MODEL EKONOMI
Dua Model Perekonomian
Dalam menganalisa suatu perkenomian, dikenal dua model
perekonomian, yaitu perekonomian tertutup danperekonomian terbuka.
Perekonomian tertutup
Adalah model
perekonomian yang pada pelakunya, khususnya Produsen dan Konsumen, secara
sederhana akan melakukan kegiatan dalam penjualan dan pembelian di pasar yang
saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing.
Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau
kesepakatan jual beli, dan kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli
dari kegiatan tersebut. Untuk memfasilitasi kegiatan produksi dan
kegiatan konsumsi ini secara efektif maka sistem perekonomian memerlukan
Lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal, lembaga
asuransi, lembaga penjamin, pegadaian atau lembaga keuangan mikro yang terdapat
di daerah pedesaan. Lembaga Perbankan peranannya sangat vital untuk
mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat, yang selanjutnya mereka akan
melakukan pengalokasian dana tersebut melalui pemberian fasilitas perkreditan
atau jasa perbankan lainnya. Hal ini dikatakan ekonomi pasar
tertutup, karena didalamnya belum termasuk peran luar negeri dalam sistem
ekonomi tersebut.
Pada sistem ekonomi yang terbuka,
Terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan
ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau
sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta
mesin atau barang jadi dari luar negara. Dalam model terbuka ini jasa
perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal dari luar negeri dan kita
dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin menyatu (the borderless
economy) yang disebut dengan the global economy. 6Dengan memasukkan
sektor luar negeri ke dalam model penghitungan pendapatan nasional, berarti
kita menamijahkan dua variabel dalam model perekonomian tiga sektor, yaitu
variabel ekspor (X) dan variabel impor (M).
Dengan demikian untuk menghitung pendapatan nasional
keseimbangan pada perekonomian terbuka dilakukan dengan jalan menyamakan antara
sisi pendapatan dan sisi pengeluaran.Dalam sistem perekonomian terbuka ini,
pengeluaran untuk impor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu apakah impor itu
tergantung dari variabel lain, atau tidak (nilainya dianggap tetap).Untuk impor
yang nilainya tetap dapat dituliskan sebagai berikut :M = M0; di mana M0 adalah besarnya impor,
Sedangkan impor yang nilainya tergantung dari besar kecilnya pendapatan
dirumuskan sebagai berikut: M= M0 + mY, di mana Y adalah
pendapatn dan m adalah Marginal Propensity to ImportMenurut Tedi Heriayanto 8, tolok ukur yang baik untuk menilai kadar keterbukaan suatu
perekonomian adalah rasio ekspor dan impor terhadap total GNP. Jika rasio
ekspor-impor terhadap GNP melebihi 50% maka dikatakan perekonomian lebih
terbuka. Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu
:
·
Keanekaragaman kondisi
produksi. Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman kondisi produksi
di setiap negara. Misalnya, negara A karena beriklim tropis dapat
berspesialisasi memproduksi pisang, kopi; untuk dipertukarkan dengan barang dan
jasa dari negara lain.
·
Penghematan biaya.
Alasan kedua adalah timbulnya increasing returns to scale (penurunan biaya pada skala produksi yang
besar). Banyak proses produksi menikmati skala ekonomis, artinya proses
produksi tersebut cenderung memiliki biaya produksi rata-rata yang lebih rendah
ketika volume produksi ditingkatkan. Cara apa yang lebih baik untuk
meningkatkan produksi selain menjualnya ke pasar global ?
·
Perbedaan selera.
Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap negara mungkin akan
melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, negara A dan B
menghasilkan daging sapi dan daging ayam dalam jumlah yang hampir sama, tetapi
karena masyarakat negara A tidak menyukai daging sapi, sedang negara B tidak
menyukai daging ayam, dengan demikian ekspor yang saling menguntungkan dapat
terjadi di antara kedua negara tersebut, yaitu bila negara A mengimpor daging
ayam dan mengekspor daging sapi, sebaliknya negara B mengimpor daging sapi dan
mengekspor daging ayam.
·
Prinsip keunggulan komparatif
(comparative advantage). Prinsip ini mengatakan bahwa setiap negara akan
berspesialisasi dalam produksi dan mengekpor barang dan jasa yang biayanya
relatif lebih rendah (artinya lebih efisien dibanding negara lain); sebaliknya
setiap negara akan mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relatif
lebih tinggi (artinya kurang efisien dibanding negara lain).
Dengan adanya
perekonomian terbuka dan setiap negara berkonsentrasi pada bidang yang memiliki
keunggulan komparatif, maka kehidupan semua orang akan menjadi lebih baik.
Pekerja di setiap negara dapat memperoleh konsumsi dalam jumlah yang meningkat
untuk jumlah jam kerja yang sama.
Neraca Pembayaran Internasional
Berbagai permasalahan
ekonomi dewasa ini sebagian besar sangat terkait dengan permasalahan defisit
neraca pembayaran dan utang atau kredit luar negerinya.
Neraca pembayaran
internasional (international balance of payment) suatu negara merupakan laporan
keuangan negara yang bersangkutan atas semua transaksi ekonomi dengan
negara-negara lain yang disusun secara sistematis; neraca ini menghitung dan
mencatat semua arus barang, jasa, dan modal antara suatu negara dengan negara
lain.
Neraca pembayaran luar
negeri suatu negara pada umumnya dibagi ke dalam empat bagian, yaitu:
·
Transaksi berjalan
(current account). Termasuk ke dalamnya barang dagangan (neraca perdagangan),
pos-pos tak berwujud (jasa, dan pendapatan dari investasi netto), dan ekpor
atau impor serta bantuan pemerintah.
·
Neraca modal (capital
account). Termasuk ke dalamnya pembelanjaan swasta dan pemerintah dan penjualan
aset seperti saham, obligasi, dan real estate).
·
Penyimpangan
statistik.
·
Penyelesaian resmi
(official settlements).
Total item yang
termasuk bagian 1 biasanya disebut saldo transaksi berjalan. Hal ini memuat
selisih antara total ekspor dengan total impor barang dan jasa. Bila total
ekspor melebihi total impor barang dan jasa maka akan terjadi surplus transaksi
berjalan, sebaliknya akan terjadi defisit transaksi berjalan.
Sejarah menunjukkan
bahwa setiap negara cenderung untuk memiliki beberapa tahapan dalam neraca
pembayaran mereka, mulai dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya.
Negara debitur muda
Dalam tahapan ini
suatu negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor, selisih di antara
keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri, sehingga memungkinkan negara
tersebut menumpuk modal.
Negara debitur madya
Dalam tahapan ini
neraca perdagangan suatu negara telah surplus, akan tetapi pertumbuhan dividen
dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri, menjadikan saldo
neraca modalnya kurang seimbang.
Negara kreditur muda
Dalam masa ini suatu
negara mengembangkan ekspornya secara luar biasa. Negara meminjamkan uang
kepada negara-negara lain.
Negara kreditur madya
Pada tahapan ini,
pendapatan modal dan investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar
terhadap pos tak tampak, yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca
perdagangan.
Nilai ekspor dan impor
yang terlihat dalam saldo transaksi berjalan, dipengaruhi oleh kurs mata uang
yang digunakan. Selain itu kekuatan nilai tukar (kurs) akan mempengaruhi
nilai ekspor atau impor dari suatu negara terhadap negara lainnya.
IWAN KANDORI 2012
Komentar
Posting Komentar