pasti bahwa saya nanti akan makan, saya tidak akan duduk bicara di sini. Apakah keinginan akan kedamaian berarti bahwa kita harus memiliki batin yang tak pernah akan goncang? Dan mengapa kita tak boleh goncang ? Apa salahnya kalau kita goncang? Banyak di dunia ini yang goncang. Mengapa kita tak boleh goncang? Dan, bukankah batin yang berkata, "Saya tidak boleh goncang", sesungguhnya batin yang mati ? Tak mungkin ada keadaan batin yang berkata, "Saya sungguh-sungguh aman", tak mungkin ada batin yang begitu yakin bahwa ia tak akan goncang. Saya rasa itulah macam batin yang diinginkan oleh sebagian besar dari kita, dan itulah sebabnya mengapa kita menyesuaikan diri tak henti- hentinya. Jika anda punya anak, anda ingin agar ia menyesuaikan diri dengan pola masyarakat, oleh karena anda tidak suka ia menjadi seorang revolusioner. Maka, saya bertanya apakah yang
133
ada di belakang tuntutan akan rasa aman ini, rasa pasti, harapan, di mana tercakup pula keputus-asaan?
Kita akan kembali kepada masalah itu dengan cara lain. Saya hanya bertanya dalam hati, mengapa ada dorongan ini ? Apakah itu rasa takut? Saya takut tidak mampu memberi nafkah keluarga saya dan oleh karena itu saya berpegang erat-erat pada pekerjaan saya. Saya takut isteriku tak akan rnengurus saya, atau suamiku tak akan mengurusi saya. Saya memiliki harta benda. Saya takut harta benda itu dibawa orang pergi. Di belakang ancaman itu terdapat suatu rasa takut, suatu keinginan untuk rasa aman.
Guru: Kita hanya dapat merasa aman apabila tak ada rasa takut.
Krishnamurti: Tunggu dulu. Mungkinkah itu? Anda tahu apa rasa takut itu. Jika sebagian besar dari kita bebas dari semua rasa takut, tahukah anda apa yang akan terjadi? Kita akan melakukan tepat segala yang kita inginkan. Rasa takut menahan kita, bukankah demikian ? Tetapi kita bertanya apakah batin yang merasa takut, cemas, akan pernah merasa aman? Saya mungkin memiliki pekerjaan yang baik, saya mungkin mencintai isteri saya atau suami saya, tetapi adakah saya merasa aman selagi rasa takut ini terus berlangsung dalam diri saya? Untuk tidak memiliki rasa takut, yaitu suatu keadaan yang luar biasa, berarti bebas dari masalah rasa aman. Mungkinkah batin memahami rasa takut dan bebas dari rasa takut? Apapun yang dilakukan oleh batin yang demikian, oleh karena ia bebas, adalah tindakan yang benar.
Bagaimana anda akan mendidik sekelompok anak untuk tidak mengenal takut? Yang tidak berarti bahwa mereka dapat berbuat sesuka hati mereka — melainkan bebas dari rasa ngeri, rasa cemas? Tidakkah ini akan melepaskan sejumlah enersi yang amat besar?
Bagaimanakah anda akan mulai mendidik si anak ? Anda takut dan anda melihat bahwa rasa takut sangat mengganggu. Rasa takut adalah suatu bentuk penghancuran yang paling buruk. Bagaimana saya mendidik seorang anak untuk tidak memiliki rasa takut? Apakah yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk
134
mewujudkannya ke dalam tindakan? Apakah dengan mengijinkan si anak berpikir bebas? Anda melihat betapa pentingnya untuk tidak memiliki rasa takut, oleh karena hidup dalam keadaan takut berarti mati. Baik rasa takut yang disadari waupun tak disadari, ia mengganggu batin anda. Bagaimana anda akan membantu seorang anak untuk tidak merasa takut, namun mampu hidup bersama orang lain ? Ia tak dapat berbuat sesuka hatinya, ia tak dapat berkata, "Saya tak perlu masuk sekolah oleh karena saya tidak kenal takut". Jadi, apakah yang membuat seorang anak, seorang siswa itu bebas ? Apakah yang memberinya kesan yang mendalam bahwa ia bebas, bukan untuk berbuat sesuka hatinya, tapi bebas. Jika seorang anak merasa bahwa anda sungguh- sungguh memikirkan kebutuhannya, bahwa anda memperhatikan kepentingannya, bahwa ia sungguh-sungguh merasa nyaman bersama anda, sepenuhnya merasa aman di dekat anda, bahwa ia tidak takut terhadap anda, maka ia akan menghormati anda dan ia akan mendengarkan anda oleh karena anda memperhatikan kepentingannya dan ia percaya sepenuhnya kepada anda. Maka ia tak akan menentang apa yang anda katakan kepadanya. Jadi, bukalah pintu baginya untuk tidak mengenal takut. Lalu bagaimana anda akan melangkah ? Pertama-tama anda harus menanamkan suatu hubungan dengan siswa, biarlah ia merasa bahwa anda sungguh-sungguh memperhatikan kepentingannya bahwa ia bisa sepenuhnya merasa nyaman bersama anda dan oleh karena itu ia bisa sepenuhnya kerasan dan merasa aman. Ini bukan suatu teori, bukan suatu ide. Apa yang anda lakukan bila murid anda gagal dalam suatu ujian ? Seorang anak mungkin tidak secepat anak yang lain, namun ia harus belajar. Bagaimana anda mendorong belajar tanpa rasa takut ? Jika anda berkata seorang anak lebih baik dari yang lain, itu akan menimbulkan rasa takut. Bagaimana anda menghindari semua ini, namun membantu si anak untuk belajar? Anak itu datang dari suatu lingkungan keluarga di mana ia dibesarkan dalam suasana yang lain. Seluruh hidupnya telah diatur untuk berhasil, untuk sukses, dan ia datang kemari dengan seluruh latar belakang rasa takut dan persaingan yang dimilikinya. Bagaimana anda akan membantunya?
Guru: Anda dapat membantunya belajar menurut kemampuan pribadinya.
135
Krishnamurti: Mari kita maju perlahan-lahan. Bagaimana melakukannya? Sekolah ini ada dalam tangan anda. Anda harus menciptakan sesuatu daripadanya. Mengajar adalah sesuatu yang kreatif, ia bukan sekedar sesuatu yang anda pelajari lalu anda ulang-ulang. Bagaimana anda dalam kelas akan mengajar anak- anak yang anda kasihi? Ingat bahwa mereka tidak tertarik untuk belajar. Mereka ingin bersenang-senang. Mereka ingin bermain bola, mengamati burung-burung, dan kadang-kadang saja melihat- lihat buku. Faktanya ialah bahwa mereka ingin melakukan apa yang paling indah. Jika anda membiarkan mereka, semakin mereka merasa aman dengan anda semakin mereka akan memperalat anda. Bagaimana anda membantu mereka belajar? Anda harus mencari jalan untuk mengajar mereka, dan hal itu akan melepaskan enersi anda untuk menyusun cara-cara membuat mata pelajaran- mata pelajaran menarik bagi si anak.
Sebelum anda mulai dengan seorang anak, bagaimanakah keadaan batin anda yang ingin menolong si anak mempelajari mata pelajaran yang tidak disukainya?
Guru: Terdapat dorongan untuk membagi pengetahuan anda dengan si anak.
Krishnamurti: Saya ingin anak-anak ini belajar oleh karena belajar adalah bagian dari hidup, dan si anak hanya dapat belajar apabila tidak terdapat rasa takut. Saya harus mengajar si anak sehingga ia belajar tanpa rasa takut, yang berarti bahwa diri saya harus meledak dengan perasaan ingin membagi dengan si anak. Tahukah anda keadaan batin yang ingin membagi dengan orang lain ? Bahwa perasaan itu agaknya adalah perasaan yang benar. Tahukah anda apa artinya? Faktanya ialah bahwa saya tahu lebih banyak, si anak tahu lebih sedikit, dan saya mempunyai perasaan bahwa ia harus belajar, bahwa ia harus mampu menerima. Kita berdua belajar, yang berarti bahwa kita menghayati bersama suatu pengalaman. Maka si anak dan saya telah berada dalam keadaan berhubungan. Sekali saya menanamkan hubungan atau komunikasi yang benar antara diri saya dengan si anak, ia akan belajar, oleh karena ia menaruh kepercayaan kepada saya.
136
Guru: Guru mungkin sangat suka kepada si anak, namun si anak masih saja tidak mau belajar, si anak tidak tertarik.
Krishnamurti: Saya meragukannya. Jika si anak menaruh kepercayaan kepada anda, menurut pendapat anda tidakkah ia akan mempelajari setiap mata pelajaran yang anda inginkan untuk dipelajarinya ? Yang kita coba lakukan ialah menegakkan suatu hubungan. Jika hal itu mungkin, maka tidakkah saya akan menyampaikan kepada si anak pentingnya mempelajari suatu mata pelajaran ?
Pagi ini ketika kita mulai bicara, tidak terdapat hubungan antara si pembicara dan pendengar. Sekarang kita sedikit banyak telah menegakkan suatu hubungan, dan kita mencoba memecahkan masalah ini bersama. Tidak dapatkah kita melakukan yang sama dengan anak-anak ?
137
9. TENTANG PENDEKATAN SECARA NEGATIF
Krishnamurti: Menurut pendapat anda apakah sebenarnya pendidikan yang benar itu, bukan untuk sekelompok anak tertentu, anak orang kaya atau anak orang miskin, anak desa atau anak kota, melainkan anak pada umumnya? Bagaimana anda akan membesarkan seorang anak, sedangkan anda mengetahui bahwa dinding-dinding nasionalisme begitu destruktif dan memecah belah manusia ?
Mesin-mesin akan mengambil alih pekerjaan manusia dan manusia akan mempunyai waktu luang lebih banyak. Akan terdapat otak- otak elektronis, mesin-mesin yang dapat berjalan sendiri. Manusia akan mempunyai waktu luang banyak sekali, mungkin tidak dalam waktu dekat, tetapi limapuluh atau seratus tahun lagi. Memperhatikan kemajuan teknologi, sistematisasi yang makin meluas, penerimaan akan otoritas dan tirani di dunia, kemanakah seharusnya arah pendidikan menurut pendapat anda ? Kemanakah arah seluruh perkembangan manusia menurut pendapat anda ? Apakah yang anda inginkan agar siswa menemukannya sendiri ?
Adakah pertanyaan-pertanyaan ini sia-sia ? Jika anda memikirkannya dengan serius, apakah jadinya reaksi anda ? Mesin- mesin akan mengambil alih. Seorang guru yang sempurna, yang sungguh-sungguh baik dalam mata pelajarannya, dapat mengajar sebuah kelas dan ajarannya dapat direkam pada sebuah pita dan dibagi-bagikan ke seluruh dunia sedangkan guru yang sedang- sedang saja dapat menggunakannya dan mengajar siswa. Maka, tanggung jawab mengajar secara baik dapat dilepaskan dari tangan perseorangan, meskipun anda membutuhkan seorang guru. Anda mungkin berkata bahwa apa yang akan terjadi lima puluh tahun yang akan datang bukan masalah anda sekarang. Tetapi seorang pendidik yang sungguh-sungguh baik haruslah memikirkan bukan hanya hal-hal yang mendesak, tetapi juga mempersiapkan diri untuk masa depan — masa depan bukan berarti hari esok, atau seribu hari sesudah esok, melainkan kecenderungan perkembangan yang luar biasa dari batin. Saya rasa anda hidup dari hari ke hari hal-hal yang mendesak ini kejam, melelahkan, dan
138
anda berkata, "Mengapa saya harus bersusah-susah tentang apa yang akan terjadi?" Tetapi jika anda memiliki seorang anak, jika anda seorang guru dengan siswa-siswa, jika anda tidak memiliki pemahaman yang menyeluruh akan semua ini, anda tak dapat melihat dan memahami arti pendidikan. Apa yang akan terjadi setelah anda mendidik anak-anak laki-laki dan perempuan ini semua? Anak-anak perempuan akan menikah dan lenyap ke dalam dunia yang maha luas. Mereka akan terisap ke dalam masyarakat. Apa gunanya mendidik mereka? Dan anak-anak laki-laki akan memperoleh pekerjaan. Mengapa anda harus mendidik mereka untuk menyesuaikan diri ke dalam masyarakat yang bobrok ini ? Mengajar mereka bagaimana caranya bersopan santun, bagaimana menjadi lemah lembut dan ramah tamah itukah tujuan pendidikan? Ambillah gambaran keseluruhan dari apa yang tengah terjadi di dunia, bukan hanya di India. Melihat gambaran keseluruhan ini serta memahaminya, apakah yang akan anda lakukan?
Jika anda tidak memiliki jawaban yang menyeluruh terhadap seluruh masalah ini, sekedar mengutik-utiknya untuk memperbaiki metoda mengajar saja hanya mempunyai arti sedikit sekali. Dunia ini sedang terbakar, dan sebagai orang yang terdidik anda harus mempunyai jawaban yang benar terhadap hal-hal ini; sebagai seorang manusia anda harus mempunyai jawaban terhadapnya, dan jika anda mempunyai jawaban, suatu perasaan akan keseluruhan hal yang buruk ini, maka jika anda mengajarkan matematika, menari atau menyanyi, hal itu akan penuh arti.
Guru: Tuan, jika saya tidak memiliki keutuhan perasaan terhadap sesuatu ini, apakah menurut pendapat anda perasaan itu akan timbul bila saya mengerjakan sesuatu dan mengerjakannya secara baik ?
Krishnamurti: Saya ingin anda berpegang pada fakta.
Guru: Dengan menepati waktu, mempelajari tehnik-tehnik belajar sebelum saya mengajar dan melakukannya secara sempurna, apakah hal itu akan membantu timbulnya kwalitas perasaan yang utuh itu ?
139
Krishnamurti: Begitukah? Memang penting bahwa saya menepati waktu, bahwa saya mempelajari mata pelajaran saya sebelum saya mengajar — kita semua memahami hal itu. Dan anda bertanya, apakah hal itu akan membawa kepada perasaan yang menyeluruh akan semua ini?
Guru: Saya merasa ada kesamaannya — tidak pasti harus begitu — bila saya mempelajari sesuatu dengan perhatian.
Krishnamurti: Anda telah bergeser dari melakukan sesuatu, dari menepati waktu dan sebagainya itu, kepada “perhatian". Apakah yang anda maksud dengan perhatian ? Saya mungkin memberi arti tertentu kepada perhatian dan mungkin anda tidak. Saya akan menggarap matematika dan saya akan menepati waktu. Saya akan sangat penting dan sangat lembut dan penuh kasih sayang, memberi semangat kepada siswa, menjauhkannya dari sikap bersaing. Apakah anda menamakan itu batin yang penuh perhatian?
Guru: Saya rasa demikian, tuan. Dengan menolong siswa untuk tidak bersaing, terdapat suatu kwalitas perhatian.
Krishnamurti: Apakah artinya itu? Anda bukan hanya menaruh perhatian terhadap mata pelajaran anda dan terhadap hubungan anda dengan siswa, tetapi juga menaruh perhatian terhadap alam, terhadap peristiwa-peristiwa dunia dan kecenderungan- kecenderungan dunia, bukan hanya terhadap kebobrokan perseorangan dan cita-cita perorangan, tetapi juga terhadap kelompok. Tetapi jika anda berkata anda menaruh perhatian oleh karena anda masuk kelas tepat pada waktunya, itu tidak ada artinya.
Dapatkah anda mengajukan pertanyaan itu secara lain? Mungkinkah memiliki pemahaman yang menyeluruh ini tanpa rasa takut? Dalam membahas kemungkinan akan pemahaman seperti itu dan menemukannya, dapatkah kita kemudian beralih kepada kegiatan sehari-hari, dan bukan sebaliknya? Nah, bagaimana anda akan membahasnya ?
140
Dari mana kita memperoleh enersi kita ? Jika kita makan sejumlah tertentu makanan, kita memiliki vitalitas tertentu, tetapi vitalitas itu bukanlah yang membuat kita hidup, berfungsi dan sadar. Bagaimana kita memperoleh enersi, enersi psikologis, enersi yang menggerakkan ? Kebanyakan orang memperoleh enersi itu dengan memiliki suatu tujuan suatu ego, dengan mempertahankan suatu visiun, suatu ideal, sesuatu yang harus dikerjakan, suatu hasil. Hal itu memberi kita enersi yang menakjubkan. Lihatlah semua orang suci dan Para politisi; keinginan untuk sukses memberi mereka enersi yang amat besar. Orang yang memiliki suatu cita-cita dan berpendapat bahwa cita-cita itu harus ditegakkan di dunia, akan melangkah maju dalam dunia. la mendapatkan enersi psikologisnya lepas dari keadaan tubuhnya oleh karena itulah apa yang harus dilakukannya, oleh karena ia berpikir hal itu baik untuk orang lain, dan dari situ ia memperoleh enersi yang melimpah. Dan jika ia tak berhasil ia merasa kecewa, murung, tidak bahagia, tetapi menutupinya dan berjalan terus. Kebanyakan orang memperoleh enersi dengan menginginkan suatu hasil, dengan menginginkan mencapai suatu kedudukan, memenuhi suatu ambisi atau cita- cita. Mereka memperoleh enersi dengan kekecewaan, frustrasi dan keputusasaan yang menyertainya. Di sinilah letak kehancuran enersi.
Jika anda tertarik pada tuhan, anda ingin menciptakan tuhan yang paling indah di dunia dan anda memacu diri anda, anda melelahkan diri anda, dan jika dorongan itu menjadi kesia-siaan, keputus- asaan, anda menjadi murung. Jadi anda mempertemukan enersi yang hidup dengan enersi yang negatif, yaitu kemurungan, penderitaan sehingga terdapatlah pertentangan yang berjalan terus.
Guru: Tuan, tidakkah enersi akan musnah apabila kita tidak tertarik pada apa yang kita kerjakan ? Misalnya, bila seorang tukang kebun tertarik pada pekerjaan berkebun terdapatlah enersi. Bukankah ini enersi yang sesungguhnya, sedangkan yang lain itu bukan enersi sama sekali ?
Krishnamurti: Tukang kebun yang malang itu juga akan murung jika ia tak dapat memperoleh apa yang dikehendakinya. Anda menghubungkan rasa tertarik dengan enersi dari tiadanya rasa
141
tertarik dengan tiadanya enersi. Sangat sedikit di antara kita yang betul-betul tertarik pada apa yang tengah kita lakukan.
Kebanyakan dari kita memperoleh enersi dari keinginan akan rasa aman, dari cita-cita, dari mengejar suatu hasil, pemenuhan ambisi dan sebagainya. Bagi kebanyakan dari kita itulah enersi. Bagi orang yang menyibukkan dirinya dengan berbuat kebaikan, kegiatannya itu memberi enersi yang amat besar dan bila ia tidak berhasil ia akan putus asa; kedua hal itu selalu bergandengan. Enersi demikian selalu membawa serta kemurungan, frustrasi.
Dalam menyadari bahwa enersi dalam bentuk ini sangat destruktif, tidakkah anda menyelidiki untuk menemukan suatu enersi yang tidak disertai kemurungan, putus asa, frustrasi? Adakah enersi yang demikian? Kita tahu enersi biasa dengan segala kekusutannya, dan kita melihat enersi yang dihasilkan dengan mengejar suatu hasil; dan jika kita melihat itu, kita menyampingkannya, maka tidakkah hal itu sendiri akan membawa penyelidikan mengenai ada tidaknya suatu bentuk enersi lain yang tidak disertai putus asa ? Itulah masalahnya. Pandanglah soal itu sejenak, renungkanlah, dan marilah kita kembali kepada pertanyaan pertama. Melihat dunia ini terbakar dan tenggelam dalam kebingungan, dan setiap politisi mencoba menambalnya dan setiap tambalan mengandung lubang di dalamnya — melihat keadaan yang menyeluruh ini, kita harus mempunyai jawaban yang menyeluruh. Dan bagaimanakah anda, sebagai pendidik, menjawabnya ? Apakah anda menjawabnya dengan enersi yang destruktif atau dengan enersi yang tidak destruktif?
Guru: Apakah enersi yang demikian itu, yang tidak memiliki bayangan kehancuran di dalamnya ?
Krishnamurti: Jangan ajukan pertanyaan itu. Jangan sekali-kali mengajukan pertanyaan yang positif. Ajukan selalu pertanyaan yang negatif untuk dapat menemukan jawaban yang positif yang bukan merupakan jawaban dari hal yang sebaliknya.
Nah, apakah berpikir negatif itu? Apakah enersi yang tidak destruktif ini? itu adalah pertanyaan yang positif.
142
Apakah enersi yang menyeluruh ini? Bolehkah kita menggambarkan enersi menyeluruh yang tidak destruktif ini, dan dapatkah saya menggambarkannya? Jika saya menggambarkannya, tidakkah itu hanya berarti kata-kata, teoretis bagi orang lain?
Enersi menjadi sesuatu yang destruktif pada saat anda ingin mencapainya. Keinginan mencapainya menjadi tujuan yang anda perjuangkan dan jika anda tidak mencapainya, anda putus asa. Jadi pertanyaan anda adalah pertanyaan yang salah, dan jika kita tidak sangat hati-hati, suatu jawaban yang salah pula akan dihasilkannya. Maka, bagaimanakah seharusnya pertanyaan yang berikutnya, "Bagaimana anda akan menolong saya untuk mengalami enersi yang menyeluruh ini?" Jika saya dapat menolong anda, anda akan bergantung pada si penolong, dan si penolong mungkin salah. Jadi, bagaimana anda akan mengajukan pertanyaan itu?
Guru: Mungkinkah di dalam komunikasi kita mengalami enersi yang menyeluruh ini pada saat sekarang?
Krishnamurti: Anda dapat mengajukan pertanyaan yang sama secara lain. Anda selamanya mengajukan pertanyaan yang positif mengenai sesuatu yang tidak anda ketahui. Pertanyaan anda tak berhubungan dengan masalahnya. Nah, bagaimana anda akan mengajukan pertanyaan itu ?
Guru: Apakah maksud anda akan berkata bahwa pertanyaan yang benar seharusnya, "Bila saya melihat sifat destruktif dari enersi ini ...... "
Krishnamurti: Lihatlah kepalsuan dari enersi yang destruktif ini; di dalam hal itu sendiri terletak jawabannya. Anda tak dapat meninggalkan sifat destruktif dari enersi ini dan mengatakan bagaimana yang lain itu.
Dapatkah anda berhenti berputar-putar menciptakan enersi destruktif ? Maka anda tidak akan bertanya bagaimana yang lain itu. Apa yang bisa anda tanyakan ialah, "Mungkinkah menghentikan
143
enersi destruktif yang diciptakan sendiri ini ?" Anda tak dapat menyelidiki enersi secara positif, pendekatannya haruslah secara negatif; memahami fakta itu secara negatif, bukan secara positif, untuk dapat sampai pada yang lain — oleh karena anda tidak tahu yang lain itu. Maka pendekatan anda harus secara negatif dalam arti bahwa anda melihat sifat yang nyata dari enersi yang menghancurkan diri sendiri ini.
Dapatkah saya memahami secara negatif? Dapatkah saya mempelajari suatu tehnik, dan dapatkah batin membebaskan dirinya dari tehnik itu tanpa imbalan? Maka batin terbuka untuk suatu pola enersi yang berlainan.
Seluruh dunia berada dalam kekacauan yang amat luas, dalam kebingungan. Untuk mempunyai jawaban yang menyeluruh terhadapnya, anda harus memiliki enersi dari kwalitas yang lain dari pada enersi biasa yang anda kenakan pada suatu problem. Pendekatan yang biasa terhadap suatu problem ialah dalam kerangka harapan, rasa takut, sukses, pemenuhan dan sebagainya, dengan keputus-asaan yang menyertainya. Ini jelas sekali. Ini adalah fakta psikologis. Kita menghadapi masalah dunia dan anda harus mendekatinya bukan dengan enersi dari putus asa melainkan dengan enersi yang tak dinodai oleh putus asa. Untuk sampai pada enersi yang tidak destruktif itu, batin harus bebas dari enersi putus asa. Ini adalah masalah dunia. Bagaimana anda menjawabnya ? Apakah anda menjawabnya secara idealistik dengan tujuan, keinginan dan perasaan, "Inilah yang benar yang harus kulakukan?" Jika demikian, anda menjawabnya dengan enersi dari putus asa. Atau apakah anda, memandangnya dengan enersi yang sama sekali berlainan? Jika anda melihat masalah yang menyeluruh itu dengan enersi yang baru itu, anda akan memiliki jawaban yang benar.
Guru: Saya ingin membahas lebih banyak masalah penyampaian perasaan yang anda singgung-singgung: Bahwa kita mengabdikan melalui pendidikan kita enersi dari putus asa dan oleh karena itu pendidikan yang demikian adalah sia-sia. Dapatkah kita mendidik menurut pengertian yang diterima umum, namun memiliki yang lain itu ? Dapatkah seseorang yang terlihat dalam tugas mengajar suatu
144
mata pelajaran tertentu mengajarkannya secara sempurna, namun memperoleh perasaan yang menyeluruh dan total itu? Dapatkah ia melakukannya tanpa motif, dengan perhatian yang menyeluruh terhadap apa yang sedang dikerjakannya dengan perasaan cinta ? Apakah hal itu akan membantu batin agar terbuka untuk sumber enersi yang baru itu ?
Krishnanaurti: Anda mengetengahkan anggapan-anggapan, itu bukan fakta. Anda lihat, anda tidak memiliki cinta. Sekali-sekali terdapat lubang di antara awan-awan dan anda melihat cahaya terang, tetapi hanya sekali-sekali saja. Anda tidak berurusan dengan fakta, tapi anda berurusan dengan anggapan-anggapan. Jika anda menggarap fakta, maka anda dapat menjawab.
Pernyataan pokok itu tidak cukup, "Saya menaruh perhatian kadang-kadang, saya menyinta tanpa menginginkan sesuatu sebagai balasan". Anda mungkin melakukannya kadang-kadang, tetapi anda harus melakukannya selama tigaratus enampuluh lima hari, bukan hanya sehari.
Guru: Seperti saya lihat, apapun yang saya lakukan, saya ingin memasukkan "plus" ke dalamnya.
Krishnamurti: Anda tak dapat menaruh "plus" ke dalam "minus", anda tak dapat menaruh hal yang kreatif ke dalam yang destruktif. Enersi yang destruktif harus berakhir, supaya yang kreatif dapat masuk.
Anda punya waktu, anda punya waktu luang untuk meditasi dan tanpa menjadi sentimentil anda harus menemukan enersi destruktif dalam diri anda. Itu adalah proses kesadaran yang terus-menerus, membiarkan jendela tetap terbuka bagi yang lain itu. Ini adalah proses yang menyeluruh sepanjang waktu.
Diperlukan suatu suasana psikologis, yang berarti hubungan dalam mengajar, dan hal itu membutuhkan kehalusan. Anda tak dapat memiliki kehalusan dan kelenturan jika anda mempunyai tujuan dalam hati. Jika anda berpikir dengan bertolak dari suatu
145
kesimpulan, dari suatu pengalaman, mengetahui tehnik-tehnik yang amat banyak, anda tak dapat memiliki kelenturan, kehalusan.
Pernahkah anda bicara dengan seorang yang terpaku dalam-dalam pada suatu ideal, pada suatu dogma? Ia tidak mempunyai kelenturan, tidak mempunyai kehalusan. Untuk mendatangkan kehalusan, kelenturan, batin tidak boleh mempunyai tambatan.
Guru: Mungkinkah kita mengatur keadaan begitu rupa sehingga kelenturan dan kehalusan ini timbul? Tidak selalu mungkin menciptakan hal ini di dalarn organisasi.
Krishnamurti: Bagaimana kita bisa tidak menciptakan pertentangan maupun perlawanan dalam hubungan? Bagaimana caranya mendatangkan suatu perasaan sama? Jika anda dapat menanamkan perasaan itu, lalu apakah langkah selanjutnya? Adakah langkah berikut ?
Pertama-tama, mungkinkah menegakkan perasaan saling percaya dalam suatu organisasi? Untuk menegakkan itu dibutuhkan inteligensi yang tinggi di pihak saya dan di pihak orang lain.
Guru: Seperti kata anda, masalahnya adalah bagaimana menegakkan hubungan tanpa perasaan tinggi atau rendah dan dengan kesadaran akan perasaan yang menyeluruh ini.
Krishnamurti: Kita tidak tahu apa-apa tentang perasaan yang menyeluruh ini. Tetapi kita tahu sifat destruktif dari bentuk-bentuk enersi tertentu, dan batin mencoba meloloskan diri dari padanya.
Kita tahu bahwa harus terdapat persamaan, dan bahwa persamaan itu diingkari bila terdapat pemecahan, kelompok-kelompok, bila kita hanya berfungsi pada tingkat ekonomis dan bila tak terdapat pemahaman akan sifat enersi yang destruktif. Yang harus ditegakkan bukan persamaan ekonomis, melainkan persamaan di semua tingkat. Jika kita tidak menegakkannya dari saat permulaan sekali dan menegakkannya juga dalam diri kita sendiri, kita tidak mempunyai kontak. Dapatkah kita meluangkan waktu untuk membahas bagaimana menegakkan persamaan dalam arti
146
demikian, bukan persamaan tehnik? Dapatkah kita bertemu untuk menegakkan di antara kita rasa persamaan ini dimana semua perbedaan lenyap? Maka kita akan bebas. Kita harus yakin benar- benar bahwa setidak-tidaknya beberapa di antara kita telah melangkah di jalan ini. Beberapa dari kita mungkin berjalan perlahan-lahan, beberapa berjalan cepat, namun arahnya sama dan arah itu ialah kwalitas. Hal itu sesungguhnya berarti memalingkan muka dari dunia. Jika anda melihat akibat-akibat yang melumpuhkan dari enersi keputus-asaan, anda harus menolaknya. Jika anda menghayati hal ini, berarti bahwa hubungan anda dengan dunia sama sekali berlainan, dan hal itu membuka pintu yang amat banyak.
147
10. TENTANG MEDITASI DAN PENDIDIKAN
Apakah kita ini makhluk manusia atau ahli-ahli? Profesi kita menyita seluruh hidup kita dan kita menyediakan waktu sangat sedikit untuk memupuk atau memahami batin, yang berarti hidup. Profesi lebih dulu, kemudian baru hidup. Kita mendekati hidup dari sudut pandangan profesi, pekerjaan, dan menghabiskan hidup kita di dalamnya dan pada akhir hidup kita, kita beralih pada meditasi, pada sikap batin yang kontemplatif.
Apakah kita hanya sekedar pendidik-pendidik ataukah kita manusia yang melihat pendidikan sebagai suatu cara yang benar dan penting untuk membantu manusia menumbuhkan batin yang menyeluruh? Hidup mendahului mengajar. Seorang yang menjadi spesialis — spesialis hidung dan tenggorokan menghabiskan seluruh hari-harinya memeriksa hidung-hidung dan tenggorokan dan sudah tentu batinnya dipenuhi oleh tenggorokan dan hidung- hidung dan hanya kadang-kadang saja ia dapat berpikir tentang meditasi atau memandang kebenaran.
Dapatkah kita mendalami masalah meditasi, sebagai suatu cara pendekatan yang total menyeluruh tehadap hidup, yang berarti pula memahami apa meditasi itu? Saya tidak tahu adakah di antara anda yang melakukan meditasi, dan saya tidak tahu apakah arti meditasi bagi anda. Peranan apakah yang dimiliki meditasi di dalam pendidikan dan apakah yang kita maksudkan dengan meditasi? Kita menaruh begitu banyak arti pada pencapaian suatu gelar, memperoleh pekerjaan, keamanan finansiil; itulah seluruh pola pikiran kita. Dan meditasi, penyelidikan yang sesungguhnya mengenai apakah ada tuhan, mengamati, mendalami keadaan yang tak terukur itu, sama sekali bukan merupakan bagian dari pendidikan kita. Kita harus menemukan apa yang kita maksud dengan meditasi, bukan bagaimana caranya berrneditasi. Ini adalah cara yang tidak dewasa dalam melihat meditasi. Jika kita dapat membabarkan apakah meditasi itu, maka proses pembabaran itu sendiri adalah meditasi.
148
Apakah meditasi itu, dan apakah berpikir itu? Jika kita menyelidiki apakah meditasi itu, kita harus menyelidiki pula apakah berpikir itu. Kalau tidak dengan bermeditasi saja tanpa mengetahui apakah proses berpikir itu, berarti menciptakan suatu khayalan, suatu tipuan, yang tidak mempunyai kenyataan apa-apa. Jadi untuk sungguh-sungguh memahami atau menemukan apakah meditasi itu tidaklah cukup sekedar mempunyai penjelasan-penjelasan yang hanya merupakan kata-kata dan oleh karena itu sedikit sekali artinya; kita harus mendalami seluruh proses berpikir.
Berpikir adalah jawaban dari ingatan. Batin menjadi budak dari kata-kata, budak dari lambang-lambang, dari ide-ide, dan pikiran adalah kata-kata dan batin menjadi budak kata-kata seperti tuhan, komunis, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, perdana menteri, inspektur polisi, orang desa, tukang masak. Lihatlah nuansa dari kata-kata ini dan perasaan-perasaan yang menyertai kata-kata ini. Anda menyebutkan "sannyasi" (semacam rahib di India) dan serta merta terdapat suatu kwalitas rasa hormat. Maka kata-kata bagi kita mengandung arti yang amat besar. Bagi kebanyakan dari kita batin adalah kata-kata. Di dalam kerangka kata-kata yang simbolik dan teknis serta dibeban pengaruhi, kita hidup dan berpikir; kerangka ini adalah masa lampau, yang adalah waktu. Jika anda mengamati proses ini berlangsung dalam diri anda, maka hal itu mengandung arti.
Sekarang, adakah pikiran tanpa kata-kata? Adakah berpikir tanpa kata-kata dan oleh karena itu berada di luar waktu ? Kata-kata adalah waktu. Dan Jika batin dapat memisahkan kata-kata, lambang, dari dirinya sendiri, lalu adakah suatu penyelidikan yang tidak mencari suatu tujuan dan oleh karena itu tanpa waktu?
Pertama-tama marilah kita melihat gambaran seluruhnya. Suatu batin yang tak mempunyai ruang untuk mengamati tidak memiliki kwalitas persepsi. Dari berpikir tidak terdapat pengamatan. Kebanyakan dari kita melihat melalui kata-kata, dan adakah itu melihat? Bila saya melihat sekuntum bunga dan menyebutnya mawar, adakah saya melihat mawar itu ataukah saya melihat perasaan, gambaran yang ditimbulkan oleh kata itu? Maka, dapatkah batin yang berasal dari waktu dan ruang, menjelajah ke
149
dalam keadaan yang tanpa ruang dan tanpa waktu, oleh karena hanya dalam keadaan yang demikianlah terdapat kreasi? Suatu batin yang teknis, yang memiliki pengetahuan spesialisasi dapat menemukan, menambah, tapi ia tak pernah dapat mencipta. Suatu batin yang tak memiliki ruang, tak memiliki kekosongan dari mana ia bisa melihat, adalah jelas suatu batin yang tak mampu hidup dalam keadaan tanpa ruang dan tanpa waktu. Itulah yang diminta. Maka suatu batin yang hanya terperangkap dalam ruang dan waktu, dalam kata-kata, dalam dirinya, dalam kesimpulan- kesimpulan, dalam teknik-teknik, dalam spesialisasi-spesialisasi, batin yang demikian adalah batin yang amat merana. Jika dunia dihadapkan pada sesuatu yang sama sekali baru, semua jawaban kita, patokan kita, tradisi kita yang semuanya tua tidak memadai lagi.
Nah, apakah berpikir itu? Sebagian besar dari hidup kita dihabiskan dalam daya upaya untuk menjadi sesuatu, untuk mencapai sesuatu. Sebagian besar dari hidup kita merupakan rangkaian daya upaya yang terus menerus yang saling berhubungan dan tidak berhubungan, dan dalam daya upaya ini seluruh masalah ambisi dan kontradiksi menghasilkan proses eksklusif yang tertentu yang kita namakan konsentrasi. Dan mengapa kita harus berdaya upaya? Apakah makna daya upaya ? Apakah kita akan macet kalau kita tidak melakukan daya upaya dan apa salahnya kalau kita macet? Tidakkah kita juga macet dengan daya upaya kita yang amat besar — sekarang ini ? Lalu apa lagi artinya daya upaya? Jika batin memahami daya upaya, tidakkah ia akan melepaskan suatu jenis enersi lain yang tidak berpikir dalam istilah pencapaian, ambisi, dan dengan demikian kontradiksi? Tidakkah enersi itu sendiri merupakan tindakan?
Dalam daya upaya terlibat ide dan tindakan dan masalah bagaimana menjembatani jarak antara ide dan tindakan. Semua daya upaya mengandung arti ide dan tindakan dan pertemuan dari keduanya. Mengapa harus terdapat pemisahan seperti itu, dan tidakkah pemisahan itu bersifat destruktif? Semua pemisahan bersifat bertentangan dan dalam keadaan bertentangan dalam dirinya sendiri ini tidak terdapat perhatian. Makin besar pertentangan itu makin besar tiadanya perhatian dan makin besar
150
pula tindakan sebagai akibatnya. Maka hidup merupakan pertempuran yang tak habis-habisnya dari saat kita lahir hingga saat kita mati.
Mungkinkah mendidik diri kita sendiri maupun siswa untuk hidup? Maksud saya bukan hidup sekedar sebagai makhluk intelektuil melainkan sebagai manusia yang lengkap, memiliki jasmani yang baik, dan batin yang baik, menikmati alam, melihat keseluruhan, kesengsaraan, cinta, kesedihan, keindahan dunia.
Bila kita merenungkan apa meditasi itu, saya rasa salah satu hal yang pertama ialah ketenangan jasmani. Suatu ketenangan yang bukan dipaksakan, bukan pula dicari. Saya tidak tahu apakah anda pernah memperhatikan sebatang pohon tertiup angin, dan pohon yang sama itu pada petang hari setelah matahari terbenam. Ia tenang sekali. Secara itu pula, dapatkah jasmani tenang, wajar, normal dan sehat ? Semua ini mengandung arti batin yang menyelidiki yang tidak mencari kesimpulan atau bertitik tolak dari suatu motif. Bagaimana batin menyelidiki ke dalam apa yang tak di kenal, yang tak terukur ? Bagaimana kita menyelidiki tentang tuhan? Hal itu merupakan bagian juga dari meditasi.. Bagaimana kita membantu siswa menyelami semua masalah ini? Mesin-mesin dan otak-otak elektronis, mulai menggantikan kita, otomatisasi akan datang kenegeri ini kira-kira limapuluh tahun lagi dan anda akan punya waktu luang dan anda bisa berpaling pada buku-buku untuk pengetahuan. Inteligensi kita, bukan sekedar kemampuan untuk memikir melainkan kemampuan untuk melihat, memahami apa yang benar dan apa yang palsu, dihancurkan oleh menaruh tekanan pada otoritas, sikap menerima, meniru, yang di dalamnya terdapat rasa aman. Semua ini tengah berlangsung, tetapi dalam semua ini apakah peranan meditasi? Saya merasakan kwalitas meditasi selagi saya bicara kepada anda. Itulah meditasi.. Saya sedang bicara tetapi batin yang tengah menyatu berada dalam keadaan meditasi.
Semua ini mengandung arti batin yang luar biasa lenturnya, bukan batin yang menerima, menolak, setuju atau menyesuaikan diri. Maka meditasi adalah pemekaran batin dan melalui itu melihat, melihat tanpa hambatan, tanpa latar belakang dan dengan
151
demikian suatu kekosongan tanpa batas dari mana kita melihat. Melihat tanpa pembatasan pikiran yang adalah waktu, membutuhkan batin yang luar biasa tenangnya serta hening.
Semua ini mengandung arti suatu inteligensi yang bukan hasil dari pendidikan, belajar dari buku, menguasai tehnik-tehnik. Sudah tentu, untuk mengamati seekor burung anda harus tenang sekali; kalau tidak, oleh karena gerakan yang sedikit saja di pihak anda burung itu akan terbang; seluruh jasmani anda harus diam, santai, peka untuk melihat. Bagaimana anda menciptakan perasaan itu? Ambillah soal yang satu itu yang merupakan bagian dari meditasi. Bagaimana anda menciptakan hal ini dalam sebuah sekolah semacam ini? Pertama-tama, apakah memang perlu untuk mengamati, memikir, memiliki batin yang halus, batin yang diam, jasmani yang cepat memberi jawaban, peka, bergairah?
Kita hanya berkepentingan menolong siswa untuk memperoleh gelar dan memperoleh pekerjaan, lalu kita membiarkan ia tenggelam dalam masyarakat yang mengerikan. Untuk menolongnya hidup, penting sekali bagi siswa memiliki perasaan yang luar biasa ini terhadap hidup, bukan hidupnya sendiri atau hidup orang lain, melainkan terhadap hidup, terhadap orang desa, terhadap pohon. Itu adalah bagian dari meditasi — bergairah terhadapnya, menyinta — yang menuntut suatu rasa kerendahan hati yang besar. Kerendahan hati ini tidak dapat dipupuk. Nah, bagaimana anda menciptakan suatu iklim untuk ini, oleh karena anak-anak tidak dilahirkan dalam keadaan sempurna? Anda mungkin berkata, yang perlu kita lakukan hanyalah menciptakan lingkungannya dan mereka akan tumbuh menjadi makhluk-makhluk yang mengagumkan; tidak akan demikian halnya. Mereka tetap apa adanya mereka, hasil dari masa lampau kita beserta segala kecemasan dan ketakutan kita dan kita telah menciptakan masyarakat di mana mereka hidup dan anak-anak harus menyesuaikan diri dan dibeban pengaruhi oleh kita. Bagaimana anda menciptakan iklim di mana mereka melihat semua pengaruh- pengaruh ini, di mana mereka melihat keindahan bumi ini, melihat keindahan lembah ini? Seperti anda mencurahkan waktu untuk matematika, ilmu pengetahuan, musik, tari, mengapa anda tidak memberikan waktu untuk semua ini ?
152
Guru: Saya memikirkan kesulitan-kesulitan praktis dan betapa hal itu tidak selalu mungkin.
Krishnamurti: Mengapa anda memberikan waktu untuk tari, untuk musik? Mengapa tidak memberikan waktu ini untuk seperti yang anda berikan untuk matematika? Anda tidak tertarik kepadanya. Jika anda melihat bahwa hal itu juga perlu, anda akan mencurahkan waktu untuknya. Jika anda melihat bahwa hal itu sama pentingnya dengan matematika, anda akan berbuat sesuatu.
Meditasi mengandung arti keseluruhan hidup, bukan hanya kehidupan teknis, kerahiban atau kesekolahan, melainkan hidup seluruhnya, dan untuk memahami serta menyampaikan keseluruhan ini harus terdapat suatu penglihatan tertentu terhadapnya tanpa ruang dan waktu. Suatu batin harus memiliki dalam dirinya perasaan akan keadaan tanpa ruang dan tanpa waktu itu.
Ia harus melihat keseluruhan gambaran ini. Bagaimana anda mendekatinya dan menolong siswa untuk melihat keseluruhan hidup, bukan dalam potongan-potongan kecil, melainkan hidup dalam keseluruhannya ? Saya ingin ia memahami kehebatan semua ini.
153
11. TENTANG PEMEKARAN
Guru: Saya ingin tahu apakah kita dapat mendalami masalah bagaimana mengajukan pertanyaan yang tepat? Pada umumnya kita mengajukan pertanyaan untuk memperoleh jawaban, untuk sampai pada suatu metoda, untuk menemukan alasan dari berbagai hal. Kita bertanya untuk menemukan mengapa kita cemburu, mengapa kita marah. Nah, dapatkah kwalitas bertanya ini dihasilkan dalam diri kita dan dalam diri si anak sehingga hanya terdapat penyelidikan tanpa suatu metoda atau tanpa sekedar mencari sebab musabab? Tidakkah masalah pertanyaan yang tepat menempati kedudukan yang teramat penting dalam pendekatan kita terhadap si anak?
Krishnamurti: Bagaimana kita bertanya. tentang sesuatu ? Kapan kita menanyai diri kita sendiri, atau menanyai otoritas, atau menanyai sistim pendidikan ? Apa artinya "bertanya"? Saya ingin tahu apakah bukan suatu kesadaran yang kritis terhadap diri sendiri yang tidak ada pada diri kita. Adakah kita sadar akan apa yang tengah kita lakukan, pikirkan, rasakan? Bagaimana kita menggugah atau bertanya, sehingga mendatangkan kesadaran yang kritis ini? Jika kita mendalami soal hal ini, mungkin menolong timbulnya dalam diri si anak suatu, kemampuan mengritik diri sendiri, suatu kesadaran yang kritis. Bagaimana kita mulai? Apakah yang membuat kita bertanya? Pernahkah saya menanyai diri sendiri? Adakah saya melihat betapa sedang-sedang saja diri Saya ? Ataukah saya bertanya kemudian menemukan suatu penjelasan, lalu berjalan terus? Adalah sangat menyedihkan untuk mendapatkan diri kita sedang-sedang saja, dan oleh karena itu kita tidak bertanya, dan kita tidak pernah melangkah mengatasinya.
Marilah kita mengemukakan hal ini secara lain. Sangat sedikit dari kita yang betul-betul hidup. Sebagian kecil dari kita berdenyut, sedangkan sisanya tertidur. Sebagian kecil yang berdenyut itu berangsur-angsur menjadi redup, jatuh dalam kebiasaan-kebiasaan lalu lenyap.
154
Tahukah kita apa artinya menjadi manusia yang penuh? Faktanya ialah, kita tidak hidup. Masalahnya ialah hidup secara menyeluruh, hidup secara jasmaniah, memiliki kesehatan yang amat baik, tidak makan berlebih-lebihan, peka secara emosionil, merasa, kwalitas simpati, dan memiliki batin yang sangat baik. Kalau tidak, kita mati.
Bagaimana anda membangun batin secara keseluruhan? Ini masalah anda. Bagaimana anda mengusahakan agar anda hidup secara penuh di dalam dan di luar, dalam perasaan-perasaan anda, dalam cita rasa anda dalam segala sesuatu? Dan bagaimana anda membangunkan dalam diri siswa perasaan akan hidup yang tak terbagi-bagi ini?
Hanya ada dua jalan untuk melakukannya: mungkin terdapat sesuatu dalam diri anda yang begitu mendesak sehingga membakar habis semua kontradiksi; atau anda harus mencari suatu pendekatan yang akan mengamati sepanjang waktu, yang dengan sadar mulai menyelidiki segala sesuatu yang anda lakukan, suatu kesadaran yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan untuk menemukan dalam diri anda sendiri sehingga timbullah suatu kwalitas baru yang menghalau semua noda. Nah, manakah yang anda lakukan sebagai manusia dan juga sebagai guru ?
Guru: Haruskah kita bertanya terus menerus, atau adakah suatu proses bertanya yang memiliki daya dorongnya sendiri?
Krishnamurti: Jika tidak terdapat daya dorong, anda harus mulai dengan hal-hal yang kecil, bukan? Mulailah dengan yang kecil-kecil, jangan yang besar-besar. Mulailah mengamati bagaimana cara anda berpakaian, apa yang anda katakan, bagaimana anda mengamati jalan, tanpa bekerjanya kritik. Dan dengan mengamati, mendengarkan, bagaimana anda akan mencapai yang lain itu, yang merupakan daya dorong, yang mendukung semuanya sendiri?
Terdapat daya dorong yang terhadapnya anda tak perlu menaruh perhatian, tetapi anda tak dapat mencapainya kecuali dengan mengamati hal-hal yang kecil-kecil; namun anda harus menjaga agar anda tidak terperangkap dalam proses mengamati yang terus menerus ini. Mengamati pakaian kita, mengamati langit, namun
155
berada di luarnya, sehingga batin anda bukan hanya mengamati hal-hal yang kecil-kecil, tetapi juga meresapkan masalah masalah yang lebih luas, seperti kemanfatan bagi bumi, dan juga masalah- masalah yang jauh lebih luas, seperti otoritas, seperti keinginan abadi untuk memenuhi, persoalan yang terus menerus apakah kita benar atau salah, serta rasa takut. Jadi, dapatkah batin mengamati hal-hal yang kecil-kecil dan tanpa terperangkap dalam hal-hal yang kecil-kecil dapatkah ia bergerak keluar sehingga ia dapat merekam masalah-masalah yang jauh lebih besar ?
Guru: Bagaimana keadaan batin, pendekatan, yang di dalamnya terdapat pengamatan yang terus menerus ini, pemahaman akan hal-hal yang kecil-kecil tanpa terperangkap dalam hal-hal yang kecil-kecil itu ?
Krishnamurti: Mengapa anda terperangkap dalam hal-hal yang kecil-kecil? Apakah yang menjadikan anda tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil?
Guru: Pendapat-pendapat saya. Namun saya tidak ingin terperangkap dalam hal-hal yang kecil-kecil.
Krishnamurti: Tetapi saya harus menaruh perhatian pada hal-hal yang kecil-kecil. Kebanyakan orang terperangkap di dalamnya pada saat mereka memberikan perhatian. Memberi perhatian namun tak menjadi tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil, itulah masalahnya. Nah, apakah yang membuat batin atau otak menjadi tawanan ?
Guru: Kepentingan terhadap apa yang dekat.
Krishnamurti: Apakah maksud anda, tuan ? Apakah anda maksudkan tidak memiliki pandangan yang jauh ? Anda tidak memandang persoalannya.
Guru: Keterikatan saya pada hal-hal yang kecil-kecil.
Krishnamurti: Tidakkah anda menjadi tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil?
156
Guru: Benar. Bagi saya mungkin terdapat perasaan yang dalam yang tak disadari, bahwa saya tengah mempersiapkan diri untuk sesuatu yang besar, suatu ilusi seperti itu.
Krishnamurti: Adakah anda sadar bahwa anda menjadi tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil ? Periksalah mengapa anda menjadi tawanan. Ambillah fakta bahwa anda adalah tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil, dan mungkin dari banyak hal kecil-kecil, bertanyalah mengapa, selamilah, tanyailah, temukan. Jangan memberikan suatu penjelasan lalu pergi bersama penjelasan itu, seperti yang baru saja anda lakukan. Anda harus sungguh-sungguh mengambil satu hal dan memandangnya. Dengan menggarap frustrasi, konflik, perlawanan di dalam diri kita, anda memperbaiki yang di luar. Konflik, psikologis yang di dalam mengungkapkan dirinya keluar dengan menjadikan anda tawanan dari hal-hal yang kecil-kecil, lalu anda mencoba memperbaikinya. Tanpa memahami konflik di dalam, kesengsaraan, maka hidup tak punya arti. Jika anda mendapati bahwa anda mengalami frustrasi, selamilah; dan jika anda telah menyelaminya cukup dalam, hal itu akan memperbaiki amarah, makan yang berlebih-lebihan, berpakaian berlebih-lebihan.
Cara anda menyelidiki frustrasi adalah penting. Bagaimana anda bertanya? Sehingga frustrasi tersingkap, sehingga frustrasi mekar ? Hanya jika pikiran mekar, ia dapat mati secara wajar. Seperti bunga di taman, pikiran harus mekar, ia harus berbuah, lalu mati. Pikiran harus diberi kebebasan untuk dapat mati. Seperti itu pula harus terdapat kebebasan bagi frustrasi untuk berkembang dan mati. Dan pertanyaan yang tepat ialah, mungkinkah terdapat kebebasan bagi frustrasi untuk berkembang dan mati ?
Guru: Apakah yang anda maksud dengan berkembang, tuan ?
Krishnamurti: Lihatlah taman itu, bunga-bunga di depan itu. Mereka mekar dan setelah beberapa hari layu dan kering oleh karena hal itu sudah menjadi sifatnya. Nah, frustrasi harus diberi kebebasan sehingga ia dapat mekar. Anda harus memahami sebab musabab frustrasi, tetapi tidak untuk menekannya, tidak untuk berkata, "Aku harus memenuhi. Mengapa saya harus memenuhi?
157
Jika saya seorang pembohong, saya dapat mencoba berhenti berbohong; hal itu yang dilakukan orang pada umumnya. Tetapi dapatkah saya membiarkan kebohongan itu berkembang dan mati? Dapatkah saya menolak mengatakan hal itu benar atau salah, baik atau buruk ? Dapatkah saya melihat apa yang terletak di balik kebohongan itu? Saya hanya dapat menemukan secara spontan mengapa saya berbohong apabila terdapat kebebasan untuk menemukan. Secara itu pula, untuk tidak menjadi tawanan dari hal- hal yang kecil-kecil, dapatkah saya menemukan mengapa saya menjadi tawanan ? Saya ingin fakta itu mekar. Saya ingin ia tumbuh dan berkembang, sehingga ia akan layu dan mati tanpa saya menyentuhnya. Dengan begitu saya tidak lagi menjadi tawanan sekalipun saya mengamati hal-hal yang kecil-kecil.
Pertanyaan anda ialah, "Adakah suatu daya dorong yang terus bergerak, menjaga dirinya tetap bersih, sehat?" Daya dorong itu, nyala yang membakar habis, hanya bisa terdapat apabila ada kebebasan bagi segala sesuatu untuk mekar — yang buruk, yang indah, yang jahat, yang baik dan yang bodoh — sehingga tiada satupun yang ditekan, sehingga tiada satupun yang tidak dibawa ke permukaan dan diperiksa dan terbakar habis. Dan saya tak dapat melakukannya jika melalui hal-hal yang kecil-kecil saya tidak menemukan frustrasi, kesengsaraan, kesedihan, konflik, kebodohan, ketumpulan. Jika saya hanya menemukan frustrasi melalui proses pikiran, saya tidak tahu apa artinya frustrasi. Jadi, dari hal-hal yang kecil-kecil saya beranjak kepada sesuatu yang lebih luas, dan dengan memahami yang lebih luas, hal-hal yang lain itu akan berkembang tanpa campur tangan.
Guru: Saya rasa dapat menangkap sekilas apa yang anda katakan, saya akan menyelidikinya.
Krishnamurti: Anda menyelidikinya selagi saya menyelidikinya. Anda menyelidiki hal-hal kecil anda sendiri yang di dalamnya anda terperangkap.
Guru: Dalam pemekaran konflik harus terdapat kebebasan untuk mekar dan mati. Batin yang kerdil tidak memberi kebebasan itu kepada dirinya. Anda berkata, bahwa konflik yang di dalam harus
158
berkembang dan mati, dan anda berkata juga bahwa pemekaran dan kematian ini terjadi selagi kita menyelidikinya sekarang. Terdapat satu kesukaran, ialah bahwa terasa saya menyorotkan dan melakukan sesuatu pada pemekaran ini, dan hal itu sendiri merupakan hambatan.
Krishnamurti: Itulah pangkal kesulitan sesungguhnya. Lihat, bagi anda pemekaran ini adalah suatu ide. Anda tidak melihat faktanya, gejalanya, sebabnya, dan membiarkan sebab itu untuk mekar sekarang juga. Batin yang kerdil selalu berurusan dengan gejala- gejala, dan tak pernah dengan fakta. Ia tak memiliki kebebasan untuk menemukan. Ia melakukan apa yang justru menjadi ciri batin yang kerdil, oleh karena ia berkata, "Ini ide yang baik, saya akan merenungkannya", sehingga dengan demikian ia tersesat oleh karena sekarang ia berurusan dengan buah pikiran, bukan dengan fakta. Ia tidak berkata, "Biarlah ia berkembang, dan mari kita lihat apa yang terjadi". Dengan demikian ia dapat menemukan. Tapi ia berkata, "Itu ide yang baik; saya harus menyelidiki ide itu".
Nah, kita menemukan banyak sekali. Pertama-tama, kita tidak sadar akan hal-hal yang kecil-kecil. Lalu setelah menyadarinya, kita terperangkap di dalamnya dan kita berkata, "Aku harus melakukan ini, aku harus melakukan itu".
Dapatkah saya melihat gejalanya, mendalami sebab-sebabnya, dan membiarkan sebab-sebab itu mekar? Tetapi saya mengingininya mekar ke arah tertentu, yang berarti saya mempunyai pandangan tentang bagaimana ia harus mekar. Nah, dapatkah saya mendalami hal itu? Hal itu menjadi masalah saya yang utama. Dan saya melihat bahwa saya menghalangi sebab-sebab itu mekar oleh karena saya takut bahwa saya tidak akan tahu apa yang akan terjadi bila saya membiarkan frustrasi itu mekar. Maka, adakah saya mendalami mengapa saya takut? Apakah yang saya takut? Saya melihat, selama terdapat rasa takut, tidak mungkin terdapat pemekaran. Jadi saya harus menggarap rasa takut, bukan melalui ide, melainkan menggarapnya, sebagai suatu fakta, yang berarti saya akan membiarkan rasa takut itu mekar. Saya akan membiarkan rasa takut itu berkembang, dan melihat apa yang terjadi. Semua ini membutuhkan banyak penglihatan ke dalam.
159
Mengijinkan rasa takut mekar — tahukah anda apa artinya itu? Itu mungkin berarti saya mungkin kehilangan pekerjaan saya, dihancurkan oleh isteri saya, suami saya.
Dapatkah saya membiarkan segala sesuatu mekar ? Itu tidak berarti saya akan membunuh, merampok seseorang, tetapi dapatkah saya sekedar membiarkan "apa yang ada" mekar ?
Guru: Dapatkah kita menyelami hal ini, lalu membiarkan suatu hal mekar?
Krishnamurti: Adakah anda sungguh-sungguh melihat fakta itu ? Apa artinya, membiarkan suatu hal mekar, membiarkan rasa cemburu mekar ? Pertama-tama, betapa tidak terhormat, betapa tidak spirituilnya. Bagaimana anda membiarkan cemburu mekar, untuk mencapai suatu hidup yang penuh? Dapatkah anda melakukannya sehingga anda tidak terperangkap di dalamnya? Dapatkah anda membiarkan perasaan itu memiliki gerak hidupnya yang penuh, tanpa rintangan? Yang berarti anda tidak menyamakan diri anda dengan itu, yang berarti anda tidak berkata itu benar atau salah, anda tidak mempunyai suatu pendapat tentang hal tersebut; semua ini merupakan cara-cara untuk menghancurkan cemburu. Tetapi anda tidak bermaksud menghancurkan cemburu. Anda menginginkannya mekar, memperlihatkan seluruh warna-warnanya, bagaimanapun juga bentuknya.
Guru: Hal itu tidak begitu jelas buat saya, tuan.
Krishnarnurti: Pernahkah anda menanam suatu tanaman? Bagaimana anda melakukannya ?
Guru: Menyiapkan tanahnya, memberi pupuk ….
Krishnamurti: Memberi pupuk yang tepat, menggunakan benih yang tepat, menanamnya pada saat yang tepat, merawatnya, mencegah terjadi sesuatu terhadapnya. Anda memberinya kebebasan. Mengapa tak anda lakukan hal yang sama terhadap rasa cemburu ?
160
Guru: Di sini pemekaran tidak terungkap keluar seperti tanaman itu?
Krishnamurti: Ini lebih nyata dari pada tanaman yang anda tanam di luar sana di ladang. Tidak tahukah anda apa cemburu itu ? Pada saat cemburu berlangsung, apakah anda mengatakannya itu khayalan belaka? Anda terbakar olehnya, bukan? Anda marah berang. Mengapa anda tidak mengejarnya, bukan sebagai ide, melainkan sungguh-sungguh, membawanya keluar dan mengusahakan agar ia mekar, sehingga setiap pemekaran merupakan pemusnahannya sendiri, dan oleh karena itu tidak terdapat "anda" yang mengamati pemusnahan itu pada akhirnya. Di dalamnya terdapat kreasi yang sejati.
Guru: Apabila bunga berkembang, ia menampilkan dirinya. Tuan, apakah sesungguhnya maksud anda, ketika anda berkata, jika cemburu berkembang ia akan memusnahkan dirinya sendiri?
Krishnamurti: Ambillah sebuab kuncup, kuncup yang sungguh- sungguh dari semak-sernak. Jika anda memotongnya, ia tak akan mekar, ia akan cepat mati. Jika anda membiarkannya berkembang, ia akan menampakkan warnanya, kelembutannya, tepung sarinya, segala sesuatunya. Ia memperlihatkan dirinya yang sesungguhnya tanpa anda diberitahu ia merah, ia biru, ia punya tepung sari. Ia ada di situ untuk anda lihat. Secara itu pula, jika anda membiarkan rasa cemburu berkembang, maka ia akan memperlihatkan kepada anda segala sesuatu tentang dirinya yang sesungguhnya — yang adalah iri hati, kelekatan. Jadi dengan membiarkan cemburu berkembang, ia telah memperlihatkan kepada anda semua warna-warnanya, dan ia telah memperlihatkan kepada anda apa yang ada di balik rasa cemburu, yang tak pernah akan anda temukan jika anda tak membiarkannya mekar.
Mengatakan bahwa cemburu adalah sebab dari kelekatan hanyalah sekedar pengungkapan dengan kata-kata saja. Tetapi dengan sungguh-sungguh membiarkan cemburu mekar, fakta bahwa anda melekat pada sesuatu menjadi suatu kenyataan, suatu fakta emosionil, bukan suatu ide intelektuil, kata-kata, sehingga dengan demikian setiap pemekaran mengungkapkan apa yang selama ini
161
tak mungkin anda ternukan; dan selagi setiap fakta mengungkapkan dirinya, ia mekar dan anda menggarapnya. Anda membiarkan fakta itu mekar dan ia membuka pintu-pintu lain, sampai tiada lagi pemekaran macam apa pun sama sekali, dan oleh karena itu tiada sebab atau motif macam apapun juga.
Guru: Analisa psikologis akan membantu saya menemukan sebab- sebab rasa cemburu. Antara analisa dan pemekaran di mana sekuntum bunga mengungkapkan dirinya, apakah terdapat suatu perbedaan yang vital?
Krishnamurti: Yang satu adalah proses intelektuil, si pengamat menggarap hal yang diamati, yang merupakan analisa, yang merupakan perbaikan, mengubah dan menambah. Yang lain adalah fakta tanpa si pengamat, ini adalah fakta itu sendiri.
Guru: Apa yang anda katakan adalah sama sekali di luar kata-kata. Tidak terdapat hubungan antara si pengamat dan yang diamati.
Krishnamurti: Sekali anda memiliki perasaan bahwa segala sesuatu dalam diri anda harus mekar, yang merupakan suatu keadaan yang sangat berbahaya, jika anda memahami hal ini, bahwa segala sesuatu harus mekar dalam diri anda, yang merupakan hal yang mengagumkan, di situlah terdapat kebebasan yang sejati. Maka selagi setiap hal berkembang, tidak terdapat si pengamat maupun yang diamati; oleh karena itu tidak terdapat kontradiksi. Dengan demikian segala hal mekar dalam diri anda dan mati.
Guru: Mengapa saya harus membiarkannya mekar jika saya dapat mematahkannya selagi masih kuncup?
Krishnamurti: Apakah yang akan terjadi dengan bunga itu jika anda mematikan kuncupnya ? Jika anda mematikan kuncupnya, ia tak akan mekar lagi. Secara itu pula anda berkata, "Saya harus membunuh rasa cemburu atau rasa takut", tetapi mustahil untuk membunuh rasa cemburu dan rasa takut. Anda dapat menekannya, mengubahnya, mempersembahkannya kepada suatu tuhan, tetapi ia akan tetap ada. Tetapi jika anda sungguh-sunguh memahami
162
fakta yang pokok ini, yaitu membiarkan segala sesuatu mekar tanpa campur tangan, hal itu akan merupakan suatu revolusi.
Guru: Rasa cemburu adalah suatu hal yang rumit.
Krishnamurti: Biarlah ia mekar. Rasa cemburu, dengan berkembang, memperlihatkan kerumitannya. Dan dengan memahami kerumitannya, dengan mengamati kerumitannya, ia mengungkapkan faktor-faktor lain, dan biarkan mereka mekar, sehingga segala sesuatu mekar dalam diri anda; tiada suatupun yang diingkari, tiada suatupun yang ditekan, tiada suatupun yang dikendalikan. Itu adalah pendidikan yang luar biasa, bukan ?
Guru: Terdapat makna yang besar dalam apa yang anda katakan. Tetapi apakah hal itu mungkin?
Krishnamurti: Hal itu mungkin, kalau tidak tak ada gunanya mengatakannya. Jika anda melihat hal itu, bagaimana anda membantu siswa untuk mekar ? Bagaimana anda membantu dia untuk mengerti?
Guru: Saya akan mulai dengan diri saya sendiri. Dengan cara pendekatan psikologis tertentu saya dapat melihat sebab- sebabnya. Apa yang anda katakan ialah bahwa dengan berkembang, masalahnya memperlihatkan dirinya. Terdapat perbedaan yang besar antara keduanya. Tetapi meskipun saya melihat sekilas hal itu, sulit untuk menyampaikannya kepada siswa.
Krishnamurti: Ini adalah komunikasi tanpa kata-kata yang telah saya sampaikan kepada anda dengan kata-kata. Bagaimana saya sampai pada pemekaran pikiran yang berlangsung di dalam perhubungan ?
Guru: Sebelum kita dapat meneliti ke dalam pemekaran ini, atau bahkan ke dalam ruang di mana pemekaran dapat berlangsung, terdapat suatu kwalitas keseimbangan yang harus ditegakkan lebih dulu untuk dapat membiarkan sesuatu mekar dalam diri saya.
163
Krishnamurti: Saya tidak melihatnya demikian. Saya tidak yakin anda dapat melakukannya secara itu. Ambillah ide tentang rasa cemburu. Saya berkata buatlah ia berkernbang. Tapi anda tidak mau membiarkannya berkembang.
Guru: Bila saya berurusan dengan seorang anak, bukankah faktor yang pertama adalah bangunnya kwalitas penglihatan ini, yang merupakan keseimbangan ?
Krishnamurti: Akan saya katakan kepada anda apa itu. Jika anda mendengarkan, sungguh-sungguh mendengarkan, pemekaran itu akan betul-betul terjadi. Jika anda mendengarkan, mengamati, memahami, segera setelah mendengarkan, ia berlangsung, dan jika ia telah berlangsung, maka yang lain-lain menjadi sangat sederhana bagi si anak. Anda akan menemukan cara-cara yang berbeda untuk mengamati si anak, membantu si anak, berhubungan dengan si anak pada tingkatan kata - kata.
Tindakan mendengarkan itu sendiri adalah mengikuti.
Guru: Apakah mendengarkan itu suatu kwalitas, tuan ?
Krishnamurti: Anda mendengarkan. Mengapa anda namakan kwalitas? Anda telah mendengarkan apa yang perlu saya sampaikan pagi ini: "Biarlah semuanya mekar".
Jika anda mendengarkan, hal itu akan terjadi. Ia bukan suatu kwalitas. Suatu kwalitas adalah suatu hal yang sudah mapan. Ini adalah hal yang hidup, yang berkobar, yang bergelora. Anda tak dapat membuatnya suatu kwalitas, suatu latihan. Dapatkah anda berlatih melihat warna ? Tidak dapat. Anda dapat melihat keindahan dan kemegahan bunga itu hanya bilamana terdapat pemekaran.
164
Komentar
Posting Komentar