Sejarah Singkat Kota Manado
Kota Manado mulanya dikenal dengan nama Wenang yaitu Nama sejenis pohon kayu yang banyak terdapat pada saat itu yang dalam bahasa ilmiah disebut Mancarangan Hispida, sp. Batang pohon tersebut sering digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan alat musik tradisional  Minahasa yang disebut kolintang.
Pada permulaan abad XVII, nama Manado digunakan disamping nama Wenang Kota Manado berasal dari bahasa penduduk asli Minahasa yaitu "Mana Dou" yang berarti dari jauh atau tempat yang jauh. Istilah ini digunakan oleh penduduk asli Minahasa yang berkunjung ke Manado sampai sekarang.
Pada tanggal 14 juli 1623 ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Manado, sesuai dengan keputusan DPR-GR Kota Madya Dati II Manado Nomor 17/KPTS/DPR-GR/1968. hari lahir Kota Manado tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Tanggal 14 diambil dari tanggal 14 Pebruari yang merupakan tanggal bersejarah bagi masyarakat Sulawesi Utara khususnya masyarakat Manado yaitu perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan yang dikenal dengan istilah merah putih.
b.  Untuk bulan Juli, diambil dari bulan Juli 1919 yang merupakan saat
c.  pembentukan Kota Manado sebagai Staat Gemente (Kota Praja Manado), sesuai dengan Staatblaad tahun 1919 nomor 205.
d.  Tahun 1623 ditetapkan berdasarkan catatan dan dokumen surat menyurat resmi yang menyatakan bahwa tahun tersebut, untuk pertama kalinya Nama Manado mulai digunakan dalam surat menyurat dan administrasi pemerintahan oleh Gubernur Jenderal Spanyol di Filipina.
Manado terletak pada suatu daerah yang oleh penduduk asli Minahasa disebut “Wanua Wenang”. Wanua Wenang telah ada sekitar abad XII dan didirikan oleh Ruru Ares yang bergelar Dotu Lolong Lasut bersama keturunannya. Pada abad ke 17 (1623) mulailah nama Manado digunakan untuk mengganti nama “WENANG”. Kota Manado berasal dari kata daerah Minahasa asli “Manarou” atau “Manadou”, yang jika kata-kata itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sekarang ini mempunyai arti “di jauh” (dimana: jauh-rou atau dou) dan menunjuk tempat sebagai Bandar dan pelabuhan tukar menukar barang, benteng loji Manado ini, maka Kota Manado telah dikenal bahkan didatangi oleh orang-orang luar negeri sejak abad ke 16, namun abad yang lebih memilik kesan-kesan historis dalam dokumen-dokumen Negara adalah abad adalah abad ke 17 yaitu pada tahun 1623.
Pada tahun tersebut tanah Minahasa-Manado sudah lebih dikenal dan populer diantara orang-orang barat (Eropa), dengan hasil-hasil buminya. Kota Manado atau Manarou/Manadou oleh masyarakat dimaksud sesuatu tempat yang jauh, sebab menurut sejarah Minahasa bahwa pusat pemerintahan pertama bukan berada di dataran Minahasa tetapi berada di Pulau Manado Tua sekarang (sekarang kerajaan Babontehu).
Sekitar tahun 1623 dimana bangsa Spanyol mendirikan benteng di daratan Minahasa khususnya Wanua Wenang. Pada sekitar tahun tersebut, terjadi wabah penyakit di Pulau Manado Tua sehingga benteng dialihkan ke daratan Minahasa. Perkembangan selanjutnya oleh pemerintahan Belanda melalui VOC-nya pada tahun 1657 mendirikan benteng yang dinamai De Nederlandsche Vatigkoid atas perintah Gubernur Simon Cos. Di dalam benteng terdapat Loji untuk perkantoran VOC saat ini (pusat pertokoan Pasar 45). Kemudian dengan beslit Gubernur Jenderal Hindia Belanda maka terhitung mulai tanggal 1 Juli 1919, gewest Manado ditetapkan sebagai Staats Gemeente yang kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya ialah Dewan Gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai atau diketuai oleh Walikota (Burgemeester).
Tahun 1951 : Gemeente Manado dijadikan daerah bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor/tanggal 3 Mei 1951 No.223
Tanggal 7 April 1951 terbentuklah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 1951-1953 sesuai Keputusan Gubernur Sulawesi No. 14.
Tahun 1953 : Daerah Bagian Kota Manado diubah statusnya menjadi daerah Kota Manado, sesuai peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 yo Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954.
Tahun 1954 : Manado menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri, sesuai PP No. 45 tahun 1953 yo PP Nomor 56 tahun 1954.
Tahun 1957 : Manado menjadi Kotapraja, sesuai Undang-Undang No. 1 Tahun 1957.
Tanggal 17 Oktober 1958 : Praja Manado.
Tahun 1959 : Kotapraja Manado ditetapkan kedudukannya sebagai Daerah Tingkat II Manado, sesuai Undang-Undang No. 29 tahun 1959.
Tahun 1965 : Kotapraja Manado disempurnakan menjadi Kotamadya Manado, dipimpin oleh Walikota Kepala Daerah Tingkat II sesuai Undang- Undang No. 18 Tahun 1965 dan disempurnakan lagi menjadi Walikotamadya Daerah Tingkat II, sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di daerah.

Komentar

  1. 1. Kenapa ada Dua Kembaran Nama yaitu MANADO yang ditambahkan kata "TUA" yang merujuk ke Pulau MANADO TUA dan MANADO yang saat ini disebut Kota MANADO??

    Sangat jelas bahwa Pulau MANADO TUA adalah Nama yang pertama kali masuk dalam Peta Dunia yang ditulis oleh seorang Kartografer yaitu Nicolas Deslin Tahun 1541.. dimana Pulau MANADO TUA oleh Bangsa Eropa yang pertama kali mendarat di Sulawesi Utara adalah Bangsa Portugis Tahun 1523.. bahkan sebelum masuk dalam Peta Dunia, Bangsa-bangsa Eropa telah mendengar Nama MANADO, sehingga pada saat Ekspedisi Bangsa Portugis mengarungi Laut Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Nahkoda Simao Da'Breu pada bulan Mei 1523, dalam ekspedisi ini Simao Da'Breu dilaporkan melihat Manado dalam hal ini Pulau Manado Tua..

    Dan Penemuan Pulau MANADO TUA dicatat Gubernur Portugis di Maluku ANTONIO GALVAO dalam bukunya yang berjudul dalam TRATADO yang diuraikan dengan satu kalimat pendek: ‘Ouueram vista das ylhas de Manada…’ atau ‘Mereka melihat pulau Manado..

    2. Jikalau Nama MANADO menggantikan WENANG atau POGIDON.. lalu kenapa Nama WENANG dan PONGIDON (PONDOL) hingga saat ini masih ada dan wilayahnya hanya sebesar Kelurahan dan Kecamatan, seharusnya secara Logika kalau sudah di Ganti maka Nama WENANG dan PONGIDON (PONDOL) sudah musnah atau tidak digunakan lagi??

    Berarti sebelum Nama WENANG dan PONGIDON itu ada, Nama MANADO telah terlebih dahulu ada.

    3. Nama MANADO bukan hanya sekedar Nama tetapi itu mengandung makna Teritorial/Kekuasaan dari Kerajaan BOWONTEHU yang berada di Pulau MANADO TUA dengan Raja-rajanya yang Gagah Berani pernah memerintah disana yaitu MARIKA, LUMENTUT dan WULANGKALANGI..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Saudara Frani Andisi atas pertanyaannya...

      Jawaban semua pertanyaan saya ...berdasar dari postingan materi yang telah saya paparkan diatas yang telah saya susun dari berbagai sumber literatur yang ada...
      Jadi apabila jika ada tulisan yang agak kurang dimengerti Kiranya dapat dibaca dengan baik arti kata kalimat perkalimat semoga mendapat pencerahan

      Jawaban Saya Atas pertanyaan nomor 1 :
      Pada sekitar tahun tersebut, terjadi wabah penyakit di Pulau Manado Tua sehingga benteng dialihkan ke daratan Minahasa..Manado sampai kini.

      Jawaban atas pertanyaan nomor 2 :
      Diabadikannya nama Wenang ataupun Pogidon sebagai nama Kecamatan, kelurahan jalan , Rumah Sakit saat itu RS Gunung Wenang kiranya sebagai suatu penghargaan sejarah atas nama itu bahwasanya nama tersebut memang betul ada supaya tidak dilupakan generasi selanjutnya....

      Selanjutnya mengenai besaran wilayah cakupan menurut saudara (Pogidon Wenang Manado)... Manado kan adalah Kotamadya cakupan wilayahnya luas terdiri dari beberapa kecamatan...Sedangkan Wenang hanyalah kecamatan ataupun Pogidon (Pondol) diabadikan sebagai marga Jalan dan wilayah pemukiman diarea Korem 131 Manado saat ini.

      Sedemikian penasarannya jika kita ingin membahas mengenai Sejarah Manado...Ini saya ambil referensi dan postingkan dari situs Pemkot Manado...https://manadokota.go.id/ di halaman sejarah...antaranya......(yang mungkin telah Saudara baca )


      Jawaban Atas Pertanyaan ke 3 :
      Itulah hal yang sangat memberi hakiki dalam memuaskan keinginan manusia dalam hal memepelajari sejarah ...Bahwa apa yang kita nikmati saat ini tidak terjadi begitu saja tetapi melalui berbagai tragedi kejadian yang kadang diluar kekuasaan manusia untuk memikirkannya secara logika.....Disatu sisi ada beberapa sejarawan tokoh maupun Pribadi yang menuangkan cerita kronologi melalui catatan penelitian ..disisi lainnya tidak semua apa yang diamati diketahui terekam dalam benaknya secara lengkap sempurna untuk dituangkan dalam satu catatan sejarah..... bisa saja ada yang terlewati apakah karena keterbatasan media tulis saat itu atau hal lain seperti tidak sesuai etika apa yang akan dituliskan ataukah disebabkan seperti bencana alam kebakaran atau pemusnahan secara langsung dokumen yang dimiliki... karena suatu sebab....tertentu.


      Terakhir terimakasih atas semua pertanyaan dan mohon maaf ats kekuranglengkapnya jawaban serta pemaparan sejarah Manado yang telah saya tuliskan ....Karena Penelitian yang saya lakukan adalah mengenai "Pengelolaan Keuangan Kota Manado" tidak menitik beratkan mengenai sejarah....ok Thanks Wasalam........

      Hapus
  2. Dear bapak iwan Kandori, just for share saja

    coba anda teliti lagi kenapa penduduk yang tinggal di pessir kebanyakan adalah suku SANGIHE,

    Gubernur VOC Maluku, Robertus Padtbrugge ketika berada di Manarouw atau Manado pada tahun 1677 dalam catatannya mengatakan bahwa orang SANGIR / SANGIHE adalah penduduk pribumi yang pertama di Manarouw atau Manado, yakni sekitar tahun 1332. Manarouw adalah nama kuno dari Manado yang semula berkedudukan di Pulau Manado Tua. Kata Manarouw berasal dari bahasa Sangir yaitu Mararau; Marau yang artinya Jauh. Oleh karena dialek bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda mereka ucapkan Manado.

    salam basudara
    dari penduduk Sindulang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Juan Carlos Towoe.....
      Memang begitulah Sejarah Banyak Hal yang menimbulkan pertanyaan dari setiap pernyataan yang diutaraakan seseorang .... terkadang terdapat dokumen yang belum sempat kita baca yang memang tidak semua dokumen itu berada disuatu tempat ...
      misal untuk sejarah Sangihe/Sangir atau Manado beberapa catatan dokumen ada secara pribadi menyimpan sebagai warisan leluhur dan tidak sempat dipublikasi ada dalam museum di manado di indonesia, di Belanda ,diPortugis maupun Spanyol ....

      Sekiranya untuk mengetahui keabsahan suatu dokumen sejarah tentunya harus dilakukan suatu studi komparasi secara mendalam mengenai sejarah suatu daedah tersebut..

      Terimkasih atas masukannya....Sebenarnya saya melakukan penelitian mengenai "Pengelolaan Keuangan kota Manado " walaupun ada menyentil sedikit mengenai Sejarah kota manado dan kepemerintahannya ....Jadi lebih berfokus pada Pengelolaan keuangan bukan pada sejarah

      Wasalam .....

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DENGAN SESAMANYA

EKONOMI MANAJERIAL